_kP89Mh0nklE4uIBzHyZTc8CjuSbJfbn2drnrosM_EA" /> nafisa computer: MAKALAH PERKEMBANGA ISLAM PADA MASA KEJAYAAN

Kamis, 23 Januari 2020

MAKALAH PERKEMBANGA ISLAM PADA MASA KEJAYAAN


MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TENTANG PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN “
14295451_335325100145322_782652255_a.jpg








DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
1.      RENGGANIS RATU NINGGRAT
2.     AHMAD DIRHAM
3.     BAIQ LALA ABIANA
4.    GALUH HANUM MUTARI
5.     DAFA RAHADIAN
6.    TIANG ULUNG P.H
Kelas : XI.IPS.1

Oleh :
GURU PEMBIMBING : HAMDAN, M.Pd.I

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 PRAYA
2020

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul “ Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Keaayaan ”” dapat kami selesaikan.
             Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami tersebut baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
            Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami pun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena kami hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.


Praya. 20 Januari 2020 


Penyusun










 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah
 C. Keutamaan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewajiban Menuntut Ilmu  
B. Hukum Menuntut Ilmu
C. Kedudukan Ulama dalam Islam
BAB III PENUTUP
 A. Kesimpulan
 B. Saran
DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Peradaban Islam yang berlangsung sejak masa pemerintahan Rasulullah SAW di Madinah (abad ke-7 M) yang dilanjutkan oleh kaum muslimin sampai masa Kekhilafahan Bani Utsmani di Istanbul (abad ke-19 M) telah menorehkan serangkaian kejayaan dalam berbagai bidang. Perkembangan kemajuan Islam tersebut memang diwarnai dengan beberapa konflik antar penguasa yang tidak jarang disertai dengan pertumpahan darah. Meskipun demikian, para penguasa Islam umumnya menaruh perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah kekuasaannya. Faktor perhatian dari penguasa inilah yang membuat peradaban Islam menjadi berkembang dengan pesat, disamping faktor pemikiran Islam yang mendukung dan memotivasi kaum muslim untuk senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan ilmu.
Peninggalan pemikiran hasil pengembangan ilmu yang dilakukan oleh kaum muslim tertuang dalam bentuk buku, karya sastra maupun artefak. Jika kita mau merujuk kepada pemikiran dan penulisan, kita akan melihat bahwa peradaban islam telah mencapai tingkatan yang tidak bisa dijangkau oleh barat kecuali pada periode terakhir ini. Untuk mempelajari peradaban dan berbagai tren yang ada di masa tersebut, maka perlu disertai dengan membahas tentang situasi negara tersebut. Damaskus telah mencapai puncak kejayaannya sewaktu kota tersebut dijadikan ibukota negara oleh Muawiyah, mempunyai karya nyata berupa: Masjid Agung Umayyah, dll. Kota Kairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973 M, seiring dengan hijrahnya Khalifah Mu'izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo mencapai kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Kota Baghdad mengalami masa keemasan sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam. Begitu pula ketika khalifah dipegang oleh Al Ma'mun, seni literatur, teologi, filosofi, matematika, dan ilmu pengetahuan. Kemajuan peradaban diikuti oleh berbagai pusat negara seperti Sarai baru, Tabriz dan Cordova.

B.   Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana sejarah awal dan masa kejayaan islam ?
2.      Apa saja kemajuan islam pada masa kejayaan ?
3.      Siapa saja tokoh islam pada masa kejayaan ?

C.    Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
1.      Mengetahui bagaimana sejarah awal dan masa kejayaan islam ?
2.      Mengetahui apa saja kemajuan islam pada masa kejayaan ?
3.      Mengetahui siapa saja tokoh islam pada masa kejayaan ?



















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Awal Dan Masa Kejayaan
Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan. Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur, pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan. Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.

B.   Kemajuan Peradaban Islam Masa Kejayaan
Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (606-681 M) adalah pendiri Bani Umayyah (661-750 M) dan menjabat sebagai khalifah pertama (661-681 M) dari bani ini. Sejak pemerintahan Islam dipimpin oleh Mu’awiyyah, ibukota kekhilafahan dipindahkan dari Madinah Al-Munawwarah ke kota Damaskus di wilayah Suriah. Mu’awiyah lahir empat tahun menjelang Nabi Muhammad menjalankan dakwah di kota Mekah pada tahun 610 M.
Damaskus atau Damsyik  adalah ibukota Syiria (penduduk 408.774) yang terletak di bagian Syiria (Suriah) Selatan, di tepi Sungai Barada. Kota ini sudah terkenal sejak zaman kuno dan berturut-turut sempat dikuasai oleh bangsa Assyria dan bangsa Persia. Tahun 332 SM kota ini ditaklukkan Iskandar Dzulkarnain. Setelah Iskandar Dzulkarnain meninggal, kota ini diperebutkan oleh bangsa Armenia. Pada tahun 64 SM diserahkan kepada Bangsa Romawi, di bawah kekuasaan Pompejus dan menjadi salah satu kota Decapolis.
Di bawah pemerintahan  khalifah-khalifah Bani Umayyah, Damaskus tumbuh makmur dan terkenal dengan barang-barang logam halus (yang paling istimewa adalah pedang). Tahun 1260M, Damaskus jatuh ke tangan Mongol di bawah pemerintahan Hulagu Khan, dikuasai Timur Lang pada abad ke-14 dan pada tahun 1516-1918M berada dibawah pemerintahan Turki Utsmani. Pada tahun 1918 M kota ini direbut Inggris, kemudian dimasukkan dalam mandat Perancis pada tahun 1920-1941 M dan sekarang menjadi ibu kota Syria.

-      Bidang Pemerintahan
Sebelum tahun 1860 M kalangan bangsawan Damaskus pada umumnya adalah ulama ”keturunan ulama” besar abad ke-18 M yang menduduki beberapa jabatan seperti mufti dan khatib. Mereka mengelola kekayaan wakaf dan mendapat dukungan yang besar dari kalangan pedagang, pengrajin, jennisari, dan mereka mengelola beberapa wilayah perkotaan.
Pada masa Khulafa’ur Rasyidin, belum ada lambing negara yang ditetapkan secara resmi. Pada masa Umayyah, ditetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.
Pada masa ini juga, dilakukan pendirian dana pos dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata, pencetakan mata uang, dan pemunculan profesi qodhi yang dilembagakan secara resmi pada masa Mu'awiyah bin abi Sufyan. Bahasa Arab dijadikan bahasa resmi pada masa Abdul Malik bin Marwan. Pada masa Umar bin Abdul Aziz pajak di peringan, kedudukan mawali, atau orang Islam bukan Arab, disamakan kedudukannya dengan orang Arab. Umar bin Abdul Aziz juga menjalin hubungan kembali dengan golongan Syiah, serta memberi kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadahnya.

-     Bidang Tatakota dan Arsitektur
Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691M, Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
Perkembangan wilayah yang sedemikian luasnya dan perkembangan kemakmuran yang sedemikian pesatnya berakibat pada munculnya bangunan-bangunan keagamaan dan kenegaraan. Pada mulanya menurut seni bangunan Girik dan Bizantium. Tetapi seni ukir dan seni hias lambat laun memperoleh corak seni yang pada masa belakangan dikenal dengan Arabesque, yakni seni Arab. Hal itu dapat disaksikan pada Jami-Al-Umawi di Damaskus yang dibangun oleh Khalif Walid I (705-715 M). Pembangunan panti untuk orang cacat, jalan raya, pabrik, masjid, dan gedung-gedung pemerintah dilakukan pada masa Al-Walid bin Abdul Malik.
-      Bidang Pemerintahan
       Jika seseorang merasa kesempitan tempat tinggal, ia bisa mendapatkannya yang lebih lagi. Jika ia melihat sebuah tempat yang lebih disenangi daripada tempatnya semula maka ia tidak kesulitan untuk pindah ke sana dari sisi manapun yang dikehendakinya dan dari penjuru manapun yang meringankannya. Bilamana seseorang ingin menyelamatkan diri dari musuhnya maka pasti ia menjumpai orang yang akan melindunginya, jauh atau dekat. Jika ia kemudian mau mengganti sebuah rumah dengan rumah yang lain atau sebuah lorong yang lain atau sebuah jalan raya dengan jalan raya yang lain maka ia dapat dengan mudah melakukannya sesuai dengan keadaan dan waktu. Lebih dari itu, para pedagang yang sukses, sultan-sultan yang agung dan para penghuni terhormat di rumah-rumah selalu menebarkan kebaikan dan kemanfaatkan kepada orang-orang yang kondisinya di bawah mereka.
ini dikalungi rantai dan besi, dan masing-masing ditangani oleh pawang-pawangnya. Maka tidak aneh apabila utusan raja Romawi itu selalu dicekam rasa takjub dan tercengang ketika menyaksikan keagungan Darul Khilafah karena memang di dunia pada saat itu tidak ada sebuah istana pun yang menyamai istana yang dilihatnya itu. 
-      Bidang Ilmu Pengetahuan
       Penduduk Baghdad dan kebanyakkan ulama, sastrawan dan filsuf sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Abu Bakar al Khatib dalam menggambarkan Baghdad mengatakan: “...sampai kita lalai menyebutkan banyak hal dari kebaikan-kebaikan yang dikhususkan Allah bagi Baghdad di hadapan seluruh dunia, Timur dan Barat. Di antara kebaikan-kebaikan tersebut ialah akhlak-akhlak mulia, perangi-perangi menyenangkan, air-air tawar yang melimpah, buah-buah yang banyak dan segar, keadaan-keadaan yang indah, kecakapan dalam setiap pekerjaan dan penghimpunan bagi setiap kebutuhan, keamanan dari munculnya bid`ah, kegembiraan terhadap banyak ulama dan penuntut ilmu, ahli fiqh dan orang yang belajar fiqh, tokoh-tokoh ilmu kalam, pakar-pakar ilmu hitung dan ilmu nahwu, penyair-penyair piawai, perawi-perawi khabar, nasab dan seni sastra, berkumpulnya buah-buahan berbagai musim di satu musim yang hal itu tak pernah ada di negeri manapun di dunia ini kecuali di Baghdad (terutama pada musim gugur).
       Pada masa al-Ma’mun ilmu pengetahuan dan kegiatan intelektual mencapai puncaknya. Ia  mendirikan  Bait al-Hikmah yang menjadi pusat kegiatanilmiah terutama ilmu pengetahuan nenek moyang eropa(yunani).pada masa itu banyak karya-karya Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Selanjutnya model inidi kembangkan di dar el-Hikmah, Kairo, kemudian  diterima kembali barat melalui Cordova (Qasar al-Zahra), dan kota-kota lain di Andalusia.
-        Bidang Pemerintahan
         Berdirinya Kairo sebagai ibukota dan pusat pemerintahan diawali gerakan penumpasan golongan Syiah yang dilancarkan penguasa Abbasiyah di Baghdad. Kongsi yang dibangun golongan Syiah dengan Bani Abbas untuk menjatuhkan Bani Umayyah akhirnya pecah. Penguasa Abbasiyah mencoba meredam perlawanan golongan Syiah Ismailiyah di bawah pimpinan Ubaidillah Al-Mahdi. Setelah sempat ditahan, Ubadilah akhirnya dibaiat menjadi khalifah bergelar Al-Mahdi Amir Al-Mu'minin (909 M). Pengganti Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi, Muizz Lidinillah mulai mengalihkan perhatiannya ke Mesir.Ia menunjuk Panglima Jauhar Al-Katib As-Siqili untuk menaklukan Mesir. Tahun 969 M, Mesir berada dalam kekuasaan Syiah Ismailiyah. Sejak itu, mereka membangun kota baru yang diberi nama Al-Qahirah atau Kairo yang berarti 'penaklukan' atau 'kejayaan'. Pada 972 M, di Kairo telah berdiri Masjid Al-Azhar.
Fatimiyah mencapai kemajuan yang pesat dalam administrasi negara. Karena, pada saat itu, dinasti itu mengutamakan kecakapan dibandingkan keturunan dalam merekrut pegawai. Toleransi pun dikembangkan. Penganut Sunni yang profesional pun diangkat kedudukannya laiknya Syiah. Toleransi antarumat beragama pun begitu tinggi. Siapapun yang mampu bisa duduk di pemerintahan.
     Kairo menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan gudang barang-barang dagang untuk eropa dan dunia timur. Kota seribu menara. Itulah julukan yang disandang Kairo - salah satu kota penting dalam sejarah peradaban Islam. Pada abad pertengahan, ibukota Mesir yang berada di benua Afrika itu memainkan peranan yang hampir sama pentingnya dengan Baghdad di Persia serta Cordova di Eropa.
Diakhir masa kejayaan Fatimiyah, Kairo hampir saja jatuh ke dalam kekuasaan tentara Perang Salib pada 1167 M. Untunglah panglima perang Salahudin Al-Ayubi berhasil menghalaunya. Sejak itu, Salahudin kemudian mendeklarasikan kekuasaannya di bawah bendera Dinasti Ayubiyah - penganut Sunni. Dinasti itu hanya mampu bertahan selama 75 tahun.
Kairo kemudian diambil alih Dinasti Mamluk. Sekitar tiga abad lamanya Mamluk menjadikan Kairo sebagai pusat pemerintahannya. Ketika Baghdad dihancurkan bangsa Mongol pada 1258 M, pasukan Hulagu Khan tak mampu menembus benteng pertahanan Kairo. Selama periode itu, Kairo menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan gudang barang-barang dagang untuk Eropa dan dunia Timur.
Kairo juga sempat dikuasai Turki. Sejak kekuasaan Turki berakhir pada 1517 M, kota itu sempat tenggelam. Kairo kembali menggeliat ketika pada awal abad modern, Muhammad Ali memimpin Mesir. Kota itu pun menjelma sebagai pusat pembaruan Islam zaman modern. Demikianlah perjalanan panjang kota Kairo.

-      Bidang Tatakota dan Arsitektur
       Fustat sebagai pusat pemerintahan, didirikan bangunan masjid pertama kali berdiri di daratan Afrika. Fustat tercatat mengalami pasang-surut sebagai sebuah kota utama di Mesir selama 500 tahun. Penjelajah dari Persia, Nasir-i-Khusron mencatat kemajuan yang dicapai Fustat. Ia melihat betapa eksotik dan indahnya barang-barang di pasar Fustat, seperti tembikar warna-warni, kristal dan begitu melimpahnya buah-buahan dan bunga, sekalipun di musim dingin.
Dari tahun 975 sampai 1075 M Fustat menjadi pusat produksi keramik dan karya seni Islami - sekaligus salah satu kota terkaya di dunia. Ketika Dinasti Umayyah digulingkan Dinasti Abbasiyah pada 750 M, pusat pemerintahan Islam di Mesir dipindahkan ke Al-Askar - basis pendukung Abbasiyah. Kota itu bertahan menjadi ibukota pemerintahan hingga tahun 868 M. Sekitar 1168 M, Fustat dibumihanguskan agar tak dikuasai tentara Perang Salib.
C.   Tokoh-tokoh pada masa kejayaan islam
1. Ibnu Rusyd (520-595 H)
Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu -al-Walid Muhammad Ibu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H, dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fikih, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika, astronomi, kedokteran, dan filsafat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7EHiMENFlLpRJ_d62rncWOIbmyhffNVflleqBjr8DgIywCNkrZRXU3Qz7tQT53WOwTJS7TYiCDy7sRal_VthXZlgVvmhV96ksCbVaxTFEQtAzbdtkH912Fc2-81XPbx_BfzSES7oaBW15/s320/Ibnu+Rusyd.jpg
Karya-karya beliau antara lain kitab Bidayat al-Mujtahid (kitab yang membahas tentang fikih), Kulliyat Fi at-Tibb (buku tentang kedokteran di Eropa), Fal al-Maqal Fi Ma Bain al-Hikmah wa asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu filsafat.
2. Al-Ghazali (450-505 H)
Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam al-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau berkhalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut.
  • Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
  • Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fikih di Tus.
  • Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawuf, teologi, filsafat, logika, dan fikih.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglGEHL4LZDszQPYg1FxGXbw_y60PEtu9U6mPBuB3To1Q0IYFvYDkCZpBDcmr18AB3_IN6iCaBXpGT0GOsRCPFKcK4YCCDB3_7gi07xl0gcHbl8Nz946N3dyl15vYIjAuEqzYSJeU7gPjPv/s320/Al.png
Diantara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya Ulumuddin, yakni membahas masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawuf berdasarkan Alquran dan Hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulisTahafut al-Falasifah (Tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh didunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam).
3. Al-Kindi (805-873 M)
Al-Kindi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Yakub bin Ishak al-Kindi, lahir di Kuffah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. Al-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan salah satunya filsuf Islam Arab. ia disebut Failasuf al-Arab (Filsuf orang Arab).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYvgPc9ybcBDuteRsfxb2RnzaDCZekLMD8Sl284RZ9rb8ur_J60OfBxe_V9m_EurBSakCcM8kLfhYmIE_lnGAhmvLMDd-Dj3WI1a77gKnSWvO0ysOihbXwOxdiFs1pDBNGawmttYZpP4Ed/s320/Akindi.jpg
Karya-karya Al-Kindi mencakup berbagai bidang, seperti geometri, astronomi, astrologi, aritmetika, musik, fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik. Dalam berfilsafat Al-Kindi mengumpulkan karya-karyanya dengan dibukukan, dan seabad kemudian diselesaikan oleh Ibnu Sina. Kaum bangsawan ortodoks yang konservatif melancarkan aksi kekerasan terhadap Al-Kindi karena dianggap bidah. Sebagai seorang filsuf Islam yang produktif, diperkirakan karya yang pernah ditulis Al-Kindi dalam berbagai bidang tidak kurang dari 270 buah.
4. Al- Farabi (872-950 M)
Al- Farabi  merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya  Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag al-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al- Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan antara lain logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-cvSJ4yWRFAZbM99B0EqcEIPFAsXQAeHxyXZnvoYxZ1DfaH1vlOAt5llHz2ufybYB1RVWy48bM033pBPdwzAT5SEqFzJKD-Ywq9kvYuze3uhZ9z1prRgG_wQ2j7UWJ7FhCpoMYB1KxTM0/s400/Al+2.png
Di antara karya-karya Al- Farabi , karya yang paling terkenal adalah Al-Madinah al-Fadhilah (kota atau negara utama) yang di dalamnya membahas tentang pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dan hukum Illahiah Islam.
5. Ibnu Sina (980-1037 M)
Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Ali al-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamzan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi at-Tibb, yaitu ensiklopedia tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedia tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
Kepiawaian Ibnu Sina dalam mengobati orang sudah teruji, bahkan orang yang diobatinya bukanlah orang sembarangan, melainkan para raja. Banyak raja yang meminta Ibnu Sina untuk mengobatinya di antaranya Ratu Sayyidah serta Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamazan, dan Alaud Dawla dari Isfahan, Karena kehebatannya, di dalam dunai Islam ia dianggap sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGeeK9IYXCEXOJNJoAOIOB951IQWUeViEClMVThtuPxn5XMqjbtMHoFtrjFjcr1GmL0kRzARM46iXh5TlAfLP-SeArBe2CYLlOJRFuOXrsppvPFM-xbvfzsMfb7v2ZdLIkLLbpDr_vP57m/s320/Ibnu+sina.png

Tidak hanya dalam filsafat dan kedokteran saja Ibnu Sina memberikan andil dan pemikirannya, tetapi ia juga turut serta ambil bagian dan memberikan andil pada berbagai ilmu pengetahuan pada zamannya, di antaranya yang menonjol adalah ilmu astronomi. Ibnu Sina menambahkan dalam bukunya Al-Magest(Buku tentang astronomi) berbagai problem yang belum dibahas, mengajukan beberapa keberatan Euclides, meragukan pandangan Aristoteles tantang kesamaan bintang-bintang tak bergerak, kesamaan satuan jaraknya, dan sebagainya. Untuk itu di dalam buku Asy-Syifa, ia menguraikan bahwa bintang-bintang yang tak bergerak tak berada pada satu Globe.
Ibnu Sina juga banyak membuat rumusan-rumusan tentang pembentukan gunung-gunung, barang-barang tambang, di samping menghimpun berbagai analisis tentang fenomena atmosfer, seperti angin, awan dan pelangi. Sementara orang yang sezaman dengannya tidak mampu menambahkan sesuatu ke dalam bidang penelitian mereka.
6. Jabir bin Hayyan
Jabir bin Hayyan adalah salah satu ilmuan muslim di bidang ilmu kimia, setelah berguru dari Barmaki Vizier di Bagdad. Jabir bin Hayyan lahir pada tahun 750 M dan wafat di usia 53 tahun. Di kalangan Barat,Jabir bin Hayyan dikenal dengan nama Geber, ia menuntut Ilmu dan mengembangkan ilmu kimianya pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Dalam eksperimen kimianya, beliau menerapkan eksperimen sistematis sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXP2OlNdYtnm0nItEGa6tDfWYGYQ8fAnKGMoKXopbUY0dfj86In8zNbbzmRd1bict0HfCBpHzn08lRlGS7p4PHwiUWLJlyikiklh73csGTvzJLmVlIV9zBQiNHzS4YTfA4Q8IaUEdwqxJK/s320/Jabir.png
Karya Jabir bin Hayyan antara lain kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy), kitab Al-Sab`een, kitab Al-RahmahAl-Tajmi, Al-Zilaq al-Sharqi, Book of the Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance.
7. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi lahir di Khawarizm, Uzbekistan tahun 780 Masehi, dan wafat pada tahun 850 di Bagdad, Irak. Beliau adalah ahli matematika, astronomi, astrologi. Dia berprofesi sebagai seorang dosen semasa hidupnya. Buku pertamanya adalah Al-Jabar yang merupakan buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Dengan buku yang ia tulis tersebut, ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa latin dari aritmetika, beliau yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai sistem penomoran posisi desimal di dunia Barat pada abad ke-12. Ia merevisi dan menyesuaikan geografi Plotemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tantan astronomi dan astrologi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPGYQj1r5803q-p-X0qKxKFIzcc-4nTL3_6ZkIQSdqLuSevELXRKMfY8KsF5P7xoFR1ya5oQoq-jfXS3e3oSNOJJ0eQLOXshAsFY-dbqOMGAVH6mI7Sm4j1tRzOOD-o800Ok6aik0PHUWh/s320/Muhammad+bin+Musa+al-Khawarizmi.png
Kontribusi beliau tidak hana berdampak besar pada matematika, tetapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata Al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorisme, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga diserap dalam bahasa Spanyol, Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa--I-MuqabalaDixit Algorizmi, kitab Surah al Ardh, Buku Zij al-Sindhind, dan Risala fi Istikhraj Ta`rikh al-Yahud (Petunjuk penanggalan Yahudi).
8. Ibnu Haitham
Salah satu ilmuan muslim yang namanya mendunia adalah Ibu Haitham. Nama lengkapnya adalah Abu Ali Muhammad al-Hasan Ibnu al-Haitham. Beliau lahir pada tahun 965 di Basra, Irak. Pada usia 64 tahun beliau meninggal dunia di Kairo. Beliau dikenal di Barat dengan nama Alhazen sebagai seorang ilmuan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibu Haitham melakukan banyak penelitian, salah satunya adalah tentang cahaya yang kemudian menjadi cikal bakal diciptakannya mikroskop dan teleskop.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMHYlJzbnZup5XJUFXsq4DcF5PP0naA-DjpwbpVqzeW8cbGJS4fcPtQ4glSqyeQmKZz1YOfH1EGhOlAehsiCMCfhHNfbAAwWGe0sVjesHHXYlh68hvFhBdmLcOe_aCYD5gwgFhzvqMpCZP/s400/Ibnu.png
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris antara lain Light and on Twilight Phenomena Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana. Dilihat dari karyannya, Ibu Haitham telah cukup banyak menulis buku-buku. Di antara buku hasil karyanya adalah sebagai berikut.
  • Al`Jami` fi Usul al-Hisab yang mengandung terori-teori ilmu metematika dan matematika penganalisisan.
  • Kitab Al-Tahli wa al-Tarkib mengenai ilmu geometri.
  • Kitab Tahlil ai`Masa`il al-Adadiyah tentang Algebra.
  • Maqalah fi Istikhraj Simat al-Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau.
  • Maqalah Fima Tad`u Ilaih mengenai penggunaan geometri dan urusan hukum syarak.
  • Risalah fi Sina`at al-Syi`r mengenai teknik penulisan puisi.
 9. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun disebut sebagai Bapak Sosiologi Islam, lahir di Tunisia pada 732 H/1332 M dan meninggal pada 808 H/1406 M. Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Abi Bakar bin Muhammad bin al-Hasan. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah. Kitab ini berisi pembahasan tentang masalah sosial manusia. Kitab ini membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Dia dipandang sebagai peletak dasar ilmu sosial dan politik Islam.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNVbE7xhTh0dYxJmxFeqohN0yMK_llxUyol6UpYPRWHlOo1wK9vFG_h1MUX6zOrSVRJOejfy7X6OfsvBa5h-wu5ZfJiB9E_4iIrQdX3OdKEdH1kt2JhHG3CGaHXcn2VveECop7OoyqyGsm/s320/Ibnu.png











BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian – uraian yang telah penulis susun maka dapat di ambil kesimpulan bahwa perkembangan peradaban memiliki wilayah kekuasaan islam semakin luas. Dinasti ini mampu mengembangkan islam dan meraih puncak kejayaan peradaban islam, menganut sikap politik yang demokratis.

B. Saran
Setelah penulis mengadakan pengkhajian terhadap kebudayaan sejarah perkembangan  peradaban Islam pada masa kejayaan, sehingga penulis mendapatkan sedikit pengetahuan, wawasan, pengalaman.
Dan agar mengetahui peran kita dalam kehidupan, agar kita  lebih kritis dalam mengkaji ilmu pengetahuan, sehingga dapat menginterprestasikan dalam kehidupan.















DAFTAR PUSTAKA


http://www.google.com/
http://khoiruroji.blogspot.com/












Tidak ada komentar:

Posting Komentar