Makalah
TENTANG TANAH
LONGSOR
![]() |
DISUSUN OLEH :
1.
SUBUR MAKMUR ISKANDAR
2.
KARINA MITA DIANI
3.
LALU ARKI ARDIANSYAH
4.
RAMDES GINA ANTINA
KELAS : XI.
IPA.3
SMA NEGERI 2
PRAYA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpahan rahmat serta
karunianya sehingga Tugas karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini di susun
berdasarkan tugas yang di berikan kepada kelompok kami,yaitu tentang tanah longsor,
karya ilmiah ini berisikan tentang definisi tanah longsor ,proses terjadinya
tanah longsor,penyebab terjadinya tanah longsor dan cara mengatasi /
penanggulangan tanah longsor
Karya ilmiah ini di susun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang kelompok kami terima,maka untuk
menyelesaikan tugas ini,kelompok kami harus benar-benar dalam mengerjakan nya.
Penyusun sadar bahwa karya
ilmiah ini masih belum sempurna.oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan karya ilmiah
ini, untuk itu secara khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima
kasih,semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kitta semua.amin.
Praya, 04 Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Metode Penelitian
BAB II LANDASAN
TEORI
A.
Definisi Tanah Longsor
B.
Jenis-Jenis Tanah Longsor
C. Proses
Terjadinya Tanah Longsor
D. Penyebab
Terjadinya Tanah Longsor
E. Gejala
Umum Terjadinya Tanah Longsor
F.
Pencegahan Terjadinya Tanah Longsor
G.
Hal-Hal Yang Dilakukan Selama Dan Sesudah Terjadinya Bencana
BAB
III METODE
1. Pemetaan
2. teknik
pengumpulan data ( observasi lapangan)
3. teknik
analisis data ( analisis data kualitatif)
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bencana tanah longsor kerap terjadi di negeri
ini, akhir-akhir ini banyak media melaporkan tentang kejadian tanah longsor
yang bukan hanya merusak fisik dan bangunan, namun sampai merengutnya
masyarakat. Kenapa hal itu bisa terjadi berulang-ulang, yah bukan saja
merupakan sebuah musibah namun tak kurang warga yang bermukim di tempat-tempat
rawan longsor. Pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat
untuk selalu waspada akan terjadinya
bencana alam, baik itu longsor, banjir, gunung meletus, dan gempa
bumi bahkan pemerintah pun mengintruksikan kepada pihak – pihak yang terkait
seperti Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB)
agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi
terhadap bencana tanah longsor, serta peran penting
masyarakat yang tanggap dengan bencana longsor pada titik-titik rawa
longsor.
2. Rumusan Masalah
Dilihat dari materi diatas maka karya ilmiah
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Longsor?
2. Apa Penyebab terjadinya Longsor?
3. Bagai Mana Tanda-tanda akan terjadinya
Longsor?
4. Bagaimana Akibat dari bencana longsor?
5. Bagaimana cara menaggulangi bencana Longsor?
6. Bagaimana Cara untuk mencegah terjadinya
korban longsor?
3. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian dari longsor
2. untuk mengetahui apa penyebab terjadinya
longsor
3. untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda akan
terjadinya longsor
4. untuk mengetahui cara menanggulangi dann
mencegah longsor
5. untuk sekedar berbagi pengetahuan tentang
bencana longsor
4 .
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini di harapkan :
1. Masyarakat
lebih memahami dan mengerti akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan
hidup .
2. Masyarakat
akan mengetahui tentang dampak/aibat yang di timbulkan apabila tidak menjag
lingkungan hidup dengan baik .
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Tanah Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng atau sering disebut gerakan
tanah adalah suatu peristiwa geologiyang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.
Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong
dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam,
namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
- Erosi yang
disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut
yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
- Lereng
dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
- Gempa
bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel
mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan
longsornya lereng-lereng tersebut
- Gunung
berapi menciptakan simpanan debu yang
lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
- Getaran dari
mesin, lalu lintas,
penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
- Berat yang
terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
B. Jenis-jenis
tanah longsor
Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsor translasi, longsor rotasi,
pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di
indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor translasi dan
longsor rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsor yang paling banyak memakan
korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsor
Translasi
Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsor Rotasi
Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok terjadi karena perpindahan
batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini
disebut juga longsor translasi blok batu.
4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar
batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas. Biasanya,
longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di
daerah pantai.
5. Rayapan Tanah
Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat
dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi
tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.
6. Aliran Bahan Rombakan
Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter
jauhnya. Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air
dan jenis materialnya.
C. Proses
Terjadinya Tanah Longsor
Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah
bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan
sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluarlereng.
D. Penyebab
Terjadinya Tanah Longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya
pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya
dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong
dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis
tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia:
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia:
1. Faktor
alam
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.
Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor antara lain:
a. Kondisi geologi: batuan lapuk, kemiriringan lapisan, sisipan lapisan
batu lempung, struktur sesar dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan
gunung_api.
b. Iklim: curah hujan yang tinggi.
c. Keadaan topografi: lereng yang curam.
d. Keadaan tata
air: kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam,
pelarutan dan tekanan hidrostatika.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
e. Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misal tanah kritis.
2.Faktor
manusia
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
E. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Ulah manusia yang tidak bersabat dengan alam antara lain:
a. Pemotongan tebing pada penambangan batu dilereng yang terjal.
b. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
c. Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
d. Penggundulan hutan.
e. Budidaya kolam ikan diatas lereng.
f. Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
g. Pengembangan wilayah yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
h. Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
E. Gejala Umum Terjadinya Tanah Longsor
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
• Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
F. Pencegahan Terjadinya
Bencana Alam Tanah Longsor
Ø Jangan mencetak sawah dan membuat kolam
pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
dekat pemukiman
Ø Buatlah terasering (sengkedan) pada
lereng yang terjal bila membangun
permukiman
permukiman
Ø Segera menutup retakan tanah dan
dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan
dalam tanah melalui retakan
Ø Jangan memotong tebing jalan menjadi
tegak
Ø Jangan mendirikan rumah di tepi sungai
yang rawan erosi
Ø Jangan menebang pohon di lereng (gb.
kiri)
Ø Jangan membangun rumah di bawah tebing
G. Hal – Hal Yang di Lakukan Selama dan sesudah
Terjadi Bencana
1. Tanggap Darurat
1. Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap
darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban
tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan prasarananya,
meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji
juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor
tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor
sulit dikendalikan.
3. Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di
daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan
yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan
yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%
BAB III
METODE PENELITIAN
1.Pemetaan
Geografi,salan satu disiplin ilmu yang
perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari adanya peta. Peta dapat berkembang
tanpa geografi ,tapi geografi tidak akan dapat berkembang tanpa adanya peta.
Untuk itulah metode setiap kali digunakan dalam penelitian geografi. Metode
pemetaan digunakan untuk menyeleksi berbagai informasi yang akan dipetakan.
Contohnya penelitian tentang perencanaan lahan. Dari peta penggunaan
lahan yang telah tersedia dan didukung dengan beberapa variable lain, dapat
dilakukan analisis perencanaan panggunaan lahan sesuai tujuan penelitian.
2. Pengumpulan data
(observasi lapangan)
Observasi lapangan adalah proses pengumpulata
dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat langsung tentang gejala dan
masalah geografis. Teknik ini banyak digunakan untuk penelitian geografis,
bahkan merupakan teknik pengumpulan data yang paling dominan jadi, teknik
observasi lapangan merupakan teknik yang paling utama atau paling sering
digunakan dalam pengumpulan data, bahkan dapat digunakan untuk uji ketelitian data.
3. Teknik analisis data (analisis data
kualitatif )
Menurut stauss dan corbin (2009:2),penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara
lain dari kuan titatif (pengukuran).dalam penelitian kuantitatif mencakup
setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase,rata-rata,dan
perhitungan data statistik lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Istilah "Tanah Longsor" atau
"Landslide", seperti yang didefinisikan oleh Cruden (1991)
adalah gerakan massa batuan, puing-puing atau tanah yang menuruni sebuah
lereng. Varnes (1978) mendefinisikan tanah longsor sebagai gerakan material ke
bawah dan ke luar dari sebuah lereng di bawah pengaruh gravitasi. Brunsden
(1984) lebih memilih istilah gerakan massa dan Dikau dkk (1996) mendefinisikan
sebagai perpindahan massa pada suatu proses yang tidak memerlukan media
transportasi seperti air, udara atau es. Fenomena tanah longsor tidak hanya
sebatas "tanah" dan "longsor". Penggunaan kata "tanah
longsor" memiliki makna yang jauh lebih luas.
A. Tipe / Jenis Tanah Longsor
(Varnes, 1978)
Berbagai jenis tanah longsor dapat dibedakan
dari jenis material longsoran. Sistem klasifikasi lainnya menggabungkan variabel
tambahan, seperti tingkat gerakan dan air, udara, atau konten es.
Meskipun longsor pada umumnya terjadi di daerah
pegunungan, longsor dapat juga terjadi di daerah-daerah berelief rendah. Di
daerah ini, longsor terjadi karena faktor cut and fill, sebagai contoh;
penggalian jalan dan bangunan, tebing sungai, runtuhnya tumpukan galian tambang
(terutama tambang batubara), dan berbagai kegagalan lereng lainnya terkait
dengan pertambangan khususnya tambang terbuka.
1. SLIDE: terdiri dari Rotational
Slide, Translational Slide dan Block Slide.
- Rotational
Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk cekung ke atas, dan pergerakan longsornya secara umum
berputar pada satu sumbu yang sejajar dengan permukaan tanah.
- Translational
Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk rata dengan sedikit rotasi atau miring ke belakang.
- Block
Slide adalah pergerakan batuan yang hampir sama dengan
Translational Slide, tetapi massa yang bergerak terdiri dari blok-blok
yang koheren.
2. FALL: adalah gerakan secara tiba-tiba dari
bongkahan batu yang jatuh dari lereng yang curam atau tebing. Pemisahan terjadi
di sepanjang kekar dan perlapisan batuan. Gerakan ini dicirikan dengan terjun
bebas, mental dan menggelinding. Sangat dipengaruhi oleh gravitasi, pelapukan
mekanik, dan keberadaan air pada batuan.
3. TOPPLES: gerakan ini dicirikan dengan
robohnya unit batuan dengan cara berputar kedepan pada satu titik sumbu (bagian
dari unit batuan yang lebih rendah) yang disebabkan oleh gravitasi dan
kandungan air pada rekahan batuan.
4. FLOWS: gerakan ini terdiri dari 5
ketegori yang mendasar.
- Debris
Flow adalah bentuk gerakan massa yang cepat di mana campuran tanah yang
gembur, batu, bahan organik, udara, dan air bergerak seperti bubur yang
mengalir pada suatu lereng. Debris flow biasanya disebabkan oleh aliran
permukaan air yang intens, karena hujan lebat atau pencairan salju yang cepat,
yang mengikis dan memobilisasi tanah gembur atau batuan pada lereng yang
curam.
- Debris
Avalance adalah longsoran es pada lereng yang terjal. Jenis ini adalah
merupakan jenis aliran debris yang pergerakannya terjadi sangat cepat.
- Earthflow
berbentuk seperti "jam pasir". Pergerakan memanjang dari
material halus atau batuan yang mengandung mineral lempung di lereng
moderat dan dalam kondisi jenuh air, membentuk mangkuk atau suatu depresi
di bagian atasnya.
- Mudflow
adalah sebuah luapan lumpur (hampir sama seperti Earthflow) terdiri dari
bahan yang cukup basah, mengalir cepat dan terdiri dari setidaknya 50%
pasir, lanau, dan partikel berukuran tanah liat.
- Creep
adalah perpindahn tanah atau batuan pada suatu lereng secara lambat dan
stabil. Gerakan ini disebabkan oleh shear stress, pada umumnya terdiri
dari 3 jenis:
- Seasonal, di mana
gerakan berada dalam kedalaman tanah, dipengaruhi oleh perubahan
kelembaban dan suhu tanah yang terjadi secara musiman.
- Continuous, di mana
shear stress terjadi secara terus menerus melebihi ketahanan material
longsoran.
- Progressive, di mana
lereng mencapai titik failur untuk menghasilkan suatu gerakan massa.
Creep ditandai dengan adanya batang pohon yang melengkung, pagar atau
dinding penahan yang bengkok, dan adanya riak tanah kecil atau
pegunungan.
5. LATERAL SPREADS: umumnya terjadi pada lereng
yang landai atau medan datar. Gerakan utamanya adalah ekstensi lateral yang
disertai dengan kekar geser atau kekar tarik. Ini disebabkan oleh likuifaksi,
suatu proses dimana tanah menjadi jenuh terhadap air, loose, kohesi sedimen
(biasanya pasir dan lanau) perubahan dari padat ke keadaan cair.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Tanah longsor adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor
adalah air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air
tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir,
maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan keluar lereng.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.
Saran
Ada beberapa tindakan perlindungan dan
perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain :
Ø Perbaikan
drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
Ø Modifikasi
lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)
Ø Vegetasi
kembali lereng-lereng.
Ø Beton-beton
yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui
untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :
Ø Jangan
mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
Ø Buatlah
terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
Ø Segera
menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan.
Ø Jangan
melakukan penggalian di bawah lereng terjal
Ø Dan
sebagainya
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:
Posting Komentar