MAKALAH
PROTISTA MIRIP HEWAN & PROTOZOA
DISUSUN OLEH :
ELISA
KELAS : X.
MIPA.1
SMA NEGERI 2
PRAYA
TAHUN 2020
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga pembuatan makalah yang berjudul “Protista Mirip Hewan dan Protozoa” dapat terselesaikan.
Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
sehinggga kami dapat menyelesaikannya. Dalam pembuatan makalah ini kami
berharap semoga dapat bermanfaat kita semua.
Kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini sangat kami harapkan.Apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah
ini, kami mohon maaf.
Praya, 16 Januari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II: PEMBAHASAN
A. Protista Mirip Hewan
B. Protozoa
BAB II: PEMBAHASAN
A. Protista Mirip Hewan
B. Protozoa
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kingdom protista adalah kelompok
organisme yang memiliki struktur sel eukariotik, uniseluler maupun
multiseluler, dan tidak memiliki jaringan yang sebenarnya. Anggota protista
berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam hal morfologi maupun cara
hidupnya. Anggota protista ada yang menyerupai sifat hewan, jamur dan tumbuhan.
Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista,
seperti algae,
adalah fotosintetik
dan produsen primer vital
dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton.
Protozoa
merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300
mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang
berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa
kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada
juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas
di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup
sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan
memangsa bakteri, Oleh karenanya, diperlukan suatu
pembahasan mengenai protista dan protozoa secara
mendalam. Agar nantinya dapat secara jelas mengetahui perbedaan antara protista
mirip hewan dengan kingdom Animalia (hewan) yang sebenarnya, ataupun dengan
kelompok Protista dan protozoa lainnya. Selain itu, agar
nantinya juga dapat mengetahui peranan Protozoa dalam kehidupan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil
rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimanakah
ciri-ciri dari protista mirip hewan?
2.
Bagaimanakah klasifikasi pada protista
mirip hewan?
3.
Bagaimanakah peranan protista mirip
hewan dalam kehidupan manusia?
4.
Bagaimanakan cirri-ciri dari protozoa?
5.
Bagaimakah klasifikasi pada protozoa?
6.
Bagaimanakah peranan protozoa dalam kehidupan manusi ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahi bagaimanakah ciri-ciri dari protista
mirip hewan?
2.
Untuk mengetahui bagaimanakah
klasifikasi pada protista mirip hewan?
3.
Untuk Bagaimanakah peranan protista mirip
hewan dalam kehidupan manusia?
4.
Untuk mengetahui bagaimanakan cirri-ciri dari
protozoa?
5.
Untuk mengetahui bagaimakah klasifikasi pada protozoa?
6.
Untuk mengetahui bagaimanakah peranan protozoa dalam
kehidupan manusi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PROTISTA MIRIP HEWAN
2.1
Ciri-Ciri
yang dimiliki Protista Mirip Hewan
Kingdom Protista adalah kelompok
organisme yang memiliki struktur sel eukariotik, uniseluler maupun
multiseluler, dan tidak memiliki jaringan yang sebenarnya. Anggota Protista berbeda
antara satu dengan lainnya dalam hal morfologi maupun cara hidupnya. Anggota
protista ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur (Aryulina, Diah dkk,
2007:87)
Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai protista mirip hewan. Sekitar 65 ribu jenis Protista yang menyerupai
hewan atau lebih dikenal dengan istilah Protozoatelah dikenali dan dinamai. Istilah
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu protos artinya pertama dan zoon
artinya hewan. Disebut Protista yang menyerupai hewan karena uniseluler,
heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.
Ciri tubuh Protozoa meliputi
ukuran dan bentuk, serta struktur dan fungsi tubuh. Protozoa berukuran
mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron (µm). Bentuk sel Protozoa
sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Umumnya
dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia),
bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki
alat gerak.
Sel Protozoa umumnya terdiri dari
membran sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil (vakuola
berdenyut), dan inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta
pengatur pertukaran makanan dan gas. Vakuola makanan adalah vakuola yang
berfungsi untuk mencerna makanan. Vakuola makanan terbentuk dari proses makan
sel dengan cara “menelan” oleh setiap bagian membran sel atau melalui sitotosma
(mulut sel). Zat-zat makanan hasil pecernaan dalam vakuola makanan masuk ke
dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola
ke luar sel melalui membran plasma. Vakuola kontraktil adalah vakuola yang
berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan berbentuk cairan ke luar selmelalui
membran sel serta mengatur kadar air dalam sel. Vakuola kontraktil merupakan vakuola
yang selalu mengembang dan mengempis. Inti sel berfungsi mengatur aktivitas
sel.
2.2
Klasifikasi
pada Protista Mirip Hewan
Protozoa yang sudah
teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu spesies. Jenis Protozoa yang
sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata,
Flagelata, dan Sporozoa.
2.2.1
Rhizopoda ( Sarcodina)
Semua
Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, podos =
kaki) atau Sarcodina ( Yunani, sarco
= daging) bergerak dengan penjuluran sitoplasma slnya yang membentuk
pseudopodia (kaki semu). Bentuk pseudopodia beragam, ada yang tebal membulat
dan ada yang tipis meruncing. Pseudopodia berfungsi sebagai alat gerak dan
memangsa makanan. Rhizopoda ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang,
contohnya Amoeba proteus. Pada
Rhizopoda yang bercangkang, pseudopodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang
tersusun dari silika atau kalsium karbonat.
Rhizopda berkembangbiak secara
aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan, misalnya kekeringan,Rhizopoda tertentu beradapatasi untuk
mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista. Contoh Rhizopoda yang membentuk
kista adalah Amoeba. Dalam keadaan
berupa kista,kegiatan hidup Amoeba
menjadi tidak aktif. Amoeba akan menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan
sesuai.
Salah satu hewan yang tergolong
filum ini adalah Amoeba. Amoeba berarti hewan yang memiliki bentuk tidak tetap. Struktur
tubuh Amoeba tersusun atas plasmalema (membran sel)
dan sitoplasma.
Terdapat juga contoh dari Rhizopoda lainnya seperti Arcella vulgaris yang memiliki rangka luar yang tersusun dari zat
kitin. Protozoa ini banyak terdapat di air tawar. Berbentuk seperti piring,
dengan satu permukaan cembung dan permukaan lainnya cekung atau datar , yang
ditengahnya terdapat lubang tempat keluarnya kaki semu. Radiolaria
yang merupakan organisme laut bertubuh bulat seperti bola dan memilki banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stonsium sulfat. Radiolaria yang mati akan mengendap yang disebut dengan lumpur radiolaria yang digunakan sebagai bahan alat penggosok serta bahan peledak. Contoh genusnya : Achantometro dan Collosphaera.
yang merupakan organisme laut bertubuh bulat seperti bola dan memilki banyak duri yang terbuat dari zat kitin dan stonsium sulfat. Radiolaria yang mati akan mengendap yang disebut dengan lumpur radiolaria yang digunakan sebagai bahan alat penggosok serta bahan peledak. Contoh genusnya : Achantometro dan Collosphaera.
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut
Entamoeba, misalnya:
·
Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena
menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
·
Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
·
Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya
bukan parasit, tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.
2.2.2
Ciliata
(Ciliophora/ Infusoria)
Ciliata (Latin, cilia = rambut
kecil) atau Ciliophora (Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan
silia (rambut getar). Ciliata juga disebut Infusoria (Latin, infus = menuang)
karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel
atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga
merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitotosma. Makanan yang
terkumpul di sitotosma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel).
Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola
makanan.
Ciliata disebut sebagai hewan
sandal (bentuk sel seperti telapak kaki). Sel Ciliata mempunyai dua macam inti,
yaitu inti besar (makronukleus) dan inti kecil (mikronukleus). Makronukeus
berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi
vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembang biakan. Mikronukleus memiliki
fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Ciliata juga memiliki trikokis yang
fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh.
Ciliata melakukan reproduksi
secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara
pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan
konjugasi. Salah satu Ciliata yang melakukan proses konjugasi ialah Paramecium.
Paramecium
bergerak dengan menggetarkan silianya. Mulut sel berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam sel. Jika rambut getar di sekitar mulut sel digetarkan maka
terjadi aliran air keluar masuk mulut sel. Bersamaan dengan aliran air, makanan
(sisa bahan organik dan hewan uniseluler) masuk ke dalam mulut.Karena tidak
berjenis kelamin, maka tidak dapat dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Contoh lain
dari Ciliata adalah :
·
Stentor, bentuk seperti terompet dan hidupnya menetap di
suatu tempat.
·
Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan
bentuk lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.
·
Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa
Paramaecium.
·
Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak
ditemukan pada permukaan daun yang terendam air.
·
Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat
menimbulkan balantidiosis (gangguan pada perut).
2.2.3
Flagellata (Mastigophora)
Flagellata (dalam bahasa Latin
diambil dari kata “flagell” yang berarti cambuk) atau Mastigophora (dari
bahasa Yunani,”mastig” yang berarti cambuk, dan “phora” yang
berarti gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas
dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi
modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata
dan zooflagelata.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga
merupakan ciri khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak
flagel berada pada ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti
mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel
(posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat
indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu
untuk menangkap makanan.
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua, yaitu
berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan yang berbentuk
seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.
1.
Fitoflagellata
Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena
memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik).
Fitoflagellata mencernakan makananya dengan berbagai cara, menelan lalu
mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik),
atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata
adalah diperairan bersih dan diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak
menggunakan flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu:
a.
Euglenoida
b.
Noctiluca miliaris
c.
Volvocida
2.
Zooflgellata
Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak
berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas,
bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada
organisme lain. Contoh zooflagelata antara lain yaitu Trypanosoma gambiens,
dan Leishmania. Makannya berupa zat organik yang diperoleh dari
lingkungannya. Beberapa jenis flagellata merupakan hewan holozoik.
Beberapa jenis flagellata memperoleh makanan dari tubuh inangnya. Zooflagelata
berhabitat di laut dan air tawar.
a.
Trypanosoma
Flagellata ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti
daun , merupakan parasit dalam darah vertebrata , dan tidak membentuk kista.
Jenis – jenis Trypanosoma antara lain adalah:
- Trypanosoma gambiense
dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada
manusia. Hospes perantaranya adalah lalat dari genus tse-tse, yaitu Jenis Glosina
palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma hidup di dalam
kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
- Trichomonas vaginalis,
parasit pada vagina saluran urine wanita.
- Leishmania tropica,
penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia.
- Leishmania tropica,
penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
- Trypanosoma evansi,
penyebab penyakit sura (malas) pada ternak, hospes perantara lalat
tabanus.
b.
Leishmania
Leishmania merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endothelium
pembuluh darah. Jenis-jenis Leismania adalah :
·
Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazar
yang ditandai dengan demam dan anemia, hewan ini banyak terdapat di Mesir ,
sekitar laut tengah , dan india.
·
Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit ,
disebut penyakit oriental sore, terdapat di Asia (daerah mediterania) dan
sebagian Amerika selatan. Ada dua tipe “oriental sore” yang disebabkan oleh strain
yang berlainan, yaitu Leishmania kulit tipe kering atau urban yang menyebabkan
penyakit menahun, dan Leishmania kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan
penyakit akut.
·
Leishmania brasiliensis, juga penyebab
penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah serta Selatan.
Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong,
menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk
morfologi). Hidup secara soliter dan ada yang berkoloni. Fitoflagellata
mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane selulosa, misalnya Volvox. Ada pula yang memiliki lapisan
pelikel, misalnya Euglena. Pelikel
adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
2.2.4
Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa (yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok Protista uniseluler yang pada salah
satu tahapan dalam siklus hidupnya memiliki bentuk seperti spora. Sporozoa
tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai parasit pada
hewan atau manusia. Tubuhnya berbentuk bulat atau bulat panjang.
Perkembangbiakan/siklus hidupnya dapat dibagi atas tiga stadium, yaitu:
a. Schizogonia
: Terbentuk secara membelah dan terjadi
setelah menginfeksi inang.
b. Sporogoni
: Pembentukan spora di luar inang dan
merupakan stadium efektif.
c. Gamogoni
: Tahap pembentukan sel-sel gamet
terjadi di dalam tubuh inang perantara atau nyamuk
Secara umum, Sporozoa melakukan
reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan
seksualnya kompleks dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau
lebih inang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi
sksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan
gamet jantan dan betina.
Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma goondi yang menyebabkan
penyakit toksoplasmosis dan Plasmodium
yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Toxoplasma goondi masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
misalnya daging yang tercemar kista Toxoplasma
dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma
terutam membahayakan ibu hamil karena dapat membunuh embrio atau bayi yang
dilahirkan menjadi cacat.
·
Fase Vegetatif : Terjadi pada tubuh manusia
penderita Malaria. Manusia dipandang sebagai hospes denifitif.
Terdapatnya plasmodium di sepanjang saluran darah. Spora aseksual berkembang
biak pada waktu nyamuk anopheles menghisap darah. Siklus hidupnya dimulai dari
: Sporozoit – Tropozoit – Shyzoit – Merozoit.
·
Fase Generatif :Terjadi di dalam tubuh nyamuk
Anophels betina. Anopheles dipandang sebagai hospes intermedier. Terdapatnya
plasmodium disepanjang saluran pencernaan dan saluran ludah. Siklus hidupnya
dimulai dari Makrogametosit dan Mikrogametosit – Zygot – Ookinet – Oosit –
Sporosit – Sporozoit.
2.3
Peranan
Protista Mirip Hewan dalam Kehidupan Manusia
Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia.
Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena
Protozoa dalah pemangsa bakteri. Di perairan, Protozoa juga merupakan zooplankton
dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber makanan hewan air termasuk
udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Protozoa
lain yang menguntungkan antara lain sebagai berikut :
·
Foraminifera,
cangkang atau
kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencairan sumber daya minyak, gas alam,
dan mineral.
·
Radiolaria,
kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanahnradiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan gosok.
Protozoa yang merugikan bagi manusia, yaitu menyebabkan
penyakit antara lain sebagai berikut :
·
Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena
menyerang dan merusak jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
·
Entamoeba ginggivalis, merupakan parasit pada gusi dan
gigi manusia.
·
Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya
bukan parasit, tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.
·
Trypanosoma brucei (penyebab
penyakit tidur pada manusia di Afrika),
·
Trypanosoma evansi (penyebab
penyakit surra pada hewan ternak),
·
Trichomonas vaginalis (penyebab
penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria),
·
Leishmania (penyebab
penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma dan Leishmania dibawa
oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah manusia, contohnya lalat tse
tse (Glossina moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur.
Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita
tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus, dan akhirnya
mengakibatkan kematian.
·
Plasmodium yang dapat menyerang sel-sel hati dan sel-sel darah
merah (eritrosit),penyebab penyakit malaria.
B.
PROTOZOA
2.1 Ciri – Ciri Protozoa
A. Ciri-ciri
umum protozoa yaitu:
a) Organisme
uniseluler (bersel tunggal).
b) Eukariotik
(memiliki membran nukleus).
c) Hidup
soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
d) Umumnya
tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
e) Hidup
bebas, saprofit atau parasit.
f) Dapat
membentuk kristal untuk bertahan hidupAlat gerak berupa pseudopodia, silia,
atau flagela.
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan
adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen,
memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang
bisa berubah-ubah.
Sebagian besar Protozoa berkembang biak
secara vegetatif dan generatif.
1. Aseksual
(vegetatif)
a. Pembelahan
mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel
baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba.
Paramaecium dan Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/
memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi, sedangkan Euglena
membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
b. Spora, perkembangbiakan
aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui
proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.
2. Seksual
(Generatif)
a. Konjugasi, Peleburan
inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium
mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus,
proses ini disebut singami.
b. Peleburan
gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.
2.2 Klasifikasi
protozoa
Protozoa
dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
a) Rhizopoda
(Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi
sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut pseudopodia. Contoh spesies dalam
kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Bentuk sel amoeba tidak
tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme
ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di
dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental
dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan
dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia.
§ Pencernaan Makanan
Rhizopoda
Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap
makanan. Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan.
Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi
makanan tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti
kaki semu mengelilingi makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk
vakuola, makanan dicerna di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan
diedarkan ke seluruh tubuh. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel
menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti tersebut
menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga
terjadilah dua sel anak Amoeba.
§ Morfologi Rhizopoda
a. Bergerak
bebas di dalam air laut dan tawar.
b. Bergerak
dan menagkap mangsa dengan menggunakan kaki semu.
c. Berkembangbiak
dengan cara membelah biner.
§ Fisiologi Rhizopoda
Sel amoeba dilindungi oleh membran sel, dimana
didalam selnya terdapat organel-organel diantaranya inti sel, vakuola
kontraktil, dan vakuola makanan. Ukuran amoeba berkisar antara 200-300 mikron,
bentuknya selalu berubah-ubah, amoeba bergerak dengan cara mengalirkan
penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia.
§ Reproduksi
Rhizopoda (Amoeba)
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel
atau bahan inti menjadi dua, kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya yang
masing-masing menjadi dua dan menyelubungi inti sel. Dimana amoeba bereproduksi
secara vegetatif dengan cara membelah diri, perkembangbiakan amoeba dan bakteri
yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri sesuai pada kondisi mereka
mengadakan pembelahan setiap 15 menit. Setelah sitoplasma terpisah maka
terbentuklah dua sel baru.
§ Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda
v Amoeba,.
v Foraminifera
v Radiolaria.
b) Flagellata
(Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk
atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua
anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata
tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup
bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan
bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan
biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Flagellata
yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau
klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
a. Euglena
viridis, hidup di air tawar.
b. Volvox
globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel
satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan
benang-benang plasma.
c. Noctiluca
miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu
pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.
2. Flagellata
yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh:
a. Trypanosoma
gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia.
Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina
mursitans.Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro
spinal manusia.
b. Trichomonas
vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c. Leishmania
tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda demam dan anemia.
d. Leishmania
tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental.
e. Trypanosoma
evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.
3. Cilliata
(Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak
berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang
melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat
bergerak bebas ke segala arah di dalam air. Alat gerak berupa cilia atau bulu
getar.Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik
dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
§ Cara Makan Dan Ekskresi Pada Ciliata
Silia pada ciliata selain berfungsi sebagai alat
gerak juga berfungsi sebagai alat menangkap makanan. Cara menangkap makanan
adalah dengan menggetarkan silianya, agar terjadi aliran air keluar dan masuk
mulut sel. Pada saat itulah masuk bersamaan dengan air bakteri, bahan organik,
atau hewan uniseluler lainnya.Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di
permukaan sel yang disebut sitostoma Sitostoma dapat digunakan menangkap
makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola
makanan.Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom
memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan.
§ Respirasi Pada Ciliata
Respirasi pada ciliata sama yang dilakukan seperti
amoeba yaitu dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya (selaput
plasma). Sitoplasma dibedakan menjadi dua yaitu bagian luar adalah ektoplasma
dan bagian dalam disebut endoplasma. Dibagian ektoplasma terdapat bentukan
menyerupai akar yang disebut trikosit. Fungi trikosit untuk melindungi diri
dari terhadap serangan lawan dan juga untuk menambatkan diri pada hewan lain
waktu mengambil makanan. Tubuhnya dilindungi oleh pellicle, sehingga bentuk
dari organism ini tetap.
§ Reproduksi Pada
Ciliata
Proses reproduksi pada ciliata yaitu secara seksual
dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual pada ciliata yaitu dimulai dengan
membelah diri secara transversal, dimulai dengan membelah makronukleus yang diikuti
oleh sitoplasmanya, membelah diri dapat terjadi + tiap
24 jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan aseksual (vegetatif),
terjadilah pembiakan seksual (generatif) secara konjugasi yang dimulai dengan
pertemuan antara 2 individu pada bagian mulut. Kemudian terjadi peristiwa
selanjutnya makronukleusnya lenyap. Mikronukleusnya membelah secara meiosis
menjadi empat. Tiga diantaranya lenyap dan satu membelah menjadi dua
mikronukleus (haploid). Dan terjadi tukar menukar mikronuklues sehingga menjadi
penyatuan mikronukleus haploid menjadi mikronukleus diploid, tiap individu
memisahkan diri. Dalam keadaan demikian tiap individu dan mikronukleusnya akan
mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat paramecium
baru dengan makronukleus.
§ Contoh Spesies Kelas
Ciliata
a. Paramaecium
caudatum
b. Stentor
c. Vorticella,
d. Stylonichia
e. Balantidium
coli
4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam
spora dalam siklus hidupnya, bersifat parasit pada manusia atau hewan.
Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya
yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada
manusia dan hewan.Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus,
tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari
hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya
melalui permukaan tubuh.
§ Reproduksi
Sporozoa
Berkembang biak secara vegetatif di dalam tubuh
manusia dan generatif di dalam tubuh nyamuk, didalam tubuh nyamuk gametosit
yang terhisap nyamuk akan berubah jadi mikro dan makrogamet. Perkawinan antara
mikro dan makrogamet menghasilkan suatu zigot, zigot membentuk ookinet di dalam
usus nyamuk kemudian protoplasmanya berubah menjadi sporozoit-sporozoit, lalu
sporozoit itu menyebar didalam alat pencernan dan sampai di kelenjar ludah
nyamuk. Dan di dalam tubuh manusia sporozoit akan menyerang sel hati dan
kemudian menyerang eritrosit, setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang
maka sel darah merah itu berubah menjadi gametosit yang dapat terhisap oleh
nyamuk.
§ Contoh
Hewan Yang Termasuk Dalam Filum Sporozo
Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit
Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi
Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi
yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Contoh lainnya
adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax.
2.3 Peranan
Protozoa bagi kehidupan
a) Peran
menguntungkan :
1. Mengendalikan
populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya,
sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2. Sumber
makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton (zooplankton)
dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang,
kepiting, ikan, dll.
3. Indikator
minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber
minyak, gas, dan mineral.
4. Bahan
penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk
tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
b) Peran
Merugikan :
Protozoa menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-penyakit yang disebabkan
Protozoa antara lain :
1) Entamoeba
hitolytica;
hidup didalam usus halus manusia, penyebabpenyakit disentri.
2) Entamoeba
gingivalis;
hidup dirongga mulut, penyebab penyakit gingivitis.
3) Balantidium
coli;
hidup didalam usus tebal (Kolon) manusia, penyebabpenyakit diare (Balontidiosis).
4) Trypanosoma
gambiense dan Tryponosoma
rhodesiense, penyebab penyakit tidur pada manusia. Hospes perantaranya
adalah lalat tsetse (Glossina palpalis dan Glossina
morsitans.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protista mirip hewan atau juga
disebut Protozoa adalah organisme uniseluler (bersel satu ),eukariotik
(memiliki inti sel yang terbungkus oleh membran), tidak memiliki dinding sel,
heterotrof, dan pada umumnya dapat bergerak (motif). Protozoa dapat bergerak
dengan menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut
getar), atau flagela (bulu cambuk).
Protozoa hidup bebas di air tawar dan air laut
sebagai komponen biotik. Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa
bakteri, Protista lain, dan sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri,
Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi
secara aseksual dengan pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan
inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Sebagian Protozoa melakukan
reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan
inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut
konjugasi.
Protozoa
dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa berperan penting dalam
mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa dalah pemangsa bakteri. Di
perairan, Protozoa juga merupakan sumber makanan hewan air. Akan tetapi di sisi
lain Protozoa juga dapat menyebabkan penyakit baik bagi manusia ataupun bagi
hewan.
3.2 Saran
Adapun
saran kami sebagai untuk solusi terhadap permasalahan-permasalahan dalam
makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam tentang protista mirip hewan dan protozoa
sehingga materinya dapat di pahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
o Aryulina,
Diah, dkk. 2007. Biologi 1 untuk kelas X SMA dan Ma. Jakarta : Erlangga
· http://jadikecil.wordpress.com/about/karya-tulis-protista-mirip-hewan-protozoa/feed/
· http://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/protista/protista-mirip-hewan/feed/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar