_kP89Mh0nklE4uIBzHyZTc8CjuSbJfbn2drnrosM_EA" /> nafisa computer

Senin, 27 Januari 2020




RINGKASAN  MATERI
BAHASA INDONESIA
KELAS VII, VIII & IX








Oleh :
SARMA YUNITA
KELAS : IX.A



































KELAS VII









RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS VII (TUJUH)

BAB I
<![if !supportLists]>A.    <![endif]>Mendengarkan Berita
Berita adalah informasi tentang suatu hal yang telah terjadi. Isi berita dapat bermacam-macam karena segala hal dapat dijadikan sebagai sumber berita.

<![if !supportLists]>1.      <![endif]> Menentukan Inti Berita
Simaklah berita berikut!

Pasar Gede Kendal Hangus Kebakaran Diduga Karena Trafo Meledak
Puluhan pedagang mulai berjualan dengan dasaran seadanya di halaman eks kantor Kawedanan Boja. Di sisi lain, muncul penjual dan pengepul besi rongsok dari sisa-sisa kebakaran Pasar Gede Boja. Polisi masih berjaga-jaga dan belum mengambil tindakan pengamanan aset. Sampai kemarin belum diketahui asal api, namun hasil analisis awal dari trafo listrik yang meledak dan minyak pendingin muncrat bersama api ke bangunan. Trafo itu berada di tiang listrik sisi selatan. Pengepul besi rongsokan langsung ke lokasi sekitar pasar untuk memudahkan para pedagang (pemilik kios) agar tidak terbebani ongkos angkut. Jenis pipa besi Rp1.800,00 per kg, seng bekas Rp600,00 per kg dan untuk aluminium Rp12.000,00 per kg. Sampai kemarin sudah puluhan kuintal besi rongsok yang diangkut truk menuju ke arah Kendal dan Semarang.
2 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
Sejak Jumat (1/6) hingga Sabtu (2/6), pemanfaatan halaman eks kantor kawedanan sudah terlihat. Di sana-sini muncul dasaran pedagang sayuran dan kebutuhan sehari-hari. Beberapa pedagang mengaku berjualan dengan modal seadanya, bahkan ada yang ngutang dulu dan dibayar setelah dagangan laku.
Kepada UPTD Pasar Boja, Siswoyo, S.H. menjelaskan, pendapatan retribusi pasar cukup tinggi. Bulan Januari Rp36,9 juta, Februari Rp30,4 juta, Maret Rp32,5 juta, dan April Rp34,99 juta. Mei sampai tanggal 30 diperkirakan Rp36 juta. ”Karena ada musibah dan suasana kantor kacau, belum bisa diketahui pendapatan retribusi bulan Mei, kita masih mencari buku catatannya. Yang jelas, semua uang sudah disetorkan ke Dinas Pengelola Pasar. Uang retribusi tetap aman,” ujarnya. Kepala Dinas Pengelola Pasar Kendal, Drs. M. Syukron Samsul Hadi, M.Si. menjelaskan, hasil penghitungan Tim Penanggulangan Pasar Boja pasca musibah kebakaran tercatat 87 kios dan 22 los terbakar, terutama di blok A dan B. Data pedagang pemilik kios 87 orang, untuk los 440 orang. Juga ada pedagang mandiri atau pedagang lesehan 673 orang.
Sumber: Kedaulatan Rakyat, Minggu 3 Juni 2007
Untuk dapat mengetahui pokok-pokok berita dengan mudah, perhatikanlah beberapa hal berikut ini.
a. Pokok berita atau berita utama biasanya disampaikan di awal pembacaan berita.
b. Pahamilah peristiwa yang terjadi, sebab  peristiwa, tempat  peristiwa, dan siapa saja    yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
c. Apa akibat dari peristiwa tersebut karena akan menjelaskan pokok berita.
d. Pendapat seseorang atau seorang ahli biasanya juga menjelaskan pokok berita.

<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Memahami Isi Berita
Bacalah dan pahamilah berita berikut ini!

Akibat luapan Lumpur Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo Jawa Timur, Minggu (1/4), sejumlah perjalanan kereta api (KA) dari arah Banyuwangi menuju Surabaya terganggu. Keterlambatan KA tersebut karena harus berjalan merambat untuk menghindari kecelakaan. Humas PT Kereta Api Daops XI Eko Sumanto mengatakan, "Keterlambatan tidak bisa dihindari karena kondisi alam sehingga sejumlah perjalanan KA harus bergantian saat melewati jalur sekitar lokasi luapan lumpur Lapindo." Seperti kedatangan KA Mutiara Timur dari Surabaya, terpaksa terlambat sekitar dua jam. Seharusnya datang sekitar pukul 12.35 WIB, tetapi baru tiba di Jember 15.10 WIB. Ketika rangkaian KA sampai di sekitar lumpur Lapindo, harus berjalan merambat dengan kecepatan 5 km/jam serta mendapat pengawalan khusus. Untuk itu, pihak Daops IX Jember akan terus memantau perkembangan lumpur Lapindo. Bahkan kalau kondisi tidak memungkinkan, perjalanan KA Jember - Surabaya akan memutar lewat Malang. Selain merendam jalur KA yang melintasi wilayah Porong Sidoarjo, luapan lumpur Lapindo Brantas juga merendam Jalan Raya Porong. Bahkan pada Jumat malam lalu Jalan Raya Porong terpaksa ditutup karena lumpur telah menggenangi sebagian rel KA dan jalan raya tersebut. Air lumpur sudah menggenangi Jalan Raya Porong sisi timur dan rel KA di lokasi tersebut. Akibatnya, lalu lintas ke arah selatan (Sidoarjo ke Malang) untuk sementara ditutup, sebaliknya yang dari selatan ke utara (Malang - Surabaya) tetap normal. Dengan penutupan Jalan Raya Porong, membuat arus lalu lintas ke arah timur Jatim seperti Malang, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, dan daerah-daerah lainnya dialihkan melalui Krian - Magersari - Pandaan. Demikian pula arus lalu lintas dari arah sebaliknya. Gubernur Jatim Imam Utomo mendesak Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS) untuk segera menyelesaikan aliran lumpur yang mengalir ke arah Jalan Raya Porong karena merupakan urat selatan dan timur Jatim.
4 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
Latihan 1.2
Upaya penanggulangan agar air lumpur tidak menggenangi rel dan Jalan Raya Porong terus dikebut oleh Timnas PSLP. Dua eskavator dikerahkan untuk membuat tanggul di sepanjang rel KA yang ditenggelamkan lumpur. "Upaya penanggulangan terus dikebut. Konsentrasi penanggulangan di dua tempat, yakni di pusat semburan dan di jalan," kata juru bicara Timnas PSLS Rudi Novrianto. Langkah itu ditempuh karena dikhawatirkan tanggul di pusat semburan ikut jebol. Untuk itu, pihaknya berupaya mencegah lumpur semakin jauh dari rel KA. Namun, upaya penanggulangan ini mendapat penolakan keras dari warga Siring sehingga pengerahan truk ke lokasi untuk menurunkan pasir pun terganggu. Warga Siring mendesak uang ganti rugi segera dicairkan. Dari Jakarta diperoleh informasi, Departemen Perhubungan (Dephub) memastikan dana relokasi jalur rel KA di Porong berasal dari APBN tidak ada alokasi dana untuk itu, termasuk dalam APBN perubahan. "Tidak ada alokasinya kalau tahun ini, termasuk APBN Perubahan," kata Menteri Perhubungan Hatta Rajasa. Hatta menjelaskan, fokus kegiatan untuk relokasi KA Porong yang terancam tenggelam akibat lumpur panas Lapindo itu, tahun ini adalah persiapan teknis yang antara lain berhubungan dengan pembebasan lahan dan sebagainya, "Jadi, cukuplah satu tahun ini, termasuk saya kira jalur ini masih bisa kuat dioperasikan," kata Hatta sembari menyebutkan, anggaran yang dipersiapkan sekitar Rp350 miliar hingga Rp400 miliar.
Sumber: Kedaulatan Rakyat, Senin Wage 2 April 2007.

<![if !supportLists]>B.     <![endif]> Menceritakan Pengalaman
Pengalaman adalah segala sesuatu yang kamu lihat, amati, teliti, dengar, dan sebagainya. Coba, kamu ceritakan pengalamanmu yang mengesankan!
1. Memilih Pengalaman yang Berkesan
Bagaimanakah cara membuat orang lain terkesan dengan cerita pengalamanmu?
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Ingat-ingatlah pengalamanmu yang menurutmu menarik dan tidak terlupakan, misalnya:
1) Pengalaman menggelikan Pada waktu peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang kondenya terlepas dan menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar kondenya sambil menaikkan kain jaritnya.
2) Pengalaman konyol Saat kamu berulang tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu buah cabe yang dimasukkan dalam kardus besar dan dibungkus dengan rapi.
3) Pengalaman menyenangkan Ketika ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan, tetapi ketika hasil ulangan dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
b. Memilih salah satu pengalaman yang menurutmu sangat menarik.
c. Kembangkanlah pengalamanmu menjadi cerita yang sangat menarik.

2. Bercerita tentang Perasaan atau Ungkapan Hati
Ketika menceritakan pengalaman, kita dituntut untuk mengungkapkan perasaan hati saat mengalami kejadian itu. Waktu bercerita, kamu dapat menggunakan kata yang menguatkan pengalaman itu, misalnya sungguh luar biasa, sungguh mengasyikkan, memang tiada duanya. Lengkapilah kolom berikut dengan kata-kata yang sering kamu gunakan untuk mengungkapkan perasaan hatimu!
No. Perasaan Kata yang sering kamu gunakan
No.
Perasaan
Kata yang sering kamu gunakan
1.
riang

2.
sedih

3.
rindu

4.
cinta

5.
terharu

3. Mempersiapkan Pokok Pengalaman atau Isi Pembicaraan
Untuk menceritakan pengalaman, kita harus ingat betul urutannya, kalau perlu kita dapat menulisnya terlebih dahulu supaya tidak ada satu bagian cerita yang terlupakan. Terlebih jika bagian itu bagian yang paling mengesankan. Hal-hal yang harus ada:
a. bagian pembukaan atau kata pembuka,
b. bagian isi atau pokok pembicaraan,
c. bagian penutup.

4. Menceritakan Pengalaman di Depan Kelas
Setelah kamu mempersiapkan pengalaman yang akan kamu ceritakan, coba berlatih di depan cermin. Anggaplah bayangan kamu sebagai pendengar. Ingatlah secara urut bagian-bagian dari ceritamu, kemudian kembangkanlah pokok-pokok pembicaraan tersebut dengan kata-katamu sendiri!

<![if !supportLists]>C.    <![endif]> Menulis Pantun
Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran.
1. Ciri-ciri pantun
Pantun memiliki ciri-ciri tersebut, antara lain:
a. mempunyai bait dan isi,
b. setiap bait terdiri atas baris-baris,
c. jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas,
d. setiap bait terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Perhatikan contoh di bawah ini! Pantun dua baris Anjing hutan suka melolong (sampiran) Jangan suka bicara bohong (isi) Pintu diketuk ada tamu (sampiran) Rajin membaca bertambah ilmu (isi) Pantun empat baris Desa sawah mulai menghijau Di tengah ada pematang  sampiran Apa arti bertindak maju Kalau tanpa pemikiran matang  isi
e. Bersajak ab ab

2. Bentuk dan jenis pantun
Pantun yang sering dipakai adalah pantun dua baris dan empat baris. Bentuk pantun bermacam-macam, misalnya: pantun anak-anak, pantun jenaka, pantun suka cita, pantun kiasan, pantun nasehat, pantun duka cita, pantun budi pekerti, pantun agama, dan lain-lain.
Perhatikan contoh berikut!
Pantun anak
Enak nian buah belimbing
Mencari ke pulau sebrang
Main bola ada pembimbing
Binatang apa berhidung panjang?

Pantun jenaka
Orang mudik bawa barang
Pakai kain jatuh terguling
Kamu senang dilirik orang
Setelah sadar ternyata juling
Indah nian sinar mentari
Purnama datang tak berbelah
Melihat orang malas berlari
Ternyata sandal tinggi sebelah

Pantun sukacita
Gurih nian ikan gurami
Tambah nikmat dengan kacang
Alangkah senang hati kami
Panen raya telah dating

Pantun kiasan
Luas nian samudra raya
Pagi-pagi nelayan melaut
Tak berguna memberi si kaya
Bagai menebar garam di laut

Pantun nasihat
Jalan-jalan ke Semarang
Bawa bandeng tanpa duri
Belajar mulai sekarang
Untuk hidup kemudian hari

Pantun dukacita
Beras miskin disebut raskin
Yang mendapat tak semua
Aku ini anak miskin
Harta benda tak kupunya

Pantun budi
pekerti Siapa yang tak simpatik
Melihat bunga dahlia
Kulit putih berwajah cantik
Sudah ayu berhati mulia

Pantun agama
Minum susu di pagi hari
Tambah nikmat tambah cokelat
Pandai-pandai membawa diri
Siapa tahu kiamat sudah dekat



BAB 2
1. Bercerita dengan Baik Apakah kamu senang bercerita? Apa saja yang sering kamu ceritakan? Banyak sekali hal yang dapat dijadikan bahan cerita. Kamu dapat bercerita tentang kegemaranmu, kegiatanmu sehari-hari, pengalamanmu, perasaanmu, atau seorang yang menjadi idolamu. Segala sesuatu yang kamu alami atau ketahui dapat dijadikan bahan cerita. Kepada siapa kamu sering bercerita? Kepada siapa pun kamu bercerita, pasti kamu ingin orang yang mendengarkan ceritamu menjadi tertarik dan memerhatikan sampai selesai. Pernahkah kamu diacuhkan saat bercerita? Bagaimana rasanya? Kamu pasti merasa sedih dan kecewa karena tidak diperhatikan. Lalu bagaimana agar ceritamu terdengar menarik dan diperhatikan oleh orang lain? Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan cerita adalah sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Suara Suara merupakan modal utama dalam bercerita. Usahakan suaramu disesuaikan dengan pendengar dan ruangan yang ada.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Pelafalan dan artikulasi Pelafalan setiap kata harus tepat dengan artikulasi yang sesuai sehingga cerita dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Intonasi Gunakan intonasi yang menarik. Sesekali berikan penekanan pada kata- kata tertentu saat ada pendengar yang terlihat bosan, gaduh, atau mengantuk.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Gerak dan mimik Gerak dan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang diceritakan, membuat cerita terasa lebih menarik dan dapat mendukung penyampaian cerita.
Apabila kamu ingin berhasil dalam bercerita, maka lakukan hal-hal berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Baca dan kuasai naskah asli cerita yang akan kamu ceritakan.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Berlatihlah menceritakan kembali cerita yang kamu baca.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Bersikaplah wajar dan tidak terlihat gugup saat bercerita.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Sikap yang tenang dapat mendukung kelancaran bercerita.
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Gunakan pelafalan yang jelas.
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Jangan tergesa-gesa.
Menggunakan Imbuhan ber-
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Dia bertekad untuk menyelesaikan sekolah.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Ocha dan Oche sudah bersahabat dari kecil.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Kami pertama kali bertemu di Kota Solo.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Setiap orang yang bersalah harus dihukum.
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Hanya dengan berpasrah kepada Tuhan hidup kita damai.

<![if !supportLists]>A.    <![endif]>Kata Dasar Bentuk ber-
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Menurut jenis katanya, dapat berupa sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Kata benda, misalnya, telur → bertelur; anak → beranak; sahabat → bersahabat
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Kata kerja, misalnya, kerja → bekerja; ganti → berganti; lari → berlari.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Kata keadaan, misalnya, sama → bersama; pasrah → berpasrah; sedih → bersedih.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Kata keterangan, misalnya, hati-hati → berhati-hati; ramai-ramai → beramai- ramai.
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Kata bilangan, misalnya, dua → berdua; lima → berlima.
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Kata ganti, misalnya, aku → beraku; engkau → berengkau

<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Menurut bentuknya, dapat berupa sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Kata asal, misalnya,  satu → bersatu; bahagia → berbahagia
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Kata bersambung, misalnya, kesusahan → berkesusahan; kenalan → berkenalan.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Kata majemuk, misalnya, kembang biak → berkembang biak; temu pandang → bertemu pandang
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Kata ulang, misalnya, sama-sama → bersama-sama; hati-hati → berhati-hati
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Kelompok kata, misalnya, tanam anggrek putih → bertanam anggrek putih; kebun kopi → berkebun kopi.

<![if !supportLists]>B.     <![endif]>Arti Bentuk ber-
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Jika kata dasarnya berupa kata kerja
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Dalam keadaan sedang melakukan pekerjaan, contohnya: berkumpul = dalam keadaan kumpul;  berbicara = dalam keadaan bicara.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Dalam keadaan dikenai pekerjaan, contohnya: dibawanya kain berlipat; gayung bersambut.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Menyatakan perbuatan berbalik kepada pelaku, contohnya: berlari = melarikan diri; bercukur = mencukur diri; berhias = menghias diri.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Menyatakan perbuatan berbalasan, contohnya: bertinju = saling tinju; berikrar = saling mengucap ikrar.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Jika kata dasarnya kata keadaan
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Dalam keadaan, misalnya, bersuka cita = dalam keadaan sukacita; bermalas = dalam keadaan malas.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Berusaha agar dalam keadaan, misalnya, bersiap = berusaha agar dalam keadaan siap.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Menjadi, misalnya, bertambah = menjadi tambah; berbaik hati = menjadi baik hati.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Jika kata dasarnya kata benda
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Mempunyai, contoh: bermimpi = mempunyai mimpi; berkesempatan = mempunyai kesempatan.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Mengusahakan, contoh: bersawah = mengusahakan sawah; berkebun = mengusahakan kebun.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Memakai (mengenakan, mempergunakan, mengendarai, atau naik), contoh: berpakaian = mengenakan pakaian; bermotor = mengendarai motor.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Mencari atau mengumpulkan, contoh: berkayu = mengumpulkan kayu.
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Menyebut atau memanggil, contoh: saya berteman saja dengan dia = memanggil teman.
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Bekerja sebagai atau berlaku seperti, contoh: berkuli = bekerja sebagai kuli.

<![if !supportLists]>C.     <![endif]>Menulis Buku Harian

Selama satu hari, sejak kamu bangun pagi hingga tidur lagi, pasti banyak pengalaman atau kejadian yang kamu alami. Pengalaman atau kejadian yang kamu alami tersebut beragam, dapat menggembirakan, mengharukan, mengecewakan, menggelikan, atau membosankan. Kejadian-kejadian yang kamu alami tersebut dapat kamu tulis dalam buku harian. Buku harian berisi tulisan pribadi. Kamu dapat menuliskan semua pengalaman dan peristiwa yang kamu alami dengan bebas. Kamu juga dapat mencurahkan semua pikiran dan perasaan. Perasaan senang, marah, sedih, sayang, jengkel, atau cinta dapat kamu tuliskan apa adanya secara jujur. Buku harian bersifat rahasia sehingga apa yang kamu tulis tidak akan diketahui oleh orang lain. Seseorang tidak boleh membaca buku harian orang lain tanpa seizin pemiliknya. Oleh karena itu, rahasia kamu akan terjaga aman. Tidak jarang kamu akan merasa lega setelah mencurahkan perasaan kamu dalam buku harian. Sebagai contoh, ketika kamu merasa jengkel kepada seseorang, kamu dapat mencurahkan kejengkelan tersebut dalam buku harian. Dengan mencurahkannya dalam buku harian, kamu akan merasa lega karena perasaan jengkel itu tersalurkan dan menjadi berkurang. Buku harian juga dapat membantu kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan menulis semua pengalaman, kejadian, pikiran, dan perasaan yang dialami, kamu dapat mengambil hikmah dari semua itu dan dapat menjadi pelajaran untuk waktu yang akan datang. Selain itu, kamu juga dapat mengetahui kekurangan atau kesalahan yang kamu perbuat sehingga kamu pun belajar untuk memperbaikinya. Menulis buku harian sangat menyenangkan karena kamu dapat menuliskan dengan gaya bahasamu sendiri. Kamu tidak harus menggunakan kalimat yang baik, tetapi boleh menulis dengan menggunakan "bahasa gaul". Penulisan buku harian sering menggunakan kalimat ekspresif. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan dan perasaan. Kalimat ekspresif merupakan kalimat yang spontan keluar dari pikiran dan perasaan yang dalam. Jika kamu menulis buku harian, cantumkan hal-hal berikut.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Tempat.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]> Waktu.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Peristiwa.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Perasaan yang dialami.
Perhatikan beberapa contoh penulisan buku harian berikut!
Solo, 29 April 2007
Diary Hari ini aku sebel banget sama seseorang. Gimana aku nggak sebel, dia itu orangnya sombong banget sih. Bayangin aja, aku udah baik-baik menyapa dan memberikan senyuman tapi dia kok malah nggak peduli dan pergi begitu saja. Diary Kog ada ya orang yang seperti itu. Apa bersikap ramah kepada orang lain itu susah? Kayaknya enggak deh. Kalau dia tidak bisa ramah dan nggak pernah senyum, siapa coba yang mau berteman dengan dia? Apa dia tidak pengin punya banyak teman? Diary …. Pokoknya aku nggak mau lagi menyapa dia. Biarin aja dia nggak punya teman, lagian siapa yang butuh teman seperti dia? Sebel deh!

Bandung, 1 Mei 2007
Hari ini ada kejadian lucu dan memalukan yang aku alami. Pokoknya aku nggak akan pernah lupa dengan kejadian itu. Ceritanya begini, tadi sore aku diajak mama pergi belanja ke mall. Banyak banget barang yang harus dibeli, paman dan tante kan besok Minggu mau datang. Setelah hampir 2 jam berbelanja, aku mulai capai dan merasa lapar. Aku pun mengajak Mama ke KFC dulu untuk makan. "Ma, ayo kita ke KFC dulu! Udah lapar nih," ajakku sambil berjalan. Tetapi Mama menjawab, "Sebentar, sayang. Sebentar ya!" Karena aku sudah kelaparan, tangan mama pun aku tarik sambil berkata, "Pokoknya kita makan dulu!" Aku mendengar suara Mama berkata, "Sayang, kamu mau ke mana?" Tapi aku cuek aja, yang penting makan. Tapi, kenapa suara mama terdengar makin jauh ya? Karena penasaran, aku menoleh ke belakang. Oh My God! Betapa kagetnya aku karena orang yang aku tarik ternyata bukan mama. Aduh, rasanya aku malu banget apalagi orang-orang melihat aku sambil menahan senyum. Mama yang melihat tingkahku juga tertawa sambil mengham- piriku."Makanya, kalau mau narik-narik itu lihat dulu. Jangan asal tarik aja. Memangnya kamu mau ganti mama baru ya?" ledek Mama kepadaku. Aku pun cuma tersenyum sambil menahan malu. Ya, ampun! Gara-gara kelaparan, malu deh aku.

BAB 3
<![if !supportLists]>A.    <![endif]> Menyampaikan Pengumuman
Tentu kamu pernah melihat atau membaca sebuah pengumuman, bukan? Pengumuman dibuat untuk disampaikan kepada masyarakat.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Pengertian Pengumuman
Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum. Tujuan pengumuman adalah untuk menyampaikan sesuatu agar diketahui oleh umum (masyarakat). Biasanya pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar masyarakat tahu. Pada saat membaca pengumuman hal yang perlu kamu lakukan adalah memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Kejelasan Membaca kalimat demi kalimat dengan jelas sehingga pengumuman yang kamu baca terdengar jelas dan isinya mudah dipahami.
b. Lafal Lafalkan huruf atau kata dengan benar, dengan demikian kalimat yang dibaca tidak menimbulkan makna yang berbeda.
c. Intonasi Tinggi rendahnya nada pada saat kamu membaca. Dengan intonasi yang tepat maksud pembicaraan akan mudah dipahami dan dimengerti.
d. Jeda Waktu berhenti sesaat ketika kamu membaca, yang dimaksud berhenti sesaat adalah waktu kita menarik napas. Jeda juga menentukan isi saat kamu membaca pengumuman.
e. Volume suara Faktor yang sangat penting saat kamu membaca atau berbicara. Pendengar tidak akan mampu memahami isi atau maksud pembaca, jika si pembaca berbicara terlalu pelan. Tempat serta  suasana saat berbicara juga memengaruhi volume suara. Contoh, ketika kamu berbicara di sebuah lapangan upacara, sebaiknya kamu berbicara dengan lantang sehingga semua peserta upacara mendengar ucapanmu dengan jelas.

<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Jenis Pengumuman
Pembuat atau pengirim pengumuman biasanya adalah lembaga pemerintah, organisasi sekolah, panitia lomba, panitia amal, panitia suatu kegiatan tertentu, atau perseorangan. Informasi yang dapat disebut sebagai pengumuman adalah sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Pengumuman tentang pemadaman listrik termasuk pengumuman dari lembaga pemerintah (dinas).
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Pengumuman reuni akbar sekolah adalah pengumuman dari organisasi sekolah (resmi).
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Pengumuman kegiatan lomba termasuk pengumuman dari panitia lomba (resmi).
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Pengumuman kegiatan amal pengumuman dari kegiatan amal (resmi).
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Informasi layanan umum seperti, daftar apotek jaga, daftar telepon penting suatu wilayah, kurs mata uang asing (bisnis).
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Pengumuman kehilangan atau pengumuman dukacita termasuk pengumuman perseorangan.

Syarat-syarat lelang:
1. Peserta lelang/ kuasanya harus hadir pada waktu pelaksanaan lelang
2. Peserta lelang diwajibkan menyetor uang jaminan sebesar Rp10.000.00 (sepuluh juta rupiah) ke Rekeniong KP2LN Surakarta No. 003.503.2726 di Bank BNI Cabang Surakarta paling lambat 1(satu) hari sebelum pelaksanaan lelang/ tunai pada saat pelaksanaan lelang.
3. Bagi pemenang lelang yang ditunjuk wajib melunasi pembayaran secara tunai paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah lelang.
4. Bagi peserta yang tidak ditunjuk sebagai pemenang, uang jaminan dikembalikan oleh pejabat lelang.
5. Penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi KP2LN Surakarta (0271- 723644) Surakarta, 03 Oktober 2006
Ttd.OICOCREDIT

Bentuk Konfiks ke-an atau Imbuhan ke-an
Imbuhan ke-an berfungsi untuk membentuk kata benda, membentuk kata kerja pasif, dan pembentukan kata keadaan atau sifat. Di bawah ini makna kata yang dibentuk dengan imbuhan ke-an.
Pati Hujan
Kota Cuaca °C % Kota Cuaca °C %
Demak 25–31 66–94 Pekalongan 24–32 65–96 Ungaran 25–31 70–95 Tegal 25–30 75–93 Solo 23–31 65–95 Cilacap 24–32 53–94 Kendal 25–31 66–94 Pati 25–31 70–95
KOMPAS, Kamis, 8 Maret 2007
50 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
Latihan
1. Menyatakan tempat (sebagai pembentuk kata benda) Contoh: kepulauan, karesidenan, kerajaan, kedutaan, dan sebagainya. Sebagai pembentuk kata benda abstrak Contoh: kesehatan, kemakmuran, keindahan, kepandaian, kepercayaan, kebenaran, kebodohan, kebersihan, dan sebagainya.
2. Sebagai pembentuk kata keadaan atau sifat Contoh: keserakahan, kegirangan, kebingungan, ketamakan, ketakutan, kebiru- biruan, kehijau-hijauan, dan sebagainya.
3. Sebagai pembentuk kata kerja pasif Contoh: kelihatan, kedengaran, kepergian, kedatangan, kehujanan, dan sebagainya Perhatikan contoh di bawah ini!
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Bukit itu bisa melipatgandakan kekayaan → kaya adalah kata keadaan.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Keserakahan akan menghancurkanmu → serakah adalah kata sifat.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Ketamakan dan rasa puas akan menghancurkanmu → tamak adalah kata sifat.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Dari kejauhan datang dengan gagahnya → jauh adalah kata keadaan.
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Merak meninggalkan keramaian pesta → ramai adalah kata keadaan.
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Lalu merak menceritakan maksud kedatangannya → datang adalah kata kerja.

<![if !supportLists]>B.     <![endif]>Menulis Surat Pribadi
Surat merupakan salah satu alat komunikasi yang masih banyak digunakan. Ada dua macam jenis surat, yaitu surat kedinasan dan surat pribadi. Surat kedinasan adalah surat yang ditulis berkaitan dengan kepentingan kedinasan, kelembagaan. Pada umumnya, surat kedinasan bersifat resmi dan dibubuhi stempel. Adapun surat pribadi adalah salah satu bentuk surat-menyurat yang ditulis seorang sebagai pribadi dan tidak berkaitan dengan kedinasan. Pada umumnya, surat pribadi bersifat tidak resmi dan berisi masalah-masalah pribadi. Meskipun bersifat tidak resmi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat pribadi, antara lain etika dan sopan-santun berkirim surat. Bahasa yang digunakan dalam surat pribadi tergantung dari orang yang menerima surat. Misalnya, menulis surat kepada guru berbeda bahasanya dengan menulis surat kepada sahabatmu. Apabila kamu menulis surat kepada guru, sebaiknya menggunakan bahasa baku atau formal. Lain halnya jika kamu menulis surat kepada sahabatmu, tidak harus menggunakan bahasa baku tetapi dapat memakai bahasa santai atau bahasa yang biasa kamu pakai dalam pergaulan sehari-hari. Seperti surat-surat yang lain, surat pribadi juga mempunyai format atau pola tertentu.
58 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
1. Format surat pribadi
Contoh:
Solo, 5 Mei 2007
Ninik Catur Yuliati Jl. Gotong royong No.14 I/I Tinjomoyo, Banyumanik Semarang
Ninik yang manis, Halo, bagaimana ni kabar kamu? Aku harap kamu baik-baik saja dan sehat selalu ya! Soalnya aku di sini juga sehat dan baik-baik saja. Eh, Nik, bulan depan aku mau ke rumah tanteku yang ada di Semarang. Jadi aku bisa sekalian mampir ke rumah kamu. Boleh kan kalau aku main ke rumah kamu? Harus boleh lho, soalnya aku sudah kangen banget dengan kamu. Awas, kalau tidak boleh! Jangan marah lho, Nik, aku kan cuma bercanda. Nik, kamu masih punya anjing tidak? Berapa sekarang jumlahnya? Pasti udah tambah banyak. Mereka lucu-lucu dan pinter-pinter deh. Nik, cukup sampai di sini dulu ya surat dari aku. Jangan lupa dibalas ya, Nik. Aku tunggu lho! Dari temanmu
Nadeth
Dari contoh tersebut, terlihat pola penulisan surat pribadi. Pola atau format tersebut adalah sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Kota dan tanggal surat.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Nama dan alamat penerimaan surat (sering kali tidak ditulis karena biasanya sudah dicantumkan pada amplop surat).
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Salam pembuka.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Paragraf pembuka.
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Isi surat.
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Paragraf penutup.
<![if !supportLists]>g.      <![endif]>Salam penutup.
<![if !supportLists]>h.      <![endif]>Nama dan tanda tangan pengirim surat.

2. Isi surat pribadi
Apabila kamu menulis surat pasti mempunyai maksud atau tujuan. Maksud atau tujuan tersebut, biasanya tercantum dalam isi surat. Isi surat pribadi dapat bermacam- macam hal atau keperluan, yaitu sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Undangan Contohnya:
Jakarta, 8 Mei 2007
Halo, Fin Seperti yang kamu tahu, kalau tanggal 10 Juli adalah ulang tahunku. Fin, aku berencana untuk mengadakan pesta sederhana saat ulang tahunku nanti. Aku pengin sekali kamu bisa datang, pasti nanti pestaku bakal lebih meriah. Meskipun rumahmu jauh, tolong ya diusahakan untuk datang. Pestanya diadakan di rumah, kok, jadi kamu bisa sekalian menginap di rumahku. Sekian dulu ya, Fin. Aku berharap kamu menerima undanganku ini. Aku tunggu, lho, jawaban kamu secepatnya.

Temanmu,
Ana

<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Penerimaan dan penolakan Contohnya:
Bandung, 22 Mei 2007
Ana, sayang Senang sekali aku menerima suratmu, apalagi undangan untuk datang ke pesta ulang tahunmu. Jangan kuatir, aku pasti datang, kok. Aku sudah kangen dengan lelucon-lelucon kamu. Aku boleh datang sehari sebelumnya kan? Eh, iya harus ada nasi goreng kesukaanku, lho. Sampai ketemu, ya.

Salam kangen
Finka

Kata seru
Kata seru yang dipakai dalam suatu kalimat menambah jelas maksud kalimat.
Kata seru yang menyatakan rasa hati
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Kata seru yang menyatakan rasa heran Contoh:
<![if !supportLists]>a.      <![endif]>Oh, Nyonya! Kendi ini terbuat dari emas!
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Aduh, indahnya tanduk itu!
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Kata seru biasa Contoh:
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Barang bagus! Barang bagus!
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Kendi ini tidak bagus!
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Kata seru yang menyatakan sakit Contoh: Aduh! Kakiku sakit.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Kata seru yang menyatakan rasa kesal Contoh:
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Pergi sana! Jangan dekat-dekat!
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Ini jalanku! Aku yang lebih dulu berada di sini!
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Kata seru yang menyatakan minta perhatian Contoh:
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Oh, Nenek! Maukah Nenek membelikanku sesuatu?
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Oh, itu di sana! Lihatlah!

<![if !supportLists]>A.    <![endif]>Menulis Pengumuman
Pengertian pengumuman dan jenis pengumuman telah kita bahas pada pelajaran yang lalu. Pada pelajaran kali ini, kamu akan belajar membuat pengumuman. Dalam membuat pengumuman, kamu harus menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif. Bahasa efektif artinya ditulis dengan bahasa yang singkat, lugas, dan langsung menjelaskan pada inti permasalahan. Adapun bahasa yang komunikatif adalah bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca dan pendengar. Perhatikanlah contoh-contoh pengumuman berikut!
Sekolah Menengah Pertama Negeri I Jl. Pattimura 113 Semarang
Kepala sekolah SMP Negeri I mengumumkan bahwa dalam rangka memperingati HUT ke-62 Kemerdekaan Republik Indonesia. Sekolah SMP Negeri I akan mengadakan gerak jalan, kegiatan ini akan diselenggarakan pada: hari/tanggal : Minggu, 19 Agustus 2007 pukul : 07.00 sampai selesai tempat : SMP Negeri I Semarang
Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, semua siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Semarang, 6 Agustus 2007

Kepala Sekolah

Yahya Darmawan. S.Pd.
PENGUMUMAN
Telah hilang sebuah dompet berwarna hitam beserta kartu pelajar dan surat- surat penting atas nama Claudia Putri. Dompet hilang di sekitar halaman sekolah. Barang siapa menemukan dompet tersebut, dimohon mengembalikan kepada pemiliknya, yaitu Claudia Putri kelas VII A atau  dapat menyerahkan kepada petugas tata usaha. Atas pethatiannya dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.

8 Mei 2007

Ari Suryawan S.Pd.
bagian tata usaha

Karang Taruna Anggrek Sekretariat  :  Jl Kebangkitan Nasional 201 Semarang
Dalam rangka peduli sesama, karang taruna Anggrek akan mengadakan penggalangan dana yang akan disumbangkan, kepada saudara-saudara kita korban bencana alam di beberapa wilayah tanah air. Sumbangan dapat berupa pakaian pantas pakai, sembako, dan uang. Semua warga diharap secara sukarela terlibat dalam penggalangan dana tersebut. Sumbangan dapat diserahkan kepada: 1. Sdr. Andre Perkasa, telepon (024) 711400 2. Sdr. Candra Wijaya, telepon (024) 721870 3. Sdr. Wigar Wicaksana, telepon (024) 712871 4. Sdri. Yosefani, telepon (024) 722811 5. Sdri. Arkalita Widya, telepon (024) 723221 bantuan diserahkan paling lambat tanggal 7 Agustus 2007. Atas bantuan dan partisipasi seluruh warga kampung Menjangan, saya ucapkan terima kasih. Semoga amal baik kita mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin Semarang, 1 Agustus 2007 Ketua penggalangan dana
Tito Pramudita

<![if !supportLists]>B.     <![endif]>Meyimpulkan Isi Berita
Sebagai pelajar, kamu diharapkan tidak melewatkan informasi atau berita yang sedang hangat dibicarakan. Berbagai macam berita, mulai dari perkembangan ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya selayaknya kamu ikuti. Selain itu, masalah kesehatan hingga pelanggaran hukum juga perlu kamu ketahui. Sumber-sumber informasi atau berita yang sedang berkembang saat ini dapat diperoleh melalui media cetak seperti, surat kabar, majalah, atau tabloid dan media elektronik seperti, radio, televisi, atau internet. Informasi tersebut dapat kamu sampaikan kembali baik secara langsung dengan lisan maupun tulisan.
1. Mendengarkan berita yang dibacakan
Selain melalui televisi, radio, atau internet, sember berita juga dapat kamu peroleh dari media cetak. Berikut merupakan teks berita yang dikutip dari sebuah surat kabar. Mintalah salah satu temanmu untuk membacakan berita berikut! Agar kegiatan ini lebih efektif, tutuplah bukumu! Simaklah dengan cermat sambil mencatat pokok-pokok informasi penting isi berita tersebut!
Jurnalistik dan Sablon untuk Masa Depan
Mungkin tak banyak sekolah yang menganut paham ini: ekskul (ekstra kurikuler) tak hanya menampung kesenangan dan menyalurkan hobi, tetapi juga bagaimana kelak program ini memberi peluang kerja bagi para "pengikut". Baik
sebagai pekerjaan sambilan maupun pekerjaan alternatif bila setelah lulus sekolah tidak melanjutkan sekolah. SMP Islam Terpadu (SMPIT) Cahaya Umat di barisan yang tidak banyak itu, relatif berbeda dari sekolah lain yang mengadakan aneka rupa ekskul dari Senin sampai Sabtu. Dari basket sampai ngeband. Sekolah muda usia, lahir tahun 2004, di Jalan Kalinjari, Karangjati, Bergas Kabupaten Semarang ini mempunyai ekskul yang berorientasi pada pendidikan life skill. Tidak ada basket, apalagi ngeband. Yang ada, seni rupa dan jurnalistik. Cukup hari Sabtu. "Seni rupa saat ini kami arahkan ke sablon. Ini sarana untuk mengembangkan kreativitas siswa di bidang menggambar. Walaupun masih sangat sederhana, karena baru taraf SMP, mereka akan mengerti konsep dan fungsi sablon. Bagi yang suka menulis, kami arahkan untuk mengikuti jurnalistik. Harapan kami, kedua bidang ekskul ini akan menjadi bekal keterampilan bagi mereka setelah lulus SMP," ujar Ibu Nirmalasari,  wakasek bidang kesiswaan. Keren kan? Siapa tahu dari stimulasi itu lahir para pengusaha sablon dan wartawan-wartawan yang teguh kukuh berlapis baja, tidak cengeng dan manja saat terbentur susah mendapat pekerjaan. Saat ini ekskul seni rupa diikuti delapan siswa, tujuh cowok dan satu cewek. Ekskul jurnalistik tujuh siswa. Kok, dikit amat? Aha, jangan salah. Sekolah berkonsep full day ini memang mempunyai siswa minim, 44 siswa untuk tiga kelas: VII, VIII, dan IX. Pengin tahu alasan "pengikut" dua ekskul itu? "Aku pengin bisa nyablon dan ngembangin di bidang usaha kalau aku sekolah. Nyablon ini sangat bermanfaat," ujar Rahma, kelas VIII. Dia berharap kelak bisa jadi pengusaha sukses. Jundi, kelas IX, begitu juga. Dipta, kelas IX, ikutan ekskul jurnalistik. "Aku pengin berkiprah di buletin AMPIT Cahaya Ummat yang terbit dua kali setahun, makin banyak wawancara, banyak mengenal karakter orang, dan tambah wawasan," ujar cewek manis yang hobi menulis itu. Di sekolah pimpinan Ibu Musyarofah, S.Pd. ini, dua ekskul itu dikelola sungguh-sungguh, buktinya, mereka bisa mejengin karya di kegiatan mar- ket day. Dan untuk jurnalistik, mereka sudah pula bikin mading. Eh, ngomong-ngomong, mereka pengin juga menambah ilmu dari tim Kantin Banget. Gimana om Daktur? Mau kan silaturahmi sama calon-calon jurnalistik di SMPIT Cahaya Ummat?
Sumber: Suara Merdeka, 5 Agustus 2007 ( dengan pengubahan)


2. Menyimpulkan isi berita yang dibacakan
Setiap teks berita mengandung pokok-pokok berita yang dapat diperoleh dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Apa yang terjadi? (what)
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Di mana peristiwa itu terjadi? (where)
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Kapan peristiwa itu terjadi? (when)
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Siapa yang mengalami? (who)
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Mengapa hal itu terjadi? (why)
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Bagaimana peristiwa itu terjadi? (how)

<![if !supportLists]>C.     <![endif]>Menulis Kembali Dongeng

Membaca atau mendengarkan dongeng, tentu sering kamu lakukan? Dongeng merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang disebarluaskan dari mulut ke mulut. Beberapa jenis dongeng, antara lain:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Fabel, yaitu dongeng berisi cerita dengan tokoh binatang yang berperilaku seperti manusia, misalnya Kancil dan Siput, Katak Hendak Jadi Lembu, dan sebagainya.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Legenda, yaitu cerita tentang asal mula terjadinya suatu tempat, misalnya Rawapening, Banyuwangi, Batu Belah Batu Betangkup, dan sebagainya.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Mite, yaitu cerita tentang makhluk halus atau dewa-dewa dan erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, misalnya Nyai Rara Kidul.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Sage, yaitu cerita tentang kepahlawanan, misalnya Ramayana, Hang Tuah, dan sebagainya.

Menggunakan Kata Acuan, Kata Sapaan, dan Kata Gelar
Perhatikan kalimat berikut!
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Apakah Ibu pernah berkunjung ke negeri seribu bumbu?
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Titipan Bu Sadino akan segera saya berikan pada Ibu hari ini.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Di pesta pernikahan Dimas dan Laras, hadir seorang ibu yang sangat misterius.
Ketiga kalimat di atas menggunakan kata kekerabatan, yaitu Ibu. Pada kalimat (1) kata ibu ditulis dengan huruf kapital, pada bagian awal karena sebagai kata sapaan. Pada kalimat (2) kata tersebut merupakan kata acuan, yakni kata yang digunakan untuk menyebut orang ketiga dan penulisannya diawali dengan huruf kapital. Adapun pada kalimat (3) kata tersebut ditulis dengan huruf kecil karena murni sebagai kata kekerabatan. Kata tersebut jika diikuti dengan nama diri, maka ditulis dengan huruf kapital. Misalnya Bapak Widodo, Paman Karta, dan sebagainya Kata gelar biasanya digunakan untuk profesi maupun nama yang diikuti oleh gelar baik pendidikan maupun jabatan. Apabila diikuti oleh nama, maka penulisannya diawali dengan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut!
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Anak penjual bakso itu berhasil menjadi insinyur.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Kepada Bapak Camat, kami persilakan.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Anak-anak berangkat didampingi Bapak Kepala Sekolah.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Penelitian itu dipimpin oleh Profesor Khairani.



<![if !supportLists]>D.    <![endif]>Menyimpulkan Gagasan dan Pendapat dari Narasumber
1. Mendengarkan wawancara
Kamu tentu sering melihat ataupun mendengarkan wawancara, bukan? Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan ataupun pendapat tentang suatu masalah. Orang yang mewawancara disebut pewawancara, sedangkan orang yang diwawancarai disebut narasumber. Berikut merupakan wawancara antara Bapak Edy Kusnanto selaku Kepala Kantor PT Pos Indonesia Wilayah (Kakanwil) VII Jawa Tengah dengan wartawan Media Halo. Dengarkan temanmu membaca wawancara berikut! Tutuplah bukumu dan catat pokok- pokok informasi yang kamu dengar!
Tidak Semua Dokumen Dapat Diselesaikan oleh Teknologi
Bagaimana peran PT Pos Indonesia di era teknologi informasi dan telekomunikasi ini? Terus terang kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi membuat PT Pos Indonesia mengalami penurunan yang cukup tajam. Apalagi sejak tahun 1997 ketika era telepon seluler semakin banyak digunakan masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mengirim ucapan lewat SMS. Di negara lain, tradisi berkirim kartu ucapan lewat pos itu masih terjaga karena ucapan melalui SMS dianggap kurang berkesan. Ada kesan yang tidak tergantikan oleh teknologi.
Selain turunnya jumlah pengiriman surat, apakah pengiriman uang lewat wesel pos juga mengalami penurunan seiring dengan pertumbuhan dunia perbankan? PT Pos memang sudah tidak terlalu berharap banyak dari pengiriman surat pribadi. Namun, pelanggan korporat kami yang menggunakan jasa pos masih cukup tinggi. Tidak semua dokumen bisa diselesaikan dengan teknologi. Banyak perusahaan yang mempercayakan pengiriman dokumen dan surat-surat resmi pada PT Pos, sedangkan layanan wesel pos memang tak seramai dulu karena jaringan ATM yang kian luas. Tapi jaringan PT Pos jauh lebih luas, hingga ke tiap-tiap kecamatan. Jadi, saya tetap optimis PT Pos akan tetap eksis. Kemudian bagaimana langkah yang dilakukan PT Pos untuk mengantisipasi kemunduran ini? Layanan PT Pos memang tidak sepenuhnya untuk kepentingan komersial, ada sisi sosial yang tetap kami pertahankan. Misalnya dengan mempertahankan kantor-kantor cabang di tiap kecamatan, meskipun biaya operasionalnya cukup  tinggi. Saat ini, yang tengah kami lakukan adalah menjalin kemitraan dengan pihak luar dan memperluas kemungkinan kerja sama yang saling menguntungkan sehingga dapat memperkaya produk jasa yang akan mempermudah masyarakat sebagai konsumennya. Antara lain adalah dengan menjadikan PT Pos sebagai salah satu payment point. Jadi sebenarnya produk PT Pos tidak hanya surat dan wesel pos ya? Banyak orang yang belum tahu bahwa kantor pos juga dapat melayani pembayaran tagihan, kartu kredit, maupun pajak. Pembayaran tagihan tersebut juga sudah dapat dilakukan secara on-line. Selain itu, kami juga memiliki produk Total Logistik yang mencakup transportasi dan pergudangan (warehousing). Apakah layanan tersebut memberikan pemasukan yang signifikan bagi PT Pos? Ini tidak pernah kami sangka sebelumnya. Pemasukan dari payment point ini rupanya cukup tinggi. Setidaknya 30% dari total pemasukan PT Pos berasal dari payment point. Ada beberapa perusahaan yang telah bekerja sama dengan PT Pos, seperti perusahaan otomotif serta pelanggan kartu prabayar juga dapat membayar tagihan ponsel lewat kantor pos.
Media Halo, Edisi Februari 2007  (dengan pengubahan)

2. Menyimpulakan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber
Kamu tentu sudah menangkap isi wawancara tersebut, bukan? Setelah mencatat pokok-pokok isi wawancara tersebut, kamu dapat menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan dari narasumber. Penyimpulan pikiran, pendapat, dan gagasan dari narasumber tersebut dapat kamu lakukan dengan merangkai pokok-pokok wawancara secara padat dan singkat.

<![if !supportLists]>E.     <![endif]>Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen

Cerpen atau cerita pendek, yaitu cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi dan satu waktu hingga memberikan kesan tunggal terhadap pertikaian yang mendasari cerita tersebut. Jika kamu membaca cerpen, harus memerhatikan beberapa unsur. Unsur-unsur yang termuat dalam cerpen adalah sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Tema, yaitu sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Alur, yaitu unsur peristiwa sebab-akibat yang menjalin suatu cerita.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Penokohan, yaitu pelaku-pelaku dalam cerita.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Setting atau latar, yaitu waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita.
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Sudut pandang, yaitu tempat atau letak di mana seseorang melihat objek karangan. Apabila pengarang dalam bercerita menyebutkan nama aku, berarti menggunakan sudut pandang orang pertama. Apabila pengarang menyebut dia, berarti menggunakan sudut pandang orang kedua, sedangkan jika pengarang bebas menceritakan apa yang dialami oleh semua tokoh, berarti menggunakan sudut pandang serba tahu.
Membaca cerpen merupakan membaca indah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca indah, yaitu:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>memahami karya sastra yang akan dibaca,
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>membaca dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>membaca dengan wajar sebagaimana layaknya orang berbicara,
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>kesesuaian ekspresi dengan pokok-pokok gagasan yang terkandung dalam teks.
Menyimpulkan Pendapat, Gagasan, dan Pikiran Narasumber dalam Wawancara

Menyimpulkan sebuah wawancara dapat dilakukan dengan menyimak sebuah wawancara dengan baik. Proses menyimak memerlukan konsentrasi dan perhatian penuh dari pendengar untuk memahami isi pembicaraan yang disampaikan. Pendengar juga dapat mencatat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber. Hal-hal penting tersebut dapat dirangkai menjadi sebuah  kesimpulan.

Mengungkapkan Hal-hal yang Dapat Diteladani dari Buku Biografi

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Sebuah buku biografi biasanya berisi data diri dan perjalanan karir dari seorang tokoh. Perjuangannya untuk meraih kesuksesan tersebut dapat kalian teladani untuk diterapkan dalam kehidupan kalian. Bacalah ringkasan biografi Sri Sultan Hamengku Buwono IX berikut!
Sri Sultan Hamengku Buwono IX Ia lahir 12 April 1912 di Yogyakarta, dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ayahnya Hamengku Buwono VIII, sedang ibunya Raden Ayu Kustilah. Pendidikan formalnya dimulai dengan taman kanak-kanak. Usia 6 tahun ia me- masuki sekolah dasar. Selama menempuh pendidikannya, ia berpindah-pindah tempat kos dan sekolah, mulai dari Semarang, Bandung, dan Belanda. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Jilid 4, 2005  Gambar 12.21 Sri Sultan Hamengku Buwono IX

1. Mengungkapkan Isi Puisi Makna dalam puisi dapat disimpulkan dari pengungkapan isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama, dan pilihan kata yang tepat. Makna yang tersirat dari puisi "Kepada Koruptor" tersebut adalah harapan penyair agar para koruptor (orang yang suka korupsi) tidak memakan harta rakyat. Nada dan suasana puisi tersebut menggambarkan kekecewaan penyair terhadap para koruptor.
2. Menangkap Isi Puisi Isi puisi dapat disimpulkan dari gambaran pengindraan, perasaan, dan pendapat penyairnya. Puisi "Kepada Koruptor" dapat kalian tangkap isinya dari gambaran: a. pengindraan (khususnya penglihatan dan pendengaran) Contoh: - penglihatan : "lihatlah air mata para bocah" "telah bapak saksikan ...." "matahari jadi enggan berpijar" - pendengaran : "dengarlah jerit lapar mereka ..." b. perasaan Contoh: "Tolong, Pak ..." c. pendapat Contoh: - "tidaklah menggetarkan bapak?" - "jangan makan uang kami"
3. Refleksi (Gambaran) Isi Puisi Melalui puisi "Kepada Koruptor", tersebut penyair ingin mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi rakyat Indonesia yang menderita akibat ulah para koruptor yang memakan uang rakyat. Penderitaan tersebut dapat dilihat dari air mata para bocah di lampu merah, jeritan kelaparan mereka, keinginan untuk melanjutkan sekolah, dan orang-orang miskin yang memenuhi negeri ini. Penyair juga memohon pada koruptor agar jangan memakan uang rakyat.
Dengarkanlah baik-baik pembacaan puisi berikut!
Kepada Koruptor
Karya: Abdurahman Faiz
Gantilah makanan bapakdengan nasi putih, sayur, dan daging jangan makan uang kami lihatlah air mata para bocah yang menderas di tiap lampu merah jalan-jalan Jakarta dengarlah jerit lapar mereka di pengungsian juga doa kanak-kanak yang ingin sekolah Telah Bapak saksikan orang-orang miskin memenuhi seluruh negeri tidakkah menggetarkan Bapak? Tolong, Pak gantilah makanan bapak seperti manusia jangan makan uang kami
(Sumber:Untuk Bunda dan Dunia, 2006)
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Kalimat Langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung. Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:) sebelum ujaran langsung dan tanda petik ganda (“ …”) di antara ujaran langsung.
Contoh:
Evy S. : "Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?"
Sartono : "Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red)."
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Kalimat Tak Langsung Kalimat tak langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggan- tikan tanda koma (,) dan tanda titik dua (:) serta petik ganda (“…”) yang mengapit ujaran langsungnya. Contoh: Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai cabai kathur karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa, red).

Bertelepon dengan Kalimat Efektif dan Bahasa yang Santun
Bertelepon adalah salah satu cara bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan. Saat bertelepon, kalian harus memerhatikan beberapa hal, antara lain penggunaan kalimat efektif dan bahasa yang santun. Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat dan jelas. Singkat artinya menggunakan kosakata secara hemat, dan jelas artinya tidak menimbulkan penafsiran ganda. Selanjutnya, bahasa yang digunakan pun harus bahasa yang santun, yaitu bahasa yang sesuai dengan norma atau kesopanan yang berlaku di masyarakat. Jadi, dalam bertelepon kalian diharapkan menggunakan kosakata secara hemat dan tidak menimbulkan penafsiran ganda serta memerhatikan sopan santun.
Menggunakan Imbuhan se- Imbuhanse- ada yang melekat pada bentuk dasar yang berupa nomina (kata benda) dan adjektiva (kata sifat). Akibat pertemuannya dengan bentuk dasarnya, imbuhan se-mempunyai makna berikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Menyatakan makna satu Contoh:
a. seorang Belanda menempatkan seorang residen yaitu Smissaert untuk urusan pemerintahan.
b. seperjuangan Kyai Mojo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo adalah rekan seperjuangan Pangeran Diponegoro.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Menyatakan makna seluruh Contoh: se-Indonesia Penduduk se-Indonesia menghargai jasa-jasa Pangeran Diponegoro.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Menyatakan makna sama atau seperti Contoh: seadat Ternyata, orang itu seadat dengan Pangeran Diponegoro.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Menyatakan makna setelah Contoh: seusai Seusai perundingan tersebut, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado.
Menulis Pesan Singkat
Pesan singkat disebut juga memorandum. Memorandum merupakan bentuk komunikasi tertulis yang biasa digunakan dalam suatu kantor atau organisasi. Dalam menulis pesan singkat kalian harus mengunakan bahasa yang ringkas, padat, jelas, dan mudah dimengerti. Selain itu, kalian juga harus memerhatikan santun berbahasa. Isi memo dapat ditulis tangan atau diketik. Susunan memo terdiri atas tiga bagian berikut ini.
1. Kepala memo, terdiri atas:
a. nama instansi,
b. kata “MEMO”,
c. dari, dan d. kepada.
2. Isi memo, walaupun merupakan alat komunikasi informal, tetap isinya itu dalam rangka hal-hal kedinasan.
3. Kaki memo, terdiri atas:
a. tangal, bulan, dan tahun;
b. tanda tangan; dan
c. nama terang dibubuhkan dengan huruf besar di awal kata (tanpa kurung). Agar lebih jelasnya, perhatikanlah contoh “Memo” berikut!
SMP Kriya Mandiri Jalan Kenari
No. 51, Telp. (031) 300876
SURABAYA
Dari :  Kepala Sekolah
Kepada : Drs. Sunaryo (Wakasek Kesiswaan)
    Sepulang sekolah nanti , tolong saudara latih siswa yang bertugas melaksanaka upacara hari pahlawan besok
Surabaya, 31 september 2013
            Kepala sekolah

Drs. Heru kurniawan, S.Pd.               
Membaca Indah Puisi

Membaca puisi ada dua macam, yaitu membaca untuk diri sendiri dan membaca untuk orang lain. Membaca puisi untuk orang lain pada dasarnya sama dengan mengkonkretkan puisi tersebut baik dalam bentuk audio maupun visual. Pembacaan demikian disebut juga deklamasi. Deklamasi sebagai suatu proses, melibatkan (1) puisi yang dibaca, (2) pembaca, dan (3) pendengar.

Bacalah puisi berikut ini dengan baik!
Diponegoro
           
Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar! Lawan banyaknya seratus kali Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati MAJU Ini barisan tak bergenderang berpalu Kepercayaan tanda menyerbu Sekali berarti Sudah itu mati MAJU Bagimu negeri Menyediakan api Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sungguh pun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai
Maju Serbu Serang Terjang

 





































KELAS VIII







RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS VIII

Materi Bahasa Indonesia kelas 8 SMP semester 1

BERITA

<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Unsur - unsur  yang ada di dalam suatu berita : judul, paragraph pokok
(berisi 5W+1H),paragraph pengembang (min. 6 paragraf), inisial penulis
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>5W + 1H  : Apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Metode Piramida terbalik : mengurutkan hal dari yang paling penting sampai ke paling tidak penting (paragraph paling atas berisi hal-hal yang penting, makin ke bawah makin tidak penting)
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Langkah-langkah menulis berita :
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Mendata informasi untuk kelengkapan berita dengan menjawab pertanyaan melalui   metode 5W+1H.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Menulis berita secara lengkap dengan memperhatikan unsur-unsurnya.
(lihat unsur2 berita diatas)
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Bahasa yang yang digunakan (bahasa berita menggunakan bahasa yang singkat, padat, tidak bertele-tele, dan hanya berisi kalimat fakta)
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Metode penulisan berita umumnya menggunakan metode piramida terbalik

UNSUR INTRINSIK NOVEL

<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Tema               : Pokok persoalan yang dibicarakan dalam naskah tersebut
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Penokohan      : Penyajian watak-watak tokoh dalam cerita tersebut, bisa dilihat dari perilaku     tokoh, dialog, pilihan-pilihan tokoh, deskripsi/penjelasan penulis
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Alur                 : Jalinan/ikatan-ikatan peristiwa yang membentuk cerita.
Di dalam alur terdapat 5 peristiwa penting (perkenalan, konflik, puncak konflik, peleraian,penyelesaian) Konflik : Batin, Fisik, Ending : Happy ending, Sad ending,  Open Ending (hanya sampai konflik)
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Setting/latar     : Segala keterangan yang menyangkut waktu, tempat, dan suasana cerita itu
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Amanat           : Ada 2 macam :
a. Tersurat → ditulis oleh pengarangnya dalam cerita
b. Tersirat → pembaca harus menyimpulkan sendiri

NORMA/ETIKA DALAM CERITA

1. Pengertian norma adalah :
a. Aturan/ketentuan yg. mengikat warga, masyarakat dipakai panduan, tatanan,
    pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima
b. Aturan, ukuran/kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai/
    membandingkan sesuatu
c. Contoh norma : Masyarakat Timur (sopan santun, tidak terus terang) dan masyarakat barat   (keterus-terangan)
MENANGGAPI HAL MENARIK DALAM NOVEL
1. Bahasa tanggapan               : Bahasa sopan dan argumentative
2. Dalam memberi tanggapan bisa dalam bentuk :
a. Kalimat pendek/Paragaraf  pendek. Cth : Menurut saya novel ini … (isi, karakter tokoh, unsur intrinsik yang lain, ditambah dengan argumentasi yang logis,  membandingkan dengan kenyataan dalam masyarakat)
b. Karangan opini yang unsurnya meliputi :    judul, paragrapf pembuka, paragrapf - paragrapf, paragraph penutup.
3. Untuk memperkuat argumentasi     :
a. Gunakan teori (keilmuan yang kita miliki)
b. Pengetahuan umum
c. Pengalaman

KATA GANTI

1. Macam-macam kata ganti / pronominal : ~ Kata ganti orang
a. Kata ganti pemilik
b. Kata ganti penunjuk : - Jarak (jauh dan dekat)
c. Tempat (jauh, dekat, tak tentu)
Kata ganti orang
Tunggal
Jamak
Orang I
aku, saya, hamba, beta, daku
kami, kita
Orang II
kamu, anda, engkau, dikau, kau
kamu, kamu sekalian, anda sekalian, kalian
Orang III
dia, beliau, ia, -nya
mereka, -nya
- Kami : Hanya orang pertama (jamak)
- Kita               : Orang kedua dilibatkan + orang pertama (jamak)
- Kata ganti orang yang bersifat netral           : kamu, -nya
- Orang pertama                                              : diri sendiri yang terlibat dalam pembicaraan
- Orang kedua                                                 : lawan bicara
- Orang ketiga                                                 : orang yang sedang kita bicarakan
- Kata sapaan digunakan untuk menyapa, sedangkan kata ganti penggunaannya tak terbatas.

PUISI
1. Ciri umum puisi baru           :
            a. bentuknya rapi, simetris
            b. mempunyai persajakan akhir yang teratur
            c. banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola
                yang lain
            d. sebagian besar puisi empat seuntai
            e. tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (esatuan sintaksis)
            f. tiap gatranya terdiri atas 2 sampai 5 kata
2. Jenis-jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya   :
            a. Balada         : Puisi berisi kisah/cerita
            b. Himne         : Puisi pujian untuk Tuhan, tanah air, pahlawan,dll.
            c. Ode             : Puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
            d. Epigram      : Puisi yang berisi tuntunan/ajaran
            e. Romance     : Puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
            f. legi               : Puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
3. Citraan Puisi            :
            a. pendengaran
            b. penglihatan
            c. penciuman
            d. peraba
            e. perasa
4. Macam-macam rima berdasarkan BUNYI :
            a. R. Sempurna            : Seluruh kata akhirnya berirama sama.
            Contoh                                    :
                        -Ma-lang
                        -Ma-ti
                        -Pa-lang
                        -Ha-ti
            b. R. Tak Sempurna    : Hanya sebagian suku akhir yang sama.
            Contoh                                    :
                        - Pu-lang
                        - Pa-gi
                        - Tu-kang
                        - Ha-ri
            c. R. Mutlak                            : Seluruh kata berima.
            Contoh                                                :
                        - Mendatang -datang jua
                        - Kenangan masa lampau
                        - Menghilang muncul jua
                        - Yang dulu sinau-silau
                        - Kata jua yang diulang 2x di tempat yang sama itu berima
            d. R.Terbuka: Yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vocal  yang sama.
            Contoh :
                        - bu-ka
                        - ba-tu
                        - mu-ka
                        - pa-lu
            e. R. Tertutup : Yang berima itu suku akhir suku tertutup dalam vocal yang diikuti konsonan yang sama.
            Contoh :
                        - hi-lang
                        - su-sut
                        - ma-lang
                        - ta-kut
            f. R. Aliterasi   : Yang berima adalah bunyi-bunyi awal pada tiap-tiap kata                                         yang sebaris maupun pada baris-baris berlainan.
            Contoh :
                        -Bukanbeta bijak berperi
            g. R. Asonansi  : Yang berima adalah vocal-vocal yang menjadi rangka kata- kata, baik pada sebaris maupun pada baris-baris berlainan.
            Contoh :
                        - se-cu-pak
                        - tem-bang
                        - se-cu-kat
                        - mun-dam
            h. R. Disonansi : Rima ini adalah vocal-vocal yang menjadi rangka kata-kata  seperti pada asonansi tetapi memberikan kesan-kesan bunyiyang berlawanan.
            Contoh :
                        - tin-dak tan-duk (i-a/a-u)
                        - mon-dar man-dir (o-a/a-i)

5. Macam-macam rima berdasarkan LETAK KATA DALAM BARIS :
            a. R. Awal: Apabila kata-kata yang berima terdapat pada awal-awal kata.
            Contoh                                    :
                        -Pemuda kaulah harapan bangsa
                        -Pemuda jangan suka berpangku tangan
            b. R. Tengah: Apabila kata-kata yang berima terdapat di tengah.
            Contoh                                    :
                        -pemuda kaulah harapan bangsa
                        -pemudi kaulah harapan negeri
            c. R. Akhir      : Apabila kata-kata berima terletak pada akhir. Bentuk ini                                          hanya digunakan dalam bentuk pantun, syair, dan
  gurindam.
            Contoh :
                        -Tolong-menolong umpama jari
                        -Bantu-membantu setiap hari
                        -Bekerja selalu berlima diri
                        -Itulah misal Tuhan memberi
            d. R. Tegak: Apabila kata-kata yang berima terdapat pada baris-baris yang               berlainan.
            Contoh                                    :
                        - terlipat
                        - terikat
                        - engkau mencari
                        - terang matahari
            e. R. Datar                   : Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat pada pada                                                  baris yang sama.
            Contoh :
                        - air mengalir menghlir sungai
            f. R. Sejajar: Apabila sepatah kata dipakai berulang-ulang dalam kalimat                  yang beruntun.
            Contoh :
                        - dapat sama laba
                        - cicir sama rugi
                        - bukit sama didaki
                        - lurah sama dituruni
6. Macam-macam rima berdasarkan RUPA (bentuknya & pengucapannya hampir sama)
            a. Jenis puisi baru berdasarkan bentuknya :
                        - Distikon                    : 2 baris tiap bait
                        - Terzina                      : 3 baris tiap bait
                        - Quatrain                    : 4 baris tiap bait
                        - Quint                         : 5 baris tiap bait
                        - Sextet                        : 6 baris tiap bait
                        - Septima                     : 7 baris tiap bait
                        - Stanza/Oktaf             : 8 baris tiap bait
                        - Soneta                       :14 baris tiap bait
7. Jenis-jenis majas perbandingan :
            a. Simile          : Majas perumpamaan/asosiasi →                                                                                 menggunakan peribahasa sebagai perbandingannya
            b. Alegori        : Membandingkan sesuatu dalam bentuk cerita
            c. Metafora      : Majas perbandingan yang membandingkan tetapi tidak                                            menggunakan kata-kata perbandingan (Cth: lautan
                                     manusia)
d. Personifikasi: Yang dibandingkan adalah antara satu benda dengan                                    manusia yang hidup (menghidupkan benda mati)
   e. Antitesis: Menggunakan sesuatu dalam bentuk frase  (Cth: tua -muda)
8. Jenis-jenis majas pertentangan :
            a. Hiperbola: Mempertentangkan sesuatu secara berlebihan, tidak seuai                                             kenyataan
            b. Litotes: Merendah-rendahkan/mengecil-ngecilkan sesuatu,  bertolak                      belakang dengan hiperbola
            c. Ironi : Menyatakan sesuatu kebalikannya, digunakanuntuk menyindir
9. Jenis-jenis majas pertautan :
            a. Metonimia   : Pengganti nama
            b. Sinedoke     : pars pro toto →menyebutkan sebagian untuk mewakili                                            seluruhnya (Cth : Sedari tadi batang hidung Fergie tak                                        kelihatan) totum pro parte →menyebutkan seluruhnya ntuk 
                                    mewakili sebagian (Cth : Indonesia kalah melawan  
Malaysia pada Sea Games yang lalu)
            c. Eufimisme   : Menghaluskan kata-kata sehingga tidak menyinggung                                                          perasaan orang lain
            d. Antonomasia: Menyebutkan sifat-sifat/cirri-ciri khas dari seseorang, tapi                                       bukan untuk menghina
10. Jenis-jenis majas perulangan :
            a. Repetisi      : Perulangan kata (Cth: Merdeka! Merdeka! Kita perjuangkan  rakyat yang merdeka!)
            b. Pleonasme     : Menggunakan kata-kata berlebihan yang meknanya hampir     sama



SLOGAN DAN POSTER

1. Arti slogan menurut KBI (Kamus Bahasa Indonesia) adalah perktaan/
    kalimat yang menarik/mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu.
    Ciri-ciri slogan adalah bahasanya singkat dan menarik.
2. Arti poster menurut KBI adalah plakat yang dipasang di tempat umum berupa
    pengunguman dan iklan.
    Ciri bahasa poster sama dengan slogan.
3. Perbedaan slogan dan poster :
            a. Poster ditempel di tempat umum, slogan bisa dipasang atau tidak
            b. Poster ada gambarnya, slogan bisa ada gambarnya atau tidak
            c. Slogan berisi kalimat-kalimat yang berupa semboyan, poster berisi kalimat-kalimat              ajakn langsung
            d. Slogan kalimatnya singkat, menarik, dan gampang diingat, poster tidak boleh                     berupa semboyan
4. Macam-macam :
            a. Berdasarkan isinya :
            b. slogan berupa iklan
            c. slogan yang memberi penerangan/pendidikan bagi
            d. slogan berupa kegiatan
            e. poster niaga (isinya berkaitan dengan jual beli jasa/barang)
            f. poster pendidikan
            g. poster kegiatan
            h. poster penerangan

Materi bahasa Indonesia kelas 8 SMP semester 2

A. Dasar-dasar Berita
1. Definisi Berita
    Secara Etimologi atau asal-usul terbentuknya sebuah kata, kata berita diambil dari bahasa  Sansekerta yang berbunyi Vrita atau Vritta yang berarti ada atau terjadi.
    Dalam bahasa Inggris, berita disebut news. Menurut A.K Muda dalam Kamus Lengkap   Bahasa Indonesia: 116, Berita dapat didefinisikan sebagai:
            a. keterangan tentang peristiwa yang hangat,
            b. (suatu) kabar,
            c. Cerita tentang kejadian yang menarik dan masih baru.
    Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu kabar cerita   yang berisi kejadian atau peristiwa yang ada atau terjadi dan bersifat hangat serta menarik.


2. Pokok-Pokok Berita
    Pada pelajaran kelas sebelumnya, kita telah mempelajari pokok-pokok berita.
    Pokok berita dikenal dengan istilah 5W+1H. Untuk memperjelasnya,
    perhatikan penggalan berita di bawah ini!

Contoh Berita:
Ledakan pipa gas terjadi Rabu (22/3) semakin membesar skala kesulitan yang timbul akibat Lusi. Bukan hanya karena ledakan itu memakan tak kurang dari 11 orang pegawai meninggal dan dua lainnya hilang. Ledakan juga menyebabkan pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk industri terputus. Akibat penurunan pasokan listrik, sebagian wilayah Jakarta terpaksa mengalami pemutusan listrik. Dampak langsung Lusi di ujung timur Pulau Jawa akhirnya dirasakan sampai Jakarta yang terletak diujung barat pulau Jawa.
dikutip dari LKS Galileo Bahasa Indonesia kelas VIII

Berikut merupakan pokok-pokok berita dari teks di atas!
No Pokok Berita Pertanyaan Jawaban Keterangan
a. What Peristiwa apa yang terjadi? Peristiwa yang terjadi adalah pipa gas yang meledak.
    Kalimat pertama
b. Who Siapa yang menjadi korban? Yang menjadi korban adalah 11 orang pegawai.
    Kalimat kedua
c. When Kapan terjadi? Peristiwa itu terjadi Rabu (22/3). Kalimat pertama
d. Why Mengapa terjadi? Ledakan pipa itu timbul akibat Lusi. Kalimat pertama
e. Where Di mana terjadi? Peristiwa itu terjadi di ujung timur Pulau Jawa. Kalimat kelima
f. How Bagaimana dampak yang terjadi? pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit  tenaga listrik dan untuk industri terputus. Kalimat ketiga
3. Mengemukakan kembali berita yang didengar
    Ketika kita menyimak suatu berita yang dibacakan, sudah selayaknya kita dapat
    menceritakan kembali berita yang kita peroleh tersebut kepada orang lain.
    Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
            a. Menyimak baik-baik berita yang dibacakan,
            b. Mencatat dan mengingat pokok-pokok penting dari berita yang disimak,
            c. Mengemukakan kembali berita yang didengar dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas.

Contoh mengemukakan kembali berita yang didengar:
“Pipa gas meledak pada hari Rabu tanggal 22 Maret lalu di ujung timur pulau Jawa yang diakibatkan karena Lusi. Sehingga pasokan gas terputus dan 11 orang pegawai menjadi korban.”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
B. Berlatih Memahami Berita
<![if !supportLists]>a.      <![endif]>1. Menemukan Masalah Utama dari Beberapa Berita
Dalam kenyataan di dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan (pencari berita) mengincar peristiwa dan isu yang menarik untuk disajikan disuatu media. Mereka pun berkompetisi untuk merebut perhatian calon pembaca dengan menyajikan berita yang paling lengkap dan menarik. Sehingga, banyak sekali media yang berbeda namun menyajikan kesamaan topik yang dibahas. Namun, mengingat kemampuan setiap wartawan itu berbeda sehingga cara mengemas suatu beritapun terdapat perbedaan.
Dalam menemukan suatu masalah utama di suatu berita, berarti kita akan mencari bagian-bagian yang berkenaan dengan:
            a. Menemukan informasi yang sama dari teks berita yang terdapat pada media yang  berbeda,
            b. Membandingkan dua teks berita yang bertopik sama,
            c. Menanggapi berita dari dua teks berita yang bertopik sama.

Contoh Menemukan Masalah Utama dari Beberapa Berita:
Teks Berita 1
Lima penumpang tewas dalam kecelakaan kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang. Peristiwa itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibat peristiwa itu perjalanan kereta api terganggu.
Teks Berita 2
Selasa (16/1) dini hari terjadi kecelakaan kereta api di dusun Gununglurah, Rancamaya, Banyumas. Kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang terguling di jembatan rel sungai Pager. Lima penumpang tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka.
Dilihat dari dua berita di atas, masalah utamanya adalah kecelakaan kereta api jurusan Solo-Tanah Abang pada hari Selasa tanggal 16 Desember.

2. Menentukan Jenis Berita
Dalam dunia jurnalistik dikenal beberapa jenis berita beserta cara penyajiannya, seperti:
a. Berita Keras (hard news): Berita yang berisi informasi yang aktual (baru terjadi   atau sedang berlangsung), dan
b. Berita Lunak (soft news). Berita yang lebih mengedepankan aspek-aspek   manusiawi yang menarik untuk diangkat dan berpotensial untuk menyentuh atau  menggugah perasaan empati pembaca.
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Perhatikan tabel di bawah ini!
No Berita Keras Berita Lunak
1. Disajikan dengan piramida terbalik
===) Lead (Kepala)
===) Body (Badan)
===) Punch (Ekor) Disajikan dengan piramida berdiri

===) Lead (kepala)
===) Body (Badan)
===) Punch (ekor)

2. Penyajian:
    Informasi penting atau pokok berita disajikan di awal berita, dan semakin kebawah maka informasi berita semakin kurang penting. Penyajian:
Disajikan secara kronologis, beralur maju sesuai dengan kejadiannya. Biasanya diawali dengan hal yang detil dan diakhiri dengan kesimpulan.
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
3. Contoh:
Jembatan Ulu Musi Rawan
Empat Lawang – Jembatan penghubung Kecamatan Paemah Air Keruh dengan Ulu Mui rawan roboh. Beberapa titik papan jembatan sudah hilang. Sudah berbulan-bulan kondisi jembatan ini mengkhawatirkan. Bahkan sudah direhab menggunakan kayu balok berjenis kelas 3. Namun, dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan kondisi jembatan kembali rusak.
Kadis PU Ir. H. Ismail Hanafi,M.Tp. mengatakan rencana awal pembangunan jembatan tersebut merupakan sarana transportasi bagi warga untuk masuk ke Ulu Musi. “Jembatan ini bukan peruntukan lalu lintas angkutan truk. Sehingga bila yang sering melintasi jembatan tersebut adalah angkutan truk mempercepat kerusakan jembatan,” jelasnya.
Saat ini, pemerintah telah membuat detail engginering design (DED) pembuatan jembatan penghubung baru. Design-nya merupakan jembatan permanen dan kokoh. Lokasinya tak jauh dari jembatan penghubung yang sudah ada. Hanya saja memang terkendala dana. “DED jembatan yang baru sudah ada, bila ada anggaran maka jembatan segera dibuat,” ujarnya.
(dikutip dari: Koran Harian Sumatra Ekspres edisi 20 Desember 2010) Contoh:
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Para Penerima Anugrah Seni Batanghari Sembilan 2010 (2)
Pengaruh Good Looking, Merasa tak diperhatikan
Koran ini harus menunggu beberapa menit untuk mewawancarai Erfan, sapaan akrab Erfan Fajrullah di Dewan Kesenian Sumsel (DKSS), Jakabaring, Kamis (16/12) lalu. Saat ia sampai di tempat yang dijanjikan sebelumnya, ia langsung menghela nafas dalam-dalam dan langsung menemui Ari, bagian dokumentai DKSS. Tak lama ia lantas mengenalkan diri pada wartawan koran ini. “Saya Erfan, maaf nunggu lama tadi di jalan macet, Apalagi ada demo di Bundaran,” ujar Erfan.
Setelah berbasa-basi, pria kelahiran Palembang, 19 Januari 1971 lalu menceritakan awal mula dia tertarik di dunia seni teater. Saat itu, ia masih duduk dikelas 2 SMP di SMPN2 Palembang. ”Sejak SMP saya sudah tertarik dengan seni,” katanya. Ketika itu, guru pengajarnya adalah seorang wanita yang diakuinya memiliki pesona. Guru tersebut memberikan pelajaran bahasa Indonesia dan sastra. “Sebenarnya nggak terlalu suka dengan pelajaran bahasa, tapi karena gurunya good looking, makanya tertarik mengikuti pelajaran itu,” kata sulung dari 5 bersaudara pasangan Erfiatmans dan Siti Fatihakimah.
….
(dikutip dari: Koran Harian Sumatra Ekspres edisi 20 Desember 2010)

3. Menulis Teks Berita
Telah dijelaskan sebelumnya, jika naskah berita dibagi menjadi dua yaitu naskah berita keras (hard news script) dan naskah berita lunak (soft news script). Dalam naskah berita, berita memiliki ciri yang khas, demikian juga penulisannya pun memiliki langkah yang khusus yaitu sebagai berikut:
            a. Penentuan peristiwa atau kejadian,
            b. Pencarian sumber berita (pengamatan langsung, wawancara, bahan berita)
            c. Melakukan wawancara informatif untuk memperoleh fakta,
            d. Menemukan pokok-pokok dari hasil wawancara,
            e. Menyusun berita dengan mempergunakan bahasa yang singkat dan jelas.
            f. Menyunting naskah berita sesuai dengan EYD.
4. Membaca Teks Berita
Teks berita radio/televisi merupakan teks yang ditulis untuk dibacakan. Untuk membacakan teks berita radio/televisi, kita dituntut untuk terlebih dahulu memahami pokok-pokok informasi yang diberitakan. Pemahaman ini penting untuk menentukan pembacaan secara tepat. Membaca berita merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Ketika membaca berita, sebaiknya kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini:
            a. Pelafalan kata jelas,
            b. Intonasinya tepat,
            c. Penempatan jeda tepat,
            d. Tekanan dan volume suara sesuai,
            e. durasi atau tempo yang sesuai,
            f. Volume suara jelas,
            g. Ekspresi yang menarik
Dalam membaca berita, sebaiknya kita mengenal tanda-tanda di dalam tabel sebagai berikut:
No. Tanda Arti
1. Tanda (/) atau (,) Berhenti sebentar (jeda pendek)
2. Tanda (//) atau (.) Berhenti agak lama (jeda panjang)
3. Tanda (=) berlanjut pada baris berikutnya
4. Tanda ( ) Tekanan naik
5. Tanda ( ) Tekanan turun
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Coba tandai dan praktekan membaca berita dengan teks berita di bawah ini!
SEA Games
Pesta olahraga 2 tahunan antara negara-negara di Asia Tenggara akan segera diselenggarakan. Sea Games ke-26 akan dilaksanakan di Indonesia, tepatnya di kota Jakarta dan Palembang, dari tanggal 11 November sampai 22 November 2011. Saat Indonesia dipilih menjadi tuan rumah, menggantikan Singapura yang tidak bersedia, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut baik hal tersebut.
Pembenahan pun dilakukan untuk menyambut pesta olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara. Jakarta dan Palembang dipusatkan sebagai kota penyelenggara. Namun, semakin hari permasalahan yang timbul semakin terlihat. Dari kasus korupsi Wisma Atlet, pembangunan venue yang tak kunjung selesai, serta penurunan dana APBN yang tersendat-sendat.
Dari kasus korupsi Wisma Atlet, menyeruak nama M. Nazarudin sebagai dalang dari kasus tersebut. Hal ini sempat membuat keterlambatan pengerjaan Wisma Atlet walaupun pada akhirnya dapat terselesaikan.
Dari soal venue olahraga, hingga hari ini, setidaknya baru kurang lebih separuh dari venue-venue yang ada yang telah siap dipakai dan telah diuji coba. Mungkin keterlambatan ini, dikarenakan kesalahan pemerintah yang salah perhitungan dalam waktu pembuatan venue tersebut. Terbukti, dari venue-venue yang sudah selesai, waktu penyelesaian meleset dari perkiraan dari yang diperkirakan selesai dua bulan sebelum SEA Games, namun nyatanya kurang dari satu bulan sebelum Sea Games. Hal ini tentu memprihatinkan mengingat masih banyak venue-venue yang belum terselesaikan. Dari soal APBN, pencairan dana yang diturunkan, tersendat-sendat menunggu keputusan DPR. Hal ini mencerminkan ketidaksiapan pemerintah dalam persoalan dana, walaupun dapat diselesaikan.
Semua persoalan yang terjadi diharapkan tidak mengganggu konsentrasi para atlet nasional untuk mencapai target juara umum SEA Games. Semua atlit harus optimis dan berjuang demi harga diri bangsa.
Identitas Penulis
Nama : Diky Meydianto
Kelas : 9/1/5
Cabang : KM.9
Sekolah : SMPN 40 PALEMBANG
Guru : Ms. Selvia

(16 Besar Nominator Penulisan Karya Bahasa dan Sastra Indonesia
se Budiwijaya Kota Palembang Tahun 2011)
C. Homofon, Homograf, dan Homonim
Bacalah teks percakapan di bawah ini!
Percakapan 1
Umi : “Eh, aku punya tebakan nih. Buah apa yang kulitnya merah, bentuknya bulat dan
bijinya kecil?”
Nyayu : “Aku tahu, pasti apelkan?”
Fatia : “Ye, kamu asal-asalan menjawabnya. Apel tuhkan yang suka dilakuin oleh kakak-
kakak kita yang sedang pacaran. Biasanya itu mereka lakukan di malam minggu.”
Nyayu : “hahaha, kamu lucu. Itukan apel (kegiatan) bukan apel (buah).”
Umi : “Betul kata Nyayu, dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa kata yang tulisannya
sama persis. Namun kata tersebut mempunyai cara pengucapan yang berbeda.
Contohnya: apel dan apel. Keduanya mempunyai cara lafal yang berbeda
demikian juga artinya. Gejala seperti ini di dalam bahasa Indonesia disebut
dengan homograf.”
Fatia : “Oh begitu, tapi darimana kamu bisa tahu itu?”
Umi : “Ya tahulah, akukan les di Budiwijaya. Makanya aku tahu itu.”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Percakapan 2
Ferdi : “Eh, Farid kamu dari mana?”
Farid : “Oh Ferdi toh, aku dari Bank, Fer;”
Ferdi : “Bang Toyib atau bang Boski?” (sambil tertawa)
Farid : (tersenyum) “Kamu ini bercanda terus. Bang sama Bank itu berbeda,”
Ferdi : “Iya-iya aku tahu kok, arena kata guru bahasa Indonesiaku di Budiwijaya. Kata
bank dan bang memang mempunyai bunyi pengucapan yang sama, namun
ditinjau dari segi arti, kedua kata itu berbeda. Bang berarti kakak laki-laki
sedangkan bank adalah tempat penyimpanan uang. Nah kata tersebut disebut
dengan ………”
Farid : “Homofon !!!”
Ferdi : “Lho kok kamu tahu?”
Farid : “Memang kamu saja yang les di Budiwijaya, aku juga les disana lho.”
Ferdi : “Oooooo, jadi malu.”

Percakapan 3
Sinta : “Baiklah, sebelum kita memulai rapat hari ini, alangkah baiknya jika peserta diskusi
untuk duduk yang rapat dengan peserta lainnya.”
Nanda : “Maaf, Sin. Maksudmu apa?”
Rifqi : “Benar, Sin. masak peserta rapat disuruh duduk rapat. Kitakan sudah duduk di
ruang rapat. Jadi mengapa kami disuruh duduk rapat lagi?”
Sinta : “Begini lho teman-teman, duduk rapat itu adalah duduk saling berdekatan, tidak
berjauh-jauhan. Bukan berarti karena kalian duduk diruang rapat jadi disebut duduk
rapat.”
Ayu : “Benar, teman-teman. Pas belajar bahasa Indonesia di Budiwijaya, kami diajari
bahwa ada kata-kata yang bunyi dan tulisannya sama, namun kata tersebut
mempunyai arti yang berbeda. Itu dinamakan homonim.”

Dari ketiga dialog diatas, kita ketahui bahwa ada kata-kata yang mempunyai kemiripan baik dalam penulisan atau pengucapan. Namun, selain kemiripan ternyata kata-kata tersebut mempunyai perbedaan yang dibedakan dari penulisan, bunyi ujar dan arti yang terkandung. Untuk iitu kita harus mengetahui, jika
a. Homofon adalah kata yang sama bunyi namun berbeda tulisan dan arti.
b. Homograf adalah kata yang sama tulisan namun berbeda bunyi dan arti.
c. Homonim adalah kata yang sama bunyi dan tulisan namun berbeda arti.

Trik Lebah ( Trik LEBih mudAH)
Cara Muda Menghafal Homofon, Homograf dan Homonim
Homo … B T A
… fon ( f ) X - -
… graf ( g )
- X -
… nim ( n ) - - -

Keterangan:
B: Bunyi Untuk Menghafal Urutan
T: Tulisan a. Lajur : Baca Tulis Alquran (BTA)
A: Arti b. Kolom : Sesuai urutan abjad (FGN)
(x) : sama
( -) : beda

<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>

Rangkuman materi bahasa indonesia kelas 8 semester 2


<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
<![if !vml]>*<![endif]>      Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester 2
1.      Menemukan Pokok Berita
Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian peristiwa yang hangat. Atau bisa disebut juga kabar. Berita disiarkan lewat media cetak dan media elektronika. Wartawan dalam meliput peristiwa berpedoman pada 5 W + 1 H (What, who, when, where, why, dan how). Hasil jawaban dari pertanyaan itu dikemas dalam bentuk berita.
Cara menyimak berita antara lain, sebagai berikut:
1.      Simak baik-baik berita yang didengar;
2.      Catat pokok-pokok beritanya;
3.      Perluas pokok-pokok berita itu dengan kalimat penjelas;
4.      Menuliskan kembali isi berita secara singkat,tapi jelas.
Contoh:
                           City Farming dan Hidroponik Citra Pertanian Modern
Tribunnews.com, Medan-Kian minimnya lahan pertanian di Medan akibatnya tingginya laju konversi ke sektor perumahan harus segera ditindaklanjuti dengan menjalankan sistem pertanian city farming dan hidroponik, yang sering disebut sebagai sistem pertanian modern. Dari penuturan Manajer Riset Development Information Communication and Technology Bitra Indonesia, Iswan Kaputra, dua sistem pertanian tersebut sangat tepat diterapkan di Medan, mengingat potensi lahan di kota ini kian deras. “Umumnya kalau untuk kawasan perkotaan cocok menerapkan sistem hidroponik karena sistem ini tidak membutuhkan media tanah hanya memerlukan tabung dan media air. Sementara untuk wilayah urban atau pinggiran sesuai dengan sistem city farming karena masih membutuhan media tanah untuk menanam,” ujar Kaputra di kantornya, Kamis (24/5/2012).
Ø  Pokok-pokok berita:
Apa                 : Sistem pertanian city farming dan hidroponik
Siapa               : Iswan Kaputra
Di mana           : di Medan
Kapan              : Kamis tanggal 24 Mei 2012
Mengapa         : Karena minimnya lahan pertanian akibat tingginya laju
  konversi ke  sektor perumahan
Bagaimana      : a. Kawasan perkotaan cocok dengan sistem hidroponik.
                          b. Kawasan pinggiran cocok dengan sistem city farming.
Ø  Menyampaikan isi berita dengan singkat dan jelas:
Iswan Kaputra pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 di Medan menyampaikan tentang sistem pertanian city farming dan hidroponik. Hal itu untuk mengantisipasi minimnya lahan pertanian akibat tingginya laju konversi ke sektor perumahan. Sistem hidroponik cocok untuk perkotaan dan city farming untuk kawasan pinggiran.
2.      Diskusi
Diskusi merupakan suatu bentuk kegiatan yang terdiri atas beberapa orang untuk bertukar pikiran atau pendapat guna mencari pemecahan permasalahan.
Orang yang memimpin diskusi disebut moderatorNotulis berperan sebagai pencatat hasil diskusi. Orang yang menyajikan uraian dari tema permasalahan adalah penyaji atau pembicara. Adapun penyajian tersebut akan ditanggapi oleh peserta diskusi.
Cara menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan adalah sebagai berikut.
a.       Persetujuan adalah penyampaian pendapat yang sama dengan topik yang dibahas.
Contoh:
·         Saya sependapat dengan Saudara, karena ...
·         Saya sangat setuju dengan pendapat Saudara ... sebab ...
·         Menurut saya pendapat Saudara benar ... karena ....
b.      Sanggahan adalah penyampaian pendapat yang berbeda dari peserta diskusi yang lain. Sanggahan disampaikan secara santun agar tidak memicu emosi dan harus disertai alasan logis.
Contoh:
·         Pendapat Anda sebenarnya baik, tetapi.....
·         Saya mempunyai pendapat berbeda dengan Saudara. Menurut saya ....
·         Pendapat saya berbedan dengan pendapat Anda. Pendapat saya ....
c.       Penolakan adalah penyampaian pendapat yang tidak setuju dengan pendapat peserta lain.
Contoh :
·         Saya kurang setuju dengan pendapat Saudara karena ....
·         Maaf saya tidak setuju dengan pendapat Anda sebab ....
<![if !vml]>*<![endif]>      Bagaimana diskusi tentang pemakaian HP di sekolah?
PenyajiPembicaraPemakaian HP di sekolah memudahkan siswa dalam berkomunikasi dengan orang tua dan mencari informasi di internet.
Persetujuan    : Saya sependapat dengan pendapat penyaji karena memang kita sudah memasuki budaya digital sehingga pemakaian HP akan memudahkan dalam mencari informasi di internet.
Penolakan      : Saya kurang setuju dengan pendapat Anda karena membolehkan siswa menggunakan HP di sekolah akan mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar.
Sanggahan     : Saya memiliki pendapat berbeda dengan Saudara. Menurut saya, siswa berkomunikasi dengan orang tua bisa menggunakan telepon sekolah. Adapun jika membebaskan siswa menggunakan HP untuk berinternet sangat berisiko digunakan bermain.
3.      Membawakan Acara
Apa perbedaan pembawa acara (MC) dengan pengarah acara?
Pembawa acara (pewara) adalah orang yang  bertugas membawakan acara dengan membacakan dan mengatur jalannya acara dalam suatu kegiatan.
Pengarah acara adalah orang yang bertugas untuk merancang seluruh tata acara yang diselenggarakan.
Tugas pembawa acara antara lain sebagai berikut.
1)      Menyampaikan salam pembuka
2)      Menyapa hadirin dengan urutan yang benar.
3)      Mengajak hadirin memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4)      Membacakan susunan acara.
5)      Membawakan acara demi acara dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.
6)      Menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada para hadirin.
7)      Menutup acara dengan salam penutup.
Hal yang perlu diperhatikan :
a.       Teknik olah vokal : lafal, intonasi, dan ekspresi
b.      Penampilan           : Membuka acara, mengantarkan acara, dan menutup acara
c.       Sikap                    : Komunikatif, aktif, dan percaya diri.
Kesalahan dan pembenarannya dalam membawakan acara:
      Hadirin sekalian ….                                 : Hadirin ...
      Para Bapak-bapak ….                              : Bapak-bapak
      Waktu dan tempat kami harturkan ….    : Kepadanya kami persilakan
      Menginjak acara berikutnya ....                : Menuju acara berikutnya
      Untuk menyingkat waktu ...                    : Untuk mengefektifkan waktu
Contoh teks MC:
Assalamu'alaikum.. Wr. Wb.
Alhamdulillah... marilah kita panjatkan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segenap rahmatnya sehingga pada kesempatan kita bisa menghadiri acara ini.
Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari jalan yang penuh kegelapan menuju jalan yang terang-benderang.

Ustadz ... yang kami hormati.
Yang kami hormati Bp/Ibu.………………… sebagai camat/lurah.............
Yang kami hormati ketua Ta'mir serta seluruh pengurus Masjid..................
Yang kami hormati panitia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Yang saya hormati Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian

Perkenankanlah saya berdiri di hadapan Bapak/Ibu serta para hadirin, untuk menyampaikan susunan acara pada ..................

Bapak/Ibu serta hadirin yang berbahagia, adapun susunan acara yang akan dilangsungkan pada ................ adalah sebagai berikut :

1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an
3. Sambutan-sambutan
4. Tausiyah dan do’a
5. Penutup
4.      Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah teknik membaca secara luas untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dari beberapa berita yang bertopik sama. Tujuannya adalah mendapatkan informasi secara cepat.
Cara membaca ekstensif:
a.       Tentukan beberapa teks berita yang bertopik sama
b.      Bacalah sekilas judul
c.       Dengan teknik skimming, tentukan gagasan pokok.
d.      Carilah kata kunci atau petunjuk lain di teks
      Hal yang dicari ada 2 aspek :
a) Mencari persamaan dan perbedaan informasi
      Isi
      Penyajian berita (5 W + 1 H)
b) Menyimpulkan masalah utama
Contoh:
Teks Berita 1
Lima penumpang tewas dalam kecelakaan kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang. Peristiwa itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibat peristiwa itu perjalanan kereta api terganggu.
Teks Berita 2
Selasa (16/1) dini hari terjadi kecelakaan kereta api di dusun Gununglurah, Rancamaya, Banyumas. Kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang terguling di jembatan rel sungai Pager. Lima penumpang tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka.

Dilihat dari dua berita di atas, masalah utamanya adalah kecelakaan kereta api jurusan Solo-Tanah Abang pada hari Selasa tanggal 16 Desember.
5.      Membaca Intensif
Membaca intensif adalah membaca sebuah bacaan secara seksama/ teliti. Tujuan adalah memahami secara mendalam informasi dalam bacaan.
Langkah-langkah membaca intensif:
            1. Bacalah bacaan dengan cermat dan mendalam.
            2. Temukan informasi dalam bacaan (5W+1H).
            3. Catatlah permasalahan dalam bacaan
6.      Pembacaan Teks Berita
Membacakan berita terlihat sederhana tetapi memerlukan teknik yang baik dan benar. Membaca berita dilakukan dengan teknik membaca nyaring. Hal yang perlu diperhatikan adalah lafal, intonasi, penjedaan, irama, vokal, dan ekspresi yang tepat.
Langkah-langkah membaca teks berita:
a.       Membaca dalam hati teks berita dan memahami isi.
b.      Memberikan tanda jeda yang tepat.
Tanda satu garis miring (/) : jarak satu ketukan ( antar kata)
Tanda dua garis miring (//) : tempo dua ketukan (antar frasa).
Tanda silang ganda (#) : antar kalimat dalam wacana.
c.       Membaca dengan intonasi dan pemenggalan yang tepat.
Contoh:
Selamat pagi pemirsa,/ kembali bersama saya Suryo Dirojo /dalam acara Liputan 9 Pagi /untuk menyampaikan berita-berita yang teraktual dan terkini seputar Indonesia//
Pemimpin Pegadaian Cabang Banyumanik/ Siswo Sumarsono/ menyerahkan bantuan kepada Yayasan Muhammadiyah TK ABA/ yang diterima Kepala SD Muhammadiyah 16/ Kofani// di Jalan Drs. Wahidin/ Semarang/ kemarin#
Berita tadi menutup acara Liputan 9 pagi ini/, saya Suryo Dirojo dan segenap kru yang bertugas /mengucapkan terimakasih /dan sampai jumpa#
7.      Penulisan Rangkuman
Rangkuman adalah cara menyajikan karangan yang panjang dalam bentuk singkat.
Rangkuman mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang.
Langkah-langkah merangkum:
      Mengenali identitas buku/ bacaan.
      Membaca bacaan secara keseluruhan.
      Menentukan gagasan utama bacaan.
      Menyusun pokok-pokok pikiran menjadi inti sari cerita.
Merangkum buku ilmu pengetahuan populer adalah mengambil inti sari dari buku pengetahuan yang disukai banyak masyarakat dan menuliskan kembali dalam catatan singkat. Buku ilmu pengetahua populer biasanya bahasanya ringan, komunikatif, dan isinya mudah dipahami.
Contoh:
Judul buku                  : Bertanam Cabai Rawit dalam Polybag
Jumlah halaman           : 56
Penerbit                       : Penebar Swadaya, Jakarta
Setiap lapisan masyarakat Indonesia pasti mengenal cabai rawit. Tanaman ini seperti menjadi keperluan pokok  setiap keluarga. Pada saat musim hujan cabai rawit sangat mudah dijumpai dan harganya murah. Pada musim kemarau cabai rawit harganya mahal. Penyebab hal tersebut adalah penanaman pada musim kemarau menghasilkan buah sedikit. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah penanaman cabai rawit dalam polybag/ kantung plastik. Dengan cara tersebut cabai rawit segar dapat tersedia setiap saat. Buku ini disusun agar pembaca dapat memenuhi kebutuhan cabai rawit bagi rumah tangga sendiri dengan memanfaatkan pekarangan.
8.      Penulisan Berita
Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa/ kejadian yang faktual, penting, menarik, dan menyangkut kepentingan pembaca. Berita dapat dikatakan bernilai apabila berita tersebut cepat/ aktual, nyata/ faktual, penting, dan menarik.
Langkah dalam menulis berita antara lain sebagai berikut,
a.       Menentukan topik berita
b.      Mengumpulkan data dengan wawancara dan observasi
c.       Mengklasifikasikan data
d.      Menulis berita
Bentuk penyajian berita adalah piramida terbalik. Hal ini agar mudah dalam pengeditan berita dan pembaca menemukan isi berita.
                            Judul
                                    → Teras berita (memuat informasi yang penting dan singkat)
<![if !vml]><![endif]>                                   
                                    → Tubuh berita (penjelasan proses peristiwa)

9.      Slogan dan Poster
Poster adalah informasi berupa gambar yang ditempelkan di tempat umum sebagai pengumuman atau iklan.
Slogan adalah kalimat yang pendek dan menarik sehingga mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu.
Cara menulis poster:
Poster memiliki banyak jenis antara lain,
a.       Poster kegiatan adalah Pemberitahuan kepada khalayak tentang kegiatan yang akan diselengarakan.
b.      Poster niaga adalah penawaran produk tertentu agar masyarakat tertarik untuk membeli.
c.       Poster pendidikan adalah penyuluhan kepada masyarakat dengan tujuan mendidik.
d.      Poster layanan masyarakat adalah informasi yang berguna bagi masyarakat.
Cara menulis slogan:
Slogan harus dibuat semenarik mungkin dan biasanya dituangkan dalam poster, stiker, spanduk, dsb. Penggunaan bahasa, bentuk tulisan, dan komposisi warna sangat mempengaruhi. Kalimatnya singkat, rima, dan penuh makna.
Contoh:
§  Slogan lingkungan hidup = MASIH PUNYA IMAN! JAGALAH KEBERSIHAN
§  Slogan pendidikan = MEMBACA MEMBUKA JENDELA DUNIA
§  Slogan kesehatan = KESEHATAN UNTUK MENIKMATI KESEHAHTERAAN
§  Slogan motivasi                 = SEMAKIN SULIT PERJUANGAN SEMAKIN BESAR KEMENANGAN

10.  Unsur Intrinsik Novel
Novel  adalah cerita yang mengisahkan sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Novel dibangun oleh unsur yang membangun makna dari dalam karya sastra yang diistilahkan unsur intrinsik. Unsur intrinsik novel meliputi tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat.
a.      Tema
Tema adalah gagasan utama cerita. Contoh, kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, kebaikan, pelampiasan emosi, dsb. Cara menemukan tema adalah mengidentifikasi masalah tokoh,  menemukan penyelesaian masalah, dan menyimpulkan tema.
b.      Penokohan
Tokoh merupakan orang yang memerankan cerita. Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan watak atau karakter tokoh baik kedaan lahir maupun batin. Jenis tokoh ada tokoh utama dan tokoh tambahan. Ada pula jenis tokoh protagonis, tritagonis, dan antagonis.
Penggambaran watak tokoh dilakukan dua cara yakni,
a)      Melalui teknik analitik, penelasan secara langsung oleh pengarang dalam cerita
b)      Melalui teknik dramatik, penjelasan secara tidak langsung melalui,penggambaran fisik, dialog tokoh, lingkungan tokoh, jalan pikiran, dan diceritakan tokoh lain.

c.       Latar
Latar atau setting merupakan penggambaran tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam novel. Latar dibagi menjadi 3:
1.      Latar tempat: menyaran pada tempat seperti desa, sungai, jalan, hutan, dsb.
2.      Latar waktu :menyaran pada waktu seperti malam, sore, pagi, musim hujan,
3.      Latar sosial: menyaran pada perilaku kehidupan sosial masyarakat seperti adat, tradisi, kebiasaan, keyakinan, status sosial, dsb.
d.      Alur
Alur disebut pula plot. Alur adalah rentetan peristiwa yang terjalin dalam cerita. Ada lima tahapan alur:
a)      Tahap pengenalan situasi : Penggambaran suasana cerita.
b)      Tahap pemunculan konflik: Masalah awal.
c)      Tahap peningkatan konfliks :        Masalah semakin berkembang.
d)     Tahap klimaks                     : Pertentangan antar tokoh
e)      Tahap penyelesaian            : Penyelesaian masalah.
Mengidentifikasi alur dengan menjelaskan peristiwa yang terjadi di setiap tahapan alur. Kemudian menyimpulkan gambaran umum alur cerita.
Tokoh mengalami konflik dalam cerita. Persoalan yang dihadapi tokoh disebut konflik. Ada 3 jenis konfilk yakni,
1)      Konflik batin adalah konflik manusia dengan dirinya sendiri
2)      Konflik sosial adalah pertentangan manusia dengan sesama manusia
3)      Konflik lingkungan adalah pertentangan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Ada 3 jenis alur antara lain
1)      Alur maju (progresif) adalah alur yang menunjukkan cerita, mulai dari tahap perkenalan, penampilan masalah, dan tahap penyelesaian
2)      Alur mundur (regresif) adalah alur yang menceritakan masa lampau
3)      Alur campuran adalah penggabungan antara alur maju dan mundur.
e.       Sudut pandang
Sudut pandang merupakan posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Sudut pandang ada 2:
§  Sudut pandang orang pertama : pengarang berperan sebagai orang pertama (metode aku).
§  Sudut pandang orang ketiga : pengarang sebagai pengamat.  Memakai ia, dia, atau nama orang. (metode diaan)
f.       Amanat
Amanat merupakan ajaran moral yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Untuk mendapatkan amanat maka harus dibaca cerita secara tuntas berulang kali. Contoh amanat adalah pentingnya menghargai tetangga, hendaknya menyantuni tetangga yang miskin.
11.  Puisi
Puisi adalah karya sastra menggunakan kata-kata yang indah dan kaya akan makna. Penyusunan bahasanya terikat oleh rima, matra, irama, dan larik serta bait.
  Unsur-unsur puisi
a.       Struktur fisik : Tipografi, Kata konkret , Diksi , Imaji , Gaya Bahasa , Rima/irama
b.      Struktur batin : Tema , Nada, Perasaan/suasana , Amanat
Keterangan Struktur Fisik:
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
a)      imaji suara (auditif), : Kicau burung bersahut-sahutan
b)      imaji penglihatan (visual): Birunya langit tak sebiru hatiku
c)      imaji raba atau sentuh (imaji taktil). : Halusnya sutra berpadu dengan kasihmu.
 Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, hiperbola,
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup aliterasi (pengulangan huruf/kata) dan asonansi (pengulangan bunyi
Keterangan Struktur Batin
Tema/makna : gagasan utama penyair dalam puisi. Tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair dalam puisinya.  Seperti kegelisahan, kerinduan, dan sebagainya
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Contoh: Nada kritik dengan suasara pemberontakan.
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
12.  Menulis puisi dengan unsur persajakan
Kegiatan menulis puisi diawali dengan menemukan ide. Ide bisa dari mana saja. Selanjutnya, mengembangkan dalam bentuk kosa kata yang banyak. Menyusun kata-kata tersebut menjadi puisi. Penyusunan puisi memperhatikan sajak/ rima. Rima ada dua jenis yaitu,
a.       Rima dalam yaitu persamaan bunyi baik vokal maupun konsonan pada satu baris kalimat.  Contoh:   senja samar sepoi
b.      Rima akhir yaitu persamaan bunyi pada akhir baris.
Contoh:     Ke manakah jalan
                  mencari lindungan









































KELAS IX







RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS IX (SEMBILAN)

Menyimpulkan Isi Dialog Interaktif
Informasi dapat kalian peroleh melalui berbagai cara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara yang dapat kalian lakukan untuk mendapatkan informasi secara lisan yaitu melalui kegiatan menyimak dialog interaktif.
Dialog interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon. Ada pun narasumber yang dipilih adalah orang tahu yang persis tentang informasi yang ingin disampaikan. Selain itu, kalian juga dapat memperoleh informasi dengan bertindak sebagai pihak yang pasif, yaitu mendengarkan dengan saksama suatu kegiatan dialog interaktif yang dilakukan oleh orang lain. Dari kegiatan mendengarkan tersebut kalian dapat mencatat hal-hal penting dan menyimpulkan isi dialog yang kalian dengarkan itu.
Sama halnya dengan berita, dalam dialog interaktif kalian juga harus menerapkan prinsip 5W+ 1H berikut ini.
what : apa yang didialogkan who : siapa yang berdialog when : kapan dialog dilakukan where : di mana dialog why : mengapa dialog dilakukan how : bagaimana hasil dialog tersebut

Mengkritik atau Memuji Berbagai Karya
Mengkritik dapat diartikan sebagai kegiatan mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut. Akan tetapi, sebuah kritikan oleh orang-orang sering dikaitkan dengan hal-hal yang buruk saja, sedangkan untuk hal-hal yang bagus sering disebut pujian. Baik kritikan ataupun pujian hendaknya selalu diutarakan dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik atau dipuji. Apabila kalian mengkritik atau memuji sebuah karya seni atau produk disertai dengan alasan yang logis, tentunya pencipta seni atau produsen produk tersebut tidak akan tersinggung.
Mencermati Ekonomi, Pasar, dan Uang 5

Perhatikanlah ilustrasi berikut!
Pada suatu hari murid-murid kelas IX SMP Tunas Muda ditugasi gurunya untuk melihat pameran pembangunan dan membuat laporan. Usai melihat pameran itu mereka berbincang-bincang tentang pameran tersebut.
Yadi : “Yud, ramai ya pengunjung pameran tadi.” Yudi : “Iya, Yad. Yang dipamerkan pun bermacam-macam.” Yadi : “Kamu benar Yud, kamu tadi memerhatikan tidak lukisan harimau yang sedang menerkam kijang. Wah, sungguh indah lukisan itu. Warna lukisannya pas dan kelihatan hidup sekali.” Yudi : “Kamu benar, Yad, maklum itu kan karya pelukis terkenal. Jadi, ya tentu baik dan indah. Eh, Yad, kamu tadi melihat di bagian mebel tidak?” Yadi : “Ya, melihat. Meja, kursi, dan lemari yang dipajang di situ harganya mahal-mahal.” Yudi : “Bukankah yang di sebelah kiri harganya agak lebih murah, Yah!

Pada ilustrasi tersebut terdapat pernyataan yang berisi pujian. Pujian itu diucapkan oleh Yadi. Dalam pujian itu Yadi juga menyebutkan alasan mengapa ia memuji lukisan itu. Selain memuji lukisan, Yadi juga mengucapkan kritikan. Yadi mengkritik pameran mebel yang harganya mahal-mahal, dan ketika Yudi mengatakan bahwa yang sebelah kiri harganya murah dijawab Yadi, bahwa yang murah buatannya kurang baik, kurang halus, dan peliturnya lecet-lecet. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam memuji atau mengkritik, seseorang harus menyebutkan alasan mengapa suatu barang atau karya seni dianggap baik atau tidak baik.
Latihan
Perhatikan contoh dialog di atas, kemudian kerjakanlah tugas-tugas berikut!
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Menurut kalian, kritikan dan pujian dalam dialog di atas sudah logis dan santun atau belum? Jelaskanlah!
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Perhatikanlah meja dan kursi di kelas kalian, kemudian majulah ke depan kelas dan berikanlah pujian atau kritikan kalian tentang meja dan kursi tersebut dengan alasan yang logis!

Menganalisis Nilai-nilai Kehidupan dalam Cerpen
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berwujud prosa. Cerpen ada yang bersifat fiktif dan nonfiktif. Cerita yang ditampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan fokus cerita terletak pada tokoh utamanya. Cerpen biasanya juga diterbitkan dan dibukukan dalam bentuk kumpulan yang disebut buku kumpulan cerpen. Akan tetapi, sebelum kalian berlatih meng- analisis nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen, terlebih dulu kalian harus memahami tentang unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya. Pada umumnya, unsur intrinsik cerpen meliputihal-halberikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Tema adalah sumber gagasan/ide cerita atau gagasan pokok yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Alur adalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Ada alur maju, alur mundur, dan alur gabung (gabungan dari alur maju dan alur mundur).
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Tokoh adalah pelaku-pelaku dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi tiga, yakni protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh penentang), dan tritagonis (tokoh ketiga).
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Sudut pandang adalah tempat atau titik dari mana seseorang melihat objek karangan.
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Latar adalah waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita.
<![if !supportLists]>6.      <![endif]>Amanat adalah pesan moral yang terdapat dalam cerita. Bila kalian cermati, tokoh-tokoh di dalam cerpen mempunyai sifat dan melakukan aktivitas seperti kehidupan manusia sesungguhnya. Dengan kata lain, cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari peran masing-masing tokoh dalam isi cerpen tersebut. Di dalam setiap karya sastra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya.
Ada pun nilai-nilai tersebut antara lain:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa,  sopan santun; dan
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.
Contoh cerpen
Nasi Goreng
Oleh: Duryatin Amal
Rima dan Ramli tinggal bertiga dengan ibu mereka. Rima kini baru masuk SMA. Dan Ramli naik ke kelas VII SMP. Ibu mereka bekerja sebagai pencuci pakaian di beberapa rumah besar. Walaupun demikian, Rima dan Ramli tetap bercita- cita tinggi. Mereka selalu rajin belajar dan tidak putus asa. Tahun ini, Rima sangat bangga, karena ia diterima di salah satu SMA favorit. Rima harus menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa) selama tiga hari pertama. Pada masa itu, ia bisa berkenalan dengan siswa lainnya. Juga dengan kakak kelas dan dengan program sekolahnya. Pada hari kedua MOS, Kak Mimi, salah satu kakak OSIS memberi pengumuman, "Adik-adik kelas sepuluh, besok ada acara tukaran makanan. Jadi kalian semua harus bawa makanan sendiri-sendiri. Nantinya akan saling ditukarkan!" "Kak, makanannya misalnya apa, Kak?" tanya salah seorang anak. "Oh, ya! Harus nasi lengkap dengan lauk dan sayuran. Harganya minimal Rp2.000,00." Setelah Kak Mimi pergi, Rima jadi bingung sendiri. Dia akan membawa nasi dan lauk apa? Di rumahnya tak ada lauk yang enak dan istimewa. Paling hanya tempe dan tahu. Di rumah biasanya Rima menambahkan kecap di nasi putihnya. Itu sudah terasa nikmat sekali baginya. Tapi kalau Rima membawa menu seperti itu ke sekolah, ia takut diejek kawan-kawannya. Setiba di rumah, Rima menceritakan tugasnya itu kepada ibu. "Rim, sekarang ibu mau kerja dulu. Kamu saja yang memikirkan menu apa yang akan kamu bawa. Kalau bisa yang murah-murah saja. Agar ibu sanggup membelinya," kata ibu. Namun, sampai ibunya pulang kerja, Rima belum juga menemukan jalan keluarnya. Untungnya pada saat sedang belajar malam, ia menemukan ide. Rima bergegas menemui ibunya. "Bu, bagaimana kalau besok Rima bawa nasi goreng saja? Murah dan mudah kan, Bu?" ujar Rima. "Benar juga. Kalau begitu, besok pagi- pagi akan ibu buatkan nasi goreng," kata ibu sambil menguap. Rima iba melihat ibunya. Ibu Rima sebenarnya belum terlalu tua. Namun karena ia bekerja sangat keras, wajahnya tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Paginya, Rima membantu ibunya memasak nasi goreng. Nasi goreng itu lalu dibungkus dengan daun pisang yang diambil dari kebunnya. "Terima kasih, ya, Bu. Rima berangkat dulu, ya!" pamit Rima pada ibunya. Dengan gembira ia mengayuh sepeda tuanya menuju ke sekolah. Beberapa saat kemudian, Rima sudah berada di dalam kelas. Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya tibalah acara yang dinanti-nanti Rima. Acara pertukaran makanan.
"Adik-adik kelas sepuluh, sudah bawa makanan semua, kan?" tanya kakak OSIS. "Sudah Kak!" jawab murid-murid kelas sepuluh serentak. Makanan yang dibawa murid-murid lalu dikumpulkan di meja guru. Rima mulai tegang. Bagaimana jika makanannya jatuh pada temannya yang kaya? Apa dia mau memakan nasi gorengnya yang sederhana? Rima takut kalau-kalau teman-temannya mencemooh masakan itu. Akhirnya saat pembagian makanan pun tiba. Rima mendapat makanan dari Rio. sedangkan nasi goreng bungkusannya diterima Miranda. Rima tidak langsung membuka kotak bekal dari Rio. Ia melirik ke arah Miranda yang membuka bungkusan nasi gorengnya itu. "Wow, nasi goreng! Aku suka sekali nasi goreng! Wah kelihatannya enak!" sorak Miranda. Rima melihat Miranda memakan sesendok nasi gorengnya. "Wow, enak sekali! Punya siapa ini?" tanya Miranda. "Itu punyaku," jawab Rima. "Oh, kamu Rima, ya?" "Iya," jawab Rima singkat. "Rim, siapa yang memasak nasi goreng ini?" tanya Miranda. "Ibuku," sahut Rima sedikit lega. "Kebetulan, lusa ulang tahunku. Aku sedang cari makanan katering. Apa ibumu mau menerima pesanan nasi goreng seperti ini?" tanya Miranda.
"Bisa! Tentu saja bisa! Nanti akan aku bicarakan dengan ibuku," sahut Rima senang. Rosa dan Maya mendekati Miranda dan Rima. "Oh, ini ya, nasi gorengnya! Boleh kucoba?" kata Rosa sambil menyendok sedikit nasi goreng. "Wah, enak sekali! Ibuku kan bekerja di kantor. Kebetulan ibu sedang bingung mencari katering untuk makan siang di kantornya! Ibuku pasti senang kalau bisa memesan nasi goreng seperti ini," kata Rosa. "Oh, tentu saja bisa!" jawab Rima. Kabar ini cepat menyebar. Sampai pada saat istirahat kedua, saat Rima sedang jalan di kantin, ibu penjual di kantin bertanya. "Kamu Rima, ya?" tanyanya. "Iya, Ada apa, Bu?" tanya Rima heran. "Begini, ibu mau pesan nasi goreng buatan ibumu yang katanya enak itu. Mau ibu jual di kantin ini. Kalau bisa, lusa ibu pesan lima puluh bungkus dulu. Kalau laris, nanti ibu akan pesan lebih banyak lagi!" "Oh, ya? Baiklah, nanti saya tanyakan ke ibu!" jawab Rima senang. "Oh, ya nanti modalnya ini ada sedikit uang," ibu kantin menyodorkan sejumlah uang. Sampai di rumah, Rima berlari-lari mendekati ibunya yang sedang memasak. Ia bercerita tentang pesanan nasi goreng yang diterimanya tadi. "Oh, Ibu senang sekali!" Ibu memeluk Rima. Mereka sangat bersyukur untuk berkat Tuhan hari itu. (dikutip dengan pengubahan)

Menulis Cerpen berdasarkan Peristiwa Nyata
Menulis cerpen harus banyak berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen hanya direkayasa oleh pengarangnya. Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu. Waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh pengarang. Oleh karena itu, cerpen (dan semua cerita fiksi) disebut cerita rekaan.
Cerita dalam cerpen mungkin saja terjadi sebab bahan baku cerpen memang bisa berasal dari kisah yang benar-benar terjadi dalam masyarakat. Boleh jadi, bahan baku cerpen benar-benar dialami sendiri oleh pengarangnya. Kisah nyata yang benar-benar terjadi itu oleh pengarangnya diolah, yaitu ditambah, dikurangi, digabungkan, diubah nama pelakunya, diganti tempat terjadinya, dan lain-lain. Akan tetapi, semua bahan baku yang semula benar-benar terjadi itu setelah diolah oleh pengarang dalam bentuk cerpen, menjadi cerita fiksi, cerita khayal, atau cerita rekaan. Jika akan menulis cerpen, yang pertama-tama kalian lakukan adalah mencari dan menentukan tema. Tema cerita tersebar luas di sekeliling kalian, bahkan juga di dalam diri kita. Apa yang pernah kalian alami, lihat, dengar, rasakan, bayangkan, dan lain-lain dapat kalian pilih menjadi tema cerpen. Tema yang kalian pilih tentu saja tema yang menarik, terutama menarik bagi diri kalian dan kalian perkirakan juga menarik bagi orang lain. Setelah tema kalian tentukan, tema itu harus kalian rinci lebih dahulu karena tema masih berupa ide pokok. Bila tema langsung dikembangkan menjadi sebuah cerpen, penulisan cerpen masih akan mengalami banyak kesulitan. Oleh karena itu, tema harus dirinci, dijabarkan lebih lanjut, apa saja yang akan diceritakan. Setelah menjabarkan tema, kita perlu mempertegas peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi dalam cerpen. Peristiwa-peristiwa itu kemudian kalian susun demikian rupa sehingga membentuk plot cerita. Plot atau alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang sambung- menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat. Dalam sebuah cerita terdapat berbagai peristiwa. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa dalam cerita itu tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Rangkaian peristiwa itulah yang membentuk plot atau alur cerita.

Bacalah pengalaman Wayan berikut ini.
Celengan Ayam
Celengan ayam itu kutimang-timang. Terasa berat di tanganku. Mungkin sudah ada beratus-ratus uang logam dan lembaran ribuan di sana. Mungkin juga
sudah cukup untuk membeli playstation impianku. Tapi ... kembali terngiang ucapan ibu tadi siang.
"Yan, bagaimana menurutmu kalau celengan ayammu tidak usah kamu gunakan untuk membeli playstation?" ucap ibu lirih. "Lalu mau digunakan untuk apa, Bu?" "Ibu mempunyai rencana untuk memperluas kios kita dengan barang- barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Kamu mengerti maksud ibu bukan, Yan?" "Iya, Bu." Ah seandainya saja ayah masih ada. Tentu ibu tidak perlu bersusah payah membuka kios seperti itu. Seandainya saja ... . Dengan pelan-pelan kuelus celengan ayam itu. Ada rasa sayang untuk merelakan satu-satunya benda yang kumiliki itu. Celengan yang kumiliki sejak kelas VII SMP. Setiap hari aku mengisinya dengan
uang saku yang diberikan ayah. Sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya menjadi seberat ini. Haruskah kubuka celengan itu untuk kuberikan pada ibu? Sekelebat wajah ibu membayang di pikiranku. Aku kasihan padanya. Sejak ayah meninggal. Ibu terlihat semakin bertambah tua, mungkin karena beban berat yang harus ditanggungya. Kubulatkan niatku untuk merelakan celengan ayam itu. Untuk terakhir kali kuelus celengan itu. Selamat tinggal playstation. Perlahan kuangkat celengan itu dan kubanting ke lantai. Pyaar ... . Celengan itu pecah berkeping-keping. Uang logam dan lembaran uangkertas berserakan di lantai. Kupungut satu per satu untuk kuhitung. ........................................

Rangkuman
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Dialog interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Kritikan sering dikaitkan dengan hal-hal yang buruk saja, sedangkan untuk hal-hal yang bagus sering disebut pujian. Kritikan ataupun pujian hendaknya selalu diutarakan dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Nilai-nilai kehidupan dalam  cerpen dapat diambil dari peran masing-masing tokoh. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Langkah-langkah yang dapat kalian lakukan untuk menulis cerpen yaitu menentukan tema, merinci tema, mempertegas peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dalam cerpen, merangkai peristiwa-peristiwa tersebut membentuk plot atau alur cerita.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Imbuhan -man merujuk pada laki-laki atau perempuan. Imbuhan -wan merujuk pada laki-laki. Imbuhan -wati merujuk pada perempuan.

Menemukan Tema dan Pesan Syair
Tahukah kalian tentang syair? Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Per- sia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu'ur yang berarti perasaan. Kata syu'urberkembang menjadi kata syi'ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Syair Panji Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Syair Romantis Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Syair Kiasan Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah- buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan".
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Syair Sejarah Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda. Jeda Info Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Syair Agama Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair nasihat.
Perlu kalian ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kalian simpulkan setelah memahami isi sebuah syair. Pada Materi A ini kalian akan belajar menyimpulkan tema dan pesan syair.
Dengarkanlah pembacaan Syair Pesanan Ayahanda berikut dengan saksama! Selama kalian menyimak, tutuplah buku ini dan catatlah kata-kata sukar yang tidak kalian ketahui artinya!
Dengarkan tuan ayahanda berperi, Kepada anakanda muda bestari, Jika benar kepada diri, Nasihat kebajikan ayahanda beri.

Syair pesanan Ayahanda
Ayuhai anakanda muda remaja, Jika anakanda mengerjakan raja, Hati yang betul hendaklah disahaja, Serta rajin pada bekerja.
Menjalankan kerja janganlah malas, Zahir dan batin janganlah culas, Jernihkan hati hendaklah ikhlas, Seperti air di dalam gelas.
Jika anakanda jadi besar, Tutur dan kata janganlah kasar, Janganlah seperti orang sasar, Banyak orang menaruh gusar.
Tutur yang manis anakanda tuturkan, Perangai yang lembut anakanda lakukan, Hati yang sabar anakanda tetapkan, Perasaan orang anakanda fikirkan.
Kesukaan orang anakanda cari, Supaya hatinya jangan lari, Masyurlah anakanda dalam negeri, Sebab kelakukan bijak bestari.
Nasihat ayahanda anakanda fikirkan, Keliru syaitan anakanda jagakan, Orang berakal anakanda hampirkan, Orang jahat anakanda jauhkan.
Setengah orang fikir keliru, Tidak mengikut pelajaran guru, Tutur dan kata haru biru, Kelakuan seperti anjing pemburu,
Tingkah laku tidak kelulu, Perkataan kasar keluar selalu, Tidak memikirkan orang empunya malu, Bencilah orang hilir dan hulu.
Itulah orang akalnya kurang, Menyangka dirinya pandai seorang, Takbur tidak membilang orang, Dengan manusia selalu berperang.
(Sumber:http://penyair.wordpress.com, 2008)


Memusikalisasi Puisi
Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra yang dapat menjadi wahana curahan perasaan pengarang, ide atau gagasan, serta dapat pula sebagai media untuk menyuarakan hati nuraninya. Pengungkapan bahasa dalam puisi sering menggunakan makna-makna simbolis, sehingga tidak jarang terjadi penafsiran makna yang berbeda-beda dalam memaknai sebuah puisi. Puisi dapat mengekspresikan emosi, suasana hati, rasa pesona, kagum, keresahan, kegelisahan, dan suasana hati lainnya. Dengan puisi, seseorang akan lebih sadar akan dirinya untuk mengamati, mengagumi, atau memikirkan lingkungan dan alam di sekitarnya. Kalian dapat mengambil beberapa manfaat dari puisi antara lain:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>menggugah perasaan lebih dalam,
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>membangkitkan imajinasi,
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>mendorong orang lebih mampu berpikir dan menggerakkan pikiran,
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>menimbulkan kesenangan dan hiburan. Berbeda dengan karya-karya sastra yang lain (seperti: prosa, cerpen, roman, dan novel), puisi merupakan karya sastra yang sangat menonjolkan keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kepadatan bentuk. Selain itu, hanya puisi yang dapat dimusikalisasi, sedangkan karya sastra tertulis yang lain tidak dapat. Musikalisasi puisi yaitu membaca puisi dengan diiringi musik yang sesuai dengan tema dan suasana yang tergambar dalam puisi tersebut. Pada Pelajaran ini, kalian akan dilatih untuk memahami puisi lewat musikalisasi puisi.
Musikalisasi puisi adalah bentuk penyampaian puisi dengan diiringi irama musik. Tujuannya untuk memperkenalkan puisi kepada masyarakat luas. Cara ini bukanlah hal baru, tepatnya telah dipelopori oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang menyanyikan puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono yang ada dalam buku antologi puisi "Hujan Bulan Juni". Bentuk apresiasi puisi seperti ini sampai sekarang masih mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Banyak musikus dan penyanyi yang telah melakukannya, baik dalam bentuk pementasan maupun rekaman. Bahkan puisi karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun telah diubah menjadi bentuk musikalisasi dan dinyanyikan oleh Widi AB Three.                                                                                                                                         Berikut ini ada beberapa hal yang harus kalian lakukan agar kalian dapat memusikalisasi puisi secara baik.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Menentukan puisi yang akan dimusikalisasi.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan. Mengapresiasi puisi artinya mencermati secara sungguh-sungguh sebuah puisi hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Memerhatikan kesusastraan isi puisi dengan suasana yang dibangun.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Menentukan alat musik yang digunakan untuk mengiringi musikalisasi puisi. Alat musik yang akan kalian gunakan dapat berupa gitar, gendang, keyboard, dan sebagainya.
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Menentukan notasi nada yang akan digunakan. Notasi nada tersebut dapat berbentuk notasi angka ataupun notasi balok. Guna notasi untuk mempermudah melagukan puisi tersebut. Tentunya mengubah sebuah puisi menjadi musikalisasi bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu, kalian harus rajin berlatih. Berikut ini adalah contoh puisi yang dapat kalian gunakan untuk belajar memusikalisasi puisi.
Hayatilah Sayang                                       
Karya: Yant Mujiyanto
Hayati, rasa serta renungkan Duka mahapedih sedalam samudra Oleh gelombang tsunami yang gemuruh menerjang Yang merenggut dan memorakporandakan segalanya Semoga, dengan semua itu Terketuklah pintu hatimu Untuk ikhlas berbagi Menyantuni Merawat dan merengkuh penuh kasih sayang Mereka yang kini terlunta Seraya engkau pun merasa perlu berpuasa Dari menempuh hidup sekadar berhura-hura Berbahagialah kita Yang mampu mengambil hikmah Atas musibah Yang datang melanda    
(Dikutip dari: Indonesia Menangis, 2005)


S
Membaca Memindai Indeks Buku
Pada buku-buku pelajaran dan pengetahuan umum, pasti dilengkapi dengan halaman indeks. Indeks diperlukan untuk memudahkan pembaca mencari nama, dan istilah yang disebutkan dalam buku. Jadi, jika seseorang ingin memeriksa istilah tertentu dalam buku, orang itu cukup membuka halaman indeks, kemudian tinggal mencari letak halaman tentang istilah yang ingin ditemukan tersebut. Halaman indeks terletak paling belakang yaitu sesudah halaman daftar pustaka. Pada dasarnya, ada empat hal berikut ini yang dimasukkan dalam indeks buku.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Indeks nama (indeks pengarang). Seperti halnya daftar pustaka, nama orang dalamindeks nama penulisannya tidak dibalik. Akan tetapi, untuk nama orang asing pe- nulisannya dibalik.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Indeks topik (subjek/istilah). Biasanya, yang dimasukkan dalam indeks topik adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan isi buku yang bersangkutan. Jadi, jika buku itu mengenai ilmu bahasa, yang dimasukkan dalam indeks adalah istilah-istilah ilmu bahasa.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Perincian indeks topik. Dalam indeks topik, biasanya terdapat beberapa subjek/istilah yang ada rinciannya. Rincian tersebut merupakan istilah-istilah yang ada hubungannya dengan subjek/istilah yang ada dalam indeks topik tersebut.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Nomor halaman di mana nama, topik, atau rincian dari topik tersebut berada. Jeda Info Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam cetakan dan tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan.
Kekompakan kelompok Kesesuaian musik pengiring dengan suasana puisi Ekspresi anggota kelompok Penghayatan isi puisi
Indeks disusun secara alfabetis (diurutkan sesuai abjad), dimulai dari A dan diakhiri huruf Z. Jadi, nama orang, topik, dan rincian topik yang dimulai dengan huruf A dikumpulkan menjadi satu. Setelah itu, disusun berdasarkan urutan huruf nama yang lebih dahulu muncul, begitu seterusnya. Demikian pula dengan nama orang, topik, dan rincian topik yang dimulai dengan huruf B, C, D, dan seterusnya. Perhatikanlah contoh indeks berikut!
Indeks
Epidemi 3: 86; 10 : 155 epidemiologi 3: 86 epidermis 6: 34; 9: 1 epididimis 5: 123 epifit 4: 110; 5: 62; 7: 164 anggrek  1: 86 epifragma  9: 114 epiglotis  8: 67 epigrafi  8: 120 epik  8: 141 Epilepsi  3: 87 epilog  5: 61 Episcoporum Confenrentia  6: 42 episentrum  3: 172 bumi  3: 170 episkyros  9: 85 Epistemologi  3: 88; 123, 124; 8: 99
(Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Jilid 11, 2005)
Setelah memerhatikan contoh tersebut dapat diketahui bahwa setiap kali menuliskan indeks pengarang, topik, ataupun rincian topik pasti diikuti dengan penulisan nomor halaman di mana istilah atau nama tersebut berada.

Menyunting Karangan
Sebuah teks (buku, bacaan, atau laporan) kadang-kadang pemakaian bahasanya belum tentu benar semua. Semua itu disebabkan penulis, editor, bahkan orang yang mengetik teks tersebut hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Ada pun yang dimaksud kesalahan di sini adalah penyimpangan dari kaidah bahasa. Kesalahan bahasa biasanya terjadi di segi penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), kalimat yang tidak efektif, dan paragraf yang kurang padu. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat diketahui dalam kegiatan menyunting atau memperbaiki teks. Sebagai seorang pelajar, kalian perlu berlatih menyunting suatu teks (misal: laporan peristiwa). Oleh karena itu, pada pelajaran ini kalian akan dilatih untuk menyunting sebuah laporan peristiwa. Perhatikanlah laporan peristiwa kegiatan kemanusiaan yang belum benar cara penulisannya berikut!
Korban Banjir Gembira Dapat Dandang Sumbangan pembaca Jawa Pos kembali disalurkan kepada warga Dusun Ngompro dan Pilang, Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi. Bantuan itu berwujud 50 kompor minyak, 275 dandang (wadah untuk menanak nasi), 120 pak buku tulis, 120 paket alat tulis, 92 stel seragam SD dilengkapi topi dan dasi, 10 seragam pramuka siswa MI, serta 48 keleng susu. Selain daripada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. "Alhamdulillah, Kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro, kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun (grup Jawa Pos). Bantuan susu akan diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita. Bantuan diserahkan GM Radar Madiun H.M. Kahono Teguh S. dan dihadiri Bupati Ngawi H Harsono, Koordinator Satlak Penanggualangan Bencana Pemkab M. Shodiq Tri Widianto, Kabaghumas Santoso, perwakilan Polsek Pangkur, Camat Pangkur Sukoco, serta perwakilan Koramil Pangkur.
Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro. Kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak meng- gunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekad menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku. Bupati Ngawi menambah bantuan enam kuintal beras dan 30 dus mie instan. "Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga sudah menerima bantuan sembako," ujar Harsono. Sumbangan pembaca Jawa Pos terus mengalir. Senin siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B. bersama Ketua SPSI Toto Suprianto dan temen-
temennya datang menyumbang Rp150 juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. "Ini hasil yang dikumpulkan dari temen- temen karyawan Tjiwi Kimia," tutur Toto Supriyanto kepada M. Nasaruddin Ismail di kantor Jawa Pos. Yang menyumbang barang pun banyak. PT Unimos, misalnya sore kemarin menyerahkan 500 dus biskuit.
Sumbangan barang tersebut akan dikirim ke Bonjonegoro dan Tuban. senin kemarin, Jawa Pos mengirimkan satu truk makanan da keperluan lain sumbangan pembaca ke Bojonegoro. Penyalurannya dilakukan Selasa (8/1) hari ini.
(Sumber: Jawa Pos, 8 Januari 2008, dengan pengubahan)
Menyunting tulisan dapat diartikan memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat menyeluruh atau sebagian. Kegiatan menyunting itu sangat penting bagi penulis karena penulislah yang tahu betul seluk beluk tulisannya. Namun, menyunting juga dapat dilakukan oleh orang lain. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yaitu menyunting isi, organisasi, dan bahasa. Akan tetapi, dalam Materi C ini, kalian hanya akan dilatih menyunting sebuah laporan dari segi bahasa yang mencakup ejaan, tanda baca, pilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan keterpaduan paragraf.
1. Ejaan
a. Penulisan Huruf Secara umum, dalam Kamus Besar Bahssa Indonesia digunakan ejaan bahasa Indonesia yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indo- nesia Yang Disempurnakan. Ejaan tersebut misalnya penulisan huruf kapital. Berikut ini contoh penggunaan huruf kapital yang tepat.
Sumbangan pembaca Jawa Pos kembali disalurkan kepada warga Dusun
1         2
Ngompro dan Pilang, Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi.
3
Keterangan:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>= dipakai dalam penulisan huruf pertama kata pada awal kalimat.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>= dipakai dalam penulisan huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>= dipakai dalam penulisan huruf pertama nama geografi. b. Tanda Baca Penulisan tanda baca, misalnya pada penulisan: 1) tanda titik (.) 4) tanda garis hubung satu (-) 2) tanda koma (,) 5) tanda kurung (( ... )) 3) tanda petik (" ... ")
Berikut ini contoh penggunaan tanda baca dalam sebuah paragraf. Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. "Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro, kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun (grup Jawa Pos). Bantuan susu akan diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita.
Keterangan:
- Tanda titik (.) dipakai pada akhir kalimat.                                                                                 – Tanda koma (,) pada tulisan Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Tanda koma tersebut dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Selain itu tanda koma juga berfungsi untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: "Alhamdulillah,Kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran. - Tanda petik ( " ..." ) pada tulisan "Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro. Tanda petik tersebut berguna mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan. - Tanda pisah (-) pada penulisan ibu-ibu berguna menyambung unsur- unsur kata ulang. - Tanda kurung (( ... )) pada tulisan Radar Madiun (grup Jawa Pos) berguna mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2. Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata misalnya pemilihan kata-kata baku. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya ragam bahasa baku dan ragam bahasa nonbaku (ragam dialek dan percakapan sehari-hari). Ragam bahasa nonbaku artinya penggunaan kata-kata tidak baku dalam kalimat. Kata yang bergaris bawah berikut ini merupakan contoh penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah paragraf. Sumbangan pembaca Jawa Pos terus mengalir. Senin siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B. bersama Ketua SPSI Toto Suprianto dan temen-temennya datang menyumbang Rp150 juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. "Ini hasil yang dikumpulkan dari temen- temen karyawan Tjiwi Kimia," tutur Toto Supriyanto kepada M. Nasaruddin Ismail di kantor Jawa Pos.
Keterangan: Kata temen-temen dalam paragraf di atas adalah contoh kata yang tidak baku. Kata baku dari temen-temen adalah teman-teman.
3. Penggunaan Kalimat yang Efektif Kalimat yang bagaimanakah yang disebut kalimat efektif? Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Ada pun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang mempunyai kaidah sebagai berikut.
a. Memerhatikan Bentuk Gramatikal Contoh: Kami semua menghadiri rapat di balai desa. Kata kami telah menunjukkan jamak (berarti jamak), sehingga tidak perlu ditambah kata semua. Jadi kalimat yang efektif adalah: - Kami menghadiri rapat di balai desa. b. Tidak Menggunakan Kata secara Berlebihan dan Bertumpang Tindih Contoh: - Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako. Penggunaan kata pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu berlebihan karena kedua kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar efektif, misal: - Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako. c. Tidak Menggunakan Kata Depan yang Berlebihan Contoh: - Selain daripada itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Kata depan daripada tidak perlu dipakai karena dengan penggunaannya itu subjek kalimat menjadi tidak jelas. Jadi penulisannya menjadi: - Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
4. Penyusunan Paragraf
a. Kepaduan Paragraf Suatu paragraf disebut padu jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut padu (kohesif) dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga padu (koheren). Berikut ini contoh paragraf yang kohesif dan kata-kata yang bercetak tebal merupakan penanda kohesinya. Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Sementara itu, kaum ibu rumah tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi. Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Keterangan: Penanda kohesi: sementara itu..b. Kesatuan Paragraf Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah kesatuan yang membicarakan salah satu aspek dari tema seluruh bacaan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain, sehingga merupakan kesatuan untuk me- nyampaikan suatu maksud, untuk mengulas sesuatu hal yang menjadi pembicaran dalam paragraf itu. Jadi, dalam sebuah paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam paragraf itu. Ide pokok suatu paragraf itu dapat ditampilkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf. Contoh: Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro. Kalimat yang dicetak tebal pada paragraf di atas merupakan ide pokok dari paragraf tersebut.

Menggunakan Partikel pun dan Kata Seru
Pada teks berita "Korban Banjir Gembira Dapat Dandang"  pada Materi D di depan, terdapat kata berpartikel pun yaitu satu pun dan kata seru yaitu kata wah. 1. Partikel pun a. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, yang berarti juga atau jua. Misalnya:
<![if !supportLists]>1)      <![endif]>Saat banjir, tungku mereka pun ikut hancur lebur.
<![if !supportLists]>2)      <![endif]>Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan umum.
<![if !supportLists]>3)      <![endif]>Jangankan dua kali, satu kali pun aku belum pernah datang ke tempat itu.
<![if !supportLists]>4)      <![endif]>Begitu melihat harimau datang, kijang-kijang itu pun berlarian. b. Selain bentuk pun sebagai partikel, ada juga bentuk pun yang bukan partikel, cirinya adalah bentuk itu sebenarnya tidak memiliki arti. Selain itu penulisannya dipadukan dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
<![if !supportLists]>1)      <![endif]>Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
<![if !supportLists]>2)      <![endif]>Walaupun mahal, bunga anggrek itu tetap dibelinya.
<![if !supportLists]>3)      <![endif]>Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

<![if !supportLists]>2        <![endif]>Kata Seru
Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia.
Untuk memperkuat rasa hati sedih, heran, dan jijik seseorang memakai kata tertentu di samping kata yang mengandung makna pokok yang dimaksud. Selain interjeksi asli bahasa Indonesia, ada pula interjeksi yang berasal dari bahasa asing. Keduanya biasanya dipakai di permulaan kalimat dan diikuti tanda koma.
Interjeksi yang mengacu ke sikap negatif adalah cih, cis, bah, ih, idih, brengsek, sialan. Interjeksi yang bernada positif adalah aduhai, amboi, asyik, alhamdulillah, insya Allah, syukur. Interjeksi yang bernada keheranan adalah ai, lho, astagfirullah, dan masya Allah. Interjeksi bernada netral atau campuran adalah ayo, hai, halo, he, wahai, astaga, wah, nah, ah, eh, oh, ya, aduh, dan hem. Contoh penggunaan interjeksi sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>"Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, Kepala Dusun Ngompro.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Cis, muak aku melihatmu!
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Lho, kamu kan Tigor, teman saya SMP dulu!



Mengomentari Pendapat Narasumber dalam Dialog Interaktif
Dalam era globalisasi sekarang ini, berbagai informasi dapat kalian akses dari berbagai sumber, di antaranya melewati tayangan dialog interaktif di televisi ataupun siaran radio dari tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Dari dialog interaktif tersebut, kalian dapat memperoleh berbagai pendapat para narasumber tentang berbagai hal yang berhubungan dengan manusia dan kebutuhannya. Terkadang, saat mendengarkan dialog interaktif, kalian perlu memberikan komentar terhadap pendapat para narasumber. Oleh karena itu, kalian harus mampu menyampaikan komentar kalian dengan cara yang baik. Ada pun cara memberikan komentar terhadap pendapat narasumber dalam dialog interaktif, harus memerhatikan hal-hal berikut:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>bahasa yang digunakan harus komunikatif,
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>menggunakan kata dan kalimat yang baik dan lugas, dan
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>komentar harus disertai alasan yang kuat dan contoh yang terdapat di masyarakat. Tunjuklah tiga orang teman kalian untuk memeragakan dialog interaktif berikut. Dengarkan pembacaan dialog interaktif tersebut dengan saksama!
Penyiar : "Selamat sore kawula muda di mana pun berada. Jumpa lagi dengan Lita Fernanda di acara Inspirasi Sore. Pernahkan kawula muda memimpikan menjadi orang yang sukses di usia muda? Bahkan di usia 20 tahun sudah menjadi dokter. Kelihatannya Lita nggak bakal berani deh mimpi kayak gitu! Tapi kawula muda sepertinya hal itu bukan lagi mimpi. Saat ini kita dapat menjumpai kelas-kelas akselerasi yang mempercepat masa studi seorang siswa. Sebagai contoh, Lita mempunyai kenalan yang bernama Khadijah Rizky Sumitro. Dia baru berusia 17 tahun hebatnya dia telah duduk di semester empat Fakultas Kedokteran Umum Unair Surabaya. Hebat bukan? Kali ini di studio telah hadir Dr. Budiyanto. Beliau adalah Ketua Program Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan juga salah satu konsultan perumus  pedoman pendidikan cerdas istimewa. Selamat sore Bapak, selamat datang di Radio Star FM." Budiyanto : "Selamat sore Mbak Lita dan para pendengar di rumah!" Penyiar : "Pendengar yang ingin bergabung dalam dialog ini dapat menghubungi nomor (031) 990080. Sebenarnya apa sih, anak cerdas istimewa itu, Pak?"Budiyanto : "Anak cerdas istimewa adalah anak yang usianya masih kecil tapi telah menjalani pendidikan setara dengan anak yang jauh lebih tua. Sebagai contoh anak usia 13 tahun tapi sudah hendak lulus SMP atau anak umur 15 tahun tapi sudah kuliah semester dua, dan sebagainya." Penyiar : "Apa pendapat Bapak tentang pengembangan sekolah untuk anak-anak cerdas istimewa?" Budiyanto : "Harus saya katakan, sejauh ini belum maksimal. Untuk memaksimalkan kecerdasan mereka, sebetulnya dibutuhkan keseimbangan fasilitas, sumber daya manusia (SDM), manajemen, dan pendanaan. Hingga kini, komponen- komponen itu belum seimbang. Penyiar : "Lalu apa indikator ketidakmaksimalan tersebut, Pak?" Budiyanto : "Dilihat dari faktor guru saja. Selama ini guru-guru di kelas akselerasi masih terkesan "diambilkan" dari kelompok guru yang dianggap cakap. Padahal, seharusnya tidak demikian. Guru yang mengajar anak-anak cerdas istimewa harus melalui pembinaan intensif lebih dulu. Sebab, anak-anak itu tak hanya membutuhkan guru-guru cerdas, melainkan para pengajar yang mempunyai empati, kreativitas, dan improvisasi dalam kelas."                                                                              
Penyiar : "Sebenarnya apa rencana pemerintah untuk anak-anak cerdas istimewa, Pak?"                                                                                                    
Budiyanto : "Program yang kami susun bersama adalah pemantapan dua program. Yakni, kelas akselerasi dan enrichment(pengayaan). Ada pula anak-anak cerdas istimewa yang tak mau masuk kelas akselerasi. Nah, mereka bisa masuk kelas pengayaan. Dengan demikian, seluruh kecerdasan mereka tertampung. Tapi, sampai kini, yang baru jalan cuma kelas akselerasi." Penyiar : "Di line (031) 990080 telah ada yang masuk. Selamat sore dengan siapa ini dan dari mana?" Penelepon : "Selamat sore. Saya Bapak Adi dari Sidoarjo. Saya ingin menanyakan tentang persiapan psikologis siswa akselerasi. Sebagaimana yang telah kita ketahui, siswa kelas akselerasi menempuh pendidikan lebih cepat dan secara otomatis mereka lulus dengan cepat. Apakah sudah dipikirkan kematangan psikologis mereka? Terima kasih." Budiyanto : "Itulah yang menjadi masalah. Konsep akselerasi belum sepenuhnya dijalankan. Dalam konsepnya, siswa akselerasi diberi imbangan kegiatan nonkurikulum. Di dalam praktiknya, itu justru menjadi kendala, terutama dari sisi orang tua yang terobsesi anaknya lulus cepat dan memuaskan. Imbangan penguatan sosialisasi sosial tersebut bisa dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rekreatif. Anak-anak itu harus sering dipertemukan dengan banyak orang. Jadi, anak tak matang sebelum waktunya."Penyiar : "Setelah siswa akselerasi lulus sekolah, adakah kelas khusus di bangku kuliah untuk terus mengasah bakat mereka, Pak?" Budiyanto : "Setelah lulus sekolah, kelas akselerasi memang berakhir. Dan kami menyerahkan sepenuhnya kepada anak-anak cerdas istimewa. Terserah mereka mau ke mana. Mereka dapat berkembang sesuai keinginan dan kemampuan. Justru, mereka tidak akan enjoy, bahkan tak bisa berkembang, kalau di bangku kuliah pun masih dikotak-kotakkan. Seusai kuliah, kami juga belum memiliki program untuk anak-anak cerdas tersebut. Mereka akan kembali kepada masyarakat. Kami yakin, apabila aspek akademik dan psikologisnya matang dengan seimbang, mereka pasti akan bisa bekerja dengan baik. Penyiar : "Kawula muda, acara dialog ini akan kita lanjutkan kembali setelah mendengarkan yang mau lewat ini."
                                                            (Diadaptasi dari: Jawa Pos, 20 April 2008)

Melaporkan secara Lisan Berbagai Peristiwa
Pernahkah kalian melihat suatu kejadian atau peristiwa yang sangat berkesan bagi kalian? Pasti pernah. Nah, pada materi ini kalian akan dilatih untuk melaporkan atau mendeskripsikan peristiwa tersebut secara lisan kepada orang lain. Sebelum kalian mendeskripsikan suatu peristiwa, kalian harus tahu dan memahami benar tentang hal-hal yang terdapat dalam peristiwa tersebut. Untuk mengetahui dan memahaminya kalian harus menguraikannya dengan menggunakan konsep 5W+1H. Berikut ini kepanjangan dari 5W+1H.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>who : siapa yang menjadi subjek dalam peristiwa itu.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>what : apa peristiwa yang dialaminya.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>when : kapan peristiwa tersebut terjadi.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>where : di mana peristiwa tersebut terjadi.
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>why : mengapa peristiwa tersebut terjadi.
<![if !supportLists]>6.      <![endif]>how : bagaimana akhir peristiwa tersebut.
Informasi yang telah kalian ketahui, tentunya ingin kalian bagi dengan orang lain, bukan? Supaya orang lain memahami informasi yang kalian sampaikan secara lisan, kalian harus memerhatikan hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Bahasa yang kalian gunakan harus komunikatif.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Menggunakan kata atau kalimat yang baik dan lugas.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Pokok permasalahan (informasi) harus jelas.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Sesuai dengan situasi dan kondisi.

Bacalah dengan saksama contoh berita berikut!
Upacara Bendera Ala Seniman Gunung
                    Tanggal 17 Agustus memang sudah hampir dua minggu berlalu. Namun, tidak akan pernah ada kata terlambat untuk merayakan sesuatu. Hal itulah yang kemudian diyakini oleh 32 kelompok seniman asal Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, untuk menggelar upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI, Kamis (30/8) siang.
                    Sesuai dengan apa yang diyakini, upacara pun dijalankan versi mereka sendiri. Mendekati detik-detik dimulainya upacara, ratusan seniman dari lereng Gunung Merbabu ini mulai berbaris rapi dengan kostum serta riasan lengkap. Sesekali, beberapa kelompok kesenian saling berbalas membunyikan perangkat musik yang dibawanya.
                    Suasana sedikit serius dimulai ketika komandan upacara, tokoh seniman asal Desa Petung, Timbul, tampil. Dengan riasan wajah mencolok dan jubah merah hijau melambai-lambai, pria ini beranjak ke tengah lapangan dengan gerakan menari- nari.
                    Menyusul setelah itu, hadirlah inspektur upacara yaitu Camat Pakis, Arry Widi Nugroho. Sama seperti upacara pada umumnya, sang Komandan Timbul memberi laporan kesiapan upacara kepada Arry, yang kemarin berpakaian khas tokoh Aryo Penangsang.
                    Selanjutnya, upacara pun dilanjutkan oleh inspeksi yang dilakukan Arry secara berkeliling. Setiap kali inspektur upacara ini mendekat, masing-masing kelompok kesenian berusaha memberikan salam dengan gayanya sendiri. Pada dasarnya, upacara ini pun tidak berbeda dengan apa yang biasa dilakukan di kalangan masyarakat umum.
                    Dalam acara ini, kita juga dapat menyaksikan pembacaan teks Pancasila, penghormatan kepada bendera, menyanyikan Indonesia Raya, dan pemberian amanat dari inspektur upacara. Namun, untuk tetap menonjolkan nuansa yang berbeda, keseluruhan ucapan dalam upacara (kecuali Pancasila dan Indonesia Raya), menggunakan bahasa Jawa.
                    Setelah selesai, acara pun tetap dilanjutkan dengan acara parade berkeliling Desa Pakis. Meskipun sarat dengan nuansa sederhana, kemeriahan tetap terasa. Camat Pakis, Arry mengatakan, hal ini merupakan kegiatan kedua yang pernah diselenggarakan oleh warga Kecamatan Pakis. Jika pada 2006 hanya berupa parade, pada tahun ini sengaja ditambah upacara.    
                                                                                    (Sumber: Kompas, 31 Agustus 2007)



Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan Cerpen
Pada Pelajaran 1 tentunya kalian telah mempelajari tentang cerpen dan unsur-unsur intrinsiknya bukan? Pada Materi C ini kalian akan belajar menemukan tema, latar, dan penokohan cerpen.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Tema Tema adalah gagasan pokok yang mendasari suatu cerita. Tema fiksi termasuk cerpen, umumnya diklasifikasikan menjadi tema jasmaniah, tema moral, tema sosial, dan tema ketuhanan.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Latar Suatu karya fiksi seperti cerpen harus terjadi pada suatu tempat dan suatu waktu. Hal itu sesuai dengan kehidupan ini yang berlangsung dalam ruang dan waktu. Unsur fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana, kapan, dan dalam konteks bagaimana kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut setting atau latar.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Penokohan dan Perwatakan
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Jenis-jenis Tokoh Klasifikasi tokoh ada bermacam-macam. Berdasarkan peranan tokoh tersebut dalam cerita, terdapat tokoh sentral dan tokoh pembantu. Berdasarkan perkembangan konflik cerita terdapat tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, tetapi tokoh antagonis justru melawan kebenaran dan kejujuran.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Cara Memperkenalkan Tokoh dan Perwatakan
<![if !supportLists]>1)      <![endif]>Analitik, yaitu pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, pengarang menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya.
<![if !supportLists]>2)      <![endif]>Dramatis, yaitu pengarang memaparkan watak atau karakter tokoh dengan tidak diceritakan langsung, tetapi disampaikan melalui cara berikut ini.
<![if !supportLists]>a)      <![endif]>Pilihan nama tokoh (misalnya nama Sarinem untuk pembantu; Mince untuk gadis yang agak genit; Bonar untuk nama tokoh garang dan gesit).
<![if !supportLists]>b)      <![endif]>Melalui penggambaran fisik atau postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh-tokoh lain, dan lingkungannya.
<![if !supportLists]>c)      <![endif]>Melalui dialog. Watak tokoh dan cara berpikirnya dapat diamati melalui ucapannya. Selain ketiga hal di atas, unsur intrinsik cerpen juga meliputi alur, amanat, dan sudut pandang. Aluradalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Alur terbagi atas tiga hal, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran (gabungan dari alur maju dan alur mundur). Amanatadalah pesan moral yang terdapat dalam cerita. Adapun sudut pandang adalah tempat atau titik dari mana seseorang melihat objek karangan.
Bacalah dua cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen "Teman dalam Kegelapan" di bawah ini!
Judul : Teman dalam Kegelapan                                                                    
Tahun terbit : 2006 Penerbit : Penerbitan Sarana Bobo Kota terbit : Jakarta
Misteri Dua Karcis Pertunjukan Musik
Oleh: Kemala P
Sambil bersenandung Bu Sinta menyapu lantai rumahnya. Hari ini dia akan memasak makanan yang lezat. Makanan kesukaan Pak Adam, suaminya.
Bu Sinta segera ke dapur untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasaknya. Pada saat itulah terdengar bunyi bel.
Ia bergegas ke pintu. Dikiranya orang suruhan dari warung Babah Lim yang datang. Tadi pagi dia memesan sekilo daging untuk membuat rendang. Namun ketika pintu dibuka dia tidak menemukan siapa-siapa di sana.
"Pasti anak-anak nakal itu lagi," gumamnya kesal seraya menutup pintu kembali.
Pada saat itulah dia melihat dua buah karcis pertunjukan musik di bawah pintu.
"Wah, ini pasti kejutan dari suamiku," gumamnya seraya memungut karcis itu. Rasa kesalnya pun lenyap. Kini berganti dengan rasa bahagia yang meluap-luap.
"Ini mungkin hadiah ulang tahun perkawianan darinya," pikirnya senang. Menonton sebuah pertunjukan musik di sebuah gedung yang megah memang sudah lama diimpikannya.
"Aku tidak mengirim tiket itu," kata Pak Adam tatkala Bu Sinta mengungkapkan rasa senangnya kepada suaminya itu. "Jadi siapa?" tanya Bu Sinta heran. Siapa yang telah mengirimkan dua helai karcis pertunjukan musik itu?
"Kukira kau yang mengirimkannya sebagai hadiah ulang tahun perkawinan kita," katanya agak kecewa. Suaminya pasti lupa akan hari penting itu. Suaminya selalu menganggap hal-hal seperti itu tidak penting.
Sebetulnya Pak Adam memang lupa. Tapi dia berbuat seolah-olah tidak lupa. Katanya, "Tentu saja aku ingat. Aku sendiri sudah punya kejutan untukmu, yaitu mengajakmu makan malam di restoran mewah.
" "Aaah," Bu Sinta semakin kecewa. Sehingga Pak Adam menjadi heran melihat perubahan wajah istrinya itu. "Kenapa? Apakah kau tidak ingin makan di restoran mewah?" "Aku sudah menyiapkan masakan istimewa malam ini," sahut Bu Sinta sedih. Pak Adam tersenyum, "Baiklah. Kalau begitu kita makan di rumah. Kemudian kita pergi ke pertunjukan musik itu. Siapa pun yang mengirimkan karcis itu, anggap saja sebagai hadiah ulang tahun perkawinan kita," katanya. Meskipun dia sebenarnya lebih suka mandi air panas, lalu tidur. Tapi demi kebahagiaan istrinya, tak apalah. Gedung pertunjukan sudah penuh sesak dengan penonton tatkala mereka tiba. Dirigen bahkan sudah mulai memberi aba-aba untuk memulai pertunjukan. Bu Sinta dan Pak Adam bergegas menuju tempat duduk mereka. Mereka bertepuk tangan tatkala seorang penyanyi muncul. Musik pun mulai mengalun mengiringi suara merdu si penyanyi. Bu Sinta menonton dengan penuh hasrat. Setiap penyanyi mengakhiri lagunya, dia bertepuk tangan. Begitu juga setiap kali penyanyi baru muncul. Sesekali
diliriknya suaminya yang duduk di sampingnya. Pak Adam duduk sambil memejamkan mata. Nampaknya dia tertidur. Bu Sinta menyentuh suaminya. "Pertunjukan sudah berakhir," katanya. Suaminya terperanjat, dan terjaga dari tidurnya. "Ooo, sudah berakhir, ya?" keluhnya lega. "Pertunjukannya hebat sekali," gumam Bu Sinta dengan rasa puas. Mereka berjalan menuju pintu keluar. "Aku harus berterima kasih kepada pengirim karcis itu. Kira-kira siapa dia, ya?" gumam Bu Sinta lagi sambil naik ke dalam mobil. Sepanjang perjalanan dia terus saja berceloteh tentang pertunjukan musik itu, sementara Pak Adam mendengarkan sambil mengantuk. Ketika Pak Adam memasukkan mobil ke garasi, Bu Sinta masuk ke dalam rumah sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Karena sedang merasa bahagia, dia tidak memerhatikan perubahan di dalam rumahnya. Dia terus saja menuju ke kamar untuk berganti pakaian. Tiba-tiba dia memekik kaget. Pak Adam bergegas menemuinya, lalu bertanya dengan kuatir, "Ada apa?" "Rumah kita kemasukan pencuri," sahut Bu Sinta. Dia merasa sulit bernapas tatkala melihat isi lemari berantakan. Uang dan perhiasannya telah lenyap. Juga televisi dan beberapa peralatan elektronik yang ada di ruang tengah. Bu Sinta terduduk lemas tatkala melihat sebuah catatan kecil di atas bantal, "Sekarang kalian tahu siapa pengirim karcis itu."

Meresensi Sebuah Buku Pengetahuan
Resensi adalah ulasan atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya yang lain. Tugas seorang penulis resensiadalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya yang diresensinya apakah karya tersebut perlu mendapat sambutan atau tidak. Jadi, seorang penulis resensi yang baik sangat membantu pembaca dalam menentukan pilihan. Selain itu, penulis resensi juga membantu penerbit atau pengarang untuk memperkenalkan suatu karya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tulisan resensi adalah:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>identitas buku,
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>tujuan pengarang buku atau karya,
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>tujuan penulisan resensi,
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>keunggulan buku atau karya,
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>kelemahan buku atau karya,
<![if !supportLists]>6.      <![endif]>ikhtisar isi buku, dan
<![if !supportLists]>7.      <![endif]>nilai buku atau karya.
Identitas buku yang perlu ditulis adalah:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>judul buku,
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>penulis buku,
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>pengantar isi buku (bila ada),
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>penerbit buku,
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>tahun buku itu terbit, dan
<![if !supportLists]>6.      <![endif]>tebal buku.
Perhatikanlah contoh resensi buku berikut!
Judul : Bahasa, Sastra, dan Budi Darma (Kumpulan Esai)                            Penulis : Budi Darma                                                                          Penerbit : JP Books Cetakan : I, November 2007 Tebal : 242 halaman
Oleh: Lan Fang
Bila selama ini Budi Darma dikenal piawai menjungkirbalikkan tokoh-tokohnya dalam Olenka, Orang-Orang Blomington, dan prosa-prosanya yang lain.Tetapi di dalam buku ini, ia tampil sedikit berbeda. Pembaca akan dibawa ke dalam kejernihan berpikir dan kerangka logika seseorang yang sudah sekian lama malang melintang menggauli bahasa, sastra sekaligus seni dan budaya. Dari total 242 halaman yang berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah alinea yang menjadi titik berat pembacaan saya. Suatu faktor yang sering dilupakan dalam hampir semua aspek kehidupan adalah faktor intuisi, demikian pula dalam kreativitas. Intuisi adalah bakat. Pendidikan atau latihan hanya bersifat menambah ketajaman intuisi (hal 109). Alenia ini terdapat pada esainya yang berjudul kritik Sastra dan Karya Sasra.
Berangkat dari pentingnya intuisi, maka dapat ditarik satu simpul. Bahwa titik berat sastra (seni) adalah penghayatan. Untuk ini dituntut kepekaan yang tinggi. Seorang pelaku sastra (seni) akan mempunyai daya serap yang tinggi terhadap segala unsur kehidupan dengan penghayatan dan kepekaan. Karena di dalam unsur kehidupan itu terkandung realita. Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan pekerja seni yang baik pada dasarnya juga intelektual yang baik. Karena proses kreatif seorang seniman ataupun seorang intelektual, sama-sama tidak pernah mencapai tanda titik. Selalu berada pada tanda koma atau tanda tanya. Mereka selalu bergumul dalam proses mencari, belajar, dan terus berkembang. Di dalam pencarian, pembelajaraan, dan perkem- bangan itu, teori bukan lagi sekadar teoridalam arti formal. Dengan daya serap intuisi dan daya susun intelektual yang baik, maka sebuah teori bisa menciptakan teori baru. Seperti itulah, sebuah karya sastra atau karya seni lainnya, juga bisa beranak pinak untuk melahirkan karya sastra atau karya seni lainnya. Budi Darma bukan saja piawai mengupas teori tetapi juga lincah mengocok kata-kata. Pembaca tidak diajak begitu saja memasuki area abu-abu. Tidak sekadar menandai hitam atau putih. Bukan hanya membaca kritik sastra atau karya sastra, kualitas atau popularitas, bentuk atau isi, matematika atau bahasa, ilmu atau seni, teori deduktif atau induktif, nilai intrinsik atau nilai ekstrinsik, objek atau subjek. Yang selama ini menjadi perdebatan klasik dan klise dengan jawaban sebenarnya yang itu- itu juga. Tetapi pembaca seakan juga diajak bermain egrang. Berusaha menimbang- nimbang, mana yang mana, dari semua itu, di mana titik beratnya, untuk mendapatkan keseimbangan.
Budi Darma dalam buku ini mengatakan menulis itu sulit. Sedangkan Arswendo Atmowiloto menulis Mengarang itu Gampang. Lantas saya tidak bermaksud menyulit-nyulitkan Budi Darma atau menggampang-gampangkan Arswendo Atmowiloto. Atau kemudian menyulit- nyulitkan menulis dan menggampang- gampangkan mengarang. Terlepas dari ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara keseluruhan, saya rasa buku ini memang perlu dibaca. Bukan saja oleh para akademisi, guru-guru bahasa, para sastrawan, tetapi juga para peminat yang lain. Karena setelah mem- baca buku ini, kita akan tahu dari pisau bermata dua itu, matanya yang mana akan menikam dada yang sebelah mana.
(Sumber: Kompas, 20 Januari 2008, dengan pengubahan)

Menggunakan Kata-Kata Asing yang Diserap ke dalam Bahasa Indonesia
Tahukah kalian bagaimana cara yang digunakan pemerintah untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia? Perlu kalian ketahui, dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Macam-Macam Peristiwa 51
Penyerapan kata-kata asing tersebut terjadi karena beberapa hal berikut: 1. kata asing tersebut dianggap lebih cocok konotasinya, 2. bercorak internasional, 3. lebih singkat dibandingkan terjemahannya, dan 4. mempermudah cara kesepakatannya karena dalam bahasa Indonesia sinonimnya terlalu banyak. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas empat golongan besar yakni adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Adopsi Pemakaian bahasa yang mengambil bentuk dan makna kata asing tersebut secara keseluruhan. Contoh: a. Di dalam pencarian, pembelajaran, dan perkembangan itu, teori bukan lagi sekadar teori dalam arti formal. b. Terlepas dari ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara keseluruhan, saya rasa buku ini memang perlu dibaca.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Adaptasi Pemakaian bahasa yang mengambil makna kata itu, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Contoh:
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan pekerja seni yang baik pada dasarnya juga intelektualyang baik. (intelektual →intelectual)
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Dari total 242 halaman yang berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah alinea yang menjadi titik berat pembacaan saya. (esai  → essay).
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Terjemahan Penyerapan secara terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara berikut ini.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Terjemahan langsung, yaitu kosakata dari bahasa asing itu dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh:
air port → bandar udara joint ventura → usaha patungan b. Terjemahan konsep, yaitu kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya, kemudian dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya mirip dengan kosakata asing tersebut. Contoh: vendor → penjual green house → rumah kaca Penggunaan dalam kalimat:
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Para vendor pemegang merek yang mencekoki kita untuk menggunakan teknologi mereka.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Ira sedang mengamati pertumbuhan tanaman jagung di green house.
4. Kreasi Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menurut bentuk, yang mirip seperti aslinya ditulis dalam dua pertiga kata sedangkan dalam bahasa Indonesia satu kata saja. Contoh: korupsi → penyalahgunaan keuangan kolusi → persekongkolan handphone → telepon genggam
Rangkuman
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan komentar terhadap pendapat narasumber dalam dialog interaktif yakni bahasa yang digunakan harus komunikatif, menggunakan kata dan kalimat yang baik dan lugas, dan komentar harus disertai alasan yang kuat dan contoh yang terdapat di masyarakat.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Supaya orang lain memahami informasi yang kalian sampaikan secara lisan, kalian harus menggunakan bahasa yang komunikatif, menggunakan kata atau kalimat yang baik dan lugas, pokok permasalahannya (informasinya harus jelas), dan sesuai dengan situasi serta kondisi.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Tema adalah makna cerita, gagasan pokok yang mendasari suatu cerita. Latar adalah unsur fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana, kapan, dan dalam konteks bagaimana kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Penokohan adalah cara menggambarkan tokoh yang dilakukan penulis dalam cerpen.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Resensi adalah ulasan atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya yang lain.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas empat golongan besar yakni adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi.

Menganalisis Unsur-unsur Syair
Sejak dahulu bangsa Indonesia telah mengenal karya sastra baik puisi maupun prosa. Oleh karena itu di Indonesia dikenal adanya puisi lama dan puisi baru serta prosa lama dan prosa baru. Puisi lama merupakan pancaran kehidupan masyarakat lama. Masyarakat lama Indonesia mempunyai ciri- ciri sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Merupakan masyarakat yang hidup bersama atau masyarakat gotong royong.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Statis yaitu masyarakat yang setia dan mempertahankan sifat-sifat kekolotan dan tradisional. Pada Materi ini kalian akan dilatih untuk menganalisis unsur-unsur syair. Syair merupakan salah satu puisi lama. Hasil karya sastra yang berbentuk puisi selain syair adalah mantra, bidal, pantun, karmina, talibun, seloka, dan gurindam. Seperti yang telah kalian ketahui, penulisan puisi lama terikat oleh beberapa hal seperti jumlah baris, jumlah bait dan persajakannya. Dengarkanlah pembacaan syair berikut dengan saksama! Tutuplah buku ini selama pembacaan berlangsung!


Syair Perahu
Karya: Hamzah Fansuri
Perteguh jua alat perahumu,                                                                            muaranya sempit tempatmu lalu,                                                                    banyaklah di sana ikan dan hiu, menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya dalam, ikan pun banyak, di sanalah perahu karam dan rusak, karangnya tajam seperti tombak ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu hai anak dagang, riaknya rencam ombaknya karang ikan pun banyak datang menyarang hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu terlalu sempit, di manakan lalu sampan dan rakit, jikalau ada pedoman dikapit, sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu engkau perteguh, Hasilkan pendapat dengan tali sauh, anginnya keras ombaknya cabuh, pulaunya jauh tempat berlabuh.                                                                          (Sumber:http://penyair.wordpress.com, 2008)

Menceritakan Kembali secara Lisan Isi Cerpen
Sama halnya dengan karya sastra prosa lainnya, cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, alur cerita, penokohan, latar, amanat, dan sudut pandang pengarang. Unsur ekstrinsik meliputi kehidupan sosial dan latar belakang si penulis. Berikut ini ciri-ciri cerpen.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Panjang cerita + 10.000 kata.                                                                                 
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Hanya mengandung satu gagasan tunggal atau berkesan tunggal.                                         
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Menyajikan satu kejadian yang paling menarik.                                                                           
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Berakhir dengan penyelesaian. Pada Materi ini, kalian akan dilatih untuk menceritakan kembali isi cerpen yang telah kalian baca. Saat menceritakan kembali isi cerpen, unsur- unsur intrinsik dalam cerpen tersebut harus kalian uraikan secara jelas dan disertai dengan pengungkapan hal-hal yang menarik atau berkesan.
Bacalah dengan saksama cerpen berikut!
Hand Phone Ayah Oleh: Hadi Pranoto Siang itu, Ayah mengajak Adam ke toko sepatu. Sepatu Adam memang sudah sempit dan tak nyaman lagi untuk dipakai. Namun karena ayah Adam baru punya uang lebih, maka baru hari ini permintaannya dikabulkan. Adam dan ayahnya naik bus patas AC jurusan Blok M. Ongkosnya lumayan mahal, pikir Adam. Dan karena hari itu hari Minggu, banyak bangku kosong yang tersedia. "Di sini saja, Yah," kata Adam sambil menarik lengan ayahnya. Mereka duduk di barisan ketiga dari bangku sopir. Sebelum duduk, ayah Adam memindahkan hand phone yang ada di sakunya ke sarung di pinggangnya supaya tidak mengganggu duduknya.
"Setiap hari Ayah naik bus ini, ya, ke kantor?" tanya Adam. "Tiap hari? Bisa-bisa kamu tidak pakai sepatu ke sekolah," jawab Ayah meledek. "Tarifnya kan, mahal. Lebih baik ayah naik bus biasa dan sisanya bisa ditabung buat keperluan sekolahmu," jawab Ayah. Adam terdiam mendengar jawaban ayahnya. Dalam hati ia terharu sekaligus bangga. Karena Ayah rela setiap hari, berbulan-bulan berdesak-desakan, kepanasan, dan membanting tulang demi kepentingan keluarganya. Sementara Adam sendiri, baru sebulan pakai sepatu kesempitan sudah mengeluh setiap hari. Bus melaju kencang dan keluar dari tol Komdak. Di halte Komdak, banyak penumpang yang turun dan banyak pula yang naik. Tiba-tiba naik juga 3 orang pria. Salah satunya duduk di sisi Ayah. "Permisi, Pak," kata pria itu ramah. "Silakan!" jawab Ayah sambil meng- geser tempat duduknya. Pria yang berpakaian rapi itu pun duduk di samping Ayah. Sementara kedua temannya duduk di bangku di sebelahnya. Adam mulai curiga melihat gerak-gerik mereka. Apalagi orang yang di sebelah Ayah selalu melirik ke arah hand phone Ayah. Dan tiba-tiba orang itu pindah tempat ke depan bangku teman-temannya. Ayah Adam kemudian bergeser ke posisinya semula, sehingga tempat duduk mereka kembali lega. Namun pada waktu bergeser ayah Adam merasa ada sesuatu yang ganjil. Ia meraba pinggangnya. Betapa terkejutnya ia ketika hand phone-nya sudah tidak terselip di pinggangnnya. "Wah!Hand phone ayah hilang, Dam!" seru Ayah sambil bangkit berdiri. Ia lalu memeriksa jok kursi, kalau-kalau hand phone-nya terjatuh. Adam juga sibuk mencari, bahkan memeriksa kolong-kolong bangku.
"Pasti ada yang mencuri," ujar Ayah. Penumpang lain menoleh ke arah mereka, mendengar ribut-ribut di dalam bus. "Ada apa, Pak?" tanya kondektur bus. "Hand phone saya hilang. Tolong berhenti di halte itu," kata ayah Adam sambil menunjuk halte di perempatan jalan, Kebetulan di halte itu ada polisi yang sedang mengatur lalu lintas. Lalu Ayah maju ke depan, "Mohon jangan ada yang turun dulu. Yang turun berarti itu pencurinya," kata Ayah dengan suara lantang. "Oh, tidak bisa begitu, dong! Dari mana Bapak tahu kalau yang mengambil ada di bus?" protes orang yang tadi duduk di samping Ayah. Teman-temannya mengiyakan. "Benar! Mana buktinya? Pokoknya kami mau turun di sini," kata teman orang itu lagi dengan suara keras dan agak mengancam. "Tidak bisa! Pokoknya yang turun akan saya laporkan ke polisi," tantang Ayah berani. Akhirnya ketiga orang itu diam. Kini giliran ayah Adam yang bingung. Bagaiman cara mencari hand phone-nya? Ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tiba-tiba Adam mendapat ide. Ia membisiki ayahnya. "Eemm ... " Ayah mengangguk mengerti. "Maaf, Pak. Bisa pinjam hand phone-nya sebentar?" kata Ayah pada seorang bapak yang kelihatan membawa hand phone di saku kemejanya. "Silakan ... " jawab bapak itu. Ayah lalu memencet tombol-tombol nomor hand phone-nya. Dan tiba-tiba terdengar suara benda dijatuhkan. "Bruuuuuk!" Setelah Ayah selesai memanggil nomor hand phone-nya, terdengarlah bunyi hand phone ayah. "Itu dia bunyi hand phone ayah, Yah!" teriak Adam girang.
Ayah Adam, dibantu kondektur bus itu, lalu menyusuri asal suara itu. Ternyata hand phone itu ada di kolong bangku yang kosong. Buru-buru ayah Adam memungutnya. "Alhamdulillah ... rupanya hand phone ini masih rezekiku," kata Ayah bersyukur. Hanya ada sedikit goresan di hand phone itu. Bus kembali berjalan. Ayah dan Adam kembali duduk, namun kali ini tepat di belakang sopir. Baru beberapa menit bus berjalan, "Kiri! Kiri ..., Bang!" kata pria yang tadi duduk di sebelah Adam. Bus berhenti. Ketiga orang itu buru-buru turun dari pintu belakang. "Aman!" kata kondektur bus itu. "Lo, kok aman. Memangnya kenapa, Pak?" tanya Ayah heran. "Tiga orang itu sudah sering naik turun bus ini. Setiap kali mereka naik pasti ada penumpang yang kehilangan barang. Dompet atau hand phone," ujar kondektur bus itu. "Padahal penampilan mereka rapi, seperti orang berduit," sahut bapak yang tadi meminjamkan hand phone-nya.
"Yah, melihat orang jangan dari penampilan luarnya," sambung ibu di sebelahnya. "O ... ya, terima kasih, Pak, atas pinjaman hand phone-nya," kata Ayah sambil menjabat tangan bapak itu. "Ah, sesama penumpang kita memang harus saling tolong-menolong," jawab Bapak itu. "Tapi sebenarnya yang paling berjasa, ya adik itu," kata Bapak itu lagi sambil menunjuk ke Adam. "Iya, nih! Rupanya adik ini berbakat jadi detektif," sambung kondektur, yang tahu ide untuk mencari hand phone itu berasal dari Adam. "Oh, iya. Terima kasih, ya, Dam," kata ayah  Adam sambil menepuk pundak Adam yang tersipu-sipu. Namun Adam lalu buru- buru mencolek lengan ayahnya. "Yah, beli sepatu sekalian tas, ya. Tas Adam juga sudah sobek," bisik Adam setengah menggoda ayahnya. Ayah tersenyum geli, "uu, mencari kesempatan dalam kesempitan!" (Sumber: Tamasya ke Masa Silam, 2006 dengan pengubahan)

Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Iklan
Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan. Jika kalian cermati, bahasa yang digunakan dalam iklan mengandung fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap. Selain mengandung fakta produk, iklan juga mengandung opini. Opini merupakan kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli. Pemasang iklan tidak boleh memberikan opini dengan melebih-lebihkan produk. Opini harus didukung fakta-fakta yang ada di dalam produk.
Berikut ini hal-hal yang merupakan fakta dalam iklan di atas.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Kamera 2,0 Mega Pixels.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>4 x perbesaran.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Wallpaper terinspirasi alam.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Multimedia (MP3 dan MP4).
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Bluetooth A2DP.
Menggunakan Ungkapan dan Peribahasa
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Ungkapan Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya seringkali menjadi kabur). Dalam cerpen "Hand Phone Ayah" terdapat beberapa ungkapan sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Membanting tulang artinya bekerja keras Contoh: Dalam hati ia terharu sekaligus bangga, karena Ayah rela setiap hari, berbulan-bulan, berdesak-desakan, kepanasan, dan membanting tulang demi kepentngan keluarganya.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Mencari kesempatan dalam kesempitan artinya mencari kesempatan untuk kepentingan diri sendiri di tengah kesulitan orang lain. Contoh: Ayah tersenyum geli, "Huu, mencari kesempatan dalam kesempitan!"
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Peribahasa Peribahasa adalah kalimat ringkas padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Contoh: Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami yang artinya suatu pekerjaan atau suatu perkara yang sulit Bagaimana cara mencari hand phone-nya? Ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Rangkuman
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Setiap puisi lama (tak terkecuali syair) terikat oleh beberapa hal seperti jumlah baris, jumlah bait, dan persajakan.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Dalam menceritakan kembali isi cerpen, unsur-unsur intrinsik dalam cerpen tersebut harus diuraikan secara jelas dan disertai dengan pengungkapan hal-hal yang menarik atau berkesan dalam cerpen tersebut.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap. Opini dalam iklan disajikan dengan bahasa yang persuasif untuk menarik minat pembaca iklan tersebut.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Iklan baris biasanya ditulis dengan menggunakan bahasa yang objektif, jujur, singkat, dan jelas.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya seringkali menjadi kabur). Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu.

Melaporkan Berbagai Peristiwa secara Lisan
Tentunya kalian sering menyaksikan berita di televisi bukan? Terkadang di tengah-tengah berita tersebut kalian dapat menyaksikan pelaporan informasi secara langsung dari lapangan. Penyampaian laporan tersebut dilakukan oleh seorang reporter. Kelebihan berita yang disampaikan secara langsung adalah pendengar atau pemirsa berita tersebut dapat memperoleh berita terkini mengenai peristiwa yang sedang terjadi.
Pada Materi ini, kalian akan belajar melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar kalian. Ada pun dalam menyampaikan informasi secara lisan, kalian dapat menggunakan langkah-langkah berikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Terlebih dahulu cermatilah dan pahamilah informasi yang telah kalian peroleh.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Buatlah catatan-catatan kecil terkait dengan informasi tersebut.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Ringkaslah catatan-catatan tersebut dan hafalkanlah.
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Sampaikan informasi-informasi tersebut secara lisan dengan menggunakan kalimat yang lugas dan efektif. Kalimat lugas adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan tidak menggunakan kata secara berlebihan atau bertumpang tindih. Keempat hal tersebut harus benar-benar kalian perhatikan, agar informasi-informasi yang kalian sampaikan dapat dipahami oleh orang lain. Ada pun hal-hal yang perlu kalian perhatikan dalam melaporkan sebuah peristiwa secara lisan meliputi:
1. lafal, 4. ekspresi mata, dan 2. volume suara, 5. kontak mata dengan pendengar. 3. intonasi kalimat, Bacalah berita berikut ini dengan saksama!
Asah Otak Kanan Melalui Lomba Mewarnai Ratusan bocah taman kanak-kanak (TK) se-eks Karesidenan Surakarta memadati pendapa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), kemarin pagi (16/3). Mereka mengikuti lomba mewarnai yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Lomba ini untuk melatih ketelitian, kecekatan, dan ketepatan waktu bagi anak-anak sejak usia dini. Dengan membawa alat sendiri, anak- anak tersebut dikawal oleh orang tuanya sampai di Pendapa TBJT, sekitar pukul 09.00. Mereka langsung menyiapkan alat mengambarnya. Ada yang memakai bangku lipat kecil untuk mempermudah mewarnai, ada juga yang hanya di lantai. Dengan khusyuk, rata-rata anak berusia 5 tahun ke bawah ini mewarnai pola gambar yang sudah disediakan panitia. Hampir seluruh peserta bisa menyelesaikan mewarnai sesuai waktu yang telah di- tentukan. Sekitar satu jam kertas di depan anak-anak itu sudah dipenuhi warna. "Mudah sekali mewarnai gambar ini," ucap salah satu peserta, Fajar, 4,5 ini. Peserta lain, Iril, 5 juga mengaku tidak sulit mewarnai. Gadis kecil asal Solo ini mendapat tugas mewarnai sebuah pemandangan. Di antaranya, ada gambar gunung, sawah, dan awan. Dengan kombinasi warna yang dipilihnya, gambar pemandangan itu menjadi indah. "Warna awan saya pilih yang biru tua, agar terlihat mendung," tuturnya polos. Selain ada yang giat, ada juga yang malas-malasan mewarnai. Merasa sulit, salah satu peserta, mengaku Rita, 4,5 tidak mau meneruskan tugasnya. "Males ma, sulit sekali gambar ini," cetus Rita kepada mamanya yang mendampingi.
Usai mewarnai, anak-anak polos ini langsung membubarkan diri. Ada yang melihat-lihat mainan yang dijual pedagang. Kemudian ada yang langsung mengerumuni sebuahdisplayyang menjual perlengkapan miniatur tokoh wayang. Ketua panitia, Nanang Yuliyanto, di sela-sela acara mengatakan, "Acara ini dilaksanakan untuk memberikan daya rangsang kepada anak terhadap sebuah gambar. Jika anak-anak ini bisa me- nempatkan warna dalam gambar yang ada, maka anak ini tergolong cerdas.
Jika malas-malasan, menandakan tidak kreatif," paparnya. Yang paling ditonjolkan dalam lomba itu adalah mengajak anak-anak meng- gunakan otak kanan. Jika anak-anak bisa memfungsikan otak kanan, maka dapat meningkatkan kecerdasan estetikanya. "Nah, pendidikan sejak dini inilah yang merupakan tanggung jawab bersama, di antaranya oleh para akademisi," ujar Nanang.                                                                                                     (Sumber: Jawa Pos, 17 Maret 2008 dengan pengubahan)
Berita tersebut dapat diubah menjadi sebuah laporan yang akan disajikan secara lisan sebagai berikut. Pemirsa, saat ini saya berada di depan pendopo Taman Budaya Jawa Tengah. Di belakang saya tengah berlangsung lomba mewarnai yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Sebelas Maret. .....................................................

Menggunakan Kalimat Inversi secara Tepat
Dalam berbahasa Indonesia, kalian tentu lebih sering menggunakan kalimat:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Adik sedang menyanyi 
S          P
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Mereka mengikuti lomba mewarnai..
S             P                    O
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Usai mewarnai, anak-anak polos ini langsung membubarkan diri.   
Ket. Waktu                   S                                P

Dilihat dari posisi subjek dan predikatnya ketiga kalimat tersebut berpola S - P atau subjek ada di depan predikat. Ini menunjukkan fungsi subjek lebih dipentingkan daripada predikat. Akan tetapi, ada kalanya untuk menekankan pentingnya informasi pada predikat, kalimat disusun dengan pola P - S. Ini berarti fungsi predikat ada di depan subjek. Karena berpola P - S, kalimat-kalimat itu disebut kalimat susun balik atau kalimat inversi. Kalau yang akan diinversikan bukan kalimat yang berpola S - P melainkan S - P - O atau S - P - O - K, yang mendekati fungsi predikat dan objek harus ditempatkan di depan subjek.
Perhatikan contoh kalimat inversi berikut!
a. Sedang bernyanyi adik.             
P                S
b. Mengikuti lomba mewarnai mereka.       
P               O                     S
c. Langsung membubarkan diri  usai mewarnai  anak-anak polos ini.                     P                             Ket. waktu                    S
Rangkuman
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Isi dialog interaktif dapat kalian simpulkan setelah mendengarkan dengan saksama pelaksanaan dialog tersebut.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Langkah-langkah yang dapat kalian gunakan dalam menyampaikan informasi secara lisan, yaitu terlebih dahulu cermatilah dan pahamilah informasi tersebut, buatlah catatan-catatan kecil terkait dengan informasi tersebut, ringkaslah catatan-catatan tersebut dan hafalkanlah, serta sampaikan informasi-informasi tersebut secara lisan dengan menggunakan kalimat yang lugas dan efektif.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Indeks nama berisi informasi tentang nama-nama tokoh yang berkaitan dengan isi buku tersebut.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Langkah-langkah yang dapat kalian gunakan untuk menulis kembali cerpen yang pernah dibaca yaitu bacalah sebuah cerpen dengan saksama, tentukan ide-ide pokok cerpen sesuai dengan alur cerpen, dan kembangkan ide-ide pokok tersebut menjadi sebuah ringkasan cerpen.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Kalimat inversi adalah kalimat yang bersusun balik atau berpola P – S

Menerangkan Sifat-sifat Tokoh dari Kutipan Novel Sama
seperti karya sastra lainnya, novel mempunyai ciri yang berbeda sesuai dengan zaman penulisannya, yaitu zaman sebelum tahun 20-an, tahun 20-an, tahun 30-an, '45, '66, dan seterusnya. Karakter atau sifat- sifat tokoh yang ditampilkan dalam cerita pun berbeda-beda. Isi atau ceritanya pasti juga berbeda karena disesuaikan dengan budaya pada saat novel itu ditulis. Oleh karena itu, berikut ini kalian akan dilatih untuk memahami dan akhirnya dapat mengidentifikasi sifat tokoh dari sebuah novel. Klasifikasi tokoh berdasarkan peranan tokoh dalam cerita, terdapat tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama terbagi atas dua macam, yakni tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung jalannya cerita (biasanya berwatak baik). Ada pun tokoh antagonis yaitu tokoh yang mempunyai konflik dengan tokoh protagonis (biasanya berwatak jahat). Daya tarik suatu novel biasanya terletak pada kekuatan konflik antara kedua tokoh tersebut. Perwatakan merupakan unsur yang penting untuk menghidupkan tokoh. Ada beberapa cara yang dapat kalian gunakan untuk mencari gambaran watak seorang tokoh dalam sebuah novel. Berikut ini cara-cara tersebut.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Pengarang langsung menunjuk watak pelaku yang dikehendakinya.
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Pengarang langsung menunjuk watak pelaku, tetapi menggunakan bahasa yang diperhalus.
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Melalui pernyataan tokohnya sendiri.
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Melalui gerak-gerik pelaku.
<![if !supportLists]>e.       <![endif]>Melalui analisis pengarang sendiri.
<![if !supportLists]>f.       <![endif]>Melalui dialog antarpelaku.

Perhatikan kutipan novel berikut ini!
Si Jamin dan Si Johan
Oleh: Merari Siregar
Si Jamin menelusuri jalan setapak di tengah teriknya sinar matahari. Ia adalah pengemis kecil yang harus membiayai hidup si Johan (adiknya) dan Inem (ibu tirinya yang sangat kejam). Dalam usianya yang begitu muda, ia harus berperang melawan keganasan kota Jakarta. Suatu hari ia dipukuli Inem (ibu tirinya) karena membawa uang dua puluh sembilan sen. Kalau saja ibu kandungnya masih ada, tentu mereka tidak akan menderita seperti ini dan ayahnya pun takkan menjadi pemabuk. Hari demi hari dilalui Jamin dengan menjadi pengemis dan semua uangnya harus ia serahkan kepada ibu tirinya. ...............................
(Sumber: Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, 1999, dengan pengubahan)

Watak tokoh-tokoh dalam kutipan novel di atas digambarkan dengan cara pengarang langsung menunjuk watak pelaku. Bukti hal tersebut adalah Inem digambarkan sebagai ibu tiri yang sangat kejam karena ia menyuruh Jamin untuk mengemis. Selain itu, pengarang juga menggambarkan watak tokoh melalui gerak- gerik pelakunya. Bukti hal tersebut adalah segala aktivitas Jamin yang dengan tabah mengemis untuk menghidupinya Johan, Inem, dan dirinya.

Tugas
Dengarkanlah pembacaan kutipan novel tahun 20 - 30-an berikut!
Sengsara Membawa Nikmat
Oleh: Tulis Sutan Sati
....................................
Menerapkan Prinsip-prinsip Diskusi
Diskusi merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua orang atau lebih. Berdasarkan banyaknya peserta, diskusi dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi umum. Diskusi kelompok dilaksanakan dua sampai sepuluh orang. Jika diskusi lebih dari sepuluh orang disebut diskusi umum. Dalam diskusi umum terdapat pemandu diskusi (moderator), penyaji makalah (referator), penyanggah (pembanding). Sebelum berdiskusi, harus ditentukan dulu topik yang akan diangkat dalam diskusi tersebut. Setelah itu baru mengetengahkan hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Apa sesungguhnya masalah yang sedang terjadi (berkaitan dengan topik)?
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut?
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Bagaimana caramemecahkan masalah tersebut?
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Apa untung ruginya tiap cara tersebut?
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Cara manakah yang paling baik untuk dilaksanakan?
<![if !supportLists]>6.      <![endif]>Bagaimana cara pelaksanaannya? Untuk menguraikan semua masalah di atas, peserta diskusi bisa mempersiapkan diri dengan membaca buku, majalah, surat kabar, dan ensiklopedi yang dapat memberikan informasi tentang topik yang dibahas dalam diskusi. Kalian sebagai pelajar sudah seharusnya belajar berdiskusi karena dalam dunia pendidikan tinggi nantinya, kalian selalu dihadapkan dalam forum-forum diskusi. Dalam sebuah diskusi sangat dibutuhkan adanya pemandu diskusi. Pemandu diskusi bertugas memimpin jalannya diskusi. Selain itu, menjadi penengah jika terdapat perbedaan pendapat dan menyimpulkan hasil diskusi. Oleh karena itu, pemandu diskusi dituntut:
<![if !supportLists]>7.      <![endif]>menguasai materi permasalahan diskusi,
<![if !supportLists]>8.      <![endif]>dapat menampung berbagai pendapat dalam diskusi, dan
<![if !supportLists]>9.      <![endif]>tidak memihak kepada salah satu pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemandu diskusi perlu menyampaikan hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Salam pembuka                                                                                                                         
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Permasalahan diskusi                                                                                                                
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Latar belakang permasalahan                                                                                                      
<![if !supportLists]>4.      <![endif]>Rumusan permasalahan                                                                                                               
<![if !supportLists]>5.      <![endif]>Riwayat penyaji makalah                                                                                                                  
<![if !supportLists]>6.      <![endif]>Pernyataan diskusi dimulai
Untuk mengatur arus diskusi, pemandu diskusi perlu mengingat hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Membagi waktu menjadi beberapa tahap atau termin.
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Mengatur tata cara bagi yang akan berbicara.
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>Menetapkan banyaknya pembicara pada setiap termin.
Dalam menyelesaikan perbedaan pendapat, pemandu diskusi hendaknya:
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>mencari unsur-unsur persamaan di sela-sela perbedaan,
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>sudut pandang yang menimbulkan perbedaan perlu dijelaskan sehingga pihak yang berbeda pendapat menjadi paham, dan
<![if !supportLists]>3.      <![endif]>mencari jalan tengah yang adil dan tidak memihak. Dalam menyimpulkan hasil diskusi, pemandu diskusi sebaiknya tidak memihak kepada salah satu pendapat peserta diskusi.

Membaca Ekstensif untuk Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel
Berbagai macam peristiwa dan informasi selalu diberitakan melalui media cetak dan elektronik. Berita dalam media cetak (misalnya: koran) biasanya diwujudkan dalam bentuk artikel-artikel. Bahkan, ada artikel-artikel yang ditulis dan membahas tentang tema yang sama, tetapi dari sudut pandang yang berbeda. Cara baca yang dapat kalian gunakan adalah teknik membaca ekstensif. Membaca ekstensif adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan membandingkan dua bacaan atau lebih agar diketahui persamaan dan perbedaan gagasan- gagaan penting yang ada di dalam bacaan- bacaan tersebut. Berikut ini kalian akan dilatih untuk membaca dan merangkum berita- berita yang sama dalam suatu artikel. Dalam membaca dan memahami sebuah berita, kalian harus memerhatikan prinsip 5W+ 1H, yaitu: - what : apa yang menjadi pokok pemberitaan atau permasalahan
- who : siapa saja yang terlibat - why : mengapa hal tersebut dipermasalahkan -. when : kapan permasalahan tersebut muncul -where : di mana permasalahan tersebut muncul dan berkembang - how : bagaimana pemecahannya

Bacalah dengan saksama kedua artikel berikut!
Artikel 1
BTN Salurkan Rp800 Miliar untuk Rusuna/RSH Sampai Maret 2008, kredit yang sudah disalurkan Bank Tabungan Negara untuk kredit pemilikan rumah susun sederhana dan rumah sederhana sehat sebesar Rp800 miliar. Manajer Humas BTN, Dody Agoeng menyebutkan, hingga pertengahan Maret 2008, mulai banyak pemohon kredit pemilikan apartemen untuk rumah susun sederhana (rusuna). “BTN pusat sampai harus meminta bantuan dari tenaga-tenaga di kantor cabang BTN untuk mengecek rusuna yang sedang dibangun. Kini, beberapa pe- ngembang memang berpacu membangun rusuna,” kata Dody di Jakarta, pekan lalu. BTN mencatat ada 4.000 permohonan untuk kredit rusuna. Pembangunan rusuna adalah program pemerintah untuk me- wujudkan 1.000 menara rusuna di 10 kota besar di Indonesia. Namun, daerah yang siap melaksana- kan program tersebut baru di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Untuk program rusuna, BTN telah mengalokasikan dana sebesar Rp1 triliun. Sementara itu, Presiden Direktur Cawang Housing, Reddy Hartadji menilai minat masyarakat untuk tinggal di rusuna dinilai tinggi. Hal itu merupakan peluang bagi pengusaha properti untuk terjun ke penyediaan rusuna untuk masyarakat menengah ke bawah. Reddy mengatakan, bisnis rumah susun sederhana milik (rusunami) memiliki prospek cerah karena minat masyarakat menengah ke bawah untuk membeli hunian itu cukup tinggi. Potensi itu juga terlihat dari peningkatan pelaku bisnis properti yang ikut membangun hunian tersebut. “Mulai banyaknya pelaku bisnis yang terlibat menunjukkan bisnis ini feasible, layak. Pengembang lain jangan ragu membangun rusuna,” kata Reddy, Sabtu (29/3) di Jakarta. Reddy mencontohkan proyek rusuna yang dia bangun di daerah Cawang. Peng- usaha ini membangun rusuna sebanyak 731 unit, yang sejak ditawarkan tahun 2007 sudah terjual semuanya. Reddy mengklaim, sekitar 72 persen dari pembeli rusuna itu adalah pegawai negeri dan selebihnya pegawai swasta dan wiraswasta. Namun, dia tidak menjelaskan apakah konsumennya itu membeli dengan cara tunai atau melalui kredit ke BTN. Konsumen akan mendapat subsidi selisih suku bunga dan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari pemerintah kalau membeli rusun tersebut dengan cara mencicil melalui kredit pemilikan apartemen (KPA) di BTN. Namun, kalau konsumen membeli rusun “murah” tersebut dengan cara tunai, tidak akan mendapat subsidi ataupun pembebasan PPN. (Sumber: Kompas, 31 Maret 2008)

Artikel 2
Pembangunan Rusuna dengan Produk Lokal Pembangunan rumah susun sederhana atau rusuna akan menggunakan produk lokal dengan komposisi hampir 100 persen. Digunakannya produk lokal, selain untuk menumbuhkan industri dalam negeri, juga untuk menekan harga jual rusuna.Demikian dikatakan Menteri Negara Perumahan Rakyat, Yusuf Asy’ary, Rabu (7/11), ketika mengunjungi pabrik ubin PT Arwana Nuansa Keramik di Cikande, Serang, Provinsi Banten. “Untuk membangun rusuna tidak dibutuhkan produk dengan teknologi tinggi sehingga cukup produk dalam negeri saja. Buat apa harus impor bila kualitas produk setara,” ujar Yusuf. Direktur Utama PT Arwana Nuansa Keramik, Tendean Rustandi mengatakan, industri keramik yang dikelolanya siap mendukung program membangun 1.000 menara rusuna. “Kami dapat memberikan harga jual keramik lebih rendah 30 persen bagi proyek pembangunan rusuna. Di pabrik ini, kami mempertunjukkan dengan harga rendah, maka ubinnya tidak kalah kualitasnya,” kata Tendean. Deputi Bidang Perumahan Formil, Zufli Syarif Koto mengatakan, produk dari mana pun untuk membangun rusuna tidak menjadi masalah asalkan lolos persyaratan teknisi sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 403 Tahun 2003. “Spesifikasi teknisnya sudah diatur, jadi harga boleh saja diturunkan asalkan kekuatan produk tetap sesuai aturan. Tetapi, bila produk dapat lebih murah, kami pun menyambut baik karena harga rusuna dapat lebih murah,” ujar Zufli. Harga satu unit rusuna berada dalam kisaran Rp75 juta hingga Rp144 juta, dengan luasan 30 - 48 meter persegi.
Sementara itu, Yusuf mengingatkan bila para produsen produk perumahan sepakat menurunkan harga produk untuk mendukung realisasi pembangunan proyek 1.000 menara rusuna, pengembang jangan sampai malah mengambil untung. Direktur Eksekutif Pusat Strategis Intelijen Properti, Ali Tranghanda mengata- kan, digunakannya produk lokal pada pembangunan rusuna, sebenarnya tidak membuat harga rusuna turun secara signifikan. “Pengembang rusuna sebelumnya pasti telah berpikir menggunakan 90 persen, bahkan 100 persen produk lokal. Ini berbeda dengan pengembang apartemen yang 40 persen dari bahan bangunannya meng- gunakan produk impor,” ujar Ali. Dia menyambut baik keinginan produsen untuk menurunkan harga produk. “Pemerintah sebenarnya cukup mengomu- nikasikan rencananya kepada produsen bahan bangunan, pasti nanti banyak yang akan mendukung pembangunan rusuna,” ujar Ali. Terlepas dari komitmen produsen untuk menurunkan harga produk, menurut Ali, satu-satunya cara untuk menurunkan harga rusuna tetaplah subsidi. “Di Jakarta, biaya pembebasan lahan 20 – 30 persen dari biaya total proyek. Maka, subsidilah yang paling relevan agar harga rusuna makin terjangkau. Kenaikan harga bahan bangunan, misalnya masih lebih tinggi dari kenaikan daya beli,” ujar Ali. (Sumber:Kompas, 8 November 2007)

Menggunakan Singkatan dan Akronim
Pada bacaan "BTN Salurkan Rp800 Miliar untuk Rusuna/RSH" tentunya kalian menjumpai kata yang berupa singkatan dan akronim. Pada Materi ini kalian akan mempelajari tentang singkatan dan akronim secara lebih mendalam.
<![if !supportLists]>1.      <![endif]>Singkatan Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan terbagi atas empat hal berikut ini.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh: Reddy H. → Reddy Hartadji Drs. Suwito → Doktorandus Suwito
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan titik. Contoh: BTN → Bank Tabungan Negara PPN → Pajak Pertambahan Nilai
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: hlm. 25 → halaman 25 dll. → dan lain-lain
<![if !supportLists]>d.      <![endif]>Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh: Rp800 miliar → (delapan ratus miliar) rupiah kg → kilogram
<![if !supportLists]>2.      <![endif]>Akronim Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret yang diperlukan sebagai kata. Akronim terdiri atas 3 (tiga) hal berikut ini.
<![if !supportLists]>a.       <![endif]>Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: SIM → Surat Izin Mengemudi IKIP → Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
<![if !supportLists]>b.      <![endif]>Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri → Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Kowani → Konggres Wanita Indonesia
<![if !supportLists]>c.       <![endif]>Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, atau pun gabungan huruf dan suku kata atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: rusuna → rumah susun sederhana humas → hubungan masyarakat
Rangkuman
<![if !supportLists]>v <![endif]>Tokoh utama dalam novel terbagi atas dua macam, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung jalannya cerita (biasanya berwatak baik). Ada pun tokoh antagonis yaitu tokoh yang mempunyai konflik dengan tokoh protagonis (biasanya berwatak jahat).
<![if !supportLists]>v <![endif]>Diskusi merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua orang atau lebih.
<![if !supportLists]>v <![endif]>Membaca ekstensif adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan membandingkan dua bacaan atau lebih agar diketahui persamaan dan perbedaan gagasan-gagasan penting yang ada di dalam bacaan-bacaan tersebut.
<![if !supportLists]>v <![endif]>Pada umumnya, susunan naskah pidato terdiri atas salam pembuka, pendahuluan, isi pokok, simpulan, harapan-harapan, dan penutup.
<![if !supportLists]>v <![endif]>Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar