RINGKASAN MATERI
BAHASA INDONESIA
KELAS VII, VIII
& IX
Oleh :
SARMA YUNITA
KELAS : IX.A
KELAS VII
RINGKASAN MATERI
BAHASA INDONESIA KELAS VII (TUJUH)
BAB I
<![if !supportLists]>A. <![endif]>Mendengarkan Berita
Berita adalah
informasi tentang suatu hal yang telah terjadi. Isi berita dapat bermacam-macam
karena segala hal dapat dijadikan sebagai sumber berita.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]> Menentukan Inti Berita
Simaklah berita
berikut!
Pasar Gede
Kendal Hangus Kebakaran Diduga Karena Trafo Meledak
Puluhan pedagang
mulai berjualan dengan dasaran seadanya di halaman eks kantor Kawedanan Boja.
Di sisi lain, muncul penjual dan pengepul besi rongsok dari sisa-sisa kebakaran
Pasar Gede Boja. Polisi masih berjaga-jaga dan belum mengambil tindakan
pengamanan aset. Sampai kemarin belum diketahui asal api, namun hasil analisis
awal dari trafo listrik yang meledak dan minyak pendingin muncrat bersama api
ke bangunan. Trafo itu berada di tiang listrik sisi selatan. Pengepul besi
rongsokan langsung ke lokasi sekitar pasar untuk memudahkan para pedagang
(pemilik kios) agar tidak terbebani ongkos angkut. Jenis pipa besi Rp1.800,00
per kg, seng bekas Rp600,00 per kg dan untuk aluminium Rp12.000,00 per kg.
Sampai kemarin sudah puluhan kuintal besi rongsok yang diangkut truk menuju ke
arah Kendal dan Semarang.
2 Aktif
Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
Sejak Jumat
(1/6) hingga Sabtu (2/6), pemanfaatan halaman eks kantor kawedanan sudah
terlihat. Di sana-sini muncul dasaran pedagang sayuran dan kebutuhan
sehari-hari. Beberapa pedagang mengaku berjualan dengan modal seadanya, bahkan
ada yang ngutang dulu dan dibayar setelah dagangan laku.
Kepada UPTD
Pasar Boja, Siswoyo, S.H. menjelaskan, pendapatan retribusi pasar cukup tinggi.
Bulan Januari Rp36,9 juta, Februari Rp30,4 juta, Maret Rp32,5 juta, dan April
Rp34,99 juta. Mei sampai tanggal 30 diperkirakan Rp36 juta. ”Karena ada musibah
dan suasana kantor kacau, belum bisa diketahui pendapatan retribusi bulan Mei,
kita masih mencari buku catatannya. Yang jelas, semua uang sudah disetorkan ke
Dinas Pengelola Pasar. Uang retribusi tetap aman,” ujarnya. Kepala Dinas
Pengelola Pasar Kendal, Drs. M. Syukron Samsul Hadi, M.Si. menjelaskan, hasil
penghitungan Tim Penanggulangan Pasar Boja pasca musibah kebakaran tercatat 87
kios dan 22 los terbakar, terutama di blok A dan B. Data pedagang pemilik kios
87 orang, untuk los 440 orang. Juga ada pedagang mandiri atau pedagang lesehan
673 orang.
Sumber:
Kedaulatan Rakyat, Minggu 3 Juni 2007
Untuk dapat
mengetahui pokok-pokok berita dengan mudah, perhatikanlah beberapa hal berikut
ini.
a. Pokok berita
atau berita utama biasanya disampaikan di awal pembacaan berita.
b. Pahamilah
peristiwa yang terjadi, sebab peristiwa,
tempat peristiwa, dan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
c. Apa akibat
dari peristiwa tersebut karena akan menjelaskan pokok berita.
d. Pendapat
seseorang atau seorang ahli biasanya juga menjelaskan pokok berita.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Memahami
Isi Berita
Bacalah dan
pahamilah berita berikut ini!
Akibat luapan
Lumpur Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo Jawa Timur, Minggu (1/4), sejumlah
perjalanan kereta api (KA) dari arah Banyuwangi menuju Surabaya terganggu.
Keterlambatan KA tersebut karena harus berjalan merambat untuk menghindari
kecelakaan. Humas PT Kereta Api Daops XI Eko Sumanto mengatakan,
"Keterlambatan tidak bisa dihindari karena kondisi alam sehingga sejumlah
perjalanan KA harus bergantian saat melewati jalur sekitar lokasi luapan lumpur
Lapindo." Seperti kedatangan KA Mutiara Timur dari Surabaya, terpaksa
terlambat sekitar dua jam. Seharusnya datang sekitar pukul 12.35 WIB, tetapi
baru tiba di Jember 15.10 WIB. Ketika rangkaian KA sampai di sekitar lumpur
Lapindo, harus berjalan merambat dengan kecepatan 5 km/jam serta mendapat
pengawalan khusus. Untuk itu, pihak Daops IX Jember akan terus memantau
perkembangan lumpur Lapindo. Bahkan kalau kondisi tidak memungkinkan,
perjalanan KA Jember - Surabaya akan memutar lewat Malang. Selain merendam
jalur KA yang melintasi wilayah Porong Sidoarjo, luapan lumpur Lapindo Brantas
juga merendam Jalan Raya Porong. Bahkan pada Jumat malam lalu Jalan Raya Porong
terpaksa ditutup karena lumpur telah menggenangi sebagian rel KA dan jalan raya
tersebut. Air lumpur sudah menggenangi Jalan Raya Porong sisi timur dan rel KA
di lokasi tersebut. Akibatnya, lalu lintas ke arah selatan (Sidoarjo ke Malang)
untuk sementara ditutup, sebaliknya yang dari selatan ke utara (Malang -
Surabaya) tetap normal. Dengan penutupan Jalan Raya Porong, membuat arus lalu
lintas ke arah timur Jatim seperti Malang, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi,
dan daerah-daerah lainnya dialihkan melalui Krian - Magersari - Pandaan.
Demikian pula arus lalu lintas dari arah sebaliknya. Gubernur Jatim Imam Utomo
mendesak Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS) untuk segera
menyelesaikan aliran lumpur yang mengalir ke arah Jalan Raya Porong karena
merupakan urat selatan dan timur Jatim.
4 Aktif
Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
Latihan 1.2
Upaya
penanggulangan agar air lumpur tidak menggenangi rel dan Jalan Raya Porong terus
dikebut oleh Timnas PSLP. Dua eskavator dikerahkan untuk membuat tanggul di
sepanjang rel KA yang ditenggelamkan lumpur. "Upaya penanggulangan terus
dikebut. Konsentrasi penanggulangan di dua tempat, yakni di pusat semburan dan
di jalan," kata juru bicara Timnas PSLS Rudi Novrianto. Langkah itu
ditempuh karena dikhawatirkan tanggul di pusat semburan ikut jebol. Untuk itu,
pihaknya berupaya mencegah lumpur semakin jauh dari rel KA. Namun, upaya
penanggulangan ini mendapat penolakan keras dari warga Siring sehingga
pengerahan truk ke lokasi untuk menurunkan pasir pun terganggu. Warga Siring
mendesak uang ganti rugi segera dicairkan. Dari Jakarta diperoleh informasi,
Departemen Perhubungan (Dephub) memastikan dana relokasi jalur rel KA di Porong
berasal dari APBN tidak ada alokasi dana untuk itu, termasuk dalam APBN
perubahan. "Tidak ada alokasinya kalau tahun ini, termasuk APBN
Perubahan," kata Menteri Perhubungan Hatta Rajasa. Hatta menjelaskan,
fokus kegiatan untuk relokasi KA Porong yang terancam tenggelam akibat lumpur
panas Lapindo itu, tahun ini adalah persiapan teknis yang antara lain
berhubungan dengan pembebasan lahan dan sebagainya, "Jadi, cukuplah satu
tahun ini, termasuk saya kira jalur ini masih bisa kuat dioperasikan,"
kata Hatta sembari menyebutkan, anggaran yang dipersiapkan sekitar Rp350 miliar
hingga Rp400 miliar.
Sumber:
Kedaulatan Rakyat, Senin Wage 2 April 2007.
<![if !supportLists]>B. <![endif]> Menceritakan
Pengalaman
Pengalaman
adalah segala sesuatu yang kamu lihat, amati, teliti, dengar, dan sebagainya.
Coba, kamu ceritakan pengalamanmu yang mengesankan!
1. Memilih
Pengalaman yang Berkesan
Bagaimanakah
cara membuat orang lain terkesan dengan cerita pengalamanmu?
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Ingat-ingatlah
pengalamanmu yang menurutmu menarik dan tidak terlupakan, misalnya:
1) Pengalaman menggelikan Pada waktu
peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang kondenya terlepas
dan menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar kondenya sambil menaikkan
kain jaritnya.
2) Pengalaman konyol Saat kamu berulang
tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu buah cabe yang dimasukkan dalam
kardus besar dan dibungkus dengan rapi.
3) Pengalaman menyenangkan Ketika
ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bisa mengerjakan soal-soal yang
diberikan, tetapi ketika hasil ulangan dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
b. Memilih salah
satu pengalaman yang menurutmu sangat menarik.
c. Kembangkanlah
pengalamanmu menjadi cerita yang sangat menarik.
2. Bercerita
tentang Perasaan atau Ungkapan Hati
Ketika
menceritakan pengalaman, kita dituntut untuk mengungkapkan perasaan hati saat
mengalami kejadian itu. Waktu bercerita, kamu dapat menggunakan kata yang
menguatkan pengalaman itu, misalnya sungguh luar biasa, sungguh mengasyikkan,
memang tiada duanya. Lengkapilah kolom berikut dengan kata-kata yang sering
kamu gunakan untuk mengungkapkan perasaan hatimu!
No. Perasaan
Kata yang sering kamu gunakan
No.
|
Perasaan
|
Kata yang
sering kamu gunakan
|
1.
|
riang
|
|
2.
|
sedih
|
|
rindu
|
|
|
4.
|
cinta
|
|
5.
|
terharu
|
|
3. Mempersiapkan
Pokok Pengalaman atau Isi Pembicaraan
Untuk
menceritakan pengalaman, kita harus ingat betul urutannya, kalau perlu kita
dapat menulisnya terlebih dahulu supaya tidak ada satu bagian cerita yang
terlupakan. Terlebih jika bagian itu bagian yang paling mengesankan. Hal-hal
yang harus ada:
a. bagian
pembukaan atau kata pembuka,
b. bagian isi
atau pokok pembicaraan,
c. bagian
penutup.
4. Menceritakan
Pengalaman di Depan Kelas
Setelah kamu
mempersiapkan pengalaman yang akan kamu ceritakan, coba berlatih di depan
cermin. Anggaplah bayangan kamu sebagai pendengar. Ingatlah secara urut
bagian-bagian dari ceritamu, kemudian kembangkanlah pokok-pokok pembicaraan
tersebut dengan kata-katamu sendiri!
<![if !supportLists]>C. <![endif]> Menulis
Pantun
Pantun merupakan
salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata
pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun
juga dapat berarti sindiran.
1. Ciri-ciri
pantun
Pantun memiliki
ciri-ciri tersebut, antara lain:
a. mempunyai
bait dan isi,
b. setiap bait
terdiri atas baris-baris,
c. jumlah suku
kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas,
d. setiap bait
terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Perhatikan contoh di bawah
ini! Pantun dua baris Anjing hutan suka melolong (sampiran) Jangan suka bicara
bohong (isi) Pintu diketuk ada tamu (sampiran) Rajin membaca bertambah ilmu
(isi) Pantun empat baris Desa sawah mulai menghijau Di tengah ada pematang sampiran Apa arti bertindak maju Kalau tanpa
pemikiran matang isi
e. Bersajak ab
ab
2. Bentuk dan
jenis pantun
Pantun yang
sering dipakai adalah pantun dua baris dan empat baris. Bentuk pantun
bermacam-macam, misalnya: pantun anak-anak, pantun jenaka, pantun suka cita,
pantun kiasan, pantun nasehat, pantun duka cita, pantun budi pekerti, pantun
agama, dan lain-lain.
Perhatikan
contoh berikut!
Pantun anak
Enak nian buah
belimbing
Mencari ke pulau
sebrang
Main bola ada
pembimbing
Binatang apa
berhidung panjang?
Pantun jenaka
Orang mudik bawa
barang
Pakai kain jatuh
terguling
Kamu senang
dilirik orang
Setelah sadar
ternyata juling
Indah nian sinar
mentari
Purnama datang
tak berbelah
Melihat orang
malas berlari
Ternyata sandal
tinggi sebelah
Pantun sukacita
Gurih nian ikan
gurami
Tambah nikmat
dengan kacang
Alangkah senang
hati kami
Panen raya telah
dating
Pantun kiasan
Luas nian
samudra raya
Pagi-pagi
nelayan melaut
Tak berguna
memberi si kaya
Bagai menebar
garam di laut
Pantun nasihat
Jalan-jalan ke
Semarang
Bawa bandeng
tanpa duri
Belajar mulai
sekarang
Untuk hidup
kemudian hari
Pantun dukacita
Beras miskin
disebut raskin
Yang mendapat
tak semua
Aku ini anak
miskin
Harta benda tak
kupunya
Pantun budi
pekerti Siapa
yang tak simpatik
Melihat bunga
dahlia
Kulit putih
berwajah cantik
Sudah ayu
berhati mulia
Pantun agama
Minum susu di
pagi hari
Tambah nikmat
tambah cokelat
Pandai-pandai
membawa diri
Siapa tahu
kiamat sudah dekat
BAB 2
1.
Bercerita dengan Baik Apakah kamu senang bercerita? Apa saja yang sering kamu
ceritakan? Banyak sekali hal yang dapat dijadikan bahan cerita. Kamu dapat bercerita
tentang kegemaranmu, kegiatanmu sehari-hari, pengalamanmu, perasaanmu, atau
seorang yang menjadi idolamu. Segala sesuatu yang kamu alami atau ketahui dapat
dijadikan bahan cerita. Kepada siapa kamu sering bercerita? Kepada siapa pun
kamu bercerita, pasti kamu ingin orang yang mendengarkan ceritamu menjadi
tertarik dan memerhatikan sampai selesai. Pernahkah kamu diacuhkan saat
bercerita? Bagaimana rasanya? Kamu pasti merasa sedih dan kecewa karena tidak
diperhatikan. Lalu bagaimana agar ceritamu terdengar menarik dan diperhatikan
oleh orang lain? Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan cerita
adalah sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Suara
Suara merupakan modal utama dalam bercerita. Usahakan suaramu disesuaikan
dengan pendengar dan ruangan yang ada.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Pelafalan
dan artikulasi Pelafalan setiap kata harus tepat dengan artikulasi yang sesuai
sehingga cerita dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Intonasi
Gunakan intonasi yang menarik. Sesekali berikan penekanan pada kata- kata
tertentu saat ada pendengar yang terlihat bosan, gaduh, atau mengantuk.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Gerak
dan mimik Gerak dan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang diceritakan,
membuat cerita terasa lebih menarik dan dapat mendukung penyampaian cerita.
Apabila kamu
ingin berhasil dalam bercerita, maka lakukan hal-hal berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Baca
dan kuasai naskah asli cerita yang akan kamu ceritakan.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Berlatihlah
menceritakan kembali cerita yang kamu baca.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Bersikaplah
wajar dan tidak terlihat gugup saat bercerita.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Sikap
yang tenang dapat mendukung kelancaran bercerita.
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Gunakan
pelafalan yang jelas.
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Jangan
tergesa-gesa.
Menggunakan
Imbuhan ber-
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Dia
bertekad untuk menyelesaikan sekolah.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Ocha
dan Oche sudah bersahabat dari kecil.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Kami
pertama kali bertemu di Kota Solo.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Setiap
orang yang bersalah harus dihukum.
<![if !supportLists]>5.
<![endif]>Hanya
dengan berpasrah kepada Tuhan hidup kita damai.
<![if !supportLists]>A.
<![endif]>Kata
Dasar Bentuk ber-
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Menurut
jenis katanya, dapat berupa sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Kata
benda, misalnya, telur → bertelur; anak → beranak; sahabat →
bersahabat
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Kata
kerja, misalnya, kerja → bekerja; ganti → berganti; lari →
berlari.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Kata
keadaan, misalnya, sama → bersama; pasrah → berpasrah; sedih
→ bersedih.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Kata
keterangan, misalnya, hati-hati → berhati-hati; ramai-ramai →
beramai- ramai.
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Kata
bilangan, misalnya, dua → berdua; lima → berlima.
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Kata
ganti, misalnya, aku → beraku; engkau → berengkau
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Menurut
bentuknya, dapat berupa sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Kata
asal, misalnya, satu → bersatu;
bahagia → berbahagia
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Kata
bersambung, misalnya, kesusahan → berkesusahan; kenalan →
berkenalan.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Kata
majemuk, misalnya, kembang biak → berkembang biak; temu pandang →
bertemu pandang
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Kata
ulang, misalnya, sama-sama → bersama-sama; hati-hati → berhati-hati
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Kelompok
kata, misalnya, tanam anggrek putih → bertanam anggrek putih; kebun kopi
→ berkebun kopi.
<![if !supportLists]>B.
<![endif]>Arti
Bentuk ber-
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Jika
kata dasarnya berupa kata kerja
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Dalam
keadaan sedang melakukan pekerjaan, contohnya: berkumpul = dalam keadaan
kumpul; berbicara = dalam keadaan
bicara.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Dalam
keadaan dikenai pekerjaan, contohnya: dibawanya kain berlipat; gayung
bersambut.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Menyatakan
perbuatan berbalik kepada pelaku, contohnya: berlari = melarikan diri; bercukur
= mencukur diri; berhias = menghias diri.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Menyatakan
perbuatan berbalasan, contohnya: bertinju = saling tinju; berikrar = saling
mengucap ikrar.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Jika
kata dasarnya kata keadaan
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Dalam
keadaan, misalnya, bersuka cita = dalam keadaan sukacita; bermalas = dalam
keadaan malas.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Berusaha
agar dalam keadaan, misalnya, bersiap = berusaha agar dalam keadaan siap.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Menjadi,
misalnya, bertambah = menjadi tambah; berbaik hati = menjadi baik hati.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Jika
kata dasarnya kata benda
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Mempunyai,
contoh: bermimpi = mempunyai mimpi; berkesempatan = mempunyai kesempatan.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Mengusahakan,
contoh: bersawah = mengusahakan sawah; berkebun = mengusahakan kebun.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Memakai
(mengenakan, mempergunakan, mengendarai, atau naik), contoh: berpakaian =
mengenakan pakaian; bermotor = mengendarai motor.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Mencari
atau mengumpulkan, contoh: berkayu = mengumpulkan kayu.
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Menyebut
atau memanggil, contoh: saya berteman saja dengan dia = memanggil teman.
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Bekerja
sebagai atau berlaku seperti, contoh: berkuli = bekerja sebagai kuli.
<![if !supportLists]>C.
<![endif]>Menulis
Buku Harian
Selama satu hari, sejak kamu bangun pagi
hingga tidur lagi, pasti banyak pengalaman atau kejadian yang kamu alami.
Pengalaman atau kejadian yang kamu alami tersebut beragam, dapat
menggembirakan, mengharukan, mengecewakan, menggelikan, atau membosankan.
Kejadian-kejadian yang kamu alami tersebut dapat kamu tulis dalam buku harian.
Buku harian berisi tulisan pribadi. Kamu dapat menuliskan semua pengalaman dan
peristiwa yang kamu alami dengan bebas. Kamu juga dapat mencurahkan semua
pikiran dan perasaan. Perasaan senang, marah, sedih, sayang, jengkel, atau
cinta dapat kamu tuliskan apa adanya secara jujur. Buku harian bersifat rahasia
sehingga apa yang kamu tulis tidak akan diketahui oleh orang lain. Seseorang
tidak boleh membaca buku harian orang lain tanpa seizin pemiliknya. Oleh karena
itu, rahasia kamu akan terjaga aman. Tidak jarang kamu akan merasa lega setelah
mencurahkan perasaan kamu dalam buku harian. Sebagai contoh, ketika kamu merasa
jengkel kepada seseorang, kamu dapat mencurahkan kejengkelan tersebut dalam
buku harian. Dengan mencurahkannya dalam buku harian, kamu akan merasa lega
karena perasaan jengkel itu tersalurkan dan menjadi berkurang. Buku harian juga
dapat membantu kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan menulis semua
pengalaman, kejadian, pikiran, dan perasaan yang dialami, kamu dapat mengambil
hikmah dari semua itu dan dapat menjadi pelajaran untuk waktu yang akan datang.
Selain itu, kamu juga dapat mengetahui kekurangan atau kesalahan yang kamu
perbuat sehingga kamu pun belajar untuk memperbaikinya. Menulis buku harian
sangat menyenangkan karena kamu dapat menuliskan dengan gaya bahasamu sendiri.
Kamu tidak harus menggunakan kalimat yang baik, tetapi boleh menulis dengan
menggunakan "bahasa gaul". Penulisan buku harian sering menggunakan
kalimat ekspresif. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan dan perasaan. Kalimat ekspresif merupakan kalimat
yang spontan keluar dari pikiran dan perasaan yang dalam. Jika kamu menulis
buku harian, cantumkan hal-hal berikut.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Tempat.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]> Waktu.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Peristiwa.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Perasaan
yang dialami.
Perhatikan
beberapa contoh penulisan buku harian berikut!
Solo,
29 April 2007
Diary
Hari ini aku sebel banget sama seseorang. Gimana aku nggak sebel, dia itu
orangnya sombong banget sih. Bayangin aja, aku udah baik-baik menyapa dan
memberikan senyuman tapi dia kok malah nggak peduli dan pergi begitu saja.
Diary Kog ada ya orang yang seperti itu. Apa bersikap ramah kepada orang lain
itu susah? Kayaknya enggak deh. Kalau dia tidak bisa ramah dan nggak pernah
senyum, siapa coba yang mau berteman dengan dia? Apa dia tidak pengin punya
banyak teman? Diary …. Pokoknya aku nggak mau lagi menyapa dia. Biarin aja dia
nggak punya teman, lagian siapa yang butuh teman seperti dia? Sebel deh!
Bandung,
1 Mei 2007
Hari
ini ada kejadian lucu dan memalukan yang aku alami. Pokoknya aku nggak akan
pernah lupa dengan kejadian itu. Ceritanya begini, tadi sore aku diajak mama
pergi belanja ke mall. Banyak banget barang yang harus dibeli, paman dan tante
kan besok Minggu mau datang. Setelah hampir 2 jam berbelanja, aku mulai capai
dan merasa lapar. Aku pun mengajak Mama ke KFC dulu untuk makan. "Ma, ayo
kita ke KFC dulu! Udah lapar nih," ajakku sambil berjalan. Tetapi Mama
menjawab, "Sebentar, sayang. Sebentar ya!" Karena aku sudah kelaparan,
tangan mama pun aku tarik sambil berkata, "Pokoknya kita makan dulu!"
Aku mendengar suara Mama berkata, "Sayang, kamu mau ke mana?" Tapi
aku cuek aja, yang penting makan. Tapi, kenapa suara mama terdengar makin jauh
ya? Karena penasaran, aku menoleh ke belakang. Oh My God! Betapa kagetnya aku
karena orang yang aku tarik ternyata bukan mama. Aduh, rasanya aku malu banget
apalagi orang-orang melihat aku sambil menahan senyum. Mama yang melihat
tingkahku juga tertawa sambil mengham- piriku."Makanya, kalau mau narik-narik
itu lihat dulu. Jangan asal tarik aja. Memangnya kamu mau ganti mama baru
ya?" ledek Mama kepadaku. Aku pun cuma tersenyum sambil menahan malu. Ya,
ampun! Gara-gara kelaparan, malu deh aku.
BAB 3
<![if !supportLists]>A.
<![endif]> Menyampaikan Pengumuman
Tentu
kamu pernah melihat atau membaca sebuah pengumuman, bukan? Pengumuman dibuat
untuk disampaikan kepada masyarakat.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Pengertian
Pengumuman
Pengumuman
adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum. Tujuan pengumuman
adalah untuk menyampaikan sesuatu agar diketahui oleh umum (masyarakat).
Biasanya pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar masyarakat
tahu. Pada saat membaca pengumuman hal yang perlu kamu lakukan adalah
memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.
Kejelasan Membaca kalimat demi kalimat dengan jelas sehingga pengumuman yang
kamu baca terdengar jelas dan isinya mudah dipahami.
b.
Lafal Lafalkan huruf atau kata dengan benar, dengan demikian kalimat yang
dibaca tidak menimbulkan makna yang berbeda.
c.
Intonasi Tinggi rendahnya nada pada saat kamu membaca. Dengan intonasi yang
tepat maksud pembicaraan akan mudah dipahami dan dimengerti.
d.
Jeda Waktu berhenti sesaat ketika kamu membaca, yang dimaksud berhenti sesaat
adalah waktu kita menarik napas. Jeda juga menentukan isi saat kamu membaca
pengumuman.
e.
Volume suara Faktor yang sangat penting saat kamu membaca atau berbicara.
Pendengar tidak akan mampu memahami isi atau maksud pembaca, jika si pembaca
berbicara terlalu pelan. Tempat serta
suasana saat berbicara juga memengaruhi volume suara. Contoh, ketika kamu
berbicara di sebuah lapangan upacara, sebaiknya kamu berbicara dengan lantang
sehingga semua peserta upacara mendengar ucapanmu dengan jelas.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Jenis
Pengumuman
Pembuat
atau pengirim pengumuman biasanya adalah lembaga pemerintah, organisasi
sekolah, panitia lomba, panitia amal, panitia suatu kegiatan tertentu, atau
perseorangan. Informasi yang dapat disebut sebagai pengumuman adalah sebagai
berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Pengumuman
tentang pemadaman listrik termasuk pengumuman dari lembaga pemerintah (dinas).
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Pengumuman
reuni akbar sekolah adalah pengumuman dari organisasi sekolah (resmi).
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Pengumuman
kegiatan lomba termasuk pengumuman dari panitia lomba (resmi).
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Pengumuman
kegiatan amal pengumuman dari kegiatan amal (resmi).
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Informasi
layanan umum seperti, daftar apotek jaga, daftar telepon penting suatu wilayah,
kurs mata uang asing (bisnis).
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Pengumuman
kehilangan atau pengumuman dukacita termasuk pengumuman perseorangan.
Syarat-syarat
lelang:
1. Peserta
lelang/ kuasanya harus hadir pada waktu pelaksanaan lelang
2. Peserta
lelang diwajibkan menyetor uang jaminan sebesar Rp10.000.00 (sepuluh juta
rupiah) ke Rekeniong KP2LN Surakarta No. 003.503.2726 di Bank BNI Cabang
Surakarta paling lambat 1(satu) hari sebelum pelaksanaan lelang/ tunai pada
saat pelaksanaan lelang.
3. Bagi pemenang
lelang yang ditunjuk wajib melunasi pembayaran secara tunai paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah lelang.
4. Bagi peserta
yang tidak ditunjuk sebagai pemenang, uang jaminan dikembalikan oleh pejabat
lelang.
5. Penjelasan
lebih lanjut dapat menghubungi KP2LN Surakarta (0271- 723644) Surakarta, 03
Oktober 2006
Ttd.OICOCREDIT
Bentuk
Konfiks ke-an atau Imbuhan ke-an
Imbuhan
ke-an berfungsi untuk membentuk kata benda, membentuk kata kerja pasif, dan
pembentukan kata keadaan atau sifat. Di bawah ini makna kata yang dibentuk
dengan imbuhan ke-an.
Pati
Hujan
Kota
Cuaca °C % Kota Cuaca °C %
Demak
25–31 66–94 Pekalongan 24–32 65–96 Ungaran 25–31 70–95 Tegal 25–30 75–93 Solo
23–31 65–95 Cilacap 24–32 53–94 Kendal 25–31 66–94 Pati 25–31 70–95
KOMPAS,
Kamis, 8 Maret 2007
50
Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
Latihan
1.
Menyatakan tempat (sebagai pembentuk kata benda) Contoh: kepulauan,
karesidenan, kerajaan, kedutaan, dan sebagainya. Sebagai pembentuk kata benda
abstrak Contoh: kesehatan, kemakmuran, keindahan, kepandaian, kepercayaan,
kebenaran, kebodohan, kebersihan, dan sebagainya.
2.
Sebagai pembentuk kata keadaan atau sifat Contoh: keserakahan, kegirangan,
kebingungan, ketamakan, ketakutan, kebiru- biruan, kehijau-hijauan, dan
sebagainya.
3.
Sebagai pembentuk kata kerja pasif Contoh: kelihatan, kedengaran, kepergian,
kedatangan, kehujanan, dan sebagainya Perhatikan contoh di bawah ini!
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Bukit
itu bisa melipatgandakan kekayaan → kaya adalah kata keadaan.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Keserakahan
akan menghancurkanmu → serakah adalah kata sifat.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Ketamakan
dan rasa puas akan menghancurkanmu → tamak adalah kata sifat.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Dari
kejauhan datang dengan gagahnya → jauh adalah kata keadaan.
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Merak
meninggalkan keramaian pesta → ramai adalah kata keadaan.
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Lalu
merak menceritakan maksud kedatangannya → datang adalah kata kerja.
<![if !supportLists]>B.
<![endif]>Menulis
Surat Pribadi
Surat
merupakan salah satu alat komunikasi yang masih banyak digunakan. Ada dua macam
jenis surat, yaitu surat kedinasan dan surat pribadi. Surat kedinasan adalah
surat yang ditulis berkaitan dengan kepentingan kedinasan, kelembagaan. Pada
umumnya, surat kedinasan bersifat resmi dan dibubuhi stempel. Adapun surat
pribadi adalah salah satu bentuk surat-menyurat yang ditulis seorang sebagai
pribadi dan tidak berkaitan dengan kedinasan. Pada umumnya, surat pribadi
bersifat tidak resmi dan berisi masalah-masalah pribadi. Meskipun bersifat
tidak resmi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat pribadi,
antara lain etika dan sopan-santun berkirim surat. Bahasa yang digunakan dalam
surat pribadi tergantung dari orang yang menerima surat. Misalnya, menulis
surat kepada guru berbeda bahasanya dengan menulis surat kepada sahabatmu.
Apabila kamu menulis surat kepada guru, sebaiknya menggunakan bahasa baku atau
formal. Lain halnya jika kamu menulis surat kepada sahabatmu, tidak harus
menggunakan bahasa baku tetapi dapat memakai bahasa santai atau bahasa yang
biasa kamu pakai dalam pergaulan sehari-hari. Seperti surat-surat yang lain,
surat pribadi juga mempunyai format atau pola tertentu.
58
Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs
1.
Format surat pribadi
Contoh:
Solo,
5 Mei 2007
Ninik
Catur Yuliati Jl. Gotong royong No.14 I/I Tinjomoyo, Banyumanik Semarang
Ninik
yang manis, Halo, bagaimana ni kabar kamu? Aku harap kamu baik-baik saja dan
sehat selalu ya! Soalnya aku di sini juga sehat dan baik-baik saja. Eh, Nik,
bulan depan aku mau ke rumah tanteku yang ada di Semarang. Jadi aku bisa
sekalian mampir ke rumah kamu. Boleh kan kalau aku main ke rumah kamu? Harus
boleh lho, soalnya aku sudah kangen banget dengan kamu. Awas, kalau tidak
boleh! Jangan marah lho, Nik, aku kan cuma bercanda. Nik, kamu masih punya
anjing tidak? Berapa sekarang jumlahnya? Pasti udah tambah banyak. Mereka
lucu-lucu dan pinter-pinter deh. Nik, cukup sampai di sini dulu ya surat dari
aku. Jangan lupa dibalas ya, Nik. Aku tunggu lho! Dari temanmu
Nadeth
Dari
contoh tersebut, terlihat pola penulisan surat pribadi. Pola atau format
tersebut adalah sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Kota
dan tanggal surat.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Nama
dan alamat penerimaan surat (sering kali tidak ditulis karena biasanya sudah
dicantumkan pada amplop surat).
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Salam
pembuka.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Paragraf
pembuka.
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Isi
surat.
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Paragraf
penutup.
<![if !supportLists]>g.
<![endif]>Salam
penutup.
<![if !supportLists]>h.
<![endif]>Nama
dan tanda tangan pengirim surat.
2.
Isi surat pribadi
Apabila
kamu menulis surat pasti mempunyai maksud atau tujuan. Maksud atau tujuan
tersebut, biasanya tercantum dalam isi surat. Isi surat pribadi dapat bermacam-
macam hal atau keperluan, yaitu sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Undangan
Contohnya:
Jakarta,
8 Mei 2007
Halo,
Fin Seperti yang kamu tahu, kalau tanggal 10 Juli adalah ulang tahunku. Fin,
aku berencana untuk mengadakan pesta sederhana saat ulang tahunku nanti. Aku
pengin sekali kamu bisa datang, pasti nanti pestaku bakal lebih meriah.
Meskipun rumahmu jauh, tolong ya diusahakan untuk datang. Pestanya diadakan di
rumah, kok, jadi kamu bisa sekalian menginap di rumahku. Sekian dulu ya, Fin.
Aku berharap kamu menerima undanganku ini. Aku tunggu, lho, jawaban kamu
secepatnya.
Temanmu,
Ana
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Penerimaan
dan penolakan Contohnya:
Bandung,
22 Mei 2007
Ana,
sayang Senang sekali aku menerima suratmu, apalagi undangan untuk datang ke
pesta ulang tahunmu. Jangan kuatir, aku pasti datang, kok. Aku sudah kangen
dengan lelucon-lelucon kamu. Aku boleh datang sehari sebelumnya kan? Eh, iya
harus ada nasi goreng kesukaanku, lho. Sampai ketemu, ya.
Salam
kangen
Finka
Kata
seru
Kata
seru yang dipakai dalam suatu kalimat menambah jelas maksud kalimat.
Kata
seru yang menyatakan rasa hati
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Kata
seru yang menyatakan rasa heran Contoh:
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Oh,
Nyonya! Kendi ini terbuat dari emas!
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Aduh,
indahnya tanduk itu!
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Kata
seru biasa Contoh:
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Barang
bagus! Barang bagus!
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Kendi
ini tidak bagus!
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Kata
seru yang menyatakan sakit Contoh: Aduh! Kakiku sakit.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Kata
seru yang menyatakan rasa kesal Contoh:
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Pergi
sana! Jangan dekat-dekat!
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Ini
jalanku! Aku yang lebih dulu berada di sini!
<![if !supportLists]>5.
<![endif]>Kata
seru yang menyatakan minta perhatian Contoh:
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Oh,
Nenek! Maukah Nenek membelikanku sesuatu?
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Oh,
itu di sana! Lihatlah!
<![if !supportLists]>A.
<![endif]>Menulis
Pengumuman
Pengertian
pengumuman dan jenis pengumuman telah kita bahas pada pelajaran yang lalu. Pada
pelajaran kali ini, kamu akan belajar membuat pengumuman. Dalam membuat
pengumuman, kamu harus menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif. Bahasa
efektif artinya ditulis dengan bahasa yang singkat, lugas, dan langsung
menjelaskan pada inti permasalahan. Adapun bahasa yang komunikatif adalah
bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca dan pendengar. Perhatikanlah
contoh-contoh pengumuman berikut!
Sekolah
Menengah Pertama Negeri I Jl. Pattimura 113 Semarang
Kepala
sekolah SMP Negeri I mengumumkan bahwa dalam rangka memperingati HUT ke-62
Kemerdekaan Republik Indonesia. Sekolah SMP Negeri I akan mengadakan gerak
jalan, kegiatan ini akan diselenggarakan pada: hari/tanggal : Minggu, 19
Agustus 2007 pukul : 07.00 sampai selesai tempat : SMP Negeri I Semarang
Mengingat
pentingnya kegiatan tersebut, semua siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan
tersebut. Semarang, 6 Agustus 2007
Kepala
Sekolah
Yahya Darmawan.
S.Pd.
PENGUMUMAN
Telah
hilang sebuah dompet berwarna hitam beserta kartu pelajar dan surat- surat
penting atas nama Claudia Putri. Dompet hilang di sekitar halaman sekolah.
Barang siapa menemukan dompet tersebut, dimohon mengembalikan kepada
pemiliknya, yaitu Claudia Putri kelas VII A atau dapat menyerahkan kepada petugas tata usaha.
Atas pethatiannya dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.
8
Mei 2007
Ari
Suryawan S.Pd.
bagian
tata usaha
Karang
Taruna Anggrek Sekretariat : Jl Kebangkitan Nasional 201 Semarang
Dalam
rangka peduli sesama, karang taruna Anggrek akan mengadakan penggalangan dana
yang akan disumbangkan, kepada saudara-saudara kita korban bencana alam di
beberapa wilayah tanah air. Sumbangan dapat berupa pakaian pantas pakai,
sembako, dan uang. Semua warga diharap secara sukarela terlibat dalam
penggalangan dana tersebut. Sumbangan dapat diserahkan kepada: 1. Sdr. Andre
Perkasa, telepon (024) 711400 2. Sdr. Candra Wijaya, telepon (024) 721870 3.
Sdr. Wigar Wicaksana, telepon (024) 712871 4. Sdri. Yosefani, telepon (024)
722811 5. Sdri. Arkalita Widya, telepon (024) 723221 bantuan diserahkan paling
lambat tanggal 7 Agustus 2007. Atas bantuan dan partisipasi seluruh warga
kampung Menjangan, saya ucapkan terima kasih. Semoga amal baik kita mendapat
pahala dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin Semarang, 1 Agustus 2007 Ketua
penggalangan dana
Tito
Pramudita
<![if !supportLists]>B.
<![endif]>Meyimpulkan
Isi Berita
Sebagai
pelajar, kamu diharapkan tidak melewatkan informasi atau berita yang sedang
hangat dibicarakan. Berbagai macam berita, mulai dari perkembangan ilmu
pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya selayaknya kamu ikuti.
Selain itu, masalah kesehatan hingga pelanggaran hukum juga perlu kamu ketahui.
Sumber-sumber informasi atau berita yang sedang berkembang saat ini dapat
diperoleh melalui media cetak seperti, surat kabar, majalah, atau tabloid dan
media elektronik seperti, radio, televisi, atau internet. Informasi tersebut
dapat kamu sampaikan kembali baik secara langsung dengan lisan maupun tulisan.
1.
Mendengarkan berita yang dibacakan
Selain
melalui televisi, radio, atau internet, sember berita juga dapat kamu peroleh
dari media cetak. Berikut merupakan teks berita yang dikutip dari sebuah surat
kabar. Mintalah salah satu temanmu untuk membacakan berita berikut! Agar kegiatan
ini lebih efektif, tutuplah bukumu! Simaklah dengan cermat sambil mencatat
pokok-pokok informasi penting isi berita tersebut!
Jurnalistik
dan Sablon untuk Masa Depan
Mungkin
tak banyak sekolah yang menganut paham ini: ekskul (ekstra kurikuler) tak hanya
menampung kesenangan dan menyalurkan hobi, tetapi juga bagaimana kelak program
ini memberi peluang kerja bagi para "pengikut". Baik
sebagai
pekerjaan sambilan maupun pekerjaan alternatif bila setelah lulus sekolah tidak
melanjutkan sekolah. SMP Islam Terpadu (SMPIT) Cahaya Umat di barisan yang
tidak banyak itu, relatif berbeda dari sekolah lain yang mengadakan aneka rupa
ekskul dari Senin sampai Sabtu. Dari basket sampai ngeband. Sekolah muda usia,
lahir tahun 2004, di Jalan Kalinjari, Karangjati, Bergas Kabupaten Semarang ini
mempunyai ekskul yang berorientasi pada pendidikan life skill. Tidak ada
basket, apalagi ngeband. Yang ada, seni rupa dan jurnalistik. Cukup hari Sabtu.
"Seni rupa saat ini kami arahkan ke sablon. Ini sarana untuk mengembangkan
kreativitas siswa di bidang menggambar. Walaupun masih sangat sederhana, karena
baru taraf SMP, mereka akan mengerti konsep dan fungsi sablon. Bagi yang suka
menulis, kami arahkan untuk mengikuti jurnalistik. Harapan kami, kedua bidang
ekskul ini akan menjadi bekal keterampilan bagi mereka setelah lulus SMP,"
ujar Ibu Nirmalasari, wakasek bidang
kesiswaan. Keren kan? Siapa tahu dari stimulasi itu lahir para pengusaha sablon
dan wartawan-wartawan yang teguh kukuh berlapis baja, tidak cengeng dan manja
saat terbentur susah mendapat pekerjaan. Saat ini ekskul seni rupa diikuti
delapan siswa, tujuh cowok dan satu cewek. Ekskul jurnalistik tujuh siswa. Kok,
dikit amat? Aha, jangan salah. Sekolah berkonsep full day ini memang mempunyai
siswa minim, 44 siswa untuk tiga kelas: VII, VIII, dan IX. Pengin tahu alasan
"pengikut" dua ekskul itu? "Aku pengin bisa nyablon dan
ngembangin di bidang usaha kalau aku sekolah. Nyablon ini sangat
bermanfaat," ujar Rahma, kelas VIII. Dia berharap kelak bisa jadi
pengusaha sukses. Jundi, kelas IX, begitu juga. Dipta, kelas IX, ikutan ekskul
jurnalistik. "Aku pengin berkiprah di buletin AMPIT Cahaya Ummat yang
terbit dua kali setahun, makin banyak wawancara, banyak mengenal karakter
orang, dan tambah wawasan," ujar cewek manis yang hobi menulis itu. Di
sekolah pimpinan Ibu Musyarofah, S.Pd. ini, dua ekskul itu dikelola
sungguh-sungguh, buktinya, mereka bisa mejengin karya di kegiatan mar- ket day.
Dan untuk jurnalistik, mereka sudah pula bikin mading. Eh, ngomong-ngomong,
mereka pengin juga menambah ilmu dari tim Kantin Banget. Gimana om Daktur? Mau
kan silaturahmi sama calon-calon jurnalistik di SMPIT Cahaya Ummat?
Sumber: Suara
Merdeka, 5 Agustus 2007 ( dengan pengubahan)
2.
Menyimpulkan isi berita yang dibacakan
Setiap
teks berita mengandung pokok-pokok berita yang dapat diperoleh dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut!
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Apa
yang terjadi? (what)
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Di
mana peristiwa itu terjadi? (where)
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Kapan
peristiwa itu terjadi? (when)
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Siapa
yang mengalami? (who)
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Mengapa
hal itu terjadi? (why)
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Bagaimana
peristiwa itu terjadi? (how)
<![if !supportLists]>C.
<![endif]>Menulis
Kembali Dongeng
Membaca
atau mendengarkan dongeng, tentu sering kamu lakukan? Dongeng merupakan salah
satu jenis karya sastra lama yang disebarluaskan dari mulut ke mulut. Beberapa
jenis dongeng, antara lain:
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Fabel,
yaitu dongeng berisi cerita dengan tokoh binatang yang berperilaku seperti
manusia, misalnya Kancil dan Siput, Katak Hendak Jadi Lembu, dan sebagainya.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Legenda,
yaitu cerita tentang asal mula terjadinya suatu tempat, misalnya Rawapening,
Banyuwangi, Batu Belah Batu Betangkup, dan sebagainya.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Mite,
yaitu cerita tentang makhluk halus atau dewa-dewa dan erat kaitannya dengan
kepercayaan masyarakat, misalnya Nyai Rara Kidul.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Sage,
yaitu cerita tentang kepahlawanan, misalnya Ramayana, Hang Tuah, dan
sebagainya.
Menggunakan
Kata Acuan, Kata Sapaan, dan Kata Gelar
Perhatikan
kalimat berikut!
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Apakah
Ibu pernah berkunjung ke negeri seribu bumbu?
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Titipan
Bu Sadino akan segera saya berikan pada Ibu hari ini.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Di
pesta pernikahan Dimas dan Laras, hadir seorang ibu yang sangat misterius.
Ketiga
kalimat di atas menggunakan kata kekerabatan, yaitu Ibu. Pada kalimat (1) kata
ibu ditulis dengan huruf kapital, pada bagian awal karena sebagai kata sapaan.
Pada kalimat (2) kata tersebut merupakan kata acuan, yakni kata yang digunakan
untuk menyebut orang ketiga dan penulisannya diawali dengan huruf kapital.
Adapun pada kalimat (3) kata tersebut ditulis dengan huruf kecil karena murni
sebagai kata kekerabatan. Kata tersebut jika diikuti dengan nama diri, maka ditulis
dengan huruf kapital. Misalnya Bapak Widodo, Paman Karta, dan sebagainya Kata
gelar biasanya digunakan untuk profesi maupun nama yang diikuti oleh gelar baik
pendidikan maupun jabatan. Apabila diikuti oleh nama, maka penulisannya diawali
dengan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut!
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Anak
penjual bakso itu berhasil menjadi insinyur.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Kepada
Bapak Camat, kami persilakan.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Anak-anak
berangkat didampingi Bapak Kepala Sekolah.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Penelitian
itu dipimpin oleh Profesor Khairani.
<![if !supportLists]>D.
<![endif]>Menyimpulkan
Gagasan dan Pendapat dari Narasumber
1.
Mendengarkan wawancara
Kamu
tentu sering melihat ataupun mendengarkan wawancara, bukan? Wawancara dilakukan
untuk memperoleh keterangan ataupun pendapat tentang suatu masalah. Orang yang
mewawancara disebut pewawancara, sedangkan orang yang diwawancarai disebut
narasumber. Berikut merupakan wawancara antara Bapak Edy Kusnanto selaku Kepala
Kantor PT Pos Indonesia Wilayah (Kakanwil) VII Jawa Tengah dengan wartawan
Media Halo. Dengarkan temanmu membaca wawancara berikut! Tutuplah bukumu dan
catat pokok- pokok informasi yang kamu dengar!
Tidak
Semua Dokumen Dapat Diselesaikan oleh Teknologi
Bagaimana
peran PT Pos Indonesia di era teknologi informasi dan telekomunikasi ini? Terus
terang kemajuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi membuat PT Pos
Indonesia mengalami penurunan yang cukup tajam. Apalagi sejak tahun 1997 ketika
era telepon seluler semakin banyak digunakan masyarakat Indonesia. Banyak orang
yang mengirim ucapan lewat SMS. Di negara lain, tradisi berkirim kartu ucapan
lewat pos itu masih terjaga karena ucapan melalui SMS dianggap kurang berkesan.
Ada kesan yang tidak tergantikan oleh teknologi.
Selain
turunnya jumlah pengiriman surat, apakah pengiriman uang lewat wesel pos juga
mengalami penurunan seiring dengan pertumbuhan dunia perbankan? PT Pos memang
sudah tidak terlalu berharap banyak dari pengiriman surat pribadi. Namun,
pelanggan korporat kami yang menggunakan jasa pos masih cukup tinggi. Tidak
semua dokumen bisa diselesaikan dengan teknologi. Banyak perusahaan yang
mempercayakan pengiriman dokumen dan surat-surat resmi pada PT Pos, sedangkan
layanan wesel pos memang tak seramai dulu karena jaringan ATM yang kian luas.
Tapi jaringan PT Pos jauh lebih luas, hingga ke tiap-tiap kecamatan. Jadi, saya
tetap optimis PT Pos akan tetap eksis. Kemudian bagaimana langkah yang
dilakukan PT Pos untuk mengantisipasi kemunduran ini? Layanan PT Pos memang
tidak sepenuhnya untuk kepentingan komersial, ada sisi sosial yang tetap kami
pertahankan. Misalnya dengan mempertahankan kantor-kantor cabang di tiap
kecamatan, meskipun biaya operasionalnya cukup
tinggi. Saat ini, yang tengah kami lakukan adalah menjalin kemitraan
dengan pihak luar dan memperluas kemungkinan kerja sama yang saling
menguntungkan sehingga dapat memperkaya produk jasa yang akan mempermudah
masyarakat sebagai konsumennya. Antara lain adalah dengan menjadikan PT Pos
sebagai salah satu payment point. Jadi sebenarnya produk PT Pos tidak hanya
surat dan wesel pos ya? Banyak orang yang belum tahu bahwa kantor pos juga
dapat melayani pembayaran tagihan, kartu kredit, maupun pajak. Pembayaran
tagihan tersebut juga sudah dapat dilakukan secara on-line. Selain itu, kami
juga memiliki produk Total Logistik yang mencakup transportasi dan pergudangan
(warehousing). Apakah layanan tersebut memberikan pemasukan yang signifikan
bagi PT Pos? Ini tidak pernah kami sangka sebelumnya. Pemasukan dari payment
point ini rupanya cukup tinggi. Setidaknya 30% dari total pemasukan PT Pos
berasal dari payment point. Ada beberapa perusahaan yang telah bekerja sama
dengan PT Pos, seperti perusahaan otomotif serta pelanggan kartu prabayar juga
dapat membayar tagihan ponsel lewat kantor pos.
Media Halo,
Edisi Februari 2007 (dengan pengubahan)
2.
Menyimpulakan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber
Kamu
tentu sudah menangkap isi wawancara tersebut, bukan? Setelah mencatat
pokok-pokok isi wawancara tersebut, kamu dapat menyimpulkan pikiran, pendapat,
dan gagasan dari narasumber. Penyimpulan pikiran, pendapat, dan gagasan dari
narasumber tersebut dapat kamu lakukan dengan merangkai pokok-pokok wawancara
secara padat dan singkat.
<![if !supportLists]>E.
<![endif]>Menanggapi
Cara Pembacaan Cerpen
Cerpen
atau cerita pendek, yaitu cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh
dalam satu situasi dan satu waktu hingga memberikan kesan tunggal terhadap
pertikaian yang mendasari cerita tersebut. Jika kamu membaca cerpen, harus
memerhatikan beberapa unsur. Unsur-unsur yang termuat dalam cerpen adalah
sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Tema,
yaitu sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Alur,
yaitu unsur peristiwa sebab-akibat yang menjalin suatu cerita.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Penokohan,
yaitu pelaku-pelaku dalam cerita.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Setting
atau latar, yaitu waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang
dalam menyusun cerita.
<![if !supportLists]>5.
<![endif]>Sudut
pandang, yaitu tempat atau letak di mana seseorang melihat objek karangan.
Apabila pengarang dalam bercerita menyebutkan nama aku, berarti menggunakan
sudut pandang orang pertama. Apabila pengarang menyebut dia, berarti
menggunakan sudut pandang orang kedua, sedangkan jika pengarang bebas
menceritakan apa yang dialami oleh semua tokoh, berarti menggunakan sudut
pandang serba tahu.
Membaca
cerpen merupakan membaca indah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membaca indah, yaitu:
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>memahami
karya sastra yang akan dibaca,
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>membaca
dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>membaca
dengan wajar sebagaimana layaknya orang berbicara,
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>kesesuaian
ekspresi dengan pokok-pokok gagasan yang terkandung dalam teks.
Menyimpulkan
Pendapat, Gagasan, dan Pikiran Narasumber dalam Wawancara
Menyimpulkan
sebuah wawancara dapat dilakukan dengan menyimak sebuah wawancara dengan baik.
Proses menyimak memerlukan konsentrasi dan perhatian penuh dari pendengar untuk
memahami isi pembicaraan yang disampaikan. Pendengar juga dapat mencatat
hal-hal penting yang dikemukakan narasumber. Hal-hal penting tersebut dapat
dirangkai menjadi sebuah kesimpulan.
Mengungkapkan
Hal-hal yang Dapat Diteladani dari Buku Biografi
Biografi
adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Sebuah buku
biografi biasanya berisi data diri dan perjalanan karir dari seorang tokoh.
Perjuangannya untuk meraih kesuksesan tersebut dapat kalian teladani untuk
diterapkan dalam kehidupan kalian. Bacalah ringkasan biografi Sri Sultan
Hamengku Buwono IX berikut!
Sri
Sultan Hamengku Buwono IX Ia lahir 12 April 1912 di Yogyakarta, dengan nama
Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ayahnya Hamengku Buwono VIII, sedang ibunya Raden
Ayu Kustilah. Pendidikan formalnya dimulai dengan taman kanak-kanak. Usia 6
tahun ia me- masuki sekolah dasar. Selama menempuh pendidikannya, ia
berpindah-pindah tempat kos dan sekolah, mulai dari Semarang, Bandung, dan
Belanda. Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar Jilid 4, 2005 Gambar 12.21 Sri Sultan Hamengku Buwono IX
1.
Mengungkapkan Isi Puisi Makna dalam puisi dapat disimpulkan dari pengungkapan
isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama, dan pilihan kata yang
tepat. Makna yang tersirat dari puisi "Kepada Koruptor" tersebut
adalah harapan penyair agar para koruptor (orang yang suka korupsi) tidak
memakan harta rakyat. Nada dan suasana puisi tersebut menggambarkan kekecewaan
penyair terhadap para koruptor.
2.
Menangkap Isi Puisi Isi puisi dapat disimpulkan dari gambaran pengindraan,
perasaan, dan pendapat penyairnya. Puisi "Kepada Koruptor" dapat
kalian tangkap isinya dari gambaran: a. pengindraan (khususnya penglihatan dan
pendengaran) Contoh: - penglihatan : "lihatlah air mata para bocah"
"telah bapak saksikan ...." "matahari jadi enggan berpijar"
- pendengaran : "dengarlah jerit lapar mereka ..." b. perasaan
Contoh: "Tolong, Pak ..." c. pendapat Contoh: - "tidaklah
menggetarkan bapak?" - "jangan makan uang kami"
3.
Refleksi (Gambaran) Isi Puisi Melalui puisi "Kepada Koruptor",
tersebut penyair ingin mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi rakyat
Indonesia yang menderita akibat ulah para koruptor yang memakan uang rakyat.
Penderitaan tersebut dapat dilihat dari air mata para bocah di lampu merah,
jeritan kelaparan mereka, keinginan untuk melanjutkan sekolah, dan orang-orang
miskin yang memenuhi negeri ini. Penyair juga memohon pada koruptor agar jangan
memakan uang rakyat.
Dengarkanlah
baik-baik pembacaan puisi berikut!
Kepada
Koruptor
Karya:
Abdurahman Faiz
Gantilah
makanan bapakdengan nasi putih, sayur, dan daging jangan makan uang kami
lihatlah air mata para bocah yang menderas di tiap lampu merah jalan-jalan
Jakarta dengarlah jerit lapar mereka di pengungsian juga doa kanak-kanak yang
ingin sekolah Telah Bapak saksikan orang-orang miskin memenuhi seluruh negeri
tidakkah menggetarkan Bapak? Tolong, Pak gantilah makanan bapak seperti manusia
jangan makan uang kami
(Sumber:Untuk
Bunda dan Dunia, 2006)
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Kalimat
Langsung Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran langsung.
Kalimat ini ditandai dengan ciri tanda koma (,) atau tanda titik dua (:)
sebelum ujaran langsung dan tanda petik ganda (“ …”) di antara ujaran langsung.
Contoh:
Evy
S. : "Mengapa cabai ini disebut sebagai cabai kathur, Pak?"
Sartono
: "Karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa,
red)."
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Kalimat
Tak Langsung Kalimat tak langsung adalah kalimat yang diucapkan dalam ujaran
tidak langsung. Kalimat ini ditandai dengan kata bahwa untuk menggan- tikan
tanda koma (,) dan tanda titik dua (:) serta petik ganda (“…”) yang mengapit
ujaran langsungnya. Contoh: Sartono mengatakan bahwa cabai ini disebut sebagai
cabai kathur karena buahnya tumbuh menjulang menantang langit (ngathur, Jawa,
red).
Bertelepon
dengan Kalimat Efektif dan Bahasa yang Santun
Bertelepon
adalah salah satu cara bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan. Saat
bertelepon, kalian harus memerhatikan beberapa hal, antara lain penggunaan
kalimat efektif dan bahasa yang santun. Kalimat efektif adalah kalimat yang
singkat dan jelas. Singkat artinya menggunakan kosakata secara hemat, dan jelas
artinya tidak menimbulkan penafsiran ganda. Selanjutnya, bahasa yang digunakan
pun harus bahasa yang santun, yaitu bahasa yang sesuai dengan norma atau
kesopanan yang berlaku di masyarakat. Jadi, dalam bertelepon kalian diharapkan
menggunakan kosakata secara hemat dan tidak menimbulkan penafsiran ganda serta
memerhatikan sopan santun.
Menggunakan
Imbuhan se- Imbuhanse- ada yang melekat pada bentuk dasar yang berupa nomina
(kata benda) dan adjektiva (kata sifat). Akibat pertemuannya dengan bentuk
dasarnya, imbuhan se-mempunyai makna berikut ini.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Menyatakan
makna satu Contoh:
a. seorang Belanda menempatkan seorang
residen yaitu Smissaert untuk urusan pemerintahan.
b. seperjuangan Kyai Mojo dan Sentot Alibasya
Prawirodirjo adalah rekan seperjuangan Pangeran Diponegoro.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Menyatakan
makna seluruh Contoh: se-Indonesia Penduduk se-Indonesia menghargai jasa-jasa
Pangeran Diponegoro.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Menyatakan
makna sama atau seperti Contoh: seadat Ternyata, orang itu seadat dengan
Pangeran Diponegoro.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Menyatakan
makna setelah Contoh: seusai Seusai perundingan tersebut, Pangeran Diponegoro
ditangkap dan diasingkan ke Manado.
Menulis Pesan
Singkat
Pesan
singkat disebut juga memorandum. Memorandum merupakan bentuk komunikasi
tertulis yang biasa digunakan dalam suatu kantor atau organisasi. Dalam menulis
pesan singkat kalian harus mengunakan bahasa yang ringkas, padat, jelas, dan
mudah dimengerti. Selain itu, kalian juga harus memerhatikan santun berbahasa.
Isi memo dapat ditulis tangan atau diketik. Susunan memo terdiri atas tiga
bagian berikut ini.
1.
Kepala memo, terdiri atas:
a.
nama instansi,
b.
kata “MEMO”,
c.
dari, dan d. kepada.
2.
Isi memo, walaupun merupakan alat komunikasi informal, tetap isinya itu dalam
rangka hal-hal kedinasan.
3.
Kaki memo, terdiri atas:
a.
tangal, bulan, dan tahun;
b.
tanda tangan; dan
c.
nama terang dibubuhkan dengan huruf besar di awal kata (tanpa kurung). Agar
lebih jelasnya, perhatikanlah contoh “Memo” berikut!
SMP
Kriya Mandiri Jalan Kenari
No.
51, Telp. (031) 300876
SURABAYA
Dari
: Kepala Sekolah
Kepada
: Drs. Sunaryo (Wakasek Kesiswaan)
Sepulang sekolah nanti , tolong saudara latih siswa yang bertugas
melaksanaka upacara hari pahlawan besok
Surabaya, 31
september 2013
Kepala sekolah
Drs. Heru
kurniawan, S.Pd.
Membaca
Indah Puisi
Membaca
puisi ada dua macam, yaitu membaca untuk diri sendiri dan membaca untuk orang
lain. Membaca puisi untuk orang lain pada dasarnya sama dengan mengkonkretkan
puisi tersebut baik dalam bentuk audio maupun visual. Pembacaan demikian
disebut juga deklamasi. Deklamasi sebagai suatu proses, melibatkan (1) puisi
yang dibaca, (2) pembaca, dan (3) pendengar.
Bacalah
puisi berikut ini dengan baik!
Diponegoro
Di
masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan
sekali tuan menanti Tak gentar! Lawan banyaknya seratus kali Pedang di kanan,
keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati MAJU Ini barisan tak
bergenderang berpalu Kepercayaan tanda menyerbu Sekali berarti Sudah itu mati
MAJU Bagimu negeri Menyediakan api Punah di atas menghamba Binasa di atas
ditindas Sungguh pun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu Serang Terjang
KELAS VIII
RINGKASAN MATERI
BAHASA INDONESIA KELAS VIII
Materi Bahasa Indonesia kelas 8 SMP semester 1
BERITA
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Unsur - unsur yang ada di
dalam suatu berita : judul, paragraph pokok
(berisi 5W+1H),paragraph pengembang
(min. 6 paragraf), inisial penulis
<![if !supportLists]>2. <![endif]>5W + 1H : Apa, siapa, kapan, dimana, mengapa,
bagaimana
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Metode Piramida terbalik :
mengurutkan hal dari yang paling penting sampai ke paling tidak penting
(paragraph paling atas berisi hal-hal yang penting, makin ke bawah makin tidak
penting)
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Langkah-langkah menulis berita :
<![if !supportLists]>a. <![endif]>Mendata informasi untuk kelengkapan
berita dengan menjawab pertanyaan melalui metode 5W+1H.
<![if !supportLists]>b. <![endif]>Menulis berita secara lengkap dengan
memperhatikan unsur-unsurnya.
(lihat
unsur2 berita diatas)
<![if !supportLists]>c. <![endif]>Bahasa yang yang digunakan (bahasa
berita menggunakan bahasa yang singkat, padat, tidak bertele-tele, dan hanya
berisi kalimat fakta)
<![if !supportLists]>d. <![endif]>Metode penulisan berita umumnya
menggunakan metode piramida terbalik
UNSUR INTRINSIK NOVEL
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Tema :
Pokok persoalan yang dibicarakan dalam naskah tersebut
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Penokohan : Penyajian watak-watak tokoh dalam cerita tersebut, bisa
dilihat dari perilaku tokoh, dialog,
pilihan-pilihan tokoh, deskripsi/penjelasan penulis
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Alur :
Jalinan/ikatan-ikatan peristiwa yang membentuk cerita.
Di dalam
alur terdapat 5 peristiwa penting (perkenalan, konflik, puncak konflik,
peleraian,penyelesaian) Konflik : Batin, Fisik, Ending : Happy ending, Sad
ending, Open Ending (hanya sampai
konflik)
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Setting/latar : Segala keterangan yang menyangkut waktu, tempat, dan suasana
cerita itu
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Amanat : Ada 2 macam :
a. Tersurat
→ ditulis oleh pengarangnya dalam cerita
b. Tersirat
→ pembaca harus menyimpulkan sendiri
NORMA/ETIKA DALAM CERITA
1. Pengertian norma adalah :
a. Aturan/ketentuan yg. mengikat warga, masyarakat
dipakai panduan, tatanan,
pengendali
tingkah laku yang sesuai dan berterima
b. Aturan, ukuran/kaidah yang dipakai sebagai tolak
ukur untuk menilai/
membandingkan sesuatu
c. Contoh norma : Masyarakat Timur (sopan santun,
tidak terus terang) dan masyarakat barat
(keterus-terangan)
MENANGGAPI HAL MENARIK DALAM NOVEL
1. Bahasa tanggapan :
Bahasa sopan dan argumentative
2. Dalam memberi tanggapan bisa dalam bentuk :
a. Kalimat pendek/Paragaraf pendek. Cth :
Menurut saya novel ini … (isi, karakter tokoh, unsur intrinsik yang lain,
ditambah dengan argumentasi yang logis,
membandingkan dengan kenyataan dalam masyarakat)
b. Karangan opini yang unsurnya meliputi : judul, paragrapf pembuka, paragrapf -
paragrapf, paragraph penutup.
3. Untuk memperkuat argumentasi :
a. Gunakan teori (keilmuan yang kita miliki)
b. Pengetahuan umum
c. Pengalaman
KATA GANTI
1. Macam-macam kata ganti / pronominal : ~ Kata ganti
orang
a. Kata ganti pemilik
b. Kata ganti penunjuk : - Jarak (jauh dan dekat)
c. Tempat (jauh, dekat, tak tentu)
Kata ganti orang
Tunggal
|
Jamak
|
|
Orang I
|
aku, saya,
hamba, beta, daku
|
kami, kita
|
Orang II
|
kamu,
anda, engkau, dikau, kau
|
kamu, kamu
sekalian, anda sekalian, kalian
|
Orang III
|
dia,
beliau, ia, -nya
|
mereka,
-nya
|
- Kami : Hanya orang pertama (jamak)
- Kita : Orang kedua dilibatkan + orang
pertama (jamak)
- Kata ganti
orang yang bersifat netral :
kamu, -nya
- Orang
pertama :
diri sendiri yang terlibat dalam pembicaraan
- Orang
kedua :
lawan bicara
- Orang
ketiga :
orang yang sedang kita bicarakan
- Kata
sapaan digunakan untuk menyapa, sedangkan kata ganti penggunaannya tak
terbatas.
PUISI
1. Ciri umum
puisi baru :
a. bentuknya rapi, simetris
a. bentuknya rapi, simetris
b. mempunyai persajakan akhir yang
teratur
c. banyak menggunakan pola sajak
pantun dan syair meskipun ada pola
yang lain
d. sebagian besar puisi empat
seuntai
e. tiap-tiap barisnya terdiri atas
sebuah gatra (esatuan sintaksis)
f. tiap gatranya terdiri atas 2
sampai 5 kata
2. Jenis-jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya :
a. Balada : Puisi berisi kisah/cerita
2. Jenis-jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya :
a. Balada : Puisi berisi kisah/cerita
b.
Himne :
Puisi pujian untuk Tuhan, tanah air, pahlawan,dll.
c.
Ode : Puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
d. Epigram : Puisi yang berisi tuntunan/ajaran
e. Romance : Puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
f.
legi : Puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
3. Citraan Puisi :
a. pendengaran
3. Citraan Puisi :
a. pendengaran
b. penglihatan
c. penciuman
d. peraba
e. perasa
4.
Macam-macam rima berdasarkan BUNYI :
a. R. Sempurna : Seluruh kata akhirnya berirama
sama.
Contoh :
Contoh :
-Ma-lang
-Ma-ti
-Pa-lang
-Ha-ti
b. R. Tak Sempurna : Hanya sebagian suku akhir yang sama.
Contoh :
- Pu-lang
b. R. Tak Sempurna : Hanya sebagian suku akhir yang sama.
Contoh :
- Pu-lang
- Pa-gi
- Tu-kang
- Ha-ri
c. R. Mutlak : Seluruh kata berima.
Contoh :
- Mendatang
-datang jua
- Kenangan masa lampau
- Menghilang
muncul jua
- Yang dulu sinau-silau
- Kata jua yang diulang 2x di tempat yang sama
itu berima
d. R.Terbuka: Yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vocal yang sama.
d. R.Terbuka: Yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vocal yang sama.
Contoh :
- bu-ka
- ba-tu
- mu-ka
- pa-lu
e. R. Tertutup : Yang berima
itu suku akhir suku tertutup dalam vocal yang diikuti konsonan yang sama.
Contoh :
- hi-lang
- su-sut
- ma-lang
- ta-kut
f. R. Aliterasi : Yang
berima adalah bunyi-bunyi awal pada tiap-tiap kata yang sebaris maupun pada baris-baris
berlainan.
Contoh :
-Bukanbeta bijak berperi
g. R. Asonansi : Yang
berima adalah vocal-vocal yang menjadi rangka kata- kata, baik pada sebaris
maupun pada baris-baris berlainan.
Contoh :
- se-cu-pak
- tem-bang
- se-cu-kat
- mun-dam
h. R. Disonansi : Rima ini adalah
vocal-vocal yang menjadi rangka kata-kata seperti pada asonansi tetapi memberikan
kesan-kesan bunyiyang berlawanan.
Contoh :
- tin-dak tan-duk (i-a/a-u)
- tin-dak tan-duk (i-a/a-u)
- mon-dar man-dir
(o-a/a-i)
5. Macam-macam rima berdasarkan LETAK
KATA DALAM BARIS :
a. R. Awal: Apabila kata-kata yang
berima terdapat pada awal-awal kata.
Contoh :
-Pemuda kaulah harapan bangsa
-Pemuda jangan suka berpangku tangan
b. R. Tengah: Apabila kata-kata yang
berima terdapat di tengah.
Contoh :
-pemuda kaulah harapan bangsa
-pemudi kaulah harapan negeri
c. R. Akhir : Apabila kata-kata berima terletak pada akhir. Bentuk ini hanya digunakan dalam bentuk pantun, syair,
dan
gurindam.
Contoh :
-Tolong-menolong
umpama jari
-Bantu-membantu
setiap hari
-Bekerja selalu
berlima diri
-Itulah misal
Tuhan memberi
d. R. Tegak: Apabila kata-kata yang
berima terdapat pada baris-baris yang berlainan.
Contoh :
- terlipat
- terikat
- engkau mencari
- terang matahari
- terlipat
- terikat
- engkau mencari
- terang matahari
e. R. Datar : Apabila rima kata-kata yang berima itu terdapat
pada pada baris yang sama.
Contoh :
- air mengalir menghlir sungai
f. R. Sejajar: Apabila sepatah kata
dipakai berulang-ulang dalam kalimat yang beruntun.
Contoh :
- dapat sama laba
- cicir sama rugi
- bukit sama didaki
- lurah sama dituruni
- dapat sama laba
- cicir sama rugi
- bukit sama didaki
- lurah sama dituruni
6. Macam-macam
rima berdasarkan RUPA (bentuknya & pengucapannya hampir sama)
a. Jenis puisi baru berdasarkan
bentuknya :
- Distikon : 2 baris tiap bait
- Terzina : 3 baris tiap bait
- Quatrain : 4 baris tiap bait
- Quint : 5 baris tiap bait
- Sextet : 6 baris tiap bait
- Septima : 7 baris tiap bait
- Stanza/Oktaf : 8 baris tiap bait
- Soneta :14 baris tiap bait
7. Jenis-jenis
majas perbandingan :
a. Simile : Majas perumpamaan/asosiasi → menggunakan peribahasa sebagai
perbandingannya
b. Alegori : Membandingkan sesuatu dalam bentuk cerita
c. Metafora : Majas perbandingan yang membandingkan tetapi tidak menggunakan kata-kata perbandingan (Cth:
lautan
manusia)
d. Personifikasi: Yang dibandingkan adalah antara satu benda dengan manusia yang hidup (menghidupkan benda mati)
e. Antitesis: Menggunakan sesuatu dalam bentuk frase (Cth: tua -muda)
d. Personifikasi: Yang dibandingkan adalah antara satu benda dengan manusia yang hidup (menghidupkan benda mati)
e. Antitesis: Menggunakan sesuatu dalam bentuk frase (Cth: tua -muda)
8. Jenis-jenis
majas pertentangan :
a. Hiperbola: Mempertentangkan
sesuatu secara berlebihan, tidak seuai kenyataan
b. Litotes:
Merendah-rendahkan/mengecil-ngecilkan sesuatu, bertolak belakang dengan hiperbola
c. Ironi : Menyatakan sesuatu kebalikannya, digunakanuntuk menyindir
c. Ironi : Menyatakan sesuatu kebalikannya, digunakanuntuk menyindir
9. Jenis-jenis
majas pertautan :
a. Metonimia : Pengganti nama
b. Sinedoke : pars pro toto →menyebutkan sebagian untuk mewakili seluruhnya (Cth : Sedari tadi batang hidung
Fergie tak kelihatan) totum pro parte →menyebutkan
seluruhnya ntuk
mewakili
sebagian (Cth : Indonesia kalah melawan
Malaysia pada Sea Games yang lalu)
c. Eufimisme : Menghaluskan kata-kata sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain
d. Antonomasia: Menyebutkan
sifat-sifat/cirri-ciri khas dari seseorang, tapi bukan untuk menghina
10. Jenis-jenis
majas perulangan :
a. Repetisi
: Perulangan kata (Cth: Merdeka! Merdeka! Kita perjuangkan rakyat yang merdeka!)
b.
Pleonasme : Menggunakan kata-kata berlebihan yang
meknanya hampir sama
SLOGAN DAN
POSTER
1. Arti slogan
menurut KBI (Kamus Bahasa Indonesia) adalah perktaan/
kalimat yang menarik/mencolok dan mudah
diingat untuk memberitahukan sesuatu.
Ciri-ciri slogan adalah bahasanya singkat
dan menarik.
2. Arti poster
menurut KBI adalah plakat yang dipasang di tempat umum berupa
pengunguman dan iklan.
Ciri bahasa poster sama dengan slogan.
3. Perbedaan
slogan dan poster :
a. Poster ditempel di tempat umum,
slogan bisa dipasang atau tidak
b. Poster ada gambarnya, slogan bisa
ada gambarnya atau tidak
c. Slogan berisi kalimat-kalimat
yang berupa semboyan, poster berisi kalimat-kalimat ajakn langsung
d. Slogan kalimatnya singkat,
menarik, dan gampang diingat, poster tidak boleh berupa semboyan
4.
Macam-macam :
a. Berdasarkan isinya :
b. slogan berupa iklan
c. slogan yang memberi
penerangan/pendidikan bagi
d. slogan berupa kegiatan
e. poster niaga (isinya berkaitan
dengan jual beli jasa/barang)
f. poster pendidikan
g. poster kegiatan
h. poster penerangan
Materi bahasa Indonesia kelas 8 SMP semester 2
A. Dasar-dasar Berita
1. Definisi Berita
Secara
Etimologi atau asal-usul terbentuknya sebuah kata, kata berita diambil dari
bahasa Sansekerta yang berbunyi Vrita
atau Vritta yang berarti ada atau terjadi.
Dalam bahasa Inggris, berita disebut news. Menurut A.K Muda dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: 116, Berita dapat didefinisikan sebagai:
a. keterangan tentang peristiwa yang hangat,
b. (suatu) kabar,
c. Cerita tentang kejadian yang menarik dan masih baru.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu kabar cerita yang berisi kejadian atau peristiwa yang ada atau terjadi dan bersifat hangat serta menarik.
2. Pokok-Pokok Berita
Pada pelajaran kelas sebelumnya, kita telah mempelajari pokok-pokok berita.
Pokok berita dikenal dengan istilah 5W+1H. Untuk memperjelasnya,
perhatikan penggalan berita di bawah ini!
Contoh Berita:
Ledakan pipa gas terjadi Rabu (22/3) semakin membesar skala kesulitan yang timbul akibat Lusi. Bukan hanya karena ledakan itu memakan tak kurang dari 11 orang pegawai meninggal dan dua lainnya hilang. Ledakan juga menyebabkan pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk industri terputus. Akibat penurunan pasokan listrik, sebagian wilayah Jakarta terpaksa mengalami pemutusan listrik. Dampak langsung Lusi di ujung timur Pulau Jawa akhirnya dirasakan sampai Jakarta yang terletak diujung barat pulau Jawa.
dikutip dari LKS Galileo Bahasa Indonesia kelas VIII
Berikut merupakan pokok-pokok berita dari teks di atas!
No Pokok Berita Pertanyaan Jawaban Keterangan
a. What Peristiwa apa yang terjadi? Peristiwa yang terjadi adalah pipa gas yang meledak.
Kalimat pertama
b. Who Siapa yang menjadi korban? Yang menjadi korban adalah 11 orang pegawai.
Kalimat kedua
c. When Kapan terjadi? Peristiwa itu terjadi Rabu (22/3). Kalimat pertama
d. Why Mengapa terjadi? Ledakan pipa itu timbul akibat Lusi. Kalimat pertama
e. Where Di mana terjadi? Peristiwa itu terjadi di ujung timur Pulau Jawa. Kalimat kelima
f. How Bagaimana dampak yang terjadi? pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk industri terputus. Kalimat ketiga
3. Mengemukakan kembali berita yang didengar
Ketika kita menyimak suatu berita yang dibacakan, sudah selayaknya kita dapat
menceritakan kembali berita yang kita peroleh tersebut kepada orang lain.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Menyimak baik-baik berita yang dibacakan,
b. Mencatat dan mengingat pokok-pokok penting dari berita yang disimak,
c. Mengemukakan kembali berita yang didengar dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas.
Contoh mengemukakan kembali berita yang didengar:
“Pipa gas meledak pada hari Rabu tanggal 22 Maret lalu di ujung timur pulau Jawa yang diakibatkan karena Lusi. Sehingga pasokan gas terputus dan 11 orang pegawai menjadi korban.”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Dalam bahasa Inggris, berita disebut news. Menurut A.K Muda dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia: 116, Berita dapat didefinisikan sebagai:
a. keterangan tentang peristiwa yang hangat,
b. (suatu) kabar,
c. Cerita tentang kejadian yang menarik dan masih baru.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu kabar cerita yang berisi kejadian atau peristiwa yang ada atau terjadi dan bersifat hangat serta menarik.
2. Pokok-Pokok Berita
Pada pelajaran kelas sebelumnya, kita telah mempelajari pokok-pokok berita.
Pokok berita dikenal dengan istilah 5W+1H. Untuk memperjelasnya,
perhatikan penggalan berita di bawah ini!
Contoh Berita:
Ledakan pipa gas terjadi Rabu (22/3) semakin membesar skala kesulitan yang timbul akibat Lusi. Bukan hanya karena ledakan itu memakan tak kurang dari 11 orang pegawai meninggal dan dua lainnya hilang. Ledakan juga menyebabkan pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk industri terputus. Akibat penurunan pasokan listrik, sebagian wilayah Jakarta terpaksa mengalami pemutusan listrik. Dampak langsung Lusi di ujung timur Pulau Jawa akhirnya dirasakan sampai Jakarta yang terletak diujung barat pulau Jawa.
dikutip dari LKS Galileo Bahasa Indonesia kelas VIII
Berikut merupakan pokok-pokok berita dari teks di atas!
No Pokok Berita Pertanyaan Jawaban Keterangan
a. What Peristiwa apa yang terjadi? Peristiwa yang terjadi adalah pipa gas yang meledak.
Kalimat pertama
b. Who Siapa yang menjadi korban? Yang menjadi korban adalah 11 orang pegawai.
Kalimat kedua
c. When Kapan terjadi? Peristiwa itu terjadi Rabu (22/3). Kalimat pertama
d. Why Mengapa terjadi? Ledakan pipa itu timbul akibat Lusi. Kalimat pertama
e. Where Di mana terjadi? Peristiwa itu terjadi di ujung timur Pulau Jawa. Kalimat kelima
f. How Bagaimana dampak yang terjadi? pasokan gas yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk industri terputus. Kalimat ketiga
3. Mengemukakan kembali berita yang didengar
Ketika kita menyimak suatu berita yang dibacakan, sudah selayaknya kita dapat
menceritakan kembali berita yang kita peroleh tersebut kepada orang lain.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Menyimak baik-baik berita yang dibacakan,
b. Mencatat dan mengingat pokok-pokok penting dari berita yang disimak,
c. Mengemukakan kembali berita yang didengar dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas.
Contoh mengemukakan kembali berita yang didengar:
“Pipa gas meledak pada hari Rabu tanggal 22 Maret lalu di ujung timur pulau Jawa yang diakibatkan karena Lusi. Sehingga pasokan gas terputus dan 11 orang pegawai menjadi korban.”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
B. Berlatih
Memahami Berita
<![if !supportLists]>a. <![endif]>1. Menemukan Masalah Utama dari
Beberapa Berita
Dalam kenyataan di dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan (pencari berita) mengincar peristiwa dan isu yang menarik untuk disajikan disuatu media. Mereka pun berkompetisi untuk merebut perhatian calon pembaca dengan menyajikan berita yang paling lengkap dan menarik. Sehingga, banyak sekali media yang berbeda namun menyajikan kesamaan topik yang dibahas. Namun, mengingat kemampuan setiap wartawan itu berbeda sehingga cara mengemas suatu beritapun terdapat perbedaan.
Dalam menemukan suatu masalah utama di suatu berita, berarti kita akan mencari bagian-bagian yang berkenaan dengan:
a. Menemukan informasi yang sama dari teks berita yang terdapat pada media yang berbeda,
b. Membandingkan dua teks berita yang bertopik sama,
c. Menanggapi berita dari dua teks berita yang bertopik sama.
Contoh Menemukan Masalah Utama dari Beberapa Berita:
Teks Berita 1
Lima penumpang tewas dalam kecelakaan kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang. Peristiwa itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibat peristiwa itu perjalanan kereta api terganggu.
Dalam kenyataan di dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan (pencari berita) mengincar peristiwa dan isu yang menarik untuk disajikan disuatu media. Mereka pun berkompetisi untuk merebut perhatian calon pembaca dengan menyajikan berita yang paling lengkap dan menarik. Sehingga, banyak sekali media yang berbeda namun menyajikan kesamaan topik yang dibahas. Namun, mengingat kemampuan setiap wartawan itu berbeda sehingga cara mengemas suatu beritapun terdapat perbedaan.
Dalam menemukan suatu masalah utama di suatu berita, berarti kita akan mencari bagian-bagian yang berkenaan dengan:
a. Menemukan informasi yang sama dari teks berita yang terdapat pada media yang berbeda,
b. Membandingkan dua teks berita yang bertopik sama,
c. Menanggapi berita dari dua teks berita yang bertopik sama.
Contoh Menemukan Masalah Utama dari Beberapa Berita:
Teks Berita 1
Lima penumpang tewas dalam kecelakaan kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang. Peristiwa itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibat peristiwa itu perjalanan kereta api terganggu.
Teks Berita 2
Selasa (16/1) dini hari terjadi kecelakaan kereta api di dusun Gununglurah, Rancamaya, Banyumas. Kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang terguling di jembatan rel sungai Pager. Lima penumpang tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka.
Dilihat dari dua berita di atas, masalah utamanya adalah kecelakaan kereta api jurusan Solo-Tanah Abang pada hari Selasa tanggal 16 Desember.
2. Menentukan Jenis Berita
Dalam dunia jurnalistik dikenal beberapa jenis berita beserta cara penyajiannya, seperti:
a. Berita Keras (hard news): Berita yang berisi informasi yang aktual (baru terjadi atau sedang berlangsung), dan
b. Berita Lunak (soft news). Berita yang lebih mengedepankan aspek-aspek manusiawi yang menarik untuk diangkat dan berpotensial untuk menyentuh atau menggugah perasaan empati pembaca.
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Selasa (16/1) dini hari terjadi kecelakaan kereta api di dusun Gununglurah, Rancamaya, Banyumas. Kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang terguling di jembatan rel sungai Pager. Lima penumpang tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka.
Dilihat dari dua berita di atas, masalah utamanya adalah kecelakaan kereta api jurusan Solo-Tanah Abang pada hari Selasa tanggal 16 Desember.
2. Menentukan Jenis Berita
Dalam dunia jurnalistik dikenal beberapa jenis berita beserta cara penyajiannya, seperti:
a. Berita Keras (hard news): Berita yang berisi informasi yang aktual (baru terjadi atau sedang berlangsung), dan
b. Berita Lunak (soft news). Berita yang lebih mengedepankan aspek-aspek manusiawi yang menarik untuk diangkat dan berpotensial untuk menyentuh atau menggugah perasaan empati pembaca.
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Perhatikan tabel di bawah ini!
No Berita Keras Berita Lunak
1. Disajikan dengan piramida terbalik
===) Lead (Kepala)
===) Body (Badan)
===) Punch (Ekor) Disajikan dengan piramida berdiri
===) Lead (kepala)
===) Body (Badan)
===) Punch (ekor)
2. Penyajian:
Informasi penting atau pokok berita disajikan di awal berita, dan semakin kebawah maka informasi berita semakin kurang penting. Penyajian:
Disajikan secara kronologis, beralur maju sesuai dengan kejadiannya. Biasanya diawali dengan hal yang detil dan diakhiri dengan kesimpulan.
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
No Berita Keras Berita Lunak
1. Disajikan dengan piramida terbalik
===) Lead (Kepala)
===) Body (Badan)
===) Punch (Ekor) Disajikan dengan piramida berdiri
===) Lead (kepala)
===) Body (Badan)
===) Punch (ekor)
2. Penyajian:
Informasi penting atau pokok berita disajikan di awal berita, dan semakin kebawah maka informasi berita semakin kurang penting. Penyajian:
Disajikan secara kronologis, beralur maju sesuai dengan kejadiannya. Biasanya diawali dengan hal yang detil dan diakhiri dengan kesimpulan.
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
3. Contoh:
Jembatan Ulu Musi Rawan
Empat Lawang – Jembatan penghubung
Kecamatan Paemah Air Keruh dengan Ulu Mui rawan roboh. Beberapa titik papan
jembatan sudah hilang. Sudah berbulan-bulan kondisi jembatan ini
mengkhawatirkan. Bahkan sudah direhab menggunakan kayu balok berjenis kelas 3.
Namun, dalam kurun waktu 2 hingga 3 bulan kondisi jembatan kembali rusak.
Kadis PU Ir. H. Ismail Hanafi,M.Tp.
mengatakan rencana awal pembangunan jembatan tersebut merupakan sarana
transportasi bagi warga untuk masuk ke Ulu Musi. “Jembatan ini bukan peruntukan
lalu lintas angkutan truk. Sehingga bila yang sering melintasi jembatan
tersebut adalah angkutan truk mempercepat kerusakan jembatan,” jelasnya.
Saat ini, pemerintah telah membuat
detail engginering design (DED) pembuatan jembatan penghubung baru. Design-nya
merupakan jembatan permanen dan kokoh. Lokasinya tak jauh dari jembatan
penghubung yang sudah ada. Hanya saja memang terkendala dana. “DED jembatan
yang baru sudah ada, bila ada anggaran maka jembatan segera dibuat,” ujarnya.
(dikutip dari: Koran Harian Sumatra
Ekspres edisi 20 Desember 2010) Contoh:
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Para Penerima Anugrah Seni
Batanghari Sembilan 2010 (2)
Pengaruh Good Looking, Merasa tak
diperhatikan
Koran ini harus menunggu beberapa
menit untuk mewawancarai Erfan, sapaan akrab Erfan Fajrullah di Dewan Kesenian
Sumsel (DKSS), Jakabaring, Kamis (16/12) lalu. Saat ia sampai di tempat yang
dijanjikan sebelumnya, ia langsung menghela nafas dalam-dalam dan langsung
menemui Ari, bagian dokumentai DKSS. Tak lama ia lantas mengenalkan diri pada
wartawan koran ini. “Saya Erfan, maaf nunggu lama tadi di jalan macet, Apalagi
ada demo di Bundaran,” ujar Erfan.
Setelah berbasa-basi, pria kelahiran
Palembang, 19 Januari 1971 lalu menceritakan awal mula dia tertarik di dunia
seni teater. Saat itu, ia masih duduk dikelas 2 SMP di SMPN2 Palembang. ”Sejak
SMP saya sudah tertarik dengan seni,” katanya. Ketika itu, guru pengajarnya
adalah seorang wanita yang diakuinya memiliki pesona. Guru tersebut memberikan
pelajaran bahasa Indonesia dan sastra. “Sebenarnya nggak terlalu suka dengan
pelajaran bahasa, tapi karena gurunya good looking, makanya tertarik mengikuti
pelajaran itu,” kata sulung dari 5 bersaudara pasangan Erfiatmans dan Siti
Fatihakimah.
….
(dikutip dari: Koran Harian Sumatra Ekspres edisi 20 Desember 2010)
….
(dikutip dari: Koran Harian Sumatra Ekspres edisi 20 Desember 2010)
3. Menulis Teks Berita
Telah dijelaskan sebelumnya, jika naskah berita dibagi
menjadi dua yaitu naskah berita keras (hard news script) dan naskah berita
lunak (soft news script). Dalam naskah berita, berita memiliki ciri yang khas,
demikian juga penulisannya pun memiliki langkah yang khusus yaitu sebagai
berikut:
a. Penentuan peristiwa atau kejadian,
b. Pencarian sumber berita (pengamatan langsung, wawancara, bahan berita)
c. Melakukan wawancara informatif untuk memperoleh fakta,
d. Menemukan pokok-pokok dari hasil wawancara,
e. Menyusun berita dengan mempergunakan bahasa yang singkat dan jelas.
f. Menyunting naskah berita sesuai dengan EYD.
4. Membaca Teks Berita
Teks berita radio/televisi merupakan teks yang ditulis untuk dibacakan. Untuk membacakan teks berita radio/televisi, kita dituntut untuk terlebih dahulu memahami pokok-pokok informasi yang diberitakan. Pemahaman ini penting untuk menentukan pembacaan secara tepat. Membaca berita merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Ketika membaca berita, sebaiknya kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini:
a. Pelafalan kata jelas,
b. Intonasinya tepat,
c. Penempatan jeda tepat,
d. Tekanan dan volume suara sesuai,
e. durasi atau tempo yang sesuai,
f. Volume suara jelas,
g. Ekspresi yang menarik
a. Penentuan peristiwa atau kejadian,
b. Pencarian sumber berita (pengamatan langsung, wawancara, bahan berita)
c. Melakukan wawancara informatif untuk memperoleh fakta,
d. Menemukan pokok-pokok dari hasil wawancara,
e. Menyusun berita dengan mempergunakan bahasa yang singkat dan jelas.
f. Menyunting naskah berita sesuai dengan EYD.
4. Membaca Teks Berita
Teks berita radio/televisi merupakan teks yang ditulis untuk dibacakan. Untuk membacakan teks berita radio/televisi, kita dituntut untuk terlebih dahulu memahami pokok-pokok informasi yang diberitakan. Pemahaman ini penting untuk menentukan pembacaan secara tepat. Membaca berita merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Ketika membaca berita, sebaiknya kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini:
a. Pelafalan kata jelas,
b. Intonasinya tepat,
c. Penempatan jeda tepat,
d. Tekanan dan volume suara sesuai,
e. durasi atau tempo yang sesuai,
f. Volume suara jelas,
g. Ekspresi yang menarik
Dalam membaca berita, sebaiknya kita mengenal
tanda-tanda di dalam tabel sebagai berikut:
No. Tanda Arti
1. Tanda (/) atau (,) Berhenti sebentar (jeda pendek)
2. Tanda (//) atau (.) Berhenti agak lama (jeda panjang)
3. Tanda (=) berlanjut pada baris berikutnya
4. Tanda ( ) Tekanan naik
5. Tanda ( ) Tekanan turun
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
No. Tanda Arti
1. Tanda (/) atau (,) Berhenti sebentar (jeda pendek)
2. Tanda (//) atau (.) Berhenti agak lama (jeda panjang)
3. Tanda (=) berlanjut pada baris berikutnya
4. Tanda ( ) Tekanan naik
5. Tanda ( ) Tekanan turun
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Coba tandai dan praktekan membaca berita dengan teks
berita di bawah ini!
SEA Games
Pesta olahraga 2 tahunan antara negara-negara di Asia Tenggara akan segera diselenggarakan. Sea Games ke-26 akan dilaksanakan di Indonesia, tepatnya di kota Jakarta dan Palembang, dari tanggal 11 November sampai 22 November 2011. Saat Indonesia dipilih menjadi tuan rumah, menggantikan Singapura yang tidak bersedia, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut baik hal tersebut.
Pembenahan pun dilakukan untuk menyambut pesta olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara. Jakarta dan Palembang dipusatkan sebagai kota penyelenggara. Namun, semakin hari permasalahan yang timbul semakin terlihat. Dari kasus korupsi Wisma Atlet, pembangunan venue yang tak kunjung selesai, serta penurunan dana APBN yang tersendat-sendat.
Dari kasus korupsi Wisma Atlet, menyeruak nama M. Nazarudin sebagai dalang dari kasus tersebut. Hal ini sempat membuat keterlambatan pengerjaan Wisma Atlet walaupun pada akhirnya dapat terselesaikan.
Dari soal venue olahraga, hingga hari ini, setidaknya baru kurang lebih separuh dari venue-venue yang ada yang telah siap dipakai dan telah diuji coba. Mungkin keterlambatan ini, dikarenakan kesalahan pemerintah yang salah perhitungan dalam waktu pembuatan venue tersebut. Terbukti, dari venue-venue yang sudah selesai, waktu penyelesaian meleset dari perkiraan dari yang diperkirakan selesai dua bulan sebelum SEA Games, namun nyatanya kurang dari satu bulan sebelum Sea Games. Hal ini tentu memprihatinkan mengingat masih banyak venue-venue yang belum terselesaikan. Dari soal APBN, pencairan dana yang diturunkan, tersendat-sendat menunggu keputusan DPR. Hal ini mencerminkan ketidaksiapan pemerintah dalam persoalan dana, walaupun dapat diselesaikan.
Semua persoalan yang terjadi diharapkan tidak mengganggu konsentrasi para atlet nasional untuk mencapai target juara umum SEA Games. Semua atlit harus optimis dan berjuang demi harga diri bangsa.
Identitas Penulis
Nama : Diky Meydianto
Kelas : 9/1/5
Cabang : KM.9
Sekolah : SMPN 40 PALEMBANG
Guru : Ms. Selvia
(16 Besar Nominator Penulisan Karya Bahasa dan Sastra Indonesia
se Budiwijaya Kota Palembang Tahun 2011)
C. Homofon, Homograf, dan Homonim
Bacalah teks percakapan di bawah ini!
Percakapan 1
Umi : “Eh, aku punya tebakan nih. Buah apa yang kulitnya merah, bentuknya bulat dan
bijinya kecil?”
Nyayu : “Aku tahu, pasti apelkan?”
Fatia : “Ye, kamu asal-asalan menjawabnya. Apel tuhkan yang suka dilakuin oleh kakak-
kakak kita yang sedang pacaran. Biasanya itu mereka lakukan di malam minggu.”
Nyayu : “hahaha, kamu lucu. Itukan apel (kegiatan) bukan apel (buah).”
Umi : “Betul kata Nyayu, dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa kata yang tulisannya
sama persis. Namun kata tersebut mempunyai cara pengucapan yang berbeda.
Contohnya: apel dan apel. Keduanya mempunyai cara lafal yang berbeda
demikian juga artinya. Gejala seperti ini di dalam bahasa Indonesia disebut
dengan homograf.”
Fatia : “Oh begitu, tapi darimana kamu bisa tahu itu?”
Umi : “Ya tahulah, akukan les di Budiwijaya. Makanya aku tahu itu.”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
SEA Games
Pesta olahraga 2 tahunan antara negara-negara di Asia Tenggara akan segera diselenggarakan. Sea Games ke-26 akan dilaksanakan di Indonesia, tepatnya di kota Jakarta dan Palembang, dari tanggal 11 November sampai 22 November 2011. Saat Indonesia dipilih menjadi tuan rumah, menggantikan Singapura yang tidak bersedia, pemerintah dan rakyat Indonesia menyambut baik hal tersebut.
Pembenahan pun dilakukan untuk menyambut pesta olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara. Jakarta dan Palembang dipusatkan sebagai kota penyelenggara. Namun, semakin hari permasalahan yang timbul semakin terlihat. Dari kasus korupsi Wisma Atlet, pembangunan venue yang tak kunjung selesai, serta penurunan dana APBN yang tersendat-sendat.
Dari kasus korupsi Wisma Atlet, menyeruak nama M. Nazarudin sebagai dalang dari kasus tersebut. Hal ini sempat membuat keterlambatan pengerjaan Wisma Atlet walaupun pada akhirnya dapat terselesaikan.
Dari soal venue olahraga, hingga hari ini, setidaknya baru kurang lebih separuh dari venue-venue yang ada yang telah siap dipakai dan telah diuji coba. Mungkin keterlambatan ini, dikarenakan kesalahan pemerintah yang salah perhitungan dalam waktu pembuatan venue tersebut. Terbukti, dari venue-venue yang sudah selesai, waktu penyelesaian meleset dari perkiraan dari yang diperkirakan selesai dua bulan sebelum SEA Games, namun nyatanya kurang dari satu bulan sebelum Sea Games. Hal ini tentu memprihatinkan mengingat masih banyak venue-venue yang belum terselesaikan. Dari soal APBN, pencairan dana yang diturunkan, tersendat-sendat menunggu keputusan DPR. Hal ini mencerminkan ketidaksiapan pemerintah dalam persoalan dana, walaupun dapat diselesaikan.
Semua persoalan yang terjadi diharapkan tidak mengganggu konsentrasi para atlet nasional untuk mencapai target juara umum SEA Games. Semua atlit harus optimis dan berjuang demi harga diri bangsa.
Identitas Penulis
Nama : Diky Meydianto
Kelas : 9/1/5
Cabang : KM.9
Sekolah : SMPN 40 PALEMBANG
Guru : Ms. Selvia
(16 Besar Nominator Penulisan Karya Bahasa dan Sastra Indonesia
se Budiwijaya Kota Palembang Tahun 2011)
C. Homofon, Homograf, dan Homonim
Bacalah teks percakapan di bawah ini!
Percakapan 1
Umi : “Eh, aku punya tebakan nih. Buah apa yang kulitnya merah, bentuknya bulat dan
bijinya kecil?”
Nyayu : “Aku tahu, pasti apelkan?”
Fatia : “Ye, kamu asal-asalan menjawabnya. Apel tuhkan yang suka dilakuin oleh kakak-
kakak kita yang sedang pacaran. Biasanya itu mereka lakukan di malam minggu.”
Nyayu : “hahaha, kamu lucu. Itukan apel (kegiatan) bukan apel (buah).”
Umi : “Betul kata Nyayu, dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa kata yang tulisannya
sama persis. Namun kata tersebut mempunyai cara pengucapan yang berbeda.
Contohnya: apel dan apel. Keduanya mempunyai cara lafal yang berbeda
demikian juga artinya. Gejala seperti ini di dalam bahasa Indonesia disebut
dengan homograf.”
Fatia : “Oh begitu, tapi darimana kamu bisa tahu itu?”
Umi : “Ya tahulah, akukan les di Budiwijaya. Makanya aku tahu itu.”
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Percakapan 2
Ferdi : “Eh, Farid kamu dari mana?”
Farid : “Oh Ferdi toh, aku dari Bank, Fer;”
Ferdi : “Bang Toyib atau bang Boski?” (sambil tertawa)
Farid : (tersenyum) “Kamu ini bercanda terus. Bang sama Bank itu berbeda,”
Ferdi : “Iya-iya aku tahu kok, arena kata guru bahasa Indonesiaku di Budiwijaya. Kata
bank dan bang memang mempunyai bunyi pengucapan yang sama, namun
ditinjau dari segi arti, kedua kata itu berbeda. Bang berarti kakak laki-laki
sedangkan bank adalah tempat penyimpanan uang. Nah kata tersebut disebut
dengan ………”
Farid : “Homofon !!!”
Ferdi : “Lho kok kamu tahu?”
Farid : “Memang kamu saja yang les di Budiwijaya, aku juga les disana lho.”
Ferdi : “Oooooo, jadi malu.”
Percakapan 3
Sinta : “Baiklah, sebelum kita memulai rapat hari ini, alangkah baiknya jika peserta diskusi
untuk duduk yang rapat dengan peserta lainnya.”
Nanda : “Maaf, Sin. Maksudmu apa?”
Rifqi : “Benar, Sin. masak peserta rapat disuruh duduk rapat. Kitakan sudah duduk di
ruang rapat. Jadi mengapa kami disuruh duduk rapat lagi?”
Sinta : “Begini lho teman-teman, duduk rapat itu adalah duduk saling berdekatan, tidak
berjauh-jauhan. Bukan berarti karena kalian duduk diruang rapat jadi disebut duduk
rapat.”
Ayu : “Benar, teman-teman. Pas belajar bahasa Indonesia di Budiwijaya, kami diajari
bahwa ada kata-kata yang bunyi dan tulisannya sama, namun kata tersebut
mempunyai arti yang berbeda. Itu dinamakan homonim.”
Dari ketiga dialog diatas, kita ketahui bahwa ada kata-kata yang mempunyai kemiripan baik dalam penulisan atau pengucapan. Namun, selain kemiripan ternyata kata-kata tersebut mempunyai perbedaan yang dibedakan dari penulisan, bunyi ujar dan arti yang terkandung. Untuk iitu kita harus mengetahui, jika
a. Homofon adalah kata yang sama bunyi namun berbeda tulisan dan arti.
b. Homograf adalah kata yang sama tulisan namun berbeda bunyi dan arti.
c. Homonim adalah kata yang sama bunyi dan tulisan namun berbeda arti.
Ferdi : “Eh, Farid kamu dari mana?”
Farid : “Oh Ferdi toh, aku dari Bank, Fer;”
Ferdi : “Bang Toyib atau bang Boski?” (sambil tertawa)
Farid : (tersenyum) “Kamu ini bercanda terus. Bang sama Bank itu berbeda,”
Ferdi : “Iya-iya aku tahu kok, arena kata guru bahasa Indonesiaku di Budiwijaya. Kata
bank dan bang memang mempunyai bunyi pengucapan yang sama, namun
ditinjau dari segi arti, kedua kata itu berbeda. Bang berarti kakak laki-laki
sedangkan bank adalah tempat penyimpanan uang. Nah kata tersebut disebut
dengan ………”
Farid : “Homofon !!!”
Ferdi : “Lho kok kamu tahu?”
Farid : “Memang kamu saja yang les di Budiwijaya, aku juga les disana lho.”
Ferdi : “Oooooo, jadi malu.”
Percakapan 3
Sinta : “Baiklah, sebelum kita memulai rapat hari ini, alangkah baiknya jika peserta diskusi
untuk duduk yang rapat dengan peserta lainnya.”
Nanda : “Maaf, Sin. Maksudmu apa?”
Rifqi : “Benar, Sin. masak peserta rapat disuruh duduk rapat. Kitakan sudah duduk di
ruang rapat. Jadi mengapa kami disuruh duduk rapat lagi?”
Sinta : “Begini lho teman-teman, duduk rapat itu adalah duduk saling berdekatan, tidak
berjauh-jauhan. Bukan berarti karena kalian duduk diruang rapat jadi disebut duduk
rapat.”
Ayu : “Benar, teman-teman. Pas belajar bahasa Indonesia di Budiwijaya, kami diajari
bahwa ada kata-kata yang bunyi dan tulisannya sama, namun kata tersebut
mempunyai arti yang berbeda. Itu dinamakan homonim.”
Dari ketiga dialog diatas, kita ketahui bahwa ada kata-kata yang mempunyai kemiripan baik dalam penulisan atau pengucapan. Namun, selain kemiripan ternyata kata-kata tersebut mempunyai perbedaan yang dibedakan dari penulisan, bunyi ujar dan arti yang terkandung. Untuk iitu kita harus mengetahui, jika
a. Homofon adalah kata yang sama bunyi namun berbeda tulisan dan arti.
b. Homograf adalah kata yang sama tulisan namun berbeda bunyi dan arti.
c. Homonim adalah kata yang sama bunyi dan tulisan namun berbeda arti.
Trik Lebah ( Trik LEBih mudAH)
Cara Muda Menghafal Homofon, Homograf dan Homonim
Homo … B T A
… fon ( f ) X - -
… graf ( g )
- X -
… nim ( n ) - - -
Keterangan:
B: Bunyi Untuk Menghafal Urutan
T: Tulisan a. Lajur : Baca Tulis Alquran (BTA)
A: Arti b. Kolom : Sesuai urutan abjad (FGN)
(x) : sama
( -) : beda
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Cara Muda Menghafal Homofon, Homograf dan Homonim
Homo … B T A
… fon ( f ) X - -
… graf ( g )
- X -
… nim ( n ) - - -
Keterangan:
B: Bunyi Untuk Menghafal Urutan
T: Tulisan a. Lajur : Baca Tulis Alquran (BTA)
A: Arti b. Kolom : Sesuai urutan abjad (FGN)
(x) : sama
( -) : beda
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
Rangkuman
materi bahasa indonesia kelas 8 semester 2
<![if !supportLineBreakNewLine]>
<![endif]>
<![if !vml]><![endif]> Rangkuman Materi Bahasa Indonesia
Kelas 8 Semester 2
1. Menemukan Pokok Berita
Berita adalah cerita atau
keterangan mengenai kejadian peristiwa yang hangat. Atau bisa disebut juga
kabar. Berita disiarkan lewat media cetak dan media elektronika. Wartawan dalam
meliput peristiwa berpedoman pada 5 W + 1 H (What, who, when,
where, why, dan how). Hasil jawaban dari pertanyaan itu dikemas dalam bentuk
berita.
Cara
menyimak berita antara lain, sebagai berikut:
1. Simak baik-baik berita yang
didengar;
2. Catat pokok-pokok beritanya;
3. Perluas pokok-pokok berita itu
dengan kalimat penjelas;
4. Menuliskan kembali isi berita
secara singkat,tapi jelas.
Contoh:
City
Farming dan Hidroponik Citra Pertanian Modern
Tribunnews.com,
Medan-Kian minimnya lahan pertanian di Medan akibatnya tingginya laju konversi
ke sektor perumahan harus segera ditindaklanjuti dengan menjalankan sistem
pertanian city farming dan hidroponik, yang sering disebut
sebagai sistem pertanian modern. Dari penuturan Manajer Riset
Development Information Communication and Technology Bitra Indonesia, Iswan
Kaputra, dua sistem pertanian tersebut sangat tepat diterapkan di Medan,
mengingat potensi lahan di kota ini kian deras. “Umumnya kalau untuk kawasan
perkotaan cocok menerapkan sistem hidroponik karena sistem ini tidak
membutuhkan media tanah hanya memerlukan tabung dan media air. Sementara untuk
wilayah urban atau pinggiran sesuai dengan sistem city farming karena
masih membutuhan media tanah untuk menanam,” ujar Kaputra di kantornya, Kamis
(24/5/2012).
Ø Pokok-pokok berita:
Apa : Sistem
pertanian city farming dan hidroponik
Siapa : Iswan
Kaputra
Di
mana : di
Medan
Kapan : Kamis
tanggal 24 Mei 2012
Mengapa : Karena
minimnya lahan pertanian akibat tingginya laju
konversi
ke sektor perumahan
Bagaimana : a.
Kawasan perkotaan cocok dengan sistem hidroponik.
b.
Kawasan pinggiran cocok dengan sistem city farming.
Ø Menyampaikan isi berita dengan
singkat dan jelas:
Iswan
Kaputra pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012 di Medan menyampaikan tentang
sistem pertanian city farming dan hidroponik. Hal itu untuk mengantisipasi
minimnya lahan pertanian akibat tingginya laju konversi ke sektor perumahan.
Sistem hidroponik cocok untuk perkotaan dan city farming untuk kawasan
pinggiran.
2. Diskusi
Diskusi merupakan suatu bentuk
kegiatan yang terdiri atas beberapa orang untuk bertukar pikiran atau pendapat
guna mencari pemecahan permasalahan.
Orang
yang memimpin diskusi disebut moderator. Notulis berperan
sebagai pencatat hasil diskusi. Orang yang menyajikan uraian dari tema
permasalahan adalah penyaji atau pembicara. Adapun penyajian
tersebut akan ditanggapi oleh peserta diskusi.
Cara
menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan adalah sebagai berikut.
a. Persetujuan adalah penyampaian
pendapat yang sama dengan topik yang dibahas.
Contoh:
· Saya sependapat dengan Saudara,
karena ...
· Saya sangat setuju dengan
pendapat Saudara ... sebab ...
· Menurut saya pendapat Saudara
benar ... karena ....
b. Sanggahan adalah penyampaian
pendapat yang berbeda dari peserta diskusi yang lain. Sanggahan disampaikan
secara santun agar tidak memicu emosi dan harus disertai alasan logis.
Contoh:
· Pendapat Anda sebenarnya baik,
tetapi.....
· Saya mempunyai pendapat berbeda
dengan Saudara. Menurut saya ....
· Pendapat saya berbedan dengan
pendapat Anda. Pendapat saya ....
c. Penolakan adalah penyampaian pendapat
yang tidak setuju dengan pendapat peserta lain.
Contoh
:
· Saya kurang setuju dengan
pendapat Saudara karena ....
· Maaf saya tidak setuju dengan
pendapat Anda sebab ....
<![if !vml]><![endif]> Bagaimana diskusi tentang
pemakaian HP di sekolah?
Penyaji/ Pembicara: Pemakaian
HP di sekolah memudahkan siswa dalam berkomunikasi dengan orang tua dan mencari
informasi di internet.
Persetujuan : Saya
sependapat dengan pendapat penyaji karena memang kita sudah memasuki budaya
digital sehingga pemakaian HP akan memudahkan dalam mencari informasi di
internet.
Penolakan : Saya
kurang setuju dengan pendapat Anda karena membolehkan siswa menggunakan HP di
sekolah akan mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar.
Sanggahan : Saya
memiliki pendapat berbeda dengan Saudara. Menurut saya, siswa berkomunikasi
dengan orang tua bisa menggunakan telepon sekolah. Adapun jika membebaskan
siswa menggunakan HP untuk berinternet sangat berisiko digunakan bermain.
3. Membawakan Acara
Apa
perbedaan pembawa acara (MC) dengan pengarah acara?
Pembawa
acara (pewara) adalah
orang yang bertugas membawakan acara dengan membacakan dan mengatur
jalannya acara dalam suatu kegiatan.
Pengarah
acara adalah
orang yang bertugas untuk merancang seluruh tata acara yang diselenggarakan.
Tugas
pembawa acara antara lain sebagai berikut.
1) Menyampaikan salam pembuka
2) Menyapa hadirin dengan urutan
yang benar.
3) Mengajak hadirin memanjatkan puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membacakan susunan acara.
5) Membawakan acara demi acara
dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.
6) Menyampaikan terima kasih dan
permohonan maaf kepada para hadirin.
7) Menutup acara dengan salam
penutup.
Hal
yang perlu diperhatikan :
a. Teknik olah vokal : lafal,
intonasi, dan ekspresi
b. Penampilan :
Membuka acara, mengantarkan acara, dan menutup acara
c. Sikap :
Komunikatif, aktif, dan percaya diri.
Kesalahan
dan pembenarannya dalam membawakan acara:
• Hadirin sekalian
…. : Hadirin
...
• Para Bapak-bapak
…. : Bapak-bapak
• Waktu dan tempat kami harturkan
…. : Kepadanya kami persilakan
• Menginjak acara berikutnya
.... : Menuju
acara berikutnya
• Untuk menyingkat waktu
... : Untuk
mengefektifkan waktu
Contoh
teks MC:
Assalamu'alaikum..
Wr. Wb.
Alhamdulillah... marilah
kita panjatkan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segenap
rahmatnya sehingga pada kesempatan kita bisa menghadiri acara ini.
Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari jalan yang penuh kegelapan menuju jalan yang terang-benderang.
Ustadz ... yang kami hormati.
Yang kami hormati Bp/Ibu.………………… sebagai camat/lurah.............
Yang kami hormati ketua Ta'mir serta seluruh pengurus Masjid..................
Yang kami hormati panitia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Yang saya hormati Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian
Perkenankanlah saya berdiri di hadapan Bapak/Ibu serta para hadirin, untuk menyampaikan susunan acara pada ..................
Bapak/Ibu serta hadirin yang berbahagia, adapun susunan acara yang akan dilangsungkan pada ................ adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an
3. Sambutan-sambutan
4. Tausiyah dan do’a
5. Penutup
Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari jalan yang penuh kegelapan menuju jalan yang terang-benderang.
Ustadz ... yang kami hormati.
Yang kami hormati Bp/Ibu.………………… sebagai camat/lurah.............
Yang kami hormati ketua Ta'mir serta seluruh pengurus Masjid..................
Yang kami hormati panitia peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Yang saya hormati Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian
Perkenankanlah saya berdiri di hadapan Bapak/Ibu serta para hadirin, untuk menyampaikan susunan acara pada ..................
Bapak/Ibu serta hadirin yang berbahagia, adapun susunan acara yang akan dilangsungkan pada ................ adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an
3. Sambutan-sambutan
4. Tausiyah dan do’a
5. Penutup
4. Membaca Ekstensif
Membaca
ekstensif adalah teknik membaca secara luas untuk mendapatkan informasi yang
sebanyak-banyaknya dari beberapa berita yang bertopik sama. Tujuannya adalah
mendapatkan informasi secara cepat.
Cara
membaca ekstensif:
a. Tentukan beberapa teks berita
yang bertopik sama
b. Bacalah sekilas judul
c. Dengan teknik skimming, tentukan
gagasan pokok.
d. Carilah kata kunci atau petunjuk
lain di teks
• Hal yang dicari ada 2 aspek :
a)
Mencari persamaan dan perbedaan informasi
• Isi
• Penyajian berita (5 W + 1 H)
b)
Menyimpulkan masalah utama
Contoh:
Teks
Berita 1
Lima
penumpang tewas dalam kecelakaan kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah
Abang. Peristiwa itu terjadi Selasa (16/1) pukul 00.06. Akibat peristiwa itu
perjalanan kereta api terganggu.
Teks
Berita 2
Selasa
(16/1) dini hari terjadi kecelakaan kereta api di dusun Gununglurah, Rancamaya,
Banyumas. Kereta api ekonomi Bengawan jurusan Solo-Tanah Abang terguling di
jembatan rel sungai Pager. Lima penumpang tewas dan lebih dari 100 orang
luka-luka.
Dilihat
dari dua berita di atas, masalah utamanya adalah kecelakaan kereta api jurusan
Solo-Tanah Abang pada hari Selasa tanggal 16 Desember.
5. Membaca Intensif
Membaca
intensif adalah membaca sebuah bacaan secara seksama/ teliti. Tujuan adalah
memahami secara mendalam informasi dalam bacaan.
Langkah-langkah
membaca intensif:
1.
Bacalah bacaan dengan cermat dan mendalam.
2.
Temukan informasi dalam bacaan (5W+1H).
3.
Catatlah permasalahan dalam bacaan
6. Pembacaan Teks Berita
Membacakan
berita terlihat sederhana tetapi memerlukan teknik yang baik dan benar. Membaca
berita dilakukan dengan teknik membaca nyaring. Hal yang perlu diperhatikan
adalah lafal, intonasi, penjedaan, irama, vokal, dan ekspresi yang tepat.
Langkah-langkah
membaca teks berita:
a. Membaca dalam hati teks berita
dan memahami isi.
b. Memberikan tanda jeda yang tepat.
Tanda
satu garis miring (/) : jarak satu ketukan ( antar kata)
Tanda
dua garis miring (//) : tempo dua ketukan (antar frasa).
Tanda
silang ganda (#) : antar kalimat dalam wacana.
c. Membaca dengan intonasi dan
pemenggalan yang tepat.
Contoh:
Selamat
pagi pemirsa,/ kembali bersama saya Suryo Dirojo /dalam
acara Liputan 9 Pagi /untuk menyampaikan berita-berita yang
teraktual dan terkini seputar Indonesia//
Pemimpin
Pegadaian Cabang Banyumanik/ Siswo Sumarsono/ menyerahkan bantuan kepada
Yayasan Muhammadiyah TK ABA/ yang diterima Kepala SD Muhammadiyah 16/ Kofani//
di Jalan Drs. Wahidin/ Semarang/ kemarin#
Berita
tadi menutup acara Liputan 9 pagi ini/, saya Suryo
Dirojo dan segenap kru yang bertugas /mengucapkan terimakasih /dan
sampai jumpa#
7. Penulisan Rangkuman
Rangkuman
adalah cara menyajikan karangan yang panjang dalam bentuk singkat.
Rangkuman
mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang.
Langkah-langkah
merangkum:
• Mengenali identitas buku/ bacaan.
• Membaca bacaan secara
keseluruhan.
• Menentukan gagasan utama bacaan.
• Menyusun pokok-pokok pikiran
menjadi inti sari cerita.
Merangkum
buku ilmu pengetahuan populer adalah mengambil inti sari dari buku pengetahuan
yang disukai banyak masyarakat dan menuliskan kembali dalam catatan singkat.
Buku ilmu pengetahua populer biasanya bahasanya ringan, komunikatif, dan isinya
mudah dipahami.
Contoh:
Judul
buku :
Bertanam Cabai Rawit dalam Polybag
Jumlah
halaman : 56
Penerbit :
Penebar Swadaya, Jakarta
Setiap lapisan masyarakat
Indonesia pasti mengenal cabai rawit. Tanaman ini seperti menjadi keperluan
pokok setiap keluarga. Pada saat musim hujan cabai rawit sangat
mudah dijumpai dan harganya murah. Pada musim kemarau cabai rawit harganya
mahal. Penyebab hal tersebut adalah penanaman pada musim kemarau menghasilkan
buah sedikit. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah penanaman
cabai rawit dalam polybag/ kantung plastik. Dengan cara tersebut
cabai rawit segar dapat tersedia setiap saat. Buku ini disusun agar
pembaca dapat memenuhi kebutuhan cabai rawit bagi rumah tangga sendiri dengan
memanfaatkan pekarangan.
8. Penulisan Berita
Berita
adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa/ kejadian yang faktual, penting,
menarik, dan menyangkut kepentingan pembaca. Berita dapat dikatakan bernilai
apabila berita tersebut cepat/ aktual, nyata/ faktual, penting, dan menarik.
Langkah
dalam menulis berita antara lain sebagai berikut,
a. Menentukan topik berita
b. Mengumpulkan data dengan
wawancara dan observasi
c. Mengklasifikasikan data
d. Menulis berita
Bentuk
penyajian berita adalah piramida terbalik. Hal ini agar mudah dalam pengeditan
berita dan pembaca menemukan isi berita.
Judul
→ Teras
berita (memuat informasi yang penting dan singkat)
<![if !vml]><![endif]>
→ Tubuh
berita (penjelasan proses peristiwa)
9. Slogan dan Poster
Poster adalah informasi berupa
gambar yang ditempelkan di tempat umum sebagai pengumuman atau iklan.
Slogan adalah kalimat yang pendek
dan menarik sehingga mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu.
Cara
menulis poster:
Poster
memiliki banyak jenis antara lain,
a. Poster kegiatan adalah
Pemberitahuan kepada khalayak tentang kegiatan yang akan diselengarakan.
b. Poster niaga adalah penawaran
produk tertentu agar masyarakat tertarik untuk membeli.
c. Poster pendidikan adalah
penyuluhan kepada masyarakat dengan tujuan mendidik.
d. Poster layanan masyarakat adalah
informasi yang berguna bagi masyarakat.
Cara
menulis slogan:
Slogan
harus dibuat semenarik mungkin dan biasanya dituangkan dalam poster, stiker,
spanduk, dsb. Penggunaan bahasa, bentuk tulisan, dan komposisi warna sangat
mempengaruhi. Kalimatnya singkat, rima, dan penuh makna.
Contoh:
§ Slogan lingkungan hidup =
MASIH PUNYA IMAN! JAGALAH KEBERSIHAN
§ Slogan pendidikan = MEMBACA
MEMBUKA JENDELA DUNIA
§ Slogan kesehatan = KESEHATAN
UNTUK MENIKMATI KESEHAHTERAAN
§ Slogan
motivasi =
SEMAKIN SULIT PERJUANGAN SEMAKIN BESAR KEMENANGAN
10. Unsur Intrinsik Novel
Novel adalah
cerita yang mengisahkan sisi utuh problematika kehidupan seseorang atau
beberapa tokoh. Novel dibangun oleh unsur yang membangun makna dari dalam
karya sastra yang diistilahkan unsur intrinsik. Unsur intrinsik novel meliputi
tema, penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat.
a. Tema
Tema
adalah gagasan utama cerita. Contoh, kemanusiaan, kekuasaan, kasih
sayang, kecemburuan, kebaikan, pelampiasan emosi, dsb. Cara menemukan
tema adalah mengidentifikasi masalah tokoh, menemukan
penyelesaian masalah, dan menyimpulkan tema.
b. Penokohan
Tokoh
merupakan orang yang memerankan cerita. Penokohan adalah cara pengarang dalam
menggambarkan watak atau karakter tokoh baik kedaan lahir maupun batin. Jenis
tokoh ada tokoh utama dan tokoh tambahan. Ada pula jenis tokoh protagonis,
tritagonis, dan antagonis.
Penggambaran
watak tokoh dilakukan dua cara yakni,
a) Melalui teknik analitik,
penelasan secara langsung oleh pengarang dalam cerita
b) Melalui teknik dramatik,
penjelasan secara tidak langsung melalui,penggambaran fisik, dialog tokoh,
lingkungan tokoh, jalan pikiran, dan diceritakan tokoh lain.
c. Latar
Latar
atau setting merupakan penggambaran tempat, waktu, dan suasana terjadinya
peristiwa dalam novel. Latar dibagi menjadi 3:
1. Latar tempat: menyaran pada
tempat seperti desa, sungai, jalan, hutan, dsb.
2. Latar waktu :menyaran pada waktu
seperti malam, sore, pagi, musim hujan,
3. Latar sosial: menyaran pada
perilaku kehidupan sosial masyarakat seperti adat, tradisi, kebiasaan,
keyakinan, status sosial, dsb.
d. Alur
Alur
disebut pula plot. Alur adalah rentetan peristiwa yang terjalin dalam cerita.
Ada lima tahapan alur:
a) Tahap pengenalan
situasi : Penggambaran suasana cerita.
b) Tahap pemunculan konflik: Masalah awal.
c) Tahap peningkatan
konfliks : Masalah semakin
berkembang.
d) Tahap
klimaks : Pertentangan antar tokoh
e) Tahap
penyelesaian : Penyelesaian masalah.
Mengidentifikasi
alur dengan menjelaskan peristiwa yang terjadi di setiap tahapan alur. Kemudian
menyimpulkan gambaran umum alur cerita.
Tokoh
mengalami konflik dalam cerita. Persoalan yang dihadapi tokoh disebut konflik.
Ada 3 jenis konfilk yakni,
1) Konflik batin adalah konflik
manusia dengan dirinya sendiri
2) Konflik sosial adalah
pertentangan manusia dengan sesama manusia
3) Konflik lingkungan adalah
pertentangan manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Ada
3 jenis alur antara lain
1) Alur maju (progresif)
adalah alur yang menunjukkan cerita, mulai dari tahap perkenalan,
penampilan masalah, dan tahap penyelesaian
2) Alur mundur (regresif)
adalah alur yang menceritakan masa lampau
3) Alur campuran adalah penggabungan
antara alur maju dan mundur.
e. Sudut pandang
Sudut
pandang merupakan posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Sudut
pandang ada 2:
§ Sudut pandang orang
pertama : pengarang berperan sebagai orang pertama (metode aku).
§ Sudut pandang orang ketiga :
pengarang sebagai pengamat. Memakai ia, dia, atau nama orang.
(metode diaan)
f. Amanat
Amanat
merupakan ajaran moral yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui
karyanya. Untuk mendapatkan amanat maka harus dibaca cerita secara tuntas
berulang kali. Contoh amanat adalah pentingnya menghargai tetangga,
hendaknya menyantuni tetangga yang miskin.
11. Puisi
Puisi
adalah karya sastra menggunakan kata-kata yang indah dan kaya akan makna.
Penyusunan bahasanya terikat oleh rima, matra, irama, dan larik serta bait.
— Unsur-unsur puisi
a. Struktur
fisik : Tipografi, Kata konkret , Diksi , Imaji , Gaya
Bahasa , Rima/irama
b. Struktur
batin : Tema , Nada, Perasaan/suasana , Amanat
Keterangan
Struktur Fisik:
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang
dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi
erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan
kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,
pendengaran, dan perasaan.
Imaji
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
a) imaji suara (auditif), : Kicau
burung bersahut-sahutan
b) imaji penglihatan (visual):
Birunya langit tak sebiru hatiku
c) imaji raba atau sentuh (imaji
taktil). : Halusnya sutra berpadu dengan kasihmu.
Gaya
bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek
dan menimbulkan konotasi tertentu. Adapaun macam-amcam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, hiperbola,
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada
puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup aliterasi (pengulangan
huruf/kata) dan asonansi (pengulangan bunyi
Keterangan
Struktur Batin
Tema/makna : gagasan utama penyair
dalam puisi. Tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme.
Rasa
(feeling), yaitu
sikap penyair dalam puisinya. Seperti kegelisahan, kerinduan, dan
sebagainya
Nada
(tone), yaitu
sikap penyair terhadap pembacanya. Contoh: Nada kritik dengan suasara
pemberontakan.
Amanat yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca.
12. Menulis puisi dengan unsur
persajakan
Kegiatan
menulis puisi diawali dengan menemukan ide. Ide bisa dari mana saja.
Selanjutnya, mengembangkan dalam bentuk kosa kata yang banyak. Menyusun
kata-kata tersebut menjadi puisi. Penyusunan puisi memperhatikan sajak/ rima.
Rima ada dua jenis yaitu,
a. Rima dalam yaitu persamaan bunyi baik vokal
maupun konsonan pada satu baris kalimat. Contoh: senja samar sepoi
b. Rima akhir yaitu persamaan bunyi pada
akhir baris.
Contoh: Ke
manakah jalan
mencari
lindungan
KELAS IX
RINGKASAN
MATERI BAHASA INDONESIA KELAS IX (SEMBILAN)
Menyimpulkan
Isi Dialog Interaktif
Informasi dapat kalian peroleh
melalui berbagai cara, baik secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara yang
dapat kalian lakukan untuk mendapatkan informasi secara lisan yaitu melalui
kegiatan menyimak dialog interaktif.
Dialog interaktif adalah
percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa
dan pendengar melalui telepon. Ada pun narasumber yang dipilih adalah orang
tahu yang persis tentang informasi yang ingin disampaikan. Selain itu, kalian
juga dapat memperoleh informasi dengan bertindak sebagai pihak yang pasif,
yaitu mendengarkan dengan saksama suatu kegiatan dialog interaktif yang
dilakukan oleh orang lain. Dari kegiatan mendengarkan tersebut kalian dapat
mencatat hal-hal penting dan menyimpulkan isi dialog yang kalian dengarkan itu.
Sama halnya dengan berita, dalam
dialog interaktif kalian juga harus menerapkan prinsip 5W+ 1H berikut ini.
what : apa yang didialogkan who :
siapa yang berdialog when : kapan dialog dilakukan where : di mana dialog why :
mengapa dialog dilakukan how : bagaimana hasil dialog tersebut
Mengkritik
atau Memuji Berbagai Karya
Mengkritik dapat diartikan
sebagai kegiatan mengemukakan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang
disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut. Akan
tetapi, sebuah kritikan oleh orang-orang sering dikaitkan dengan hal-hal yang
buruk saja, sedangkan untuk hal-hal yang bagus sering disebut pujian. Baik
kritikan ataupun pujian hendaknya selalu diutarakan dengan alasan yang logis
dan bahasa yang santun sehingga tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik
atau dipuji. Apabila kalian mengkritik atau memuji sebuah karya seni atau
produk disertai dengan alasan yang logis, tentunya pencipta seni atau produsen
produk tersebut tidak akan tersinggung.
Mencermati Ekonomi, Pasar, dan
Uang 5
Perhatikanlah ilustrasi berikut!
Pada suatu hari murid-murid kelas
IX SMP Tunas Muda ditugasi gurunya untuk melihat pameran pembangunan dan membuat
laporan. Usai melihat pameran itu mereka berbincang-bincang tentang pameran
tersebut.
Yadi : “Yud, ramai ya pengunjung
pameran tadi.” Yudi : “Iya, Yad. Yang dipamerkan pun bermacam-macam.” Yadi :
“Kamu benar Yud, kamu tadi memerhatikan tidak lukisan harimau yang sedang
menerkam kijang. Wah, sungguh indah lukisan itu. Warna lukisannya pas dan
kelihatan hidup sekali.” Yudi : “Kamu benar, Yad, maklum itu kan karya pelukis
terkenal. Jadi, ya tentu baik dan indah. Eh, Yad, kamu tadi melihat di bagian
mebel tidak?” Yadi : “Ya, melihat. Meja, kursi, dan lemari yang dipajang di
situ harganya mahal-mahal.” Yudi : “Bukankah yang di sebelah kiri harganya agak
lebih murah, Yah!
Pada ilustrasi tersebut terdapat
pernyataan yang berisi pujian. Pujian itu diucapkan oleh Yadi. Dalam pujian itu
Yadi juga menyebutkan alasan mengapa ia memuji lukisan itu. Selain memuji
lukisan, Yadi juga mengucapkan kritikan. Yadi mengkritik pameran mebel yang
harganya mahal-mahal, dan ketika Yudi mengatakan bahwa yang sebelah kiri harganya
murah dijawab Yadi, bahwa yang murah buatannya kurang baik, kurang halus, dan
peliturnya lecet-lecet. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
memuji atau mengkritik, seseorang harus menyebutkan alasan mengapa suatu barang
atau karya seni dianggap baik atau tidak baik.
Latihan
Perhatikan contoh dialog di atas,
kemudian kerjakanlah tugas-tugas berikut!
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Menurut kalian, kritikan dan
pujian dalam dialog di atas sudah logis dan santun atau belum? Jelaskanlah!
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Perhatikanlah meja dan kursi di
kelas kalian, kemudian majulah ke depan kelas dan berikanlah pujian atau
kritikan kalian tentang meja dan kursi tersebut dengan alasan yang logis!
Menganalisis
Nilai-nilai Kehidupan dalam Cerpen
Cerpen merupakan salah satu
bentuk karya sastra yang berwujud prosa. Cerpen ada yang bersifat fiktif dan
nonfiktif. Cerita yang ditampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya sepenggal
peristiwa yang terjadi pada seseorang dan fokus cerita terletak pada tokoh
utamanya. Cerpen biasanya juga diterbitkan dan dibukukan dalam bentuk kumpulan
yang disebut buku kumpulan cerpen. Akan tetapi, sebelum kalian berlatih meng-
analisis nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen,
terlebih dulu kalian harus memahami tentang unsur-unsur intrinsik yang ada di
dalamnya. Pada umumnya, unsur intrinsik cerpen meliputihal-halberikut ini.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Tema adalah sumber gagasan/ide
cerita atau gagasan pokok yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Alur
adalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Ada alur maju,
alur mundur, dan alur gabung (gabungan dari alur maju dan alur mundur).
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Tokoh
adalah pelaku-pelaku dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi tiga, yakni
protagonis (tokoh utama), antagonis (tokoh penentang), dan tritagonis (tokoh
ketiga).
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Sudut
pandang adalah tempat atau titik dari mana seseorang melihat objek karangan.
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Latar
adalah waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang dalam
menyusun cerita.
<![if !supportLists]>6. <![endif]>Amanat
adalah pesan moral yang terdapat dalam cerita. Bila kalian cermati, tokoh-tokoh
di dalam cerpen mempunyai sifat dan melakukan aktivitas seperti kehidupan
manusia sesungguhnya. Dengan kata lain, cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan
yang dapat diambil dari peran masing-masing tokoh dalam isi cerpen tersebut. Di
dalam setiap karya sastra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang
dapat diteladani atau dipetik hikmahnya.
Ada
pun nilai-nilai tersebut antara lain:
<![if !supportLists]>1. <![endif]>nilai
moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
<![if !supportLists]>2. <![endif]>nilai
kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
<![if !supportLists]>3. <![endif]>nilai
etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi
bahasa, sopan santun; dan
<![if !supportLists]>4. <![endif]>nilai
estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan keindahan.
Contoh cerpen
Nasi Goreng
Oleh: Duryatin Amal
Rima dan Ramli tinggal bertiga
dengan ibu mereka. Rima kini baru masuk SMA. Dan Ramli naik ke kelas VII SMP.
Ibu mereka bekerja sebagai pencuci pakaian di beberapa rumah besar. Walaupun
demikian, Rima dan Ramli tetap bercita- cita tinggi. Mereka selalu rajin
belajar dan tidak putus asa. Tahun ini, Rima sangat bangga, karena ia diterima
di salah satu SMA favorit. Rima harus menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa)
selama tiga hari pertama. Pada masa itu, ia bisa berkenalan dengan siswa
lainnya. Juga dengan kakak kelas dan dengan program sekolahnya. Pada hari kedua
MOS, Kak Mimi, salah satu kakak OSIS memberi pengumuman, "Adik-adik kelas
sepuluh, besok ada acara tukaran makanan. Jadi kalian semua harus bawa makanan
sendiri-sendiri. Nantinya akan saling ditukarkan!" "Kak, makanannya
misalnya apa, Kak?" tanya salah seorang anak. "Oh, ya! Harus nasi
lengkap dengan lauk dan sayuran. Harganya minimal Rp2.000,00." Setelah Kak
Mimi pergi, Rima jadi bingung sendiri. Dia akan membawa nasi dan lauk apa? Di
rumahnya tak ada lauk yang enak dan istimewa. Paling hanya tempe dan tahu. Di
rumah biasanya Rima menambahkan kecap di nasi putihnya. Itu sudah terasa nikmat
sekali baginya. Tapi kalau Rima membawa menu seperti itu ke sekolah, ia takut
diejek kawan-kawannya. Setiba di rumah, Rima menceritakan tugasnya itu kepada
ibu. "Rim, sekarang ibu mau kerja dulu. Kamu saja yang memikirkan menu apa
yang akan kamu bawa. Kalau bisa yang murah-murah saja. Agar ibu sanggup
membelinya," kata ibu. Namun, sampai ibunya pulang kerja, Rima belum juga
menemukan jalan keluarnya. Untungnya pada saat sedang belajar malam, ia
menemukan ide. Rima bergegas menemui ibunya. "Bu, bagaimana kalau besok
Rima bawa nasi goreng saja? Murah dan mudah kan, Bu?" ujar Rima.
"Benar juga. Kalau begitu, besok pagi- pagi akan ibu buatkan nasi
goreng," kata ibu sambil menguap. Rima iba melihat ibunya. Ibu Rima
sebenarnya belum terlalu tua. Namun karena ia bekerja sangat keras, wajahnya
tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Paginya, Rima membantu ibunya memasak
nasi goreng. Nasi goreng itu lalu dibungkus dengan daun pisang yang diambil
dari kebunnya. "Terima kasih, ya, Bu. Rima berangkat dulu, ya!" pamit
Rima pada ibunya. Dengan gembira ia mengayuh sepeda tuanya menuju ke sekolah.
Beberapa saat kemudian, Rima sudah berada di dalam kelas. Setelah beberapa saat
berlalu, akhirnya tibalah acara yang dinanti-nanti Rima. Acara pertukaran
makanan.
"Adik-adik kelas sepuluh,
sudah bawa makanan semua, kan?" tanya kakak OSIS. "Sudah Kak!"
jawab murid-murid kelas sepuluh serentak. Makanan yang dibawa murid-murid lalu
dikumpulkan di meja guru. Rima mulai tegang. Bagaimana jika makanannya jatuh
pada temannya yang kaya? Apa dia mau memakan nasi gorengnya yang sederhana?
Rima takut kalau-kalau teman-temannya mencemooh masakan itu. Akhirnya saat
pembagian makanan pun tiba. Rima mendapat makanan dari Rio. sedangkan nasi
goreng bungkusannya diterima Miranda. Rima tidak langsung membuka kotak bekal
dari Rio. Ia melirik ke arah Miranda yang membuka bungkusan nasi gorengnya itu.
"Wow, nasi goreng! Aku suka sekali nasi goreng! Wah kelihatannya
enak!" sorak Miranda. Rima melihat Miranda memakan sesendok nasi
gorengnya. "Wow, enak sekali! Punya siapa ini?" tanya Miranda.
"Itu punyaku," jawab Rima. "Oh, kamu Rima, ya?"
"Iya," jawab Rima singkat. "Rim, siapa yang memasak nasi goreng
ini?" tanya Miranda. "Ibuku," sahut Rima sedikit lega.
"Kebetulan, lusa ulang tahunku. Aku sedang cari makanan katering. Apa
ibumu mau menerima pesanan nasi goreng seperti ini?" tanya Miranda.
"Bisa! Tentu saja bisa!
Nanti akan aku bicarakan dengan ibuku," sahut Rima senang. Rosa dan Maya
mendekati Miranda dan Rima. "Oh, ini ya, nasi gorengnya! Boleh
kucoba?" kata Rosa sambil menyendok sedikit nasi goreng. "Wah, enak
sekali! Ibuku kan bekerja di kantor. Kebetulan ibu sedang bingung mencari
katering untuk makan siang di kantornya! Ibuku pasti senang kalau bisa memesan
nasi goreng seperti ini," kata Rosa. "Oh, tentu saja bisa!"
jawab Rima. Kabar ini cepat menyebar. Sampai pada saat istirahat kedua, saat
Rima sedang jalan di kantin, ibu penjual di kantin bertanya. "Kamu Rima,
ya?" tanyanya. "Iya, Ada apa, Bu?" tanya Rima heran.
"Begini, ibu mau pesan nasi goreng buatan ibumu yang katanya enak itu. Mau
ibu jual di kantin ini. Kalau bisa, lusa ibu pesan lima puluh bungkus dulu.
Kalau laris, nanti ibu akan pesan lebih banyak lagi!" "Oh, ya?
Baiklah, nanti saya tanyakan ke ibu!" jawab Rima senang. "Oh, ya
nanti modalnya ini ada sedikit uang," ibu kantin menyodorkan sejumlah
uang. Sampai di rumah, Rima berlari-lari mendekati ibunya yang sedang memasak.
Ia bercerita tentang pesanan nasi goreng yang diterimanya tadi. "Oh, Ibu
senang sekali!" Ibu memeluk Rima. Mereka sangat bersyukur untuk berkat
Tuhan hari itu. (dikutip dengan pengubahan)
Menulis
Cerpen berdasarkan Peristiwa Nyata
Menulis cerpen harus banyak
berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerpen hanya direkayasa oleh
pengarangnya. Demikian pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu.
Waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh
pengarang. Oleh karena itu, cerpen (dan semua cerita fiksi) disebut cerita
rekaan.
Cerita dalam cerpen mungkin saja
terjadi sebab bahan baku cerpen memang bisa berasal dari kisah yang benar-benar
terjadi dalam masyarakat. Boleh jadi, bahan baku cerpen benar-benar dialami
sendiri oleh pengarangnya. Kisah nyata yang benar-benar terjadi itu oleh
pengarangnya diolah, yaitu ditambah, dikurangi, digabungkan, diubah nama
pelakunya, diganti tempat terjadinya, dan lain-lain. Akan tetapi, semua bahan
baku yang semula benar-benar terjadi itu setelah diolah oleh pengarang dalam
bentuk cerpen, menjadi cerita fiksi, cerita khayal, atau cerita rekaan. Jika
akan menulis cerpen, yang pertama-tama kalian lakukan adalah mencari dan
menentukan tema. Tema cerita tersebar luas di sekeliling kalian, bahkan juga di
dalam diri kita. Apa yang pernah kalian alami, lihat, dengar, rasakan,
bayangkan, dan lain-lain dapat kalian pilih menjadi tema cerpen. Tema yang
kalian pilih tentu saja tema yang menarik, terutama menarik bagi diri kalian
dan kalian perkirakan juga menarik bagi orang lain. Setelah tema kalian
tentukan, tema itu harus kalian rinci lebih dahulu karena tema masih berupa ide
pokok. Bila tema langsung dikembangkan menjadi sebuah cerpen, penulisan cerpen
masih akan mengalami banyak kesulitan. Oleh karena itu, tema harus dirinci, dijabarkan
lebih lanjut, apa saja yang akan diceritakan. Setelah menjabarkan tema, kita
perlu mempertegas peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi dalam cerpen.
Peristiwa-peristiwa itu kemudian kalian susun demikian rupa sehingga membentuk
plot cerita. Plot atau alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang sambung-
menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat. Dalam sebuah
cerita terdapat berbagai peristiwa. Akan tetapi, peristiwa-peristiwa dalam
cerita itu tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan antara peristiwa satu dengan
peristiwa lainnya. Rangkaian peristiwa itulah yang membentuk plot atau alur
cerita.
Bacalah pengalaman Wayan berikut
ini.
Celengan Ayam
Celengan ayam itu
kutimang-timang. Terasa berat di tanganku. Mungkin sudah ada beratus-ratus uang
logam dan lembaran ribuan di sana. Mungkin juga
sudah cukup untuk membeli
playstation impianku. Tapi ... kembali terngiang ucapan ibu tadi siang.
"Yan, bagaimana menurutmu
kalau celengan ayammu tidak usah kamu gunakan untuk membeli playstation?"
ucap ibu lirih. "Lalu mau digunakan untuk apa, Bu?" "Ibu
mempunyai rencana untuk memperluas kios kita dengan barang- barang kebutuhan
rumah tangga lainnya. Kamu mengerti maksud ibu bukan, Yan?" "Iya,
Bu." Ah seandainya saja ayah masih ada. Tentu ibu tidak perlu bersusah
payah membuka kios seperti itu. Seandainya saja ... . Dengan pelan-pelan kuelus
celengan ayam itu. Ada rasa sayang untuk merelakan satu-satunya benda yang
kumiliki itu. Celengan yang kumiliki sejak kelas VII SMP. Setiap hari aku
mengisinya dengan
uang saku yang diberikan ayah.
Sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya menjadi seberat ini. Haruskah kubuka
celengan itu untuk kuberikan pada ibu? Sekelebat wajah ibu membayang di
pikiranku. Aku kasihan padanya. Sejak ayah meninggal. Ibu terlihat semakin
bertambah tua, mungkin karena beban berat yang harus ditanggungya. Kubulatkan
niatku untuk merelakan celengan ayam itu. Untuk terakhir kali kuelus celengan
itu. Selamat tinggal playstation. Perlahan kuangkat celengan itu dan kubanting
ke lantai. Pyaar ... . Celengan itu pecah berkeping-keping. Uang logam dan
lembaran uangkertas berserakan di lantai. Kupungut satu per satu untuk
kuhitung. ........................................
Rangkuman
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Dialog interaktif adalah
percakapan yang dilakukan di televisi atau radio yang dapat melibatkan pemirsa
dan pendengar melalui telepon.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Kritikan sering dikaitkan dengan
hal-hal yang buruk saja, sedangkan untuk hal-hal yang bagus sering disebut
pujian. Kritikan ataupun pujian hendaknya selalu diutarakan dengan alasan yang
logis dan bahasa yang santun.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen dapat diambil dari peran masing-masing
tokoh. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat dijadikan teladan bagi pembacanya.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Langkah-langkah yang dapat kalian
lakukan untuk menulis cerpen yaitu menentukan tema, merinci tema, mempertegas
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dalam cerpen, merangkai
peristiwa-peristiwa tersebut membentuk plot atau alur cerita.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Imbuhan -man merujuk pada
laki-laki atau perempuan. Imbuhan -wan merujuk pada laki-laki. Imbuhan -wati
merujuk pada perempuan.
Menemukan
Tema dan Pesan Syair
Tahukah kalian tentang syair?
Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Per- sia (sekarang
Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam.
Kata syair berasal dari bahasa Arab syu'ur yang berarti perasaan. Kata
syu'urberkembang menjadi kata syi'ru yang berarti puisi dalam pengertian umum.
Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan
tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi
sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di
negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu
adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung
Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Menurut isinya, syair dapat
dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Syair Panji Syair panji
menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang
yang berada atau berasal dari dalam istana. Contoh syair panji adalah Syair Ken
Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang
dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Syair
Romantis Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada
cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni
Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang
ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk
bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan
ibunya, yang telah membuang dirinya.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Syair
Kiasan Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-
buahan. Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa
tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya
menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau
seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan".
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Syair
Sejarah Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian
besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah
Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang
antara orang-orang Makassar dengan Belanda. Jeda Info Syair berbahasa Arab yang
tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al
Saleh di Aceh, bertarikh 1297 M.
<![if !supportLists]>5.
<![endif]>Syair Agama Syair agama merupakan
syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b)
syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayat cerita nabi, dan (d) syair
nasihat.
Perlu kalian ketahui, setiap
syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kalian simpulkan
setelah memahami isi sebuah syair. Pada Materi A ini kalian akan belajar
menyimpulkan tema dan pesan syair.
Dengarkanlah pembacaan Syair
Pesanan Ayahanda berikut dengan saksama! Selama kalian menyimak, tutuplah buku
ini dan catatlah kata-kata sukar yang tidak kalian ketahui artinya!
Dengarkan tuan ayahanda berperi,
Kepada anakanda muda bestari, Jika benar kepada diri, Nasihat kebajikan
ayahanda beri.
Syair pesanan Ayahanda
Ayuhai anakanda muda remaja, Jika
anakanda mengerjakan raja, Hati yang betul hendaklah disahaja, Serta rajin pada
bekerja.
Menjalankan kerja janganlah
malas, Zahir dan batin janganlah culas, Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.
Jika anakanda jadi besar, Tutur
dan kata janganlah kasar, Janganlah seperti orang sasar, Banyak orang menaruh
gusar.
Tutur yang manis anakanda tuturkan,
Perangai yang lembut anakanda lakukan, Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Perasaan orang anakanda fikirkan.
Kesukaan orang anakanda cari,
Supaya hatinya jangan lari, Masyurlah anakanda dalam negeri, Sebab kelakukan
bijak bestari.
Nasihat ayahanda anakanda
fikirkan, Keliru syaitan anakanda jagakan, Orang berakal anakanda hampirkan,
Orang jahat anakanda jauhkan.
Setengah orang fikir keliru,
Tidak mengikut pelajaran guru, Tutur dan kata haru biru, Kelakuan seperti
anjing pemburu,
Tingkah laku tidak kelulu,
Perkataan kasar keluar selalu, Tidak memikirkan orang empunya malu, Bencilah
orang hilir dan hulu.
Itulah orang akalnya kurang,
Menyangka dirinya pandai seorang, Takbur tidak membilang orang, Dengan manusia
selalu berperang.
(Sumber:http://penyair.wordpress.com,
2008)
Memusikalisasi
Puisi
Puisi merupakan salah satu hasil
karya sastra yang dapat menjadi wahana curahan perasaan pengarang, ide atau
gagasan, serta dapat pula sebagai media untuk menyuarakan hati nuraninya.
Pengungkapan bahasa dalam puisi sering menggunakan makna-makna simbolis,
sehingga tidak jarang terjadi penafsiran makna yang berbeda-beda dalam memaknai
sebuah puisi. Puisi dapat mengekspresikan emosi, suasana hati, rasa pesona,
kagum, keresahan, kegelisahan, dan suasana hati lainnya. Dengan puisi,
seseorang akan lebih sadar akan dirinya untuk mengamati, mengagumi, atau
memikirkan lingkungan dan alam di sekitarnya. Kalian dapat mengambil beberapa
manfaat dari puisi antara lain:
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>menggugah perasaan lebih dalam,
<![if !supportLists]>2. <![endif]>membangkitkan
imajinasi,
<![if !supportLists]>3. <![endif]>mendorong
orang lebih mampu berpikir dan menggerakkan pikiran,
<![if !supportLists]>4. <![endif]>menimbulkan
kesenangan dan hiburan. Berbeda dengan karya-karya sastra yang lain (seperti:
prosa, cerpen, roman, dan novel), puisi merupakan karya sastra yang sangat
menonjolkan keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kepadatan bentuk. Selain
itu, hanya puisi yang dapat dimusikalisasi, sedangkan karya sastra tertulis
yang lain tidak dapat. Musikalisasi puisi yaitu membaca puisi dengan diiringi
musik yang sesuai dengan tema dan suasana yang tergambar dalam puisi tersebut.
Pada Pelajaran ini, kalian akan dilatih untuk memahami puisi lewat musikalisasi
puisi.
Musikalisasi
puisi adalah bentuk penyampaian puisi dengan diiringi irama musik. Tujuannya
untuk memperkenalkan puisi kepada masyarakat luas. Cara ini bukanlah hal baru,
tepatnya telah dipelopori oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang menyanyikan
puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono yang ada dalam buku antologi puisi
"Hujan Bulan Juni". Bentuk apresiasi puisi seperti ini sampai
sekarang masih mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Banyak musikus dan
penyanyi yang telah melakukannya, baik dalam bentuk pementasan maupun rekaman.
Bahkan puisi karya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun telah diubah menjadi
bentuk musikalisasi dan dinyanyikan oleh Widi AB Three.
Berikut
ini ada beberapa hal yang harus kalian lakukan agar kalian dapat memusikalisasi
puisi secara baik.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Menentukan
puisi yang akan dimusikalisasi.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Mengapresiasi
puisi yang telah ditentukan. Mengapresiasi puisi artinya mencermati secara
sungguh-sungguh sebuah puisi hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan
pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Memerhatikan
kesusastraan isi puisi dengan suasana yang dibangun.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Menentukan
alat musik yang digunakan untuk mengiringi musikalisasi puisi. Alat musik yang
akan kalian gunakan dapat berupa gitar, gendang, keyboard, dan sebagainya.
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Menentukan
notasi nada yang akan digunakan. Notasi nada tersebut dapat berbentuk notasi
angka ataupun notasi balok. Guna notasi untuk mempermudah melagukan puisi
tersebut. Tentunya mengubah sebuah puisi menjadi musikalisasi bukanlah hal yang
mudah. Oleh sebab itu, kalian harus rajin berlatih. Berikut ini adalah contoh
puisi yang dapat kalian gunakan untuk belajar memusikalisasi puisi.
Hayatilah Sayang
Karya: Yant Mujiyanto
Hayati, rasa serta renungkan Duka
mahapedih sedalam samudra Oleh gelombang tsunami yang gemuruh menerjang Yang
merenggut dan memorakporandakan segalanya Semoga, dengan semua itu Terketuklah
pintu hatimu Untuk ikhlas berbagi Menyantuni Merawat dan merengkuh penuh kasih
sayang Mereka yang kini terlunta Seraya engkau pun merasa perlu berpuasa Dari
menempuh hidup sekadar berhura-hura Berbahagialah kita Yang mampu mengambil
hikmah Atas musibah Yang datang melanda
(Dikutip dari: Indonesia
Menangis, 2005)
S
Membaca
Memindai Indeks Buku
Pada buku-buku pelajaran dan
pengetahuan umum, pasti dilengkapi dengan halaman indeks. Indeks diperlukan
untuk memudahkan pembaca mencari nama, dan istilah yang disebutkan dalam buku.
Jadi, jika seseorang ingin memeriksa istilah tertentu dalam buku, orang itu
cukup membuka halaman indeks, kemudian tinggal mencari letak halaman tentang
istilah yang ingin ditemukan tersebut. Halaman indeks terletak paling belakang
yaitu sesudah halaman daftar pustaka. Pada dasarnya, ada empat hal berikut ini
yang dimasukkan dalam indeks buku.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Indeks nama (indeks pengarang).
Seperti halnya daftar pustaka, nama orang dalamindeks nama penulisannya tidak
dibalik. Akan tetapi, untuk nama orang asing pe- nulisannya dibalik.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Indeks
topik (subjek/istilah). Biasanya, yang dimasukkan dalam indeks topik adalah
istilah-istilah yang berhubungan dengan isi buku yang bersangkutan. Jadi, jika
buku itu mengenai ilmu bahasa, yang dimasukkan dalam indeks adalah
istilah-istilah ilmu bahasa.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Perincian
indeks topik. Dalam indeks topik, biasanya terdapat beberapa subjek/istilah
yang ada rinciannya. Rincian tersebut merupakan istilah-istilah yang ada
hubungannya dengan subjek/istilah yang ada dalam indeks topik tersebut.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Nomor halaman di mana nama,
topik, atau rincian dari topik tersebut berada. Jeda Info Indeks adalah daftar
kata atau istilah penting yang terdapat dalam cetakan dan tersusun menurut
abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu
ditemukan.
Kekompakan kelompok Kesesuaian
musik pengiring dengan suasana puisi Ekspresi anggota kelompok Penghayatan isi
puisi
Indeks disusun secara alfabetis
(diurutkan sesuai abjad), dimulai dari A dan diakhiri huruf Z. Jadi, nama
orang, topik, dan rincian topik yang dimulai dengan huruf A dikumpulkan menjadi
satu. Setelah itu, disusun berdasarkan urutan huruf nama yang lebih dahulu
muncul, begitu seterusnya. Demikian pula dengan nama orang, topik, dan rincian
topik yang dimulai dengan huruf B, C, D, dan seterusnya. Perhatikanlah contoh
indeks berikut!
Indeks
Epidemi 3: 86; 10 : 155
epidemiologi 3: 86 epidermis 6: 34; 9: 1 epididimis 5: 123 epifit 4: 110; 5:
62; 7: 164 anggrek 1: 86 epifragma 9: 114 epiglotis 8: 67 epigrafi 8: 120 epik
8: 141 Epilepsi 3: 87 epilog 5: 61 Episcoporum Confenrentia 6: 42 episentrum 3: 172 bumi
3: 170 episkyros 9: 85
Epistemologi 3: 88; 123, 124; 8: 99
(Sumber: Ensiklopedi Umum untuk
Pelajar Jilid 11, 2005)
Setelah memerhatikan contoh
tersebut dapat diketahui bahwa setiap kali menuliskan indeks pengarang, topik,
ataupun rincian topik pasti diikuti dengan penulisan nomor halaman di mana
istilah atau nama tersebut berada.
Menyunting
Karangan
Sebuah teks (buku, bacaan, atau
laporan) kadang-kadang pemakaian bahasanya belum tentu benar semua. Semua itu
disebabkan penulis, editor, bahkan orang yang mengetik teks tersebut hanyalah
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Ada pun yang dimaksud kesalahan
di sini adalah penyimpangan dari kaidah bahasa. Kesalahan bahasa biasanya
terjadi di segi penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), kalimat
yang tidak efektif, dan paragraf yang kurang padu. Kesalahan-kesalahan tersebut
dapat diketahui dalam kegiatan menyunting atau memperbaiki teks. Sebagai
seorang pelajar, kalian perlu berlatih menyunting suatu teks (misal: laporan
peristiwa). Oleh karena itu, pada pelajaran ini kalian akan dilatih untuk
menyunting sebuah laporan peristiwa. Perhatikanlah laporan peristiwa kegiatan
kemanusiaan yang belum benar cara penulisannya berikut!
Korban Banjir Gembira Dapat
Dandang Sumbangan pembaca Jawa Pos kembali disalurkan kepada warga Dusun
Ngompro dan Pilang, Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, Ngawi. Bantuan itu
berwujud 50 kompor minyak, 275 dandang (wadah untuk menanak nasi), 120 pak buku
tulis, 120 paket alat tulis, 92 stel seragam SD dilengkapi topi dan dasi, 10
seragam pramuka siswa MI, serta 48 keleng susu. Selain daripada itu, masih ada
satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan
alat tulis. "Alhamdulillah, Kami senang karena selama ini belum pernah ada
bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, kepala Dusun
Ngompro, kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun (grup Jawa Pos). Bantuan
susu akan diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita. Bantuan diserahkan
GM Radar Madiun H.M. Kahono Teguh S. dan dihadiri Bupati Ngawi H Harsono,
Koordinator Satlak Penanggualangan Bencana Pemkab M. Shodiq Tri Widianto,
Kabaghumas Santoso, perwakilan Polsek Pangkur, Camat Pangkur Sukoco, serta
perwakilan Koramil Pangkur.
Selepas kebanjiran, warga yang
tinggal di tepi Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya
sawah dan rumah yang rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali
banjir yang pernah menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu
terendam sejak Rabu sampai Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat
deras," kata Joko Purwanto, Kepala Desa Ngompro. Kaum ibu rumah tangga
kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak meng-
gunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku
mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi.
Ada pula yang nekad menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Bupati Ngawi menambah bantuan enam kuintal beras dan 30 dus mie instan.
"Pada saat banjir yang telah lalu, mereka juga sudah menerima bantuan
sembako," ujar Harsono. Sumbangan pembaca Jawa Pos terus mengalir. Senin
siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B. bersama Ketua SPSI
Toto Suprianto dan temen-
temennya datang menyumbang Rp150
juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. "Ini hasil yang dikumpulkan
dari temen- temen karyawan Tjiwi Kimia," tutur Toto Supriyanto kepada M.
Nasaruddin Ismail di kantor Jawa Pos. Yang menyumbang barang pun banyak. PT
Unimos, misalnya sore kemarin menyerahkan 500 dus biskuit.
Sumbangan barang tersebut akan
dikirim ke Bonjonegoro dan Tuban. senin kemarin, Jawa Pos mengirimkan satu truk
makanan da keperluan lain sumbangan pembaca ke Bojonegoro. Penyalurannya
dilakukan Selasa (8/1) hari ini.
(Sumber: Jawa Pos, 8 Januari
2008, dengan pengubahan)
Menyunting tulisan dapat
diartikan memperbaiki tulisan. Perbaikan itu dilakukan berdasarkan beberapa
pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan dapat bersifat
menyeluruh atau sebagian. Kegiatan menyunting itu sangat penting bagi penulis
karena penulislah yang tahu betul seluk beluk tulisannya. Namun, menyunting
juga dapat dilakukan oleh orang lain. Ada tiga tahapan dalam menyunting, yaitu
menyunting isi, organisasi, dan bahasa. Akan tetapi, dalam Materi C ini, kalian
hanya akan dilatih menyunting sebuah laporan dari segi bahasa yang mencakup
ejaan, tanda baca, pilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan keterpaduan
paragraf.
1. Ejaan
a. Penulisan Huruf Secara umum,
dalam Kamus Besar Bahssa Indonesia digunakan ejaan bahasa Indonesia yang diatur
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indo- nesia Yang Disempurnakan. Ejaan tersebut
misalnya penulisan huruf kapital. Berikut ini contoh penggunaan huruf kapital
yang tepat.
Sumbangan
pembaca Jawa Pos kembali disalurkan kepada warga Dusun
1 2
Ngompro dan Pilang, Desa Ngompro,
Kecamatan Pangkur, Ngawi.
3
Keterangan:
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>= dipakai dalam penulisan huruf
pertama kata pada awal kalimat.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>=
dipakai dalam penulisan huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>= dipakai dalam penulisan huruf
pertama nama geografi. b. Tanda Baca Penulisan tanda baca, misalnya pada
penulisan: 1) tanda titik (.) 4) tanda garis hubung satu (-) 2) tanda koma (,)
5) tanda kurung (( ... )) 3) tanda petik (" ... ")
Berikut ini contoh penggunaan
tanda baca dalam sebuah paragraf. Selain itu, masih ada satu karung berisi
lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
"Alhamdulillah, kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan
alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran, kepala Dusun Ngompro,
kepada Kundari Pri Susanti dari Radar Madiun (grup Jawa Pos). Bantuan susu akan
diserahkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita.
Keterangan:
- Tanda titik (.) dipakai pada
akhir kalimat.
– Tanda koma (,) pada tulisan Selain itu, masih ada satu karung berisi
lebih dari seratus setel seragam SD serta paket buku dan alat tulis. Tanda koma
tersebut dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Selain itu tanda koma juga berfungsi untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh:
"Alhamdulillah,Kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat
sekolah dan alat rumah tangga," ungkap Sumiran. - Tanda petik ( "
..." ) pada tulisan "Alhamdulillah, kami senang karena selama ini
belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat rumah tangga," ungkap
Sumiran, kepala Dusun Ngompro. Tanda petik tersebut berguna mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan. - Tanda pisah (-) pada penulisan
ibu-ibu berguna menyambung unsur- unsur kata ulang. - Tanda kurung (( ... ))
pada tulisan Radar Madiun (grup Jawa Pos) berguna mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
2. Pilihan Kata (Diksi) Pilihan
kata misalnya pemilihan kata-kata baku. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya
ragam bahasa baku dan ragam bahasa nonbaku (ragam dialek dan percakapan
sehari-hari). Ragam bahasa nonbaku artinya penggunaan kata-kata tidak baku
dalam kalimat. Kata yang bergaris bawah berikut ini merupakan contoh penggunaan
kata yang tidak baku dalam sebuah paragraf. Sumbangan pembaca Jawa Pos terus
mengalir. Senin siang kemarin, Direktur SDM PT Tjiwi Kimia Drs. Sunoto M.B.
bersama Ketua SPSI Toto Suprianto dan temen-temennya datang menyumbang Rp150
juta untuk korban bencana banjir ke Jawa Pos. "Ini hasil yang dikumpulkan
dari temen- temen karyawan Tjiwi Kimia," tutur Toto Supriyanto kepada M.
Nasaruddin Ismail di kantor Jawa Pos.
Keterangan: Kata temen-temen
dalam paragraf di atas adalah contoh kata yang tidak baku. Kata baku dari
temen-temen adalah teman-teman.
3. Penggunaan Kalimat yang
Efektif Kalimat yang bagaimanakah yang disebut kalimat efektif? Kalimat efektif
adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan
dapat dipahami secara tepat pula. Ada pun yang dimaksud dengan kalimat efektif
adalah kalimat yang mempunyai kaidah sebagai berikut.
a. Memerhatikan Bentuk Gramatikal
Contoh: Kami semua menghadiri rapat di balai desa. Kata kami telah menunjukkan
jamak (berarti jamak), sehingga tidak perlu ditambah kata semua. Jadi kalimat
yang efektif adalah: - Kami menghadiri rapat di balai desa. b. Tidak
Menggunakan Kata secara Berlebihan dan Bertumpang Tindih Contoh: - Pada saat
banjir yang telah lalu, mereka juga menerima bantuan sembako. Penggunaan kata
pada saat dan telah lalu pada kalimat di atas terlalu berlebihan karena kedua
kata tersebut artinya sama. Jadi seharusnya digunakan salah satu saja agar
efektif, misal: - Saat banjir yang lalu, mereka juga menerima bantuan sembako.
c. Tidak Menggunakan Kata Depan yang Berlebihan Contoh: - Selain daripada itu,
masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel seragam SD serta paket
buku dan alat tulis. Kata depan daripada tidak perlu dipakai karena dengan
penggunaannya itu subjek kalimat menjadi tidak jelas. Jadi penulisannya
menjadi: - Selain itu, masih ada satu karung berisi lebih dari seratus setel
seragam SD serta paket buku dan alat tulis.
4. Penyusunan Paragraf
a. Kepaduan Paragraf Suatu
paragraf disebut padu jika kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf tersebut
padu (kohesif) dan paragraf-paragraf dalam bacaan tersebut juga padu (koheren).
Berikut ini contoh paragraf yang kohesif dan kata-kata yang bercetak tebal
merupakan penanda kohesinya. Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi
Kali Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang
rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah
menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai
Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko
Purwanto, Kepala Desa Ngompro.
Sementara itu, kaum ibu rumah
tangga kehilangan alat memasak mereka. Warga Ngompro kebanyakan memang memasak
menggunakan tungku dari tanah liat dan berbahan bakar kayu. Saat banjir, tungku
mereka pun ikut hancur lebur, kayu-kayu masih basah dan tak bisa dipakai lagi.
Ada pula yang nekat menjadikan meja mereka dialasi seng, lalu dijadikan tungku.
Keterangan: Penanda kohesi:
sementara itu..b. Kesatuan Paragraf Setiap paragraf dalam bacaan adalah sebuah
kesatuan yang membicarakan salah satu aspek dari tema seluruh bacaan.
Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus berhubungan satu sama lain,
sehingga merupakan kesatuan untuk me- nyampaikan suatu maksud, untuk mengulas
sesuatu hal yang menjadi pembicaran dalam paragraf itu. Jadi, dalam sebuah
paragraf harus ada ide pokok yang mempersatukan semua kalimat dalam paragraf
itu. Ide pokok suatu paragraf itu dapat ditampilkan di awal, di tengah, atau di
akhir paragraf. Contoh: Selepas kebanjiran, warga yang tinggal di tepi Kali
Madiun itu terus berjuang meneruskan hidup. Banyaknya sawah dan rumah yang
rusak membuat warga trauma bila diminta mengingat kembali banjir yang pernah
menerjang dusun mereka. "Warga Ngompro saat itu terendam sejak Rabu sampai
Jumat. Perahu tak berani masuk karena arus sangat deras," kata Joko
Purwanto, Kepala Desa Ngompro. Kalimat yang dicetak tebal pada paragraf di atas
merupakan ide pokok dari paragraf tersebut.
Menggunakan
Partikel pun dan Kata Seru
Pada teks berita "Korban Banjir
Gembira Dapat Dandang" pada Materi
D di depan, terdapat kata berpartikel pun yaitu satu pun dan kata seru yaitu
kata wah. 1. Partikel pun a. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya, yang berarti juga atau jua. Misalnya:
<![if !supportLists]>1)
<![endif]>Saat banjir, tungku mereka pun
ikut hancur lebur.
<![if !supportLists]>2) <![endif]>Hendak
pulang pun sudah tak ada kendaraan umum.
<![if !supportLists]>3) <![endif]>Jangankan
dua kali, satu kali pun aku belum pernah datang ke tempat itu.
<![if !supportLists]>4) <![endif]>Begitu
melihat harimau datang, kijang-kijang itu pun berlarian. b. Selain bentuk pun
sebagai partikel, ada juga bentuk pun yang bukan partikel, cirinya adalah
bentuk itu sebenarnya tidak memiliki arti. Selain itu penulisannya dipadukan
dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
<![if !supportLists]>1) <![endif]>Bagaimanapun
juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
<![if !supportLists]>2) <![endif]>Walaupun
mahal, bunga anggrek itu tetap dibelinya.
<![if !supportLists]>3)
<![endif]>Sekalipun belum memuaskan, hasil
pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
<![if !supportLists]>2
<![endif]>Kata Seru
Kata
seru atau interjeksi adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia.
Untuk
memperkuat rasa hati sedih, heran, dan jijik seseorang memakai kata tertentu di
samping kata yang mengandung makna pokok yang dimaksud. Selain interjeksi asli
bahasa Indonesia, ada pula interjeksi yang berasal dari bahasa asing. Keduanya
biasanya dipakai di permulaan kalimat dan diikuti tanda koma.
Interjeksi
yang mengacu ke sikap negatif adalah cih, cis, bah, ih, idih, brengsek, sialan.
Interjeksi yang bernada positif adalah aduhai, amboi, asyik, alhamdulillah,
insya Allah, syukur. Interjeksi yang bernada keheranan adalah ai, lho,
astagfirullah, dan masya Allah. Interjeksi bernada netral atau campuran adalah
ayo, hai, halo, he, wahai, astaga, wah, nah, ah, eh, oh, ya, aduh, dan hem.
Contoh penggunaan interjeksi sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>"Alhamdulillah,
kami senang karena selama ini belum pernah ada bantuan alat sekolah dan alat
rumah tangga," ungkap Sumiran, Kepala Dusun Ngompro.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Cis,
muak aku melihatmu!
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Lho,
kamu kan Tigor, teman saya SMP dulu!
Mengomentari Pendapat Narasumber dalam Dialog
Interaktif
Dalam era
globalisasi sekarang ini, berbagai informasi dapat kalian akses dari berbagai
sumber, di antaranya melewati tayangan dialog interaktif di televisi ataupun
siaran radio dari tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Dari dialog
interaktif tersebut, kalian dapat memperoleh berbagai pendapat para narasumber
tentang berbagai hal yang berhubungan dengan manusia dan kebutuhannya.
Terkadang, saat mendengarkan dialog interaktif, kalian perlu memberikan
komentar terhadap pendapat para narasumber. Oleh karena itu, kalian harus mampu
menyampaikan komentar kalian dengan cara yang baik. Ada pun cara memberikan
komentar terhadap pendapat narasumber dalam dialog interaktif, harus
memerhatikan hal-hal berikut:
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>bahasa yang digunakan harus
komunikatif,
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>menggunakan kata dan kalimat yang
baik dan lugas, dan
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>komentar harus disertai alasan
yang kuat dan contoh yang terdapat di masyarakat. Tunjuklah tiga orang teman
kalian untuk memeragakan dialog interaktif berikut. Dengarkan pembacaan dialog
interaktif tersebut dengan saksama!
Penyiar :
"Selamat sore kawula muda di mana pun berada. Jumpa lagi dengan Lita
Fernanda di acara Inspirasi Sore. Pernahkan kawula muda memimpikan menjadi
orang yang sukses di usia muda? Bahkan di usia 20 tahun sudah menjadi dokter.
Kelihatannya Lita nggak bakal berani deh mimpi kayak gitu! Tapi kawula muda
sepertinya hal itu bukan lagi mimpi. Saat ini kita dapat menjumpai kelas-kelas
akselerasi yang mempercepat masa studi seorang siswa. Sebagai contoh, Lita
mempunyai kenalan yang bernama Khadijah Rizky Sumitro. Dia baru berusia 17
tahun hebatnya dia telah duduk di semester empat Fakultas Kedokteran Umum Unair
Surabaya. Hebat bukan? Kali ini di studio telah hadir Dr. Budiyanto. Beliau
adalah Ketua Program Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya
(Unesa) dan juga salah satu konsultan perumus
pedoman pendidikan cerdas istimewa. Selamat sore Bapak, selamat datang
di Radio Star FM." Budiyanto : "Selamat sore Mbak Lita dan para
pendengar di rumah!" Penyiar : "Pendengar yang ingin bergabung dalam
dialog ini dapat menghubungi nomor (031) 990080. Sebenarnya apa sih, anak
cerdas istimewa itu, Pak?"Budiyanto : "Anak cerdas istimewa adalah
anak yang usianya masih kecil tapi telah menjalani pendidikan setara dengan
anak yang jauh lebih tua. Sebagai contoh anak usia 13 tahun tapi sudah hendak
lulus SMP atau anak umur 15 tahun tapi sudah kuliah semester dua, dan
sebagainya." Penyiar : "Apa pendapat Bapak tentang pengembangan
sekolah untuk anak-anak cerdas istimewa?" Budiyanto : "Harus saya
katakan, sejauh ini belum maksimal. Untuk memaksimalkan kecerdasan mereka,
sebetulnya dibutuhkan keseimbangan fasilitas, sumber daya manusia (SDM),
manajemen, dan pendanaan. Hingga kini, komponen- komponen itu belum seimbang.
Penyiar : "Lalu apa indikator ketidakmaksimalan tersebut, Pak?"
Budiyanto : "Dilihat dari faktor guru saja. Selama ini guru-guru di kelas
akselerasi masih terkesan "diambilkan" dari kelompok guru yang
dianggap cakap. Padahal, seharusnya tidak demikian. Guru yang mengajar
anak-anak cerdas istimewa harus melalui pembinaan intensif lebih dulu. Sebab,
anak-anak itu tak hanya membutuhkan guru-guru cerdas, melainkan para pengajar
yang mempunyai empati, kreativitas, dan improvisasi dalam kelas."
Penyiar :
"Sebenarnya apa rencana pemerintah untuk anak-anak cerdas istimewa,
Pak?"
Budiyanto :
"Program yang kami susun bersama adalah pemantapan dua program. Yakni,
kelas akselerasi dan enrichment(pengayaan). Ada pula anak-anak cerdas istimewa
yang tak mau masuk kelas akselerasi. Nah, mereka bisa masuk kelas pengayaan.
Dengan demikian, seluruh kecerdasan mereka tertampung. Tapi, sampai kini, yang
baru jalan cuma kelas akselerasi." Penyiar : "Di line (031) 990080
telah ada yang masuk. Selamat sore dengan siapa ini dan dari mana?"
Penelepon : "Selamat sore. Saya Bapak Adi dari Sidoarjo. Saya ingin
menanyakan tentang persiapan psikologis siswa akselerasi. Sebagaimana yang
telah kita ketahui, siswa kelas akselerasi menempuh pendidikan lebih cepat dan
secara otomatis mereka lulus dengan cepat. Apakah sudah dipikirkan kematangan
psikologis mereka? Terima kasih." Budiyanto : "Itulah yang menjadi
masalah. Konsep akselerasi belum sepenuhnya dijalankan. Dalam konsepnya, siswa
akselerasi diberi imbangan kegiatan nonkurikulum. Di dalam praktiknya, itu
justru menjadi kendala, terutama dari sisi orang tua yang terobsesi anaknya
lulus cepat dan memuaskan. Imbangan penguatan sosialisasi sosial tersebut bisa
dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rekreatif. Anak-anak
itu harus sering dipertemukan dengan banyak orang. Jadi, anak tak matang
sebelum waktunya."Penyiar : "Setelah siswa akselerasi lulus sekolah,
adakah kelas khusus di bangku kuliah untuk terus mengasah bakat mereka,
Pak?" Budiyanto : "Setelah lulus sekolah, kelas akselerasi memang
berakhir. Dan kami menyerahkan sepenuhnya kepada anak-anak cerdas istimewa.
Terserah mereka mau ke mana. Mereka dapat berkembang sesuai keinginan dan kemampuan.
Justru, mereka tidak akan enjoy, bahkan tak bisa berkembang, kalau di bangku
kuliah pun masih dikotak-kotakkan. Seusai kuliah, kami juga belum memiliki
program untuk anak-anak cerdas tersebut. Mereka akan kembali kepada masyarakat.
Kami yakin, apabila aspek akademik dan psikologisnya matang dengan seimbang,
mereka pasti akan bisa bekerja dengan baik. Penyiar : "Kawula muda, acara
dialog ini akan kita lanjutkan kembali setelah mendengarkan yang mau lewat
ini."
(Diadaptasi
dari: Jawa Pos, 20 April 2008)
Melaporkan secara Lisan Berbagai Peristiwa
Pernahkah
kalian melihat suatu kejadian atau peristiwa yang sangat berkesan bagi kalian?
Pasti pernah. Nah, pada materi ini kalian akan dilatih untuk melaporkan atau
mendeskripsikan peristiwa tersebut secara lisan kepada orang lain. Sebelum
kalian mendeskripsikan suatu peristiwa, kalian harus tahu dan memahami benar
tentang hal-hal yang terdapat dalam peristiwa tersebut. Untuk mengetahui dan
memahaminya kalian harus menguraikannya dengan menggunakan konsep 5W+1H.
Berikut ini kepanjangan dari 5W+1H.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>who
: siapa yang menjadi subjek dalam peristiwa itu.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>what
: apa peristiwa yang dialaminya.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>when
: kapan peristiwa tersebut terjadi.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>where
: di mana peristiwa tersebut terjadi.
<![if !supportLists]>5. <![endif]>why
: mengapa peristiwa tersebut terjadi.
<![if !supportLists]>6. <![endif]>how
: bagaimana akhir peristiwa tersebut.
Informasi yang
telah kalian ketahui, tentunya ingin kalian bagi dengan orang lain, bukan?
Supaya orang lain memahami informasi yang kalian sampaikan secara lisan, kalian
harus memerhatikan hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Bahasa
yang kalian gunakan harus komunikatif.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Menggunakan
kata atau kalimat yang baik dan lugas.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Pokok
permasalahan (informasi) harus jelas.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Sesuai
dengan situasi dan kondisi.
Bacalah dengan
saksama contoh berita berikut!
Upacara
Bendera Ala Seniman Gunung
Tanggal 17 Agustus memang
sudah hampir dua minggu berlalu. Namun, tidak akan pernah ada kata terlambat
untuk merayakan sesuatu. Hal itulah yang kemudian diyakini oleh 32 kelompok
seniman asal Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, untuk menggelar upacara
peringatan HUT Kemerdekaan RI, Kamis (30/8) siang.
Sesuai dengan apa yang
diyakini, upacara pun dijalankan versi mereka sendiri. Mendekati detik-detik
dimulainya upacara, ratusan seniman dari lereng Gunung Merbabu ini mulai
berbaris rapi dengan kostum serta riasan lengkap. Sesekali, beberapa kelompok
kesenian saling berbalas membunyikan perangkat musik yang dibawanya.
Suasana sedikit serius
dimulai ketika komandan upacara, tokoh seniman asal Desa Petung, Timbul,
tampil. Dengan riasan wajah mencolok dan jubah merah hijau melambai-lambai,
pria ini beranjak ke tengah lapangan dengan gerakan menari- nari.
Menyusul setelah itu,
hadirlah inspektur upacara yaitu Camat Pakis, Arry Widi Nugroho. Sama seperti
upacara pada umumnya, sang Komandan Timbul memberi laporan kesiapan upacara
kepada Arry, yang kemarin berpakaian khas tokoh Aryo Penangsang.
Selanjutnya, upacara pun
dilanjutkan oleh inspeksi yang dilakukan Arry secara berkeliling. Setiap kali
inspektur upacara ini mendekat, masing-masing kelompok kesenian berusaha
memberikan salam dengan gayanya sendiri. Pada dasarnya, upacara ini pun tidak
berbeda dengan apa yang biasa dilakukan di kalangan masyarakat umum.
Dalam acara ini, kita juga
dapat menyaksikan pembacaan teks Pancasila, penghormatan kepada bendera,
menyanyikan Indonesia Raya, dan pemberian amanat dari inspektur upacara. Namun,
untuk tetap menonjolkan nuansa yang berbeda, keseluruhan ucapan dalam upacara
(kecuali Pancasila dan Indonesia Raya), menggunakan bahasa Jawa.
Setelah selesai, acara pun
tetap dilanjutkan dengan acara parade berkeliling Desa Pakis. Meskipun sarat
dengan nuansa sederhana, kemeriahan tetap terasa. Camat Pakis, Arry mengatakan,
hal ini merupakan kegiatan kedua yang pernah diselenggarakan oleh warga
Kecamatan Pakis. Jika pada 2006 hanya berupa parade, pada tahun ini sengaja
ditambah upacara.
(Sumber:
Kompas, 31 Agustus 2007)
Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan Cerpen
Pada Pelajaran
1 tentunya kalian telah mempelajari tentang cerpen dan unsur-unsur intrinsiknya
bukan? Pada Materi C ini kalian akan belajar menemukan tema, latar, dan
penokohan cerpen.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Tema
Tema adalah gagasan pokok yang mendasari suatu cerita. Tema fiksi termasuk
cerpen, umumnya diklasifikasikan menjadi tema jasmaniah, tema moral, tema
sosial, dan tema ketuhanan.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Latar
Suatu karya fiksi seperti cerpen harus terjadi pada suatu tempat dan suatu
waktu. Hal itu sesuai dengan kehidupan ini yang berlangsung dalam ruang dan
waktu. Unsur fiksi yang menunjukkan kepada pembaca di mana, kapan, dan dalam
konteks bagaimana kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut setting
atau latar.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Penokohan
dan Perwatakan
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Jenis-jenis Tokoh Klasifikasi
tokoh ada bermacam-macam. Berdasarkan peranan tokoh tersebut dalam cerita,
terdapat tokoh sentral dan tokoh pembantu. Berdasarkan perkembangan konflik
cerita terdapat tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis merupakan
tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, tetapi tokoh antagonis
justru melawan kebenaran dan kejujuran.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Cara Memperkenalkan Tokoh dan
Perwatakan
<![if !supportLists]>1) <![endif]>Analitik,
yaitu pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh,
pengarang menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala, penyayang
dan sebagainya.
<![if !supportLists]>2) <![endif]>Dramatis,
yaitu pengarang memaparkan watak atau karakter tokoh dengan tidak diceritakan
langsung, tetapi disampaikan melalui cara berikut ini.
<![if !supportLists]>a)
<![endif]>Pilihan nama tokoh (misalnya nama
Sarinem untuk pembantu; Mince untuk gadis yang agak genit; Bonar untuk nama
tokoh garang dan gesit).
<![if !supportLists]>b)
<![endif]>Melalui penggambaran fisik atau
postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh-tokoh lain, dan
lingkungannya.
<![if !supportLists]>c)
<![endif]>Melalui dialog. Watak tokoh dan
cara berpikirnya dapat diamati melalui ucapannya. Selain ketiga hal di atas,
unsur intrinsik cerpen juga meliputi alur, amanat, dan sudut pandang.
Aluradalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Alur
terbagi atas tiga hal, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran
(gabungan dari alur maju dan alur mundur). Amanatadalah pesan moral yang
terdapat dalam cerita. Adapun sudut pandang adalah tempat atau titik dari mana
seseorang melihat objek karangan.
Bacalah dua
cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen "Teman dalam
Kegelapan" di bawah ini!
Judul : Teman
dalam Kegelapan
Tahun terbit :
2006 Penerbit : Penerbitan Sarana Bobo Kota terbit : Jakarta
Misteri Dua
Karcis Pertunjukan Musik
Oleh: Kemala P
Sambil
bersenandung Bu Sinta menyapu lantai rumahnya. Hari ini dia akan memasak
makanan yang lezat. Makanan kesukaan Pak Adam, suaminya.
Bu Sinta
segera ke dapur untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasaknya. Pada saat
itulah terdengar bunyi bel.
Ia bergegas ke
pintu. Dikiranya orang suruhan dari warung Babah Lim yang datang. Tadi pagi dia
memesan sekilo daging untuk membuat rendang. Namun ketika pintu dibuka dia
tidak menemukan siapa-siapa di sana.
"Pasti
anak-anak nakal itu lagi," gumamnya kesal seraya menutup pintu kembali.
Pada saat
itulah dia melihat dua buah karcis pertunjukan musik di bawah pintu.
"Wah, ini
pasti kejutan dari suamiku," gumamnya seraya memungut karcis itu. Rasa
kesalnya pun lenyap. Kini berganti dengan rasa bahagia yang meluap-luap.
"Ini
mungkin hadiah ulang tahun perkawianan darinya," pikirnya senang. Menonton
sebuah pertunjukan musik di sebuah gedung yang megah memang sudah lama
diimpikannya.
"Aku
tidak mengirim tiket itu," kata Pak Adam tatkala Bu Sinta mengungkapkan
rasa senangnya kepada suaminya itu. "Jadi siapa?" tanya Bu Sinta
heran. Siapa yang telah mengirimkan dua helai karcis pertunjukan musik itu?
"Kukira
kau yang mengirimkannya sebagai hadiah ulang tahun perkawinan kita,"
katanya agak kecewa. Suaminya pasti lupa akan hari penting itu. Suaminya selalu
menganggap hal-hal seperti itu tidak penting.
Sebetulnya Pak
Adam memang lupa. Tapi dia berbuat seolah-olah tidak lupa. Katanya, "Tentu
saja aku ingat. Aku sendiri sudah punya kejutan untukmu, yaitu mengajakmu makan
malam di restoran mewah.
"
"Aaah," Bu Sinta semakin kecewa. Sehingga Pak Adam menjadi heran
melihat perubahan wajah istrinya itu. "Kenapa? Apakah kau tidak ingin
makan di restoran mewah?" "Aku sudah menyiapkan masakan istimewa
malam ini," sahut Bu Sinta sedih. Pak Adam tersenyum, "Baiklah. Kalau
begitu kita makan di rumah. Kemudian kita pergi ke pertunjukan musik itu. Siapa
pun yang mengirimkan karcis itu, anggap saja sebagai hadiah ulang tahun
perkawinan kita," katanya. Meskipun dia sebenarnya lebih suka mandi air
panas, lalu tidur. Tapi demi kebahagiaan istrinya, tak apalah. Gedung
pertunjukan sudah penuh sesak dengan penonton tatkala mereka tiba. Dirigen
bahkan sudah mulai memberi aba-aba untuk memulai pertunjukan. Bu Sinta dan Pak
Adam bergegas menuju tempat duduk mereka. Mereka bertepuk tangan tatkala
seorang penyanyi muncul. Musik pun mulai mengalun mengiringi suara merdu si
penyanyi. Bu Sinta menonton dengan penuh hasrat. Setiap penyanyi mengakhiri
lagunya, dia bertepuk tangan. Begitu juga setiap kali penyanyi baru muncul.
Sesekali
diliriknya
suaminya yang duduk di sampingnya. Pak Adam duduk sambil memejamkan mata.
Nampaknya dia tertidur. Bu Sinta menyentuh suaminya. "Pertunjukan sudah
berakhir," katanya. Suaminya terperanjat, dan terjaga dari tidurnya.
"Ooo, sudah berakhir, ya?" keluhnya lega. "Pertunjukannya hebat
sekali," gumam Bu Sinta dengan rasa puas. Mereka berjalan menuju pintu
keluar. "Aku harus berterima kasih kepada pengirim karcis itu. Kira-kira
siapa dia, ya?" gumam Bu Sinta lagi sambil naik ke dalam mobil. Sepanjang
perjalanan dia terus saja berceloteh tentang pertunjukan musik itu, sementara Pak
Adam mendengarkan sambil mengantuk. Ketika Pak Adam memasukkan mobil ke garasi,
Bu Sinta masuk ke dalam rumah sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Karena sedang
merasa bahagia, dia tidak memerhatikan perubahan di dalam rumahnya. Dia terus
saja menuju ke kamar untuk berganti pakaian. Tiba-tiba dia memekik kaget. Pak
Adam bergegas menemuinya, lalu bertanya dengan kuatir, "Ada apa?"
"Rumah kita kemasukan pencuri," sahut Bu Sinta. Dia merasa sulit
bernapas tatkala melihat isi lemari berantakan. Uang dan perhiasannya telah
lenyap. Juga televisi dan beberapa peralatan elektronik yang ada di ruang
tengah. Bu Sinta terduduk lemas tatkala melihat sebuah catatan kecil di atas
bantal, "Sekarang kalian tahu siapa pengirim karcis itu."
Meresensi Sebuah Buku Pengetahuan
Resensi adalah
ulasan atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya
yang lain. Tugas seorang penulis resensiadalah memberikan gambaran kepada
pembaca mengenai suatu karya yang diresensinya apakah karya tersebut perlu
mendapat sambutan atau tidak. Jadi, seorang penulis resensi yang baik sangat membantu
pembaca dalam menentukan pilihan. Selain itu, penulis resensi juga membantu
penerbit atau pengarang untuk memperkenalkan suatu karya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam tulisan resensi adalah:
<![if !supportLists]>1. <![endif]>identitas
buku,
<![if !supportLists]>2. <![endif]>tujuan
pengarang buku atau karya,
<![if !supportLists]>3. <![endif]>tujuan
penulisan resensi,
<![if !supportLists]>4. <![endif]>keunggulan
buku atau karya,
<![if !supportLists]>5. <![endif]>kelemahan
buku atau karya,
<![if !supportLists]>6. <![endif]>ikhtisar
isi buku, dan
<![if !supportLists]>7. <![endif]>nilai
buku atau karya.
Identitas buku
yang perlu ditulis adalah:
<![if !supportLists]>1. <![endif]>judul
buku,
<![if !supportLists]>2. <![endif]>penulis
buku,
<![if !supportLists]>3. <![endif]>pengantar
isi buku (bila ada),
<![if !supportLists]>4. <![endif]>penerbit
buku,
<![if !supportLists]>5. <![endif]>tahun
buku itu terbit, dan
<![if !supportLists]>6. <![endif]>tebal
buku.
Perhatikanlah
contoh resensi buku berikut!
Judul : Bahasa, Sastra, dan Budi
Darma (Kumpulan Esai) Penulis
: Budi Darma Penerbit
: JP Books Cetakan : I, November 2007 Tebal : 242 halaman
Oleh: Lan Fang
Bila selama
ini Budi Darma dikenal piawai menjungkirbalikkan tokoh-tokohnya dalam Olenka,
Orang-Orang Blomington, dan prosa-prosanya yang lain.Tetapi di dalam buku ini,
ia tampil sedikit berbeda. Pembaca akan dibawa ke dalam kejernihan berpikir dan
kerangka logika seseorang yang sudah sekian lama malang melintang menggauli
bahasa, sastra sekaligus seni dan budaya. Dari total 242 halaman yang berisi 15
esai Budi Darma, ada sebuah alinea yang menjadi titik berat pembacaan saya.
Suatu faktor yang sering dilupakan dalam hampir semua aspek kehidupan adalah
faktor intuisi, demikian pula dalam kreativitas. Intuisi adalah bakat.
Pendidikan atau latihan hanya bersifat menambah ketajaman intuisi (hal 109).
Alenia ini terdapat pada esainya yang berjudul kritik Sastra dan Karya Sasra.
Berangkat dari
pentingnya intuisi, maka dapat ditarik satu simpul. Bahwa titik berat sastra
(seni) adalah penghayatan. Untuk ini dituntut kepekaan yang tinggi. Seorang
pelaku sastra (seni) akan mempunyai daya serap yang tinggi terhadap segala
unsur kehidupan dengan penghayatan dan kepekaan. Karena di dalam unsur
kehidupan itu terkandung realita. Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan
pekerja seni yang baik pada dasarnya juga intelektual yang baik. Karena proses
kreatif seorang seniman ataupun seorang intelektual, sama-sama tidak pernah
mencapai tanda titik. Selalu berada pada tanda koma atau tanda tanya. Mereka
selalu bergumul dalam proses mencari, belajar, dan terus berkembang. Di dalam
pencarian, pembelajaraan, dan perkem- bangan itu, teori bukan lagi sekadar
teoridalam arti formal. Dengan daya serap intuisi dan daya susun intelektual
yang baik, maka sebuah teori bisa menciptakan teori baru. Seperti itulah,
sebuah karya sastra atau karya seni lainnya, juga bisa beranak pinak untuk
melahirkan karya sastra atau karya seni lainnya. Budi Darma bukan saja piawai
mengupas teori tetapi juga lincah mengocok kata-kata. Pembaca tidak diajak
begitu saja memasuki area abu-abu. Tidak sekadar menandai hitam atau putih.
Bukan hanya membaca kritik sastra atau karya sastra, kualitas atau popularitas,
bentuk atau isi, matematika atau bahasa, ilmu atau seni, teori deduktif atau
induktif, nilai intrinsik atau nilai ekstrinsik, objek atau subjek. Yang selama
ini menjadi perdebatan klasik dan klise dengan jawaban sebenarnya yang itu- itu
juga. Tetapi pembaca seakan juga diajak bermain egrang. Berusaha menimbang-
nimbang, mana yang mana, dari semua itu, di mana titik beratnya, untuk
mendapatkan keseimbangan.
Budi Darma
dalam buku ini mengatakan menulis itu sulit. Sedangkan Arswendo Atmowiloto
menulis Mengarang itu Gampang. Lantas saya tidak bermaksud menyulit-nyulitkan
Budi Darma atau menggampang-gampangkan Arswendo Atmowiloto. Atau kemudian
menyulit- nyulitkan menulis dan menggampang- gampangkan mengarang. Terlepas dari
ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara keseluruhan, saya
rasa buku ini memang perlu dibaca. Bukan saja oleh para akademisi, guru-guru
bahasa, para sastrawan, tetapi juga para peminat yang lain. Karena setelah mem-
baca buku ini, kita akan tahu dari pisau bermata dua itu, matanya yang mana
akan menikam dada yang sebelah mana.
(Sumber:
Kompas, 20 Januari 2008, dengan pengubahan)
Menggunakan Kata-Kata Asing yang Diserap ke dalam Bahasa
Indonesia
Tahukah kalian
bagaimana cara yang digunakan pemerintah untuk memperkaya kosakata bahasa
Indonesia? Perlu kalian ketahui, dalam perkembangannya bahasa Indonesia
menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing
seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Macam-Macam
Peristiwa 51
Penyerapan
kata-kata asing tersebut terjadi karena beberapa hal berikut: 1. kata asing
tersebut dianggap lebih cocok konotasinya, 2. bercorak internasional, 3. lebih
singkat dibandingkan terjemahannya, dan 4. mempermudah cara kesepakatannya
karena dalam bahasa Indonesia sinonimnya terlalu banyak. Berdasarkan taraf
integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas empat
golongan besar yakni adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Adopsi
Pemakaian bahasa yang mengambil bentuk dan makna kata asing tersebut secara
keseluruhan. Contoh: a. Di dalam pencarian, pembelajaran, dan perkembangan itu,
teori bukan lagi sekadar teori dalam arti formal. b. Terlepas dari ada beberapa
ejaan yang luput dari koreksi editor, secara keseluruhan, saya rasa buku ini
memang perlu dibaca.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Adaptasi
Pemakaian bahasa yang mengambil makna kata itu, sedangkan ejaan dan cara
penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Contoh:
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Maka rasanya wajar bila Budi
Darma menyamakan pekerja seni yang baik pada dasarnya juga intelektualyang
baik. (intelektual →intelectual)
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Dari total 242 halaman yang
berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah alinea yang menjadi titik berat pembacaan
saya. (esai → essay).
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Terjemahan
Penyerapan secara terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara berikut ini.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Terjemahan langsung, yaitu
kosakata dari bahasa asing itu dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
air port → bandar udara joint ventura → usaha
patungan b. Terjemahan konsep, yaitu kosakata asing itu diteliti baik-baik
konsepnya, kemudian dicarikan kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya mirip
dengan kosakata asing tersebut. Contoh: vendor → penjual green house
→ rumah kaca Penggunaan dalam kalimat:
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Para vendor pemegang merek yang
mencekoki kita untuk menggunakan teknologi mereka.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Ira sedang mengamati pertumbuhan
tanaman jagung di green house.
4. Kreasi
Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan.
Cara kreasi tidak menurut bentuk, yang mirip seperti aslinya ditulis dalam dua
pertiga kata sedangkan dalam bahasa Indonesia satu kata saja. Contoh: korupsi →
penyalahgunaan keuangan kolusi → persekongkolan handphone → telepon
genggam
Rangkuman
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam memberikan komentar terhadap pendapat narasumber dalam dialog interaktif
yakni bahasa yang digunakan harus komunikatif, menggunakan kata dan kalimat
yang baik dan lugas, dan komentar harus disertai alasan yang kuat dan contoh
yang terdapat di masyarakat.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Supaya orang lain memahami
informasi yang kalian sampaikan secara lisan, kalian harus menggunakan bahasa
yang komunikatif, menggunakan kata atau kalimat yang baik dan lugas, pokok
permasalahannya (informasinya harus jelas), dan sesuai dengan situasi serta
kondisi.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Tema adalah makna cerita, gagasan
pokok yang mendasari suatu cerita. Latar adalah unsur fiksi yang menunjukkan
kepada pembaca di mana, kapan, dan dalam konteks bagaimana kejadian-kejadian
dalam cerita berlangsung. Penokohan adalah cara menggambarkan tokoh yang
dilakukan penulis dalam cerpen.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Resensi adalah ulasan atau
pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya yang lain.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Berdasarkan taraf integrasinya,
unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas empat golongan besar
yakni adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi.
Menganalisis Unsur-unsur Syair
Sejak dahulu
bangsa Indonesia telah mengenal karya sastra baik puisi maupun prosa. Oleh
karena itu di Indonesia dikenal adanya puisi lama dan puisi baru serta prosa
lama dan prosa baru. Puisi lama merupakan pancaran kehidupan masyarakat lama.
Masyarakat lama Indonesia mempunyai ciri- ciri sebagai berikut.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Merupakan
masyarakat yang hidup bersama atau masyarakat gotong royong.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Statis
yaitu masyarakat yang setia dan mempertahankan sifat-sifat kekolotan dan
tradisional. Pada Materi ini kalian akan dilatih untuk menganalisis unsur-unsur
syair. Syair merupakan salah satu puisi lama. Hasil karya sastra yang berbentuk
puisi selain syair adalah mantra, bidal, pantun, karmina, talibun, seloka, dan
gurindam. Seperti yang telah kalian ketahui, penulisan puisi lama terikat oleh
beberapa hal seperti jumlah baris, jumlah bait dan persajakannya. Dengarkanlah
pembacaan syair berikut dengan saksama! Tutuplah buku ini selama pembacaan
berlangsung!
Syair Perahu
Karya: Hamzah
Fansuri
Perteguh jua
alat perahumu, muaranya
sempit tempatmu lalu, banyaklah
di sana ikan dan hiu, menanti perahumu lalu dari situ.
Muaranya
dalam, ikan pun banyak, di sanalah perahu karam dan rusak, karangnya tajam
seperti tombak ke atas pasir kamu tersesak.
Ketahui olehmu
hai anak dagang, riaknya rencam ombaknya karang ikan pun banyak datang
menyarang hendak membawa ke tengah sawang.
Muaranya itu
terlalu sempit, di manakan lalu sampan dan rakit, jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu
engkau perteguh, Hasilkan pendapat dengan tali sauh, anginnya keras ombaknya
cabuh, pulaunya jauh tempat berlabuh. (Sumber:http://penyair.wordpress.com,
2008)
Menceritakan Kembali secara Lisan Isi Cerpen
Sama halnya
dengan karya sastra prosa lainnya, cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun,
yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, alur
cerita, penokohan, latar, amanat, dan sudut pandang pengarang. Unsur ekstrinsik
meliputi kehidupan sosial dan latar belakang si penulis. Berikut ini ciri-ciri
cerpen.
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>Panjang cerita + 10.000
kata.
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>Hanya mengandung satu gagasan
tunggal atau berkesan tunggal.
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>Menyajikan satu kejadian yang
paling menarik.
<![if !supportLists]>4.
<![endif]>Berakhir dengan penyelesaian.
Pada Materi ini, kalian akan dilatih untuk menceritakan kembali isi cerpen yang
telah kalian baca. Saat menceritakan kembali isi cerpen, unsur- unsur intrinsik
dalam cerpen tersebut harus kalian uraikan secara jelas dan disertai dengan
pengungkapan hal-hal yang menarik atau berkesan.
Bacalah
dengan saksama cerpen berikut!
Hand Phone
Ayah Oleh: Hadi Pranoto Siang itu, Ayah mengajak Adam ke toko sepatu. Sepatu
Adam memang sudah sempit dan tak nyaman lagi untuk dipakai. Namun karena ayah
Adam baru punya uang lebih, maka baru hari ini permintaannya dikabulkan. Adam
dan ayahnya naik bus patas AC jurusan Blok M. Ongkosnya lumayan mahal, pikir
Adam. Dan karena hari itu hari Minggu, banyak bangku kosong yang tersedia.
"Di sini saja, Yah," kata Adam sambil menarik lengan ayahnya. Mereka
duduk di barisan ketiga dari bangku sopir. Sebelum duduk, ayah Adam memindahkan
hand phone yang ada di sakunya ke sarung di pinggangnya supaya tidak mengganggu
duduknya.
"Setiap
hari Ayah naik bus ini, ya, ke kantor?" tanya Adam. "Tiap hari?
Bisa-bisa kamu tidak pakai sepatu ke sekolah," jawab Ayah meledek.
"Tarifnya kan, mahal. Lebih baik ayah naik bus biasa dan sisanya bisa
ditabung buat keperluan sekolahmu," jawab Ayah. Adam terdiam mendengar
jawaban ayahnya. Dalam hati ia terharu sekaligus bangga. Karena Ayah rela setiap
hari, berbulan-bulan berdesak-desakan, kepanasan, dan membanting tulang demi
kepentingan keluarganya. Sementara Adam sendiri, baru sebulan pakai sepatu
kesempitan sudah mengeluh setiap hari. Bus melaju kencang dan keluar dari tol
Komdak. Di halte Komdak, banyak penumpang yang turun dan banyak pula yang naik.
Tiba-tiba naik juga 3 orang pria. Salah satunya duduk di sisi Ayah.
"Permisi, Pak," kata pria itu ramah. "Silakan!" jawab Ayah
sambil meng- geser tempat duduknya. Pria yang berpakaian rapi itu pun duduk di
samping Ayah. Sementara kedua temannya duduk di bangku di sebelahnya. Adam
mulai curiga melihat gerak-gerik mereka. Apalagi orang yang di sebelah Ayah
selalu melirik ke arah hand phone Ayah. Dan tiba-tiba orang itu pindah tempat
ke depan bangku teman-temannya. Ayah Adam kemudian bergeser ke posisinya
semula, sehingga tempat duduk mereka kembali lega. Namun pada waktu bergeser
ayah Adam merasa ada sesuatu yang ganjil. Ia meraba pinggangnya. Betapa
terkejutnya ia ketika hand phone-nya sudah tidak terselip di pinggangnnya.
"Wah!Hand phone ayah hilang, Dam!" seru Ayah sambil bangkit berdiri.
Ia lalu memeriksa jok kursi, kalau-kalau hand phone-nya terjatuh. Adam juga
sibuk mencari, bahkan memeriksa kolong-kolong bangku.
"Pasti
ada yang mencuri," ujar Ayah. Penumpang lain menoleh ke arah mereka,
mendengar ribut-ribut di dalam bus. "Ada apa, Pak?" tanya kondektur
bus. "Hand phone saya hilang. Tolong berhenti di halte itu," kata
ayah Adam sambil menunjuk halte di perempatan jalan, Kebetulan di halte itu ada
polisi yang sedang mengatur lalu lintas. Lalu Ayah maju ke depan, "Mohon
jangan ada yang turun dulu. Yang turun berarti itu pencurinya," kata Ayah
dengan suara lantang. "Oh, tidak bisa begitu, dong! Dari mana Bapak tahu
kalau yang mengambil ada di bus?" protes orang yang tadi duduk di samping
Ayah. Teman-temannya mengiyakan. "Benar! Mana buktinya? Pokoknya kami mau
turun di sini," kata teman orang itu lagi dengan suara keras dan agak
mengancam. "Tidak bisa! Pokoknya yang turun akan saya laporkan ke
polisi," tantang Ayah berani. Akhirnya ketiga orang itu diam. Kini giliran
ayah Adam yang bingung. Bagaiman cara mencari hand phone-nya? Ini seperti
mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tiba-tiba Adam mendapat ide. Ia membisiki
ayahnya. "Eemm ... " Ayah mengangguk mengerti. "Maaf, Pak. Bisa
pinjam hand phone-nya sebentar?" kata Ayah pada seorang bapak yang
kelihatan membawa hand phone di saku kemejanya. "Silakan ... " jawab
bapak itu. Ayah lalu memencet tombol-tombol nomor hand phone-nya. Dan tiba-tiba
terdengar suara benda dijatuhkan. "Bruuuuuk!" Setelah Ayah selesai
memanggil nomor hand phone-nya, terdengarlah bunyi hand phone ayah. "Itu
dia bunyi hand phone ayah, Yah!" teriak Adam girang.
Ayah Adam,
dibantu kondektur bus itu, lalu menyusuri asal suara itu. Ternyata hand phone
itu ada di kolong bangku yang kosong. Buru-buru ayah Adam memungutnya.
"Alhamdulillah ... rupanya hand phone ini masih rezekiku," kata Ayah
bersyukur. Hanya ada sedikit goresan di hand phone itu. Bus kembali berjalan.
Ayah dan Adam kembali duduk, namun kali ini tepat di belakang sopir. Baru
beberapa menit bus berjalan, "Kiri! Kiri ..., Bang!" kata pria yang
tadi duduk di sebelah Adam. Bus berhenti. Ketiga orang itu buru-buru turun dari
pintu belakang. "Aman!" kata kondektur bus itu. "Lo, kok aman.
Memangnya kenapa, Pak?" tanya Ayah heran. "Tiga orang itu sudah
sering naik turun bus ini. Setiap kali mereka naik pasti ada penumpang yang
kehilangan barang. Dompet atau hand phone," ujar kondektur bus itu.
"Padahal penampilan mereka rapi, seperti orang berduit," sahut bapak
yang tadi meminjamkan hand phone-nya.
"Yah,
melihat orang jangan dari penampilan luarnya," sambung ibu di sebelahnya.
"O ... ya, terima kasih, Pak, atas pinjaman hand phone-nya," kata
Ayah sambil menjabat tangan bapak itu. "Ah, sesama penumpang kita memang
harus saling tolong-menolong," jawab Bapak itu. "Tapi sebenarnya yang
paling berjasa, ya adik itu," kata Bapak itu lagi sambil menunjuk ke Adam.
"Iya, nih! Rupanya adik ini berbakat jadi detektif," sambung
kondektur, yang tahu ide untuk mencari hand phone itu berasal dari Adam.
"Oh, iya. Terima kasih, ya, Dam," kata ayah Adam sambil menepuk pundak Adam yang
tersipu-sipu. Namun Adam lalu buru- buru mencolek lengan ayahnya. "Yah,
beli sepatu sekalian tas, ya. Tas Adam juga sudah sobek," bisik Adam
setengah menggoda ayahnya. Ayah tersenyum geli, "uu, mencari kesempatan
dalam kesempitan!" (Sumber: Tamasya ke Masa Silam, 2006 dengan pengubahan)
Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Iklan
Iklan adalah
berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau
memenuhi permintaan di dalam iklan. Jika kalian cermati, bahasa yang digunakan
dalam iklan mengandung fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa atau kejadian
yang kenyataannya tidak diragukan. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk
yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap.
Selain mengandung fakta produk, iklan juga mengandung opini. Opini merupakan
kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli. Pemasang iklan tidak boleh
memberikan opini dengan melebih-lebihkan produk. Opini harus didukung
fakta-fakta yang ada di dalam produk.
Berikut ini
hal-hal yang merupakan fakta dalam iklan di atas.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Kamera
2,0 Mega Pixels.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>4
x perbesaran.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Wallpaper
terinspirasi alam.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Multimedia
(MP3 dan MP4).
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Bluetooth
A2DP.
Menggunakan Ungkapan dan Peribahasa
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus
(makna unsur-unsurnya seringkali menjadi kabur). Dalam cerpen "Hand Phone
Ayah" terdapat beberapa ungkapan sebagai berikut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Membanting tulang artinya bekerja
keras Contoh: Dalam hati ia terharu sekaligus bangga, karena Ayah rela setiap
hari, berbulan-bulan, berdesak-desakan, kepanasan, dan membanting tulang demi
kepentngan keluarganya.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Mencari kesempatan dalam
kesempitan artinya mencari kesempatan untuk kepentingan diri sendiri di tengah
kesulitan orang lain. Contoh: Ayah tersenyum geli, "Huu, mencari
kesempatan dalam kesempitan!"
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat ringkas padat yang berisi perbandingan, perumpamaan,
nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Contoh: Seperti mencari jarum
dalam tumpukan jerami yang artinya suatu pekerjaan atau suatu perkara yang
sulit Bagaimana cara mencari hand phone-nya? Ini seperti mencari jarum dalam
tumpukan jerami.
Rangkuman
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Setiap puisi lama (tak terkecuali
syair) terikat oleh beberapa hal seperti jumlah baris, jumlah bait, dan
persajakan.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Dalam menceritakan kembali isi
cerpen, unsur-unsur intrinsik dalam cerpen tersebut harus diuraikan secara
jelas dan disertai dengan pengungkapan hal-hal yang menarik atau berkesan dalam
cerpen tersebut.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Fakta dalam iklan mencakup
identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan
secara lengkap. Opini dalam iklan disajikan dengan bahasa yang persuasif untuk
menarik minat pembaca iklan tersebut.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Iklan baris biasanya ditulis
dengan menggunakan bahasa yang objektif, jujur, singkat, dan jelas.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Ungkapan adalah kelompok kata
atau gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya
seringkali menjadi kabur). Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang
tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu.
Melaporkan Berbagai Peristiwa secara Lisan
Tentunya
kalian sering menyaksikan berita di televisi bukan? Terkadang di tengah-tengah
berita tersebut kalian dapat menyaksikan pelaporan informasi secara langsung
dari lapangan. Penyampaian laporan tersebut dilakukan oleh seorang reporter.
Kelebihan berita yang disampaikan secara langsung adalah pendengar atau pemirsa
berita tersebut dapat memperoleh berita terkini mengenai peristiwa yang sedang
terjadi.
Pada Materi
ini, kalian akan belajar melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar
kalian. Ada pun dalam menyampaikan informasi secara lisan, kalian dapat
menggunakan langkah-langkah berikut ini.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Terlebih
dahulu cermatilah dan pahamilah informasi yang telah kalian peroleh.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Buatlah
catatan-catatan kecil terkait dengan informasi tersebut.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Ringkaslah
catatan-catatan tersebut dan hafalkanlah.
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Sampaikan
informasi-informasi tersebut secara lisan dengan menggunakan kalimat yang lugas
dan efektif. Kalimat lugas adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran
ganda. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat dan tidak menggunakan kata secara berlebihan atau
bertumpang tindih. Keempat hal tersebut harus benar-benar kalian perhatikan,
agar informasi-informasi yang kalian sampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
Ada pun hal-hal yang perlu kalian perhatikan dalam melaporkan sebuah peristiwa
secara lisan meliputi:
1.
lafal, 4. ekspresi mata, dan 2. volume suara, 5. kontak mata dengan pendengar.
3. intonasi kalimat, Bacalah berita berikut ini dengan saksama!
Asah Otak
Kanan Melalui Lomba Mewarnai Ratusan bocah taman kanak-kanak (TK) se-eks
Karesidenan Surakarta memadati pendapa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), kemarin
pagi (16/3). Mereka mengikuti lomba mewarnai yang diselenggarakan Prodi
Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Lomba ini
untuk melatih ketelitian, kecekatan, dan ketepatan waktu bagi anak-anak sejak
usia dini. Dengan membawa alat sendiri, anak- anak tersebut dikawal oleh orang
tuanya sampai di Pendapa TBJT, sekitar pukul 09.00. Mereka langsung menyiapkan
alat mengambarnya. Ada yang memakai bangku lipat kecil untuk mempermudah
mewarnai, ada juga yang hanya di lantai. Dengan khusyuk, rata-rata anak berusia
5 tahun ke bawah ini mewarnai pola gambar yang sudah disediakan panitia. Hampir
seluruh peserta bisa menyelesaikan mewarnai sesuai waktu yang telah di-
tentukan. Sekitar satu jam kertas di depan anak-anak itu sudah dipenuhi warna.
"Mudah sekali mewarnai gambar ini," ucap salah satu peserta, Fajar,
4,5 ini. Peserta lain, Iril, 5 juga mengaku tidak sulit mewarnai. Gadis kecil
asal Solo ini mendapat tugas mewarnai sebuah pemandangan. Di antaranya, ada
gambar gunung, sawah, dan awan. Dengan kombinasi warna yang dipilihnya, gambar
pemandangan itu menjadi indah. "Warna awan saya pilih yang biru tua, agar
terlihat mendung," tuturnya polos. Selain ada yang giat, ada juga yang
malas-malasan mewarnai. Merasa sulit, salah satu peserta, mengaku Rita, 4,5
tidak mau meneruskan tugasnya. "Males ma, sulit sekali gambar ini,"
cetus Rita kepada mamanya yang mendampingi.
Usai mewarnai,
anak-anak polos ini langsung membubarkan diri. Ada yang melihat-lihat mainan
yang dijual pedagang. Kemudian ada yang langsung mengerumuni sebuahdisplayyang
menjual perlengkapan miniatur tokoh wayang. Ketua panitia, Nanang Yuliyanto, di
sela-sela acara mengatakan, "Acara ini dilaksanakan untuk memberikan daya
rangsang kepada anak terhadap sebuah gambar. Jika anak-anak ini bisa me-
nempatkan warna dalam gambar yang ada, maka anak ini tergolong cerdas.
Jika
malas-malasan, menandakan tidak kreatif," paparnya. Yang paling
ditonjolkan dalam lomba itu adalah mengajak anak-anak meng- gunakan otak kanan.
Jika anak-anak bisa memfungsikan otak kanan, maka dapat meningkatkan kecerdasan
estetikanya. "Nah, pendidikan sejak dini inilah yang merupakan tanggung
jawab bersama, di antaranya oleh para akademisi," ujar Nanang. (Sumber: Jawa Pos, 17
Maret 2008 dengan pengubahan)
Berita
tersebut dapat diubah menjadi sebuah laporan yang akan disajikan secara lisan
sebagai berikut. Pemirsa, saat ini saya berada di depan pendopo Taman Budaya
Jawa Tengah. Di belakang saya tengah berlangsung lomba mewarnai yang
diselenggarakan Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Sebelas
Maret. .....................................................
Menggunakan Kalimat Inversi secara Tepat
Dalam
berbahasa Indonesia, kalian tentu lebih sering menggunakan kalimat:
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Adik
sedang menyanyi
S P
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Mereka
mengikuti lomba mewarnai..
S
P O
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Usai
mewarnai, anak-anak polos ini langsung membubarkan diri.
Ket. Waktu S P
Dilihat dari posisi subjek dan predikatnya ketiga
kalimat tersebut berpola S - P atau subjek ada di depan predikat. Ini menunjukkan
fungsi subjek lebih dipentingkan daripada predikat. Akan tetapi, ada kalanya
untuk menekankan pentingnya informasi pada predikat, kalimat disusun dengan
pola P - S. Ini berarti fungsi predikat ada di depan subjek. Karena berpola P -
S, kalimat-kalimat itu disebut kalimat susun balik atau kalimat inversi. Kalau
yang akan diinversikan bukan kalimat yang berpola S - P melainkan S - P - O
atau S - P - O - K, yang mendekati fungsi predikat dan objek harus ditempatkan
di depan subjek.
Perhatikan contoh kalimat inversi berikut!
a. Sedang bernyanyi adik.
P
S
b. Mengikuti lomba mewarnai mereka.
P
O S
c. Langsung membubarkan diri usai mewarnai
anak-anak polos ini.
P Ket. waktu S
Rangkuman
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Isi dialog interaktif dapat
kalian simpulkan setelah mendengarkan dengan saksama pelaksanaan dialog
tersebut.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Langkah-langkah yang dapat kalian
gunakan dalam menyampaikan informasi secara lisan, yaitu terlebih dahulu
cermatilah dan pahamilah informasi tersebut, buatlah catatan-catatan kecil
terkait dengan informasi tersebut, ringkaslah catatan-catatan tersebut dan
hafalkanlah, serta sampaikan informasi-informasi tersebut secara lisan dengan
menggunakan kalimat yang lugas dan efektif.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Indeks nama berisi informasi
tentang nama-nama tokoh yang berkaitan dengan isi buku tersebut.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Langkah-langkah yang dapat kalian
gunakan untuk menulis kembali cerpen yang pernah dibaca yaitu bacalah sebuah
cerpen dengan saksama, tentukan ide-ide pokok cerpen sesuai dengan alur cerpen,
dan kembangkan ide-ide pokok tersebut menjadi sebuah ringkasan cerpen.
<![if !supportLists]>·
<![endif]>Kalimat inversi adalah kalimat
yang bersusun balik atau berpola P – S
Menerangkan Sifat-sifat Tokoh dari Kutipan Novel
Sama
seperti karya
sastra lainnya, novel mempunyai ciri yang berbeda sesuai dengan zaman
penulisannya, yaitu zaman sebelum tahun 20-an, tahun 20-an, tahun 30-an, '45,
'66, dan seterusnya. Karakter atau sifat- sifat tokoh yang ditampilkan dalam
cerita pun berbeda-beda. Isi atau ceritanya pasti juga berbeda karena
disesuaikan dengan budaya pada saat novel itu ditulis. Oleh karena itu, berikut
ini kalian akan dilatih untuk memahami dan akhirnya dapat mengidentifikasi
sifat tokoh dari sebuah novel. Klasifikasi tokoh berdasarkan peranan tokoh
dalam cerita, terdapat tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama terbagi atas
dua macam, yakni tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis yaitu
tokoh utama yang mendukung jalannya cerita (biasanya berwatak baik). Ada pun
tokoh antagonis yaitu tokoh yang mempunyai konflik dengan tokoh protagonis
(biasanya berwatak jahat). Daya tarik suatu novel biasanya terletak pada
kekuatan konflik antara kedua tokoh tersebut. Perwatakan merupakan unsur yang
penting untuk menghidupkan tokoh. Ada beberapa cara yang dapat kalian gunakan
untuk mencari gambaran watak seorang tokoh dalam sebuah novel. Berikut ini
cara-cara tersebut.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Pengarang langsung menunjuk watak
pelaku yang dikehendakinya.
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Pengarang langsung menunjuk watak
pelaku, tetapi menggunakan bahasa yang diperhalus.
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Melalui pernyataan tokohnya
sendiri.
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Melalui gerak-gerik pelaku.
<![if !supportLists]>e.
<![endif]>Melalui analisis pengarang
sendiri.
<![if !supportLists]>f.
<![endif]>Melalui dialog antarpelaku.
Perhatikan
kutipan novel berikut ini!
Si Jamin dan
Si Johan
Oleh: Merari
Siregar
Si Jamin
menelusuri jalan setapak di tengah teriknya sinar matahari. Ia adalah pengemis
kecil yang harus membiayai hidup si Johan (adiknya) dan Inem (ibu tirinya yang
sangat kejam). Dalam usianya yang begitu muda, ia harus berperang melawan
keganasan kota Jakarta. Suatu hari ia dipukuli Inem (ibu tirinya) karena
membawa uang dua puluh sembilan sen. Kalau saja ibu kandungnya masih ada, tentu
mereka tidak akan menderita seperti ini dan ayahnya pun takkan menjadi pemabuk.
Hari demi hari dilalui Jamin dengan menjadi pengemis dan semua uangnya harus ia
serahkan kepada ibu tirinya. ...............................
(Sumber:
Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, 1999, dengan pengubahan)
Watak
tokoh-tokoh dalam kutipan novel di atas digambarkan dengan cara pengarang
langsung menunjuk watak pelaku. Bukti hal tersebut adalah Inem digambarkan
sebagai ibu tiri yang sangat kejam karena ia menyuruh Jamin untuk mengemis.
Selain itu, pengarang juga menggambarkan watak tokoh melalui gerak- gerik
pelakunya. Bukti hal tersebut adalah segala aktivitas Jamin yang dengan tabah
mengemis untuk menghidupinya Johan, Inem, dan dirinya.
Tugas
Dengarkanlah
pembacaan kutipan novel tahun 20 - 30-an berikut!
Sengsara
Membawa Nikmat
Oleh: Tulis
Sutan Sati
....................................
Menerapkan Prinsip-prinsip Diskusi
Diskusi
merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua orang atau lebih. Berdasarkan
banyaknya peserta, diskusi dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi umum.
Diskusi kelompok dilaksanakan dua sampai sepuluh orang. Jika diskusi lebih dari
sepuluh orang disebut diskusi umum. Dalam diskusi umum terdapat pemandu diskusi
(moderator), penyaji makalah (referator), penyanggah (pembanding). Sebelum
berdiskusi, harus ditentukan dulu topik yang akan diangkat dalam diskusi
tersebut. Setelah itu baru mengetengahkan hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Apa
sesungguhnya masalah yang sedang terjadi (berkaitan dengan topik)?
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Apa
yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut?
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Bagaimana
caramemecahkan masalah tersebut?
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Apa
untung ruginya tiap cara tersebut?
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Cara
manakah yang paling baik untuk dilaksanakan?
<![if !supportLists]>6. <![endif]>Bagaimana
cara pelaksanaannya? Untuk menguraikan semua masalah di atas, peserta diskusi
bisa mempersiapkan diri dengan membaca buku, majalah, surat kabar, dan
ensiklopedi yang dapat memberikan informasi tentang topik yang dibahas dalam
diskusi. Kalian sebagai pelajar sudah seharusnya belajar berdiskusi karena
dalam dunia pendidikan tinggi nantinya, kalian selalu dihadapkan dalam
forum-forum diskusi. Dalam sebuah diskusi sangat dibutuhkan adanya pemandu
diskusi. Pemandu diskusi bertugas memimpin jalannya diskusi. Selain itu,
menjadi penengah jika terdapat perbedaan pendapat dan menyimpulkan hasil
diskusi. Oleh karena itu, pemandu diskusi dituntut:
<![if !supportLists]>7. <![endif]>menguasai
materi permasalahan diskusi,
<![if !supportLists]>8. <![endif]>dapat
menampung berbagai pendapat dalam diskusi, dan
<![if !supportLists]>9. <![endif]>tidak
memihak kepada salah satu pendapat.
Untuk memulai
diskusi, pemandu diskusi perlu menyampaikan hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Salam
pembuka
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Permasalahan
diskusi
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Latar
belakang permasalahan
<![if !supportLists]>4. <![endif]>Rumusan
permasalahan
<![if !supportLists]>5. <![endif]>Riwayat
penyaji makalah
<![if !supportLists]>6. <![endif]>Pernyataan
diskusi dimulai
Untuk mengatur
arus diskusi, pemandu diskusi perlu mengingat hal-hal berikut ini.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Membagi
waktu menjadi beberapa tahap atau termin.
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Mengatur
tata cara bagi yang akan berbicara.
<![if !supportLists]>3. <![endif]>Menetapkan
banyaknya pembicara pada setiap termin.
Dalam menyelesaikan perbedaan pendapat,
pemandu diskusi hendaknya:
<![if !supportLists]>1.
<![endif]>mencari unsur-unsur persamaan di
sela-sela perbedaan,
<![if !supportLists]>2.
<![endif]>sudut pandang yang menimbulkan
perbedaan perlu dijelaskan sehingga pihak yang berbeda pendapat menjadi paham,
dan
<![if !supportLists]>3.
<![endif]>mencari jalan tengah yang adil
dan tidak memihak. Dalam menyimpulkan hasil diskusi, pemandu diskusi sebaiknya
tidak memihak kepada salah satu pendapat peserta diskusi.
Membaca Ekstensif untuk Menemukan Gagasan dari
Beberapa Artikel
Berbagai macam
peristiwa dan informasi selalu diberitakan melalui media cetak dan elektronik.
Berita dalam media cetak (misalnya: koran) biasanya diwujudkan dalam bentuk artikel-artikel.
Bahkan, ada artikel-artikel yang ditulis dan membahas tentang tema yang sama,
tetapi dari sudut pandang yang berbeda. Cara baca yang dapat kalian gunakan
adalah teknik membaca ekstensif. Membaca ekstensif adalah suatu kegiatan
membaca yang bertujuan membandingkan dua bacaan atau lebih agar diketahui
persamaan dan perbedaan gagasan- gagaan penting yang ada di dalam bacaan-
bacaan tersebut. Berikut ini kalian akan dilatih untuk membaca dan merangkum
berita- berita yang sama dalam suatu artikel. Dalam membaca dan memahami sebuah
berita, kalian harus memerhatikan prinsip 5W+ 1H, yaitu: - what : apa yang
menjadi pokok pemberitaan atau permasalahan
- who : siapa
saja yang terlibat - why : mengapa hal tersebut dipermasalahkan -. when : kapan
permasalahan tersebut muncul -where : di mana permasalahan tersebut muncul dan
berkembang - how : bagaimana pemecahannya
Bacalah dengan
saksama kedua artikel berikut!
Artikel 1
BTN Salurkan
Rp800 Miliar untuk Rusuna/RSH Sampai Maret 2008, kredit yang sudah disalurkan
Bank Tabungan Negara untuk kredit pemilikan rumah susun sederhana dan rumah
sederhana sehat sebesar Rp800 miliar. Manajer Humas BTN, Dody Agoeng
menyebutkan, hingga pertengahan Maret 2008, mulai banyak pemohon kredit
pemilikan apartemen untuk rumah susun sederhana (rusuna). “BTN pusat sampai
harus meminta bantuan dari tenaga-tenaga di kantor cabang BTN untuk mengecek
rusuna yang sedang dibangun. Kini, beberapa pe- ngembang memang berpacu
membangun rusuna,” kata Dody di Jakarta, pekan lalu. BTN mencatat ada 4.000
permohonan untuk kredit rusuna. Pembangunan rusuna adalah program pemerintah
untuk me- wujudkan 1.000 menara rusuna di 10 kota besar di Indonesia. Namun,
daerah yang siap melaksana- kan program tersebut baru di kawasan Jakarta dan
sekitarnya. Untuk program rusuna, BTN telah mengalokasikan dana sebesar Rp1
triliun. Sementara itu, Presiden Direktur Cawang Housing, Reddy Hartadji
menilai minat masyarakat untuk tinggal di rusuna dinilai tinggi. Hal itu
merupakan peluang bagi pengusaha properti untuk terjun ke penyediaan rusuna
untuk masyarakat menengah ke bawah. Reddy mengatakan, bisnis rumah susun
sederhana milik (rusunami) memiliki prospek cerah karena minat masyarakat
menengah ke bawah untuk membeli hunian itu cukup tinggi. Potensi itu juga terlihat
dari peningkatan pelaku bisnis properti yang ikut membangun hunian tersebut.
“Mulai banyaknya pelaku bisnis yang terlibat menunjukkan bisnis ini feasible,
layak. Pengembang lain jangan ragu membangun rusuna,” kata Reddy, Sabtu (29/3)
di Jakarta. Reddy mencontohkan proyek rusuna yang dia bangun di daerah Cawang.
Peng- usaha ini membangun rusuna sebanyak 731 unit, yang sejak ditawarkan tahun
2007 sudah terjual semuanya. Reddy mengklaim, sekitar 72 persen dari pembeli
rusuna itu adalah pegawai negeri dan selebihnya pegawai swasta dan wiraswasta.
Namun, dia tidak menjelaskan apakah konsumennya itu membeli dengan cara tunai
atau melalui kredit ke BTN. Konsumen akan mendapat subsidi selisih suku bunga
dan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari pemerintah
kalau membeli rusun tersebut dengan cara mencicil melalui kredit pemilikan
apartemen (KPA) di BTN. Namun, kalau konsumen membeli rusun “murah” tersebut
dengan cara tunai, tidak akan mendapat subsidi ataupun pembebasan PPN. (Sumber:
Kompas, 31 Maret 2008)
Artikel 2
Pembangunan
Rusuna dengan Produk Lokal Pembangunan rumah susun sederhana atau rusuna akan
menggunakan produk lokal dengan komposisi hampir 100 persen. Digunakannya
produk lokal, selain untuk menumbuhkan industri dalam negeri, juga untuk
menekan harga jual rusuna.Demikian dikatakan Menteri Negara Perumahan Rakyat,
Yusuf Asy’ary, Rabu (7/11), ketika mengunjungi pabrik ubin PT Arwana Nuansa
Keramik di Cikande, Serang, Provinsi Banten. “Untuk membangun rusuna tidak
dibutuhkan produk dengan teknologi tinggi sehingga cukup produk dalam negeri
saja. Buat apa harus impor bila kualitas produk setara,” ujar Yusuf. Direktur
Utama PT Arwana Nuansa Keramik, Tendean Rustandi mengatakan, industri keramik
yang dikelolanya siap mendukung program membangun 1.000 menara rusuna. “Kami
dapat memberikan harga jual keramik lebih rendah 30 persen bagi proyek
pembangunan rusuna. Di pabrik ini, kami mempertunjukkan dengan harga rendah,
maka ubinnya tidak kalah kualitasnya,” kata Tendean. Deputi Bidang Perumahan
Formil, Zufli Syarif Koto mengatakan, produk dari mana pun untuk membangun
rusuna tidak menjadi masalah asalkan lolos persyaratan teknisi sesuai Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 403 Tahun 2003. “Spesifikasi teknisnya sudah
diatur, jadi harga boleh saja diturunkan asalkan kekuatan produk tetap sesuai
aturan. Tetapi, bila produk dapat lebih murah, kami pun menyambut baik karena
harga rusuna dapat lebih murah,” ujar Zufli. Harga satu unit rusuna berada
dalam kisaran Rp75 juta hingga Rp144 juta, dengan luasan 30 - 48 meter persegi.
Sementara itu,
Yusuf mengingatkan bila para produsen produk perumahan sepakat menurunkan harga
produk untuk mendukung realisasi pembangunan proyek 1.000 menara rusuna,
pengembang jangan sampai malah mengambil untung. Direktur Eksekutif Pusat
Strategis Intelijen Properti, Ali Tranghanda mengata- kan, digunakannya produk
lokal pada pembangunan rusuna, sebenarnya tidak membuat harga rusuna turun
secara signifikan. “Pengembang rusuna sebelumnya pasti telah berpikir
menggunakan 90 persen, bahkan 100 persen produk lokal. Ini berbeda dengan
pengembang apartemen yang 40 persen dari bahan bangunannya meng- gunakan produk
impor,” ujar Ali. Dia menyambut baik keinginan produsen untuk menurunkan harga
produk. “Pemerintah sebenarnya cukup mengomu- nikasikan rencananya kepada
produsen bahan bangunan, pasti nanti banyak yang akan mendukung pembangunan
rusuna,” ujar Ali. Terlepas dari komitmen produsen untuk menurunkan harga
produk, menurut Ali, satu-satunya cara untuk menurunkan harga rusuna tetaplah
subsidi. “Di Jakarta, biaya pembebasan lahan 20 – 30 persen dari biaya total
proyek. Maka, subsidilah yang paling relevan agar harga rusuna makin
terjangkau. Kenaikan harga bahan bangunan, misalnya masih lebih tinggi dari
kenaikan daya beli,” ujar Ali. (Sumber:Kompas, 8 November 2007)
Menggunakan Singkatan dan Akronim
Pada bacaan
"BTN Salurkan Rp800 Miliar untuk Rusuna/RSH" tentunya kalian
menjumpai kata yang berupa singkatan dan akronim. Pada Materi ini kalian akan
mempelajari tentang singkatan dan akronim secara lebih mendalam.
<![if !supportLists]>1. <![endif]>Singkatan
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih. Singkatan terbagi atas empat hal berikut ini.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Singkatan nama orang, nama gelar,
sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh: Reddy H.
→ Reddy Hartadji Drs. Suwito → Doktorandus Suwito
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak
diikuti dengan titik. Contoh: BTN → Bank Tabungan Negara PPN →
Pajak Pertambahan Nilai
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Singkatan umum yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh: hlm. 25 → halaman
25 dll. → dan lain-lain
<![if !supportLists]>d.
<![endif]>Lambang kimia, singkatan satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh:
Rp800 miliar → (delapan ratus miliar) rupiah kg → kilogram
<![if !supportLists]>2. <![endif]>Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret yang diperlukan sebagai kata.
Akronim terdiri atas 3 (tiga) hal berikut ini.
<![if !supportLists]>a.
<![endif]>Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: SIM → Surat Izin Mengemudi IKIP → Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
<![if !supportLists]>b.
<![endif]>Akronim nama diri yang berupa
gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri → Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia Kowani → Konggres Wanita Indonesia
<![if !supportLists]>c.
<![endif]>Akronim yang bukan nama diri yang
berupa gabungan huruf, suku kata, atau pun gabungan huruf dan suku kata atau
pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan
huruf kecil. Contoh: rusuna → rumah susun sederhana humas → hubungan
masyarakat
Rangkuman
<![if !supportLists]>v <![endif]>Tokoh
utama dalam novel terbagi atas dua macam, yaitu tokoh protagonis dan tokoh
antagonis. Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung jalannya cerita (biasanya
berwatak baik). Ada pun tokoh antagonis yaitu tokoh yang mempunyai konflik
dengan tokoh protagonis (biasanya berwatak jahat).
<![if !supportLists]>v <![endif]>Diskusi
merupakan kegiatan bertukar pikiran antara dua orang atau lebih.
<![if !supportLists]>v <![endif]>Membaca
ekstensif adalah suatu kegiatan membaca yang bertujuan membandingkan dua bacaan
atau lebih agar diketahui persamaan dan perbedaan gagasan-gagasan penting yang
ada di dalam bacaan-bacaan tersebut.
<![if !supportLists]>v <![endif]>Pada
umumnya, susunan naskah pidato terdiri atas salam pembuka, pendahuluan, isi
pokok, simpulan, harapan-harapan, dan penutup.
<![if !supportLists]>v <![endif]>Singkatan
adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Akronim
adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar