MAKALAH
TENTANG SARA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. MAUDY SEPTI HANIA
2. INDRIANI SUKMA NINGSIH
3. BAIQ PUTRI AYU KUMALA SARI
4. ZULFA TANSI RAHANI
5. NABILA SAKI
6. MOH. RIJAN SAPUTRA
7. MOH. ARIZ ZALPA
KELAS : IX.9
MTs. NEGERI 1 LOMBOK TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah dengan
tepat pada waktunya yang berjudul “Pengertian SARA”.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan SARA
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Terutama untuk bapak/ibu guru yang senantiasa membimbing kita untuk menyelesaikan
makalah ini hingga terselesaikan makalah ini dengan baik.
Praya, 11 Februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
B. Tujuan
C. Rumusan
Masalah
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SARA adalah merupakan singkatan dari Suku agama dan Ras antar Golongan
serta adat istiadat. Keempat hal tersebut adalah merupakan isu penting jika
dikaitakan dengan peristiwa pertentangan dan konflik dalam masyarakat. Dalam
suatu tatanan sosial masyarakat perbedaan antara suku ras dan agama sangatlah
majemuk dan beragam. keberangaman tersebut sesungguhnya menjadi salah satu
kekayaan tersendiri yag dimiliki oleh negara Republik Indonesia.
Disisi lain isu SARA terkadang mendatangkan dampak negatif dan bahkan
berdampak pada terjadinya pertentangan dan konflik yng berkepanjangan yang
justru merugikan dan bahkan mengahambat laju pembangunan. Secara khusus
terdapatnya perbedaan Suku di Indonesia disebabkan oleh karena indonesia
adalah merupakan negara yang terdiri dari beberapa pulau yang memiliki karakter
masyarakat, kebudayaan, kebiasaan, adat istiadat dan kepercayaan yang berbeda.
Kemajemukan tersebut yang menjadi ciri khas dari negara kesatuan Republik
Indonesia. Dalam konteks wawasan Nusantara keterpaduan dan persatuan yang
terjalin menjadi wawasan nusantara mejadi kebanggaan tersendiri. Di Indonesia
terdapat Suku-suku diantaranya Bugis, Makasar, Menado, Jawa, Sunda, Batak dan
sebagainya.
Selain kemajemukan suku tersebut dengan karakteristik yang berbeda juga
terdapat kemajemukan dan perbedaan kepercayaan yang dianut oleh maisng-masing
kelompok atau suku tertentu. Di indonesia terdapat lima macam agama yang diakui
diantaranya Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Buddha, dan terdapat beberapa
jenis aliran kepercayaan yang dapat dijalankan oleh pemeluknya di Negara
Republik Indonesia.
Disamping memiliki
dampak positif dari kemajemukan tersebut, disisi lain sesungguhnya sangat
rentan untuk terjadi konflik pertentangan antara suku, agama dan ras. Konflik
tersebut harus di eliminir seminimal mungkin agar tidak terjadi konflik yang
berkepanjangan. akan tetapi dari keberagaman tersebut sejarah telah membuktikan bahwa telah terjadi
pertentangan dan konflik yang berkepanjangan yang dilatar belakangi oleh isu
SARA.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka permasalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah seberapa penting pengertian SARA.
C. TUJUAN
Makalah
dengan judul Pengertian SARA ini bertujuan untuk mengetahui pengertian SARA dan semua hal tentang SARA.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sara
( Suku Agama Ras Dan Adat Istiadat)
Sara adalah
berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitasyang
menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Dalampengertian
lain SARA dapat di sebut Diskriminasi yang merujuk kepada pelayanan yangtidak
adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasadijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusianuntuk membeda-bedakan yang lain. SARA Dapat
Digolongkan Dalam Tiga Katagori :
a. Kategori pertama yaitu Individual : merupakan tindakan Sara yang dilakukan
oleh individumaupun kelompok. Termasuk di dalam katagori ini adalah tindakan
maupun pernyataanyang bersifat menyerang, mengintimidasi, melecehkan dan
menghina identitas diri maupungolongan.2.
b. Kategori kedua yaitu Institusional : merupakan tindakan Sara yang dilakukan
oleh suatuinstitusi, termasuk negara, baik secara langsung maupun tidak
langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat peraturan diskriminatif
dalam struktur organisasi maupunkebijakannya.3.
c. Kategori ke tiga yaitu Kultural : merupakan penyebaran mitos tradisi dan
ide-idediskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.B.
2. Tindakan - Tindakan
Sara
Setiap
tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang
didasarkanpada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan
SARA. Tindakan inimelecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat
pada manusia. Ketikaseseorang diperlakukan secara tidak adil karena
karakteristik suku, antargolongan,kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran
politik, kondisi fisik atau karateristik lainyang diduga merupakan dasar dari
tindakan diskriminasi. Diskriminasi langsung, terjadisaat hukum, peraturan atau
kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis
kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat
peraturan yang bersifat netral menjadidiskriminatif saat diterapkan di
lapangan.
3. Contoh Masalah
Sara Secara Umum Di Indonesia Sara
akhir-akhir
ini muncul sebagai masalah yang dianggap menjadi salah satu sebabterjadinya
berbagai gejolak sosial di negara kita. Perkelahian antara suku Madura dan
sukuDayak di Kalimantan Barat, perkelahian antara suku Makasar dan penduduk
asli Timoryang kemudian berkembang menjadi pergesekan antaragama Katolik dan
Islam,merupakan contoh peristiwa SARA (suku, agama, ras, antargolongan) di
negara kita.Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan suku bangsa, maka masalah
SARA merupakan hal biasa. Dalam masalah SARA ada beberapa hal yang perlu
dicermati adalah :
a. Pertama, hubungan antara suku pribumi dan nonpribumi sampai saat ini
belumdapatdipecahkan, dan tetap menjadi pemicu potensial timbulnya konflik
sosial.
b. Kedua, SARA muncul kembali sebagai faktor pendorong timbulnya
"nasionalisme daerah"berupa upaya memisahkan suatu wilayah dari
wilayah Republik Indonesia, meskipunmasalah ini secara historis seharusnya
sudah selesai ketika bangsa ini memproklamasikanSumpah Pemuda 1928.
c. Ketiga, ada gejala bergesernya sebab pemicu: timbulnya gejolak sosial dari
masalah SARAke masalah yang bersifat struktural.
d. Keempat, seimbang antara suku dalam akses mereka pada sumber alam.
e. Kelima, pada tingkat makro lain seperti belum terciptanya birokrasi yang
secara politisnetral.Perspektif seperti ini akan melihat masalah sebenarnya
yang kini dihadapi bangsa ini,karena SARA hanya merupakan limbah masalah dasar
itu serta wahana mobilisasimasyarakat guna menarik perhatian pemerintah untuk
menyelesaikan masalah dasartersebut. Indonesia memang perlu perubahan apabila
ingin memasuki abad ke-21 denganutuh sebagai suatu bangsa. SARA tak akan mampu
memicu terjadinya suatu ketegangan
apabila tak
terkait dengan faktor struktural yang ada dalam masyarakat. Singapura
danMalaysia adalah negara multietnik dan multibudaya, namun hubungan antaretnik
relatif harmonis. Hipotesis saya, karena Pemerintah Malaysia dan Singapura
-bersertaaparaturnya- termasuk pemerintahan yang bersih, baik dari segi ekonomi
maupun politik.Karena aparatur kedua pemerintahan itu bersih, maka keadilan pun
terjamin.Masih sulit untuk mengatakan bahwa kita telah memiliki suatu
pemerintahan yang bersih.Akibatnya, keadilan sulit dicapai.Sekelompok etnik
tertentu, yang bekerja sama denganaparatur negara yang tak bersih, mampu lebih
cepat memanfaatkan kesempatan yangdiciptakan pemerintah. Hal ini kemudian menimbulkan
masalah SARA atau sikap antiterhadap suku tertentu. Tapi kita perlu memahami
bahwa masalah tersebut muncul karenakelompok etnik itu mengalami political
insecurity dalam masyarakat, sehingga merekaperlu mencari security melalui
aliansi dengan aparatur pemerintah yang mengalamieconomic insecurity. Gejala
menarik yang terjadi di negara kita, adanya satu birokrasi yangmerupakan bagian
suatu organisasi sosial politik (orsospol). Ketidaknetralan birokrasi itudapat
memancing ketegangan sosial yang manifestasinya adalah pada tindakan
SARA.Contohnya, beberapa gejolak sosial pada Pemilu 1997, seperti terjadi di
Pekalongan.Dalam hal ini, kita dapat mendeteksi adanya political insecurity di
kalangan aparatur, yaknitakut kehilangan jabatan apabila orsospol tertentu
kalah. Political insecurity itu seringdimanifestasikan dalam tingkah laku yang
bersifat overakting, yang dapat menimbulkanreaksi keras dari orsospol lain,
yang pada akhirnya menimbulkan tindakan SARA.Bagaimanapun, SARA adalah bagian
dari bangsa dan negara Indonesia. Kita tak dapatmenghindar dari masalah ini.
4. Pertentangan sosial dan Integrasi masyarakat ( suku, agama, ras dan
budaya )
Indonesia adalah negara yang kaya
akan semua budaya juga bermacam suku, ras, warna kulit, agama, dan budaya.dalam satu
wilayah tertentu mereka menganut berbagai macam agama, suku, dan budaya. yang
pertama mengenai ras yaitu sebagai berikut :
1. Ras
Indonesia juga memiliki berbagai
macam ras yang mereka anut.Ras ini terdiri dari seluruh suku yang ada
di Indonesia seperti Jawa, Sunda, Minang, Melayu, Dayak, Bugis, Bali, Sasak,
Papua dan sebagainya. Seluruh suku ini rata-rata memiliki persamaan fisik yaitu
kulit sawo matang, ukuran tubuh kecil, hidung kecil dan rambut hitam. Umumnya
orang Indonesia menganggap orang asing yang putih, tinggi, langsing, hidung
mancung, bibir tipis, dan rambut pirang lebih cantik
atau tampan.kita harus memahami dari berbagai sudut pandang yang
disebut dengan cantik. bahkan bagi orang luar negeri orang indonesia memiliki
ras yang cantik bagi mereka. Sebenarnya orang berpredikat tampan-cantik itu
berkulit coklat, hidung kecil, mata hitam, rambut hitam. Ciri fisik itu
dimiliki ras Indonesia.
menurut orang luar negeri, orang
indonesia memiliki warna kulit yang lebih sexy. indonesia
endominasi jenis kulit yaitu kuning langsat dan coklat. bagi negara luar, kulit
coklat dianggap lebih sexy dan terlihat indah. selanjutnya, Hidung
kecil lebih manis. indonesia memiliki jenis kebanyakan seperti ini.
ada pula yang memiliki hidung pesek.akan tetapi indonesia lebih
mendominasi hidung kecil tetapi terlihat manis. Ras Indonesia
memproduksi lebih sedikit bau badan.
Kelompok-kelompok etnis yang berbeda
memiliki karakteristik bau tubuh yang berbeda. Keringat berlebih adalah masalah
yang lebih banyak dihadapi oleh orang kauendominasi hidung kecil yang terlihat
lebih manis.kasian dan afrikan, yang memiliki lebih banyak kantung rambut
(tempat dimana apocrine berasal). Sedangkan orang Indonesia cenderung memiliki
lebih sedikit kelenjar apocrine, itulah sebabnya orang eropa dan afrika lebih
cenderung bau. Orang kulit Putih cenderung lebih bau seperti keju.
2. Suku
Pada dasarnya, indonesia memiliki
banyak sekali janis suku di indonesia. seperti misalnya suku ambon, baduy,
batak, betawi, bugis, bima, bonai dan masih banyak lagi.salah satunya
saya ambil contoh adalah suku asmat.
Suku Asmat adalah
sebuah suku di papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik.
Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan
mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu
sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi
pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang
berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Seorang dari suku Asmat tengah
membuat ukiran kayu
Ada banyak pertentangan di antara
desa berbeda Asmat. Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat
untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung,
kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama.
Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus
daun sago yang dipanggang dan dimakan.
Sekarang biasanya, kira-kira 100
sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang
dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara
keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai
kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup
di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.
3. Agama
Pada dasarnya, kita mengetahui
indonesia memiliki berbagai agama seperti islam, kristiani, hindu, budha. akan
tetapi ada pula seperti kongwuchu, yahudi, baha’i, kristen protestan dan
katolik. mereka bebas memilih agama apa yang mereka anut sesuai dengan kepercayaan
mereka masing-masing. mereka mempercayainya, menyembahnya untuk senantiasa
menjadi patokan merka dalam manjalani hidup.
4. Budaya
Kita ketahui berbagai macam budaya
yang indonesia miliki.seperti misalnya macam-macam tari daerah, rumah adat,
lagu kebangsaan, makanan, tulisan, suara, pakaian, gambar, patung, dan alat
musik. masing masing daerah pasti memiliki perbedaan diantara yang disebutkan
diatas. seperti contoh budaya orang jawa. makanan khas mereka gudeg, alat
musiknya adalah gamelan, tarinya adalah keroncong dan lain-lain. masing-masing
budaya memliki keunikan yang khas. budaya adalah menjadi salah satu tolak ukur
bangsa ini untuk menjadi pcuan daerahnya agar pada suatu saat ada budaya asing
masuk ke indonesia, indonesia tidak kalah saing untk menunjukan budaya yang
kita memiliki saat ini, dan diharapkan tidak akan pudar sampai negara ini mati.
Integrasi masyarakat tidak akan
pernah melebur tetapi akan selalu selaras. dari berbagai jenis suku, ras,
agama, budaya yang dijelaskan tadi, setiap masing-masingnya pasti akan selalu
menimbulkan suatu perbedaan yang dapat terjadi suatu konflik di antara mereka.
perbedaan tersebut dapat memicu perpecaha yang dapat terjadi diantara
mereka. seperti konflik SARA ( suku, agama, ras ) seperti contoh adalah
terjadi konflik SARA (suku, agama, rasa, dan antar golongan) terjadi pada
tanggal 6 Februari 2011 yang menewaskan tiga orang jemaah Ahmadiah dan tujuh
orang lainnya luka-luka akibat penyerangan kediaman pimpinan Ahmadiah di
kampung Peundeuy, Desa Umbulah, Kecamatan Cikeusik yang diserang oleh ribuan
massa. Menyusul setelah penyerangan Ahmadiah, pada tanggal 7 Februari 2011
terjadi lagi pembakaran gereja di Temanggung yang menyebabkan sembilan orang
luka-luka serta kerusakan tiga gereja.
kejadian seperti ini, menimbulkan
perpecahan. Untuk mengarahkan jalannya masa transisi ini kearah yang benar,
dibutuhkan juga peran pemerintah dalam masyarakat sebagai penetrasi atau
penengah dalam resolusi konflik. Jadi berdasarkan ulasan diatas,
masalah-masalah bernuansa SARA akhir-akhir ini bukanlah semata-mata karena
ketidak seriusan pemerintah, melainkan kejadian-kejadian tersebut adalah suatu
proses tercapainya keteraturan yang baru yakni demokrasi yang terkonsolidasi.
solusinya adalah sikap
saling menghargai dan menghormati diantara kita. jangan membeda bedakan
diantara kita dari segala perbedaan yang ada. kita adalah satu, yaitu
indonesia. hormatilah agama, ras, suku yang mereka miliki. justru dari
perbedaan yang ada, kita harus bersatu, untuk menimbulkan rasa ingin tau dari
perbedaan yang ada.
wanty zahara
5. Strategi Penanganan
Konflik
Cara
Mengatasi Konflik
Adapun cara mengatasi konflik dapat
dilakukan dengan cara-cara berikut:
·
Mempelajari penyebab utama konflik.
·
Memutuskan untuk mengatasi konflik
·
Memilih strategi mengatasi konflik
(Hunsaker,2003)
Menghilangkan faktor-faktor yang dapat
menimbulkan konflik di suatu
wilayah
·
Menguatkan ideologis nasionalis sebagai
bangsa yang sama dan negara yang sama.
·
Pembauran alami dan sistematis dalam pengawasan
ketat berfasilitas kesamaan kultur.
·
Pembauran religius dan kekeluargaan dalam
bentuk perkawinan silang.
·
Lima Strategi Untuk Mengatasi Konflik
dalam lima kemungkinan
·
Jika kerjasama rendah dan kepuasan diri
sendiri tinggi, maka gunakan pemaksaan (forcing)atau competing.
·
Jika kerjasama rendah dan kepuasan diri
sendiri rendah, maka gunakan penghindaran(avoiding).
·
Jika kerja sama dan kepuasan diri seimbang
(cukup), maka gunakan kompromi
(compromising).
(compromising).
·
Jika kerjasama tinggi dan kepuasan diri
sendiri tinggi, maka gunakan kolaboratif(collaborating).
·
Jika kerjasama tinggi dan kepuasan diri
sendiri rendah, maka gunakan
penghalusan (smoothing). Forcing (Pemaksaan) menyangkut penggunaan kekerasan, ancaman, dan taktik-taktik penekanan yang membuat lawan melakukan seperti yang dikehendaki.
penghalusan (smoothing). Forcing (Pemaksaan) menyangkut penggunaan kekerasan, ancaman, dan taktik-taktik penekanan yang membuat lawan melakukan seperti yang dikehendaki.
Pemaksaan hanya cocok
dalam situasi-situasi tertentu untuk melaksanakan perubahan-perubahan penting
dan mendesak. Pemaksaan dapat mengakibatkan bentuk-bentuk perlawanan terbuka
dan tersembunyi (sabotase). Avoding (Penghindaran) berarti
menjauh dari lawan konflik. Penghindaran hanya cocok bagi individu atau
kelompok yang tidak tergantung pada lawan individu atau kelompok konflik dan
tidak mempunyai kebutuhan lanjut untuk berhubungan dengan lawan konflik.
Compromissing (Pengkompromian) berarti tawar menawar untuk melakukan kompromi
untuk mendapatkan kesepakatan. Tujuan masing-masing pihak adalah untuk
mendapatkan kesepakatan terbaik yang saling menguntungkan.
Pengkompromian akan berhasil bila
kedua belah pihak saling menghargai, dan saling percaya. Kepuasan
diri-sendiri, Collaborating berarti kedua pihak yang
berkonflik kedua belah pihak masih saling mempertahankan keuntungan terbesar
bagi dirinya atau kelompoknya saja. Smoothing (Penghalusan)
atau conciliation berarti tindakan mendamaikan yang berusaha
untuk memperbaiki hubungan dan menghindarkan rasa permusuhan terbuka tanpa
memecahkan dasar ketidaksepakatan itu.Conciliation berbentuk mengambil muka
(menjilat) dan pengakuan Conciliation cocok untuk bila kesepakatan
itu sudah tidak relevan lagi dalam hubungan kerja sama.
6. Manfaat
SARA Bagi Ras Dan Suku Agama
a) Memberikan
pengetahuan tentang tujuan,dan bagaimana cara hidup.Tanpa agama manusia tidak
tahu untuk apa yang sebenarnya hidup ,dan nantiya kemana dia pergi.
b) Agama
dengan kitab sucinya berfungsi sebagai penerang.Agama ibarat sebagai obor,yang
mampu menerangi dalam kegelapan.Orang yang ada dalam kegelapan akan banyak
mengalami hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan hidupnya,karena tidak mengetahui
mana yang baik dan yang buruk ,mana yang boleh dan mana yang boleh
dihindari.Orang yang beroborkan agama akan lebih bias menempuh jalan yang
benar,dan akan bisa lebih cepat berjalan menuju tempat tujuan yaitu
kesejahteraan di dunia dan kebagiaan di akhiran
c) Bisa
menjadi alat peredam dari gejolak dan gelorak bathin seseorang yang
dirundungkan kedukaan.Dengan agama orang bisa menghibur dirirnya di saat
mengalami kesedihan sehingga mempunyai daya tahan yang jauh lebih besar
terhadap segala macam penderitaan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik sebagai kategori sosiologis bertolak belakang
dengan pengertian perdamaian dan kerukunan. Yang terakhir ini merupakan hasil
dari proses assosiatif, sedangkan yang pertama dari proses dissosiatif Proses
assosiatif adalah proses yang mempersatukan; dan proses dissosiatif sifatnya
menceraikan atau memecahkan. Fokus kita tertuju kepada masalah konflik atau
bentrokan yang berkisar pada agama. Dalam konteks ini konflik sebagai fakta
sosial melibatkan minimal dua pihak (golongan) yang berbeda agama, bukannya
sebagai konstruksi khayal (konsepsional) melainkan sebagai fakta sejarah yang
masih sering terjadi di zaman sekarang. Misalnya: bentrokan antara umat Kristen
Gereja Purba dengan umat Yuhudi, benturan umat Kristen dengan penganut agama
Romawi (agama kekaisaran) dalam abad pertama sampai dengan ketiga. Dalam
penyorotan sekarang ini kita hanya ingin mengkhususkan pada suatu sumber
bentrokan saja, yaitu : perbedaan iman. Dan berkaitan dengan iman juga
perbedaan mental setiap umat beragama. Bahwa perbedaan iman (dan doktrin) de
facto menimbulkan bentrokan tidak perlu kita persoalkan, tetapi kita
menerimanya sebagai fakta dan mencoba untuk memahami, dan mengambil hikmahnya.
Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing
terutama dari benturan itu.
Faktor-faktor penyebab konflik diantaranya perbedaan
doktrin dan sikap mental, perbedaan suku dan ras beragama dan perbedaan tingkat
kebudayaan. Perbedaan iman menimbulkan bentrokan yang tidak perlu kita
persoalkan, tetapi kita menerimanya sebagai fakta dan mencoba untuk memahami
dan mengambil hikmahnya.
Adapun strategi untuk mengatasi konflik yang ada,
harus adanya kesepakatan dari kedua belah pihak untuk saling menghargai dan
saling percaya.
B. Saran
Saran dari saya adalah di jaman sekarang ini,
seharusnya perbedaan SARA tidak lagi di pentingkan karena kita dapat
berkerjasama dengan berbagai suku, ras, agama, dan adat istiadat dengan efektif
dan tidak hanya dari satu ras, dll. Dari perbedaan itu, justru kita dapat lebih
kreatif dan membuat wawasan kita menjadi jauh lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
http://jhonmiduk8.blogspot.com/2014/06/indonesia-tanpa-diskriminasi-sara.html (diakses
4 Desember 2016)
http://www.documents.tips_makalah-pancasila-sara (diakses
4 Desember 2016)
http://research.amikom.ac.id/index.php/sti/article/download/6184/4597 (diakses
4 Desember 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar